Senin, 28 September 2015

Konsep,konstruk, proposisi,teori dalam penelitian kuantitatif



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Penelitian secara umum diartikan sebagai penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah. Secara umum, penelitian bertujuan untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yang signifikan, melalui prosedur-prosedur ilmiah. Sedangkan pendapat lain mengatakan penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Setiap metode penelitian pasti memiliki sebuah konsep dasar yang menjadi acuan selama proses penelitian. Konsep-konsep dasar tersebut harus diketahui oleh seorang peneliti yang akan melakukan penelitian agar nantinya tidak mengalami kesulitan selama proses penelitian tersebut.
Begitu juga penelitian kuantitatif, memilki beberapa konsep dasar yang harus diketahui. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar dari penelitian kuantitatif. Konsep-konsep dasar tersebut diantaranya yaitu konsep, konstruk, proposisi dan teori.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan konsep dalam penelitian kuantitatif ?
2.      Apa yang dimaksud dengan konstruk dalam penelitian kuantitatif ?
3.      Apa yang dimaksud dengan proposisi dalam penelitian kuantitatif ?
4.      Apa yang dimaksud dengan teori dalam penelitian kuantitatif ?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang konsep pada penelitian kuantitatif
2.      Untuk mengetahui tentang konstruk pada penelitian kuantitatif
3.      Untuk mengetahui tentang proposisi dalam penelitian kuantitatif
4.      Untuk mengetahui tentang teori dalam penelitian kuantitatif


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep
Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan objek secara abstrak. Konsep yaitu nama yang dipergunakan untuk menunjuk gejala atau sekelompok gejala dan mengklasifikasi penyerapan dan pengalaman. Menghubungkan suatu nama dengan suatu benda atau pengalaman atau kejadian adalah langkah penting untuk menganalisis dan memahami fenomena.
Konsep merupakan abstraksi dari sekelompok gejala dan memungkinkan untuk membuat generalisasi dari gejala-gejala yang mempunyai ciri-ciri khusus dan diberi nama tertentu. Dengan menyebut nama konsep itu, orang akan segera bisa mengerti apa (sekelompok gejala) yang dimaksud, seperti nama kursi, buku, kecerdasan, sahabat dan sebagainya.
Konsep  dibedakan menjadi: konsep yang observable, dimana ciri-cirinya langsung dapat diamati dengan indra seperti: meja, kursi, gedung, asrama, manusia, binatang, dan sebagainya. Konsep yang konstruk, dimana ciri-cirinya tidak dapat langsung diamati, karena konsep tersebut menunjuk hakikat atau proses, tetapi eksistensinya dapat diamati dengan tak langsung (dengan alat tertentu), seperti: sahabat, sosialisasi, kecerdasan dan sebagainya.
Konsep bisa dianggap sebagai variabel, di mana dalam tiap konsep mempunyai beberapa aspek yang menyususn konsep tersebut. Demikian juga dalam menganalisisnya, bisa menghubungkan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain, sehingga membentuk proposisi. Dengan mengetahui proposisi, maka bisa dikenali pola pikir yang digunakan, dengan begitu strategi penelitian dapat ditemukan.[1]
Penentuan dan perincian konsep dalam sebuah penelitian dianggap sangat penting agar persoalan-persoalan utamanya tidak menjadi kabur. Konsep yang terpilih perlu ditegaskan, agar tidak terjadi salah pengertian mengenai konsep tersebut. Tetapi perlu diperhatikan, karena konsep merupakan hal yang abstrak, maka perlu diterjemahkan dalam kata-kata sedemikian rupa, sehingga dapat diukur secara empiris.[2]
B.     Konstruk
Konstruk merupakan jenis konsep tertentu yang berada dalam tingkatan abstraksi yang lebih tinggi dari konsep dan diciptakan untuk tujuan teoritis tertentu. Konstruk dihasilkan oleh ilmuan secara sadar untuk kepentingan ilmiah yang khas dan tertentu. Konstruk dapat diartikan sebagai konsep yang telah dibatasi pengertiannya (unsur,ciri, dan sifatnya) sehingga dapat diamati dan diukur.[3]
Menurut Kaplan, konstruk adalah suatu konsep, sesuatu yang kita ciptakan. Suatu konstruk adalah suatu konsep yang memiliki tiga karakteristik yang berbeda, yaitu:
·         Pertama, konstruk adalah suatu gagasan abstrak yang biasanya terbagi ke dalam beberapa dimensi yang diwakili beberapa konsep tingkat rendah.
·         Kedua, karena sifatnya yang abstrak maka konstruk tidak dapat diamati secara langsung.
·         Ketiga, suatu konstruk biasanya dirancang untuk tujuan riset khusus sehingga makna konstruk yang paling tepat tergantung dengan konteks dimana konstruk bersangkutan berbeda.
C.    Proposisi
Proposisi adalah suatu pernyataan mengenai hubungan satu atau lebih konsep, khususnya hubungan antara variabel-variabel. Sebagai contoh, lihatlah dua buah proposisi sebagai berikut:
·         Tingkat modernitas suami istri adalah salah satu faktor penentu prilaku kontraseptif mereka.
·         Penerimaan kontrasepsi modern dipengaruhi oleh persepsi tentang nilai ekonomis anak.
Kedua pernyataan di atas adalah proposisi. Proposisi tersebut menghubungkan dua faktor yaitu faktor penyebab dan faktor lainnya.[4]
Dalam pernyataan-pernyataan seperti itu, peneliti berada pada awal suatu usaha secara tentatif mencoba menjawab pertanyaan “why”.
Untuk menjawab pertanyaan mengapa, diakui cukup sulit, sebab suatu gejala sosial terjadi dengan sebab yang sangat komplek, bukan hanya dari satu sebab, tetapi banyak sebab yang mungkin ikut campur.
Peneliti yang cermat, harus mampu lebih dahulu mengidentifikasi sebab-sebab yang mungkin (possible causes), kemudian meneliti sebab-sebab yang secara nyata menimbulkan akibat (real causes), yakni dengan bukti empirik di lapangan dengan menggunakan seperangkat instrumen pengumpulan data.
Setiap fenomena yang terjadi, adalah produk dari suatu proses yang disebabkan oleh berbagai faktor sebab. Makna sebab disini, bisa diartikan korelasi, pengaruh, rangsangan dan semacamnya.
Proposisi yang dirumuskan dengan jalan menghubungkan dua atau lebih variabel atau konsep secara logis, sehingga dapat dijadikan kesimpulan sementara untuk diuji kebenarannya disebut dengan hipotesis.
Ada dua tipe proposisi yaitu:
1.      Proposisi yang disebut aksioma, postulat, dalil atau hukum yaitu proposisi yang sudah dianggap benar secara umum, sehingga tak perlu diteliti lagi, digunakan untuk pedoman deduksi.
2.      Proposisi yang disebut teorem yaitu proposisi yang dibangun berdasarkan aksioma, postulat atau dalil, yang kebenarannya masih harus diteliti dan diuji dengan data empiris. Teorem paling banyak ditemukan dalam penelitian sosial.
Dari menganalisis proposisi ini, peneliti akan bisa mengenali pola fikir yang digunakan dari teori tersebut. Dari sinilah peneliti akan bisa menentukan strategi penelitian yang akan digunakan. Biasanya, kalau peneliti mengacu pada proposisi maka strategi yang dipilihnya berkisar pada strategi korelasi, kausal, atau komparatif, sesuai dengan pola pikir dari rumusan proposisi tersebut.
Bila proposisi mengatakan, bahwa ada hubungan antara X dan Y, maka pola pikirnya adalah pola pikir korelasi, maka strategi yang cocok dalam melakukan penelitian ialah strategi korelasi, seterusnya desain penelitiannya juga desain korelasi.[5]
D.    Teori
Setiap penelitian selalu menggunakan teori. Kerlinger (1978) mengemukakan bahwa teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel sehingga dapat berguna untuk menjalaskan dan meramalkan fenomena. Sedangkan menurut William Wiersma (1986) teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dpat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik.
            Selanjutnya sitirahayu haditono (1999), menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada.
Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Secara umum teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan ( prediction) dan pengendalian ( control) suatu gejala. Mengapa kalau besi kena panas memuai, dapat dijawab dengan teori yang berfungsi menjelaskan. Kalau besidipanaskan sampai 75 derajat celsius berapa pemuaiannya, dijawab denagn teori yang berfungsi meramalkan. Selanjutnya berapa jarak sambungan rel kereta api yang paling sesuai dengan kondisi iklim indonesia sehingga kereta api jalannya tidak terganggu karena sambungan dijawab dengan teori yang berfungsi mengendalikan.
Kegunaan Teori dalam Penelitian
            Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang diguakan harus sudah jelas, karena teori disini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrument penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.
            Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua ( prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta )adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrument penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi teori yang ke tiga (kontrol) digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalamupaya pemecahan masalah.
Deskripsi Teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitian  merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan/dideskripsikan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis  tergantung pada jumlah variable yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen  dan satu dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan tiga variabel independen dan satu dependen. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak teori yang perlu dikemukakan.
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian,dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup , kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
Teori- teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian dapat digunakan sebagai indikator apakah peneliti menguasai teori  dan konteks yang diteliti atau tidak. Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan  baik dari segi penelitian maupun kedudukan dan hubungan antar variabel yang diteliti, menunjukkan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan konteks penelitian.
Hasil penelitian yang relevan bukan berarti sama dengan yang akan di teliti,tetapi masih dalam lingkup yang sama. Secara teknis, hasil penelitian yang relevan dengan apa yang akan di teliti dapat di lihat dari ; permasalahan yang di teliti, waktu penelitian, tempat penelitian, sampel penelitian,metode penelitian,analisis, dan kesimpulan.misalnya peneliti yang terdahulu,melakukan penelitian tentang tingkat penjualan jenis kendaraan bermotor di jawa timur ,dan peneliti berikutnya meneliti di jawa barat. Jadi hanya berbeda lokasi saja. Peneliti yang kedua ini dapat mengggunakan referensi hasil penelitian yang pertama.
 Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagi berikut:
1.      Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
2.      Cari sumber-sumber bacaan ( buku, kamus, ensiklopedia, journal ilmiah, laporan penelitian, Skripsi, Tesisi, Disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.
3.      Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti, ( untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan).
4.      Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5.      Baca seluruh isi topik buku yang sesuai denagn variabel yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
6.      Deskripsikan  teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.[6]


















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan objek secara abstrak. Konsep dipergunakan untuk menunjuk gejala atau sekelompok gejala dan mengklasifikasi penyerapan dan pengalaman.
2.      Konstruk merupakan jenis konsep tertentu yang berada dalam tingkatan abstraksi yang lebih tinggi dari konsep dan diciptakan untuk tujuan teoritis tertentu. Konstruk dapat diartikan sebagai konsep yang telah dibatasi pengertiannya (unsur,ciri, dan sifatnya) sehingga dapat diamati dan diukur.
3.      Proposisi adalah satu pernyataan mengenai hubungan satu atau lebih konsep, khususnya hubungan antara variabel-variabel. Proposisi yang dirumuskan dengan jalan menghubungkan dua atau lebih variabel atau konsep secara logis, sehingga dapat dijadikan kesimpulan sementara untuk diuji kebenarannya disebut dengan hipotesis.
Ada dua tipe proposisi:
·         Proposisi yang disebut aksioma yaitu proposisi yang sudah dianggap benar secara umum.
·         Proposisi yang disebut teorem yaitu proposisi yang dibangun berdasarkan aksioma.
4.      Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis.
Dalam penelitian, teori memiliki tiga fungsi, yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrument penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. fungsi teori yang ke tiga yaitu digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalamupaya pemecahan masalah.
Deskripsi teori dalam suatu penelitian  merupakan uraian sistematis tentang teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti.























DAFTAR PUSTAKA

Kasiram, Moh. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Malang: UIN Maliki Press        
Narbuko, Chalid. dan H. Abu Achmadi. 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
https://idtesis.com



[1] Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif (Malang: UIN Maliki Press, 2010), 224-225.
[2] Chalid Narbuko dan H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), 140-141
[3] https://idtesis.com
[4] Moh.Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 18

[5] Kasiram, Metodologi Penelitian Kuantitatif, 221-223.
[6] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), 57-60

Tidak ada komentar:

Posting Komentar