BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penelitian secara umum diartikan sebagai
penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah. Secara umum,
penelitian bertujuan untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yang
signifikan, melalui prosedur-prosedur ilmiah. Sedangkan pendapat lain
mengatakan penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang
dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Setiap metode penelitian
pasti memiliki sebuah konsep dasar yang menjadi acuan selama proses penelitian.
Konsep-konsep dasar tersebut harus diketahui oleh seorang peneliti yang akan
melakukan penelitian agar nantinya tidak mengalami kesulitan selama proses
penelitian tersebut.
Begitu juga penelitian
kuantitatif, memilki beberapa konsep dasar yang harus diketahui. Oleh karena
itu, dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar dari penelitian
kuantitatif. Konsep-konsep dasar tersebut diantaranya yaitu konsep, konstruk,
proposisi dan teori.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan konsep dalam penelitian kuantitatif ?
2.
Apa yang dimaksud dengan konstruk dalam penelitian kuantitatif ?
3.
Apa yang dimaksud dengan proposisi dalam penelitian kuantitatif ?
4.
Apa yang dimaksud dengan teori dalam penelitian kuantitatif ?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui tentang konsep pada penelitian kuantitatif
2.
Untuk mengetahui tentang konstruk pada penelitian kuantitatif
3.
Untuk mengetahui tentang proposisi dalam penelitian kuantitatif
4.
Untuk mengetahui tentang teori dalam penelitian kuantitatif
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan objek
secara abstrak. Konsep yaitu nama yang dipergunakan untuk menunjuk gejala atau
sekelompok gejala dan mengklasifikasi penyerapan dan pengalaman. Menghubungkan
suatu nama dengan suatu benda atau pengalaman atau kejadian adalah langkah penting
untuk menganalisis dan memahami fenomena.
Konsep merupakan abstraksi dari sekelompok gejala dan memungkinkan
untuk membuat generalisasi dari gejala-gejala yang mempunyai ciri-ciri khusus
dan diberi nama tertentu. Dengan menyebut nama konsep itu, orang akan segera
bisa mengerti apa (sekelompok gejala) yang dimaksud, seperti nama kursi, buku,
kecerdasan, sahabat dan sebagainya.
Konsep dibedakan menjadi:
konsep yang observable, dimana ciri-cirinya langsung dapat diamati dengan indra
seperti: meja, kursi, gedung, asrama, manusia, binatang, dan sebagainya. Konsep
yang konstruk, dimana ciri-cirinya tidak dapat langsung diamati, karena konsep
tersebut menunjuk hakikat atau proses, tetapi eksistensinya dapat diamati
dengan tak langsung (dengan alat tertentu), seperti: sahabat, sosialisasi,
kecerdasan dan sebagainya.
Konsep bisa dianggap sebagai variabel, di mana dalam tiap konsep
mempunyai beberapa aspek yang menyususn konsep tersebut. Demikian juga dalam
menganalisisnya, bisa menghubungkan antara konsep yang satu dengan konsep yang
lain, sehingga membentuk proposisi. Dengan mengetahui proposisi, maka bisa
dikenali pola pikir yang digunakan, dengan begitu strategi penelitian dapat
ditemukan.[1]
Penentuan dan perincian konsep dalam sebuah penelitian dianggap
sangat penting agar persoalan-persoalan utamanya tidak menjadi kabur. Konsep
yang terpilih perlu ditegaskan, agar tidak terjadi salah pengertian mengenai
konsep tersebut. Tetapi perlu diperhatikan, karena konsep merupakan hal yang
abstrak, maka perlu diterjemahkan dalam kata-kata sedemikian rupa, sehingga
dapat diukur secara empiris.[2]
B.
Konstruk
Konstruk merupakan jenis konsep tertentu yang berada dalam
tingkatan abstraksi yang lebih tinggi dari konsep dan diciptakan untuk tujuan
teoritis tertentu. Konstruk dihasilkan oleh ilmuan secara sadar untuk
kepentingan ilmiah yang khas dan tertentu. Konstruk dapat diartikan sebagai
konsep yang telah dibatasi pengertiannya (unsur,ciri, dan sifatnya) sehingga
dapat diamati dan diukur.[3]
Menurut Kaplan, konstruk adalah suatu konsep, sesuatu yang kita
ciptakan. Suatu konstruk adalah suatu konsep yang memiliki tiga karakteristik
yang berbeda, yaitu:
·
Pertama, konstruk adalah suatu gagasan abstrak yang biasanya
terbagi ke dalam beberapa dimensi yang diwakili beberapa konsep tingkat rendah.
·
Kedua, karena sifatnya yang abstrak maka konstruk tidak dapat
diamati secara langsung.
·
Ketiga, suatu konstruk biasanya dirancang untuk tujuan riset khusus
sehingga makna konstruk yang paling tepat tergantung dengan konteks dimana
konstruk bersangkutan berbeda.
C.
Proposisi
Proposisi adalah suatu
pernyataan mengenai hubungan satu atau lebih konsep, khususnya hubungan antara variabel-variabel. Sebagai contoh, lihatlah
dua buah proposisi sebagai berikut:
·
Tingkat modernitas suami istri adalah salah satu faktor penentu
prilaku kontraseptif mereka.
·
Penerimaan kontrasepsi modern dipengaruhi oleh persepsi tentang
nilai ekonomis anak.
Kedua pernyataan di atas adalah proposisi. Proposisi
tersebut menghubungkan dua faktor yaitu faktor penyebab dan faktor lainnya.[4]
Dalam pernyataan-pernyataan seperti itu,
peneliti berada pada awal suatu usaha secara tentatif mencoba menjawab
pertanyaan “why”.
Untuk menjawab pertanyaan mengapa, diakui cukup
sulit, sebab suatu gejala sosial terjadi dengan sebab yang sangat komplek,
bukan hanya dari satu sebab, tetapi banyak sebab yang mungkin ikut campur.
Peneliti yang cermat, harus mampu lebih dahulu
mengidentifikasi sebab-sebab yang mungkin (possible causes), kemudian meneliti
sebab-sebab yang secara nyata menimbulkan akibat (real causes), yakni dengan
bukti empirik di lapangan dengan menggunakan seperangkat instrumen pengumpulan
data.
Setiap fenomena yang terjadi, adalah produk
dari suatu proses yang disebabkan oleh berbagai faktor sebab. Makna sebab
disini, bisa diartikan korelasi, pengaruh, rangsangan dan semacamnya.
Proposisi yang dirumuskan dengan jalan
menghubungkan dua atau lebih variabel atau konsep secara logis, sehingga dapat
dijadikan kesimpulan sementara untuk diuji kebenarannya disebut dengan hipotesis.
Ada dua tipe proposisi yaitu:
1.
Proposisi yang disebut aksioma, postulat, dalil atau hukum yaitu
proposisi yang sudah dianggap benar secara umum, sehingga tak perlu diteliti
lagi, digunakan untuk pedoman deduksi.
2.
Proposisi yang disebut teorem yaitu proposisi yang dibangun
berdasarkan aksioma, postulat atau dalil, yang kebenarannya masih harus
diteliti dan diuji dengan data empiris. Teorem paling banyak ditemukan dalam
penelitian sosial.
Dari menganalisis proposisi ini, peneliti akan
bisa mengenali pola fikir yang digunakan dari teori tersebut. Dari sinilah
peneliti akan bisa menentukan strategi penelitian yang akan digunakan.
Biasanya, kalau peneliti mengacu pada proposisi maka strategi yang dipilihnya
berkisar pada strategi korelasi, kausal, atau komparatif, sesuai dengan pola
pikir dari rumusan proposisi tersebut.
Bila proposisi mengatakan,
bahwa ada hubungan antara X dan Y, maka pola pikirnya adalah pola pikir
korelasi, maka strategi yang cocok dalam melakukan penelitian ialah strategi
korelasi, seterusnya desain penelitiannya juga desain korelasi.[5]
D.
Teori
Setiap penelitian selalu menggunakan teori. Kerlinger (1978)
mengemukakan bahwa teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi,
dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui
spesifikasi hubungan antar variabel sehingga dapat berguna untuk menjalaskan
dan meramalkan fenomena. Sedangkan menurut William Wiersma (1986) teori adalah generalisasi
atau kumpulan generalisasi yang dpat digunakan untuk menjelaskan berbagai
fenomena secara sistematik.
Selanjutnya sitirahayu haditono
(1999), menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia
lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada.
Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan
seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis.
Secara umum teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan (explanation),
meramalkan ( prediction) dan pengendalian ( control) suatu gejala.
Mengapa kalau besi kena panas memuai, dapat dijawab dengan teori yang berfungsi
menjelaskan. Kalau besidipanaskan sampai 75 derajat celsius berapa pemuaiannya,
dijawab denagn teori yang berfungsi meramalkan. Selanjutnya berapa jarak
sambungan rel kereta api yang paling sesuai dengan kondisi iklim indonesia
sehingga kereta api jalannya tidak terganggu karena sambungan dijawab dengan
teori yang berfungsi mengendalikan.
Kegunaan Teori dalam Penelitian
Semua penelitian bersifat ilmiah,
oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian
kuantitatif, teori yang diguakan harus sudah jelas, karena teori disini akan
berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk
merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrument
penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian
kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.
Dalam kaitannya dengan kegiatan
penelitian, maka fungsi teori yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam
ruang lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteliti. Fungsi teori yang
kedua ( prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta )adalah untuk merumuskan
hipotesis dan menyusun instrument penelitian, karena pada dasarnya hipotesis
itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi teori yang
ke tiga (kontrol) digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian sehingga
selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalamupaya pemecahan masalah.
Deskripsi Teori
Deskripsi
teori dalam suatu penelitian merupakan
uraian sistematis tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis
buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti.
Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan/dideskripsikan, akan tergantung
pada luasnya permasalahan dan secara teknis
tergantung pada jumlah variable yang diteliti. Bila dalam suatu
penelitian terdapat tiga variabel independen
dan satu dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada
empat kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan tiga variabel
independen dan satu dependen. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang
diteliti, maka akan semakin banyak teori yang perlu dikemukakan.
Deskripsi
teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang
diteliti, melalui pendefinisian,dan uraian yang lengkap dan mendalam dari
berbagai referensi, sehingga ruang lingkup , kedudukan dan prediksi terhadap
hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
Teori-
teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian dapat
digunakan sebagai indikator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti atau tidak.
Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan baik dari segi penelitian maupun kedudukan
dan hubungan antar variabel yang diteliti, menunjukkan bahwa peneliti tidak
menguasai teori dan konteks penelitian.
Hasil
penelitian yang relevan bukan berarti sama dengan yang akan di teliti,tetapi
masih dalam lingkup yang sama. Secara teknis, hasil penelitian yang relevan
dengan apa yang akan di teliti dapat di lihat dari ; permasalahan yang di
teliti, waktu penelitian, tempat penelitian, sampel penelitian,metode
penelitian,analisis, dan kesimpulan.misalnya peneliti yang terdahulu,melakukan
penelitian tentang tingkat penjualan jenis kendaraan bermotor di jawa timur
,dan peneliti berikutnya meneliti di jawa barat. Jadi hanya berbeda lokasi
saja. Peneliti yang kedua ini dapat mengggunakan referensi hasil penelitian
yang pertama.
Langkah-langkah untuk dapat melakukan
pendeskripsian teori adalah sebagi berikut:
1.
Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
2.
Cari sumber-sumber bacaan ( buku, kamus, ensiklopedia, journal
ilmiah, laporan penelitian, Skripsi, Tesisi, Disertasi) yang sebanyak-banyaknya
dan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.
3.
Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan
setiap variabel yang akan diteliti, ( untuk referensi yang berbentuk laporan
penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat
penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis, kesimpulan
dan saran yang diberikan).
4.
Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber
bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih
definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5.
Baca seluruh isi topik buku yang sesuai denagn variabel yang akan
diteliti, lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan dengan bahasa
sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
6.
Deskripsikan teori-teori
yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa
sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai landasan
untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.[6]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan objek
secara abstrak. Konsep dipergunakan untuk menunjuk gejala atau sekelompok
gejala dan mengklasifikasi penyerapan dan pengalaman.
2.
Konstruk merupakan jenis konsep tertentu yang berada dalam tingkatan
abstraksi yang lebih tinggi dari konsep dan diciptakan untuk tujuan teoritis
tertentu. Konstruk dapat diartikan sebagai konsep yang telah dibatasi
pengertiannya (unsur,ciri, dan sifatnya) sehingga dapat diamati dan diukur.
3.
Proposisi adalah satu pernyataan mengenai hubungan satu atau lebih
konsep, khususnya hubungan antara variabel-variabel. Proposisi yang dirumuskan
dengan jalan menghubungkan dua atau lebih variabel atau konsep secara logis,
sehingga dapat dijadikan kesimpulan sementara untuk diuji kebenarannya disebut
dengan hipotesis.
Ada dua tipe proposisi:
·
Proposisi yang disebut aksioma yaitu proposisi yang sudah dianggap
benar secara umum.
·
Proposisi yang disebut teorem yaitu proposisi yang dibangun
berdasarkan aksioma.
4.
Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat
konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis.
Dalam penelitian, teori memiliki tiga fungsi, yang pertama
digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk
variabel yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua adalah untuk merumuskan
hipotesis dan menyusun instrument penelitian, karena pada dasarnya hipotesis
itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. fungsi teori yang ke tiga
yaitu digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian sehingga selanjutnya
digunakan untuk memberikan saran dalamupaya pemecahan masalah.
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori dan
hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Deskripsi
teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang
diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Kasiram, Moh. 2010. Metodologi
Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Malang: UIN Maliki Press
Narbuko, Chalid. dan H.
Abu Achmadi. 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian.
Bogor: Ghalia Indonesia
Sugiyono. 2014. Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
https://idtesis.com
[1] Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian
Kuantitatif-Kualitatif (Malang: UIN Maliki Press, 2010), 224-225.
[2] Chalid Narbuko dan H. Abu Achmadi, Metodologi
Penelitian (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), 140-141
[3] https://idtesis.com
[5] Kasiram, Metodologi Penelitian
Kuantitatif, 221-223.
[6] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), 57-60
Tidak ada komentar:
Posting Komentar