BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap kegiatan belajar mengajar tentu mempunyai tujuan yang akan
dicapai, untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar mengajar digunakan
kurikulum. Didalam Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP), tujuan
pendidikan dirumuskan dalam bentuk kompetensi. Kompetensi merupakan perpaduan
antara pengetahuan, ketrampilan, nilai serta sikap yang direfleksikan dalam
bentuk kebiasaan dalam berfikir dan bertindak.
Dalam setiap pembelajaran terdiri atas beberapa kompetensi yang harus
terpenuhi dan setiap kompetensi terdapat beberapa aspek sebagai tujuan yang
ingin dicapai. Diantaranya pengetahuan (knowledge) dimana pengetahuan
merupakan kemampuan dalam bidang kognitif, pemahaman (understanding)
yang merupakan kedlman pengethuan yang dimiliki oleh setiap individu, kemahiran
(skill) yakni kemampuan individu untuk melaksanakan secara praktik
tentang tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya, nilai (value) merupakan
norma-norma yang dianggap baik oleh setiap individu, serta sikap yang merupakan
pandangan individu terhadap sesuatu.
Dalam pengembangan bahan ajar terdapat beberapa aspek yang perlu
diperhatikan, salah satunya akan dibahas dalam makalah ini yaitu penulisan
indikator pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana penegasan istilah TIU, TIK, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
dan Indikator Pembelajaran?
2.
Bagaimana taksonomi tujuan instruksional menurut Bloom?
3.
Bagaimana revisi tujuan istruksional menurut Anderson dan Krathwohl?
4.
Bagaimana perumusaan indikator pembelajaran?
5.
Bagaimana hubungan indikator pembelajaran dengan materi pembelajaran?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui penegasan istilah TIU, TIK, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
dan Indikator Pembelajaran.
2.
Mengetahui taksonomi tujuan instruksional menurut Bloom.
3.
Mengetahui revisi tujuan istruksional menurut Anderson dan Krathwohl?
4.
Mengetahui perumusaan indikator pembelajaran.
5.
Mengetahui hubungan indikator pembelajaran dengan materi pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penegasan
Istilah TIU, TIK, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Dan Indikator Pembelajaran
Dalam desain
pembelajaran, dibedakan antara tujuan pembelajaran umum atau di sebut tujuan
intional umum (TIU) dengan tujuan intruksional khusus (TIK). Dalam KTSP, tujuan
pembelajaran dinyatakan secara tersirat dalam standart kompetensi (SK),
kompetensi dasar (KD), dan indikator pembelajaran.
Tujuan intitusional adalah tujuan
yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Tujuan institusional sebagai
kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau
dapat menyelesaikan program disuatu lembaga pendidikan tertentu.
Tujuan kurikuler (standar
kompetensi mata pelajaran) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang
studi atau mata pelajaran.
Standar kompetensi mata pelajaran
adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai
setelah siswa mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan
tertentu pula.
Kompetensi dasar adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus dicapai oleh siswa
untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah
ditetapkan. Oleh karena itulah maka kompetensi dasar merupakan penjabaran dari
standar kompetensi.
Pengertian indicator kompetensi
yang diberikan oleh PERMENDIKNAS RI No. 41 Tahun 2007 adalah perilaku yang
dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi
dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
pencapaian kompetensi (tujuan
intruksional khusus) dikembangkan dari kompetensi dasar dengan menggunakan kata
kerja yang operasional dan cakupan materinya terbatas. Setiap kompetensi dasar
dapat dijabarkan menjadi tiga atau lebih indiator tergantung pada kompleksitas
dan ruang lingkup kompetensi dasar. Hal yang perlu diingat adalah tingkat kata
kerja dalam kompetensi dasar lebih rendah atau maksimal sama dengan tingkat
kata kerja dalam standar kompetensi. Tingkat kata kerja dalam indicator lebih
rendah atau maksimal sama dengan tingkat kata kerja dalam kompeensi dasar.
Sebagai contoh: kompetensi dasarnya adalah menganalisis penyebab peristiwa alam
yang terjadi di Indonesia. Kata kerja dalam kompetensi dasar ini adalah
menganalisis yang berada pada posisi C4 (analisis), maka kata kerja yang ada di
indicator adalah kata kerja yang berada di C4 juga atau berada lebih rendah
dari C4.
B.
Taksonomi
Tujuan Instruksional Menurut Bloom
Penentuan TIU (kompetensi dasar)
sangat menentukan terhadap pelaksanaan metode pembelajaran, media pembelajaran,
materi pembelajaran, dan strategi pembelajaran. TIU/KD dimaksudkan sebagai
pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dicapai oleh siswa untuk
menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah
ditetapkan. TIU dapat berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam hal
ini, Bloom membagi TIU kedalam tiga kawasan yaitu kawasan kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Dalam pendidikan, tujuan
mengindikasikan apa yang guru harapkan dari siswa untuk dipelajari. Tujuan
memiliki peran penting dalam pembelajaran karena guru selalu mengajar untuk
beberapa tujuan, terutama untuk memudahkan belajar siswa. Pengajaran adalah
sebuah tindakan yang disengaja dan beralasan. Pengajaran adalah disengaja
karena guru selalu mengajar dengan beberapa tujuan terutama untuk memudahkan
siswa dalam belajar. Pengajaran adalah beralasan karena apa yang guru ajarkan
ke siswa dinilai olehnya agar menjadi bermakna.
Bloom (1977) membagi tujuan
intruksional menjadi tiga kawasan. Pertama, domain atau kawasan kognitif adalah
tujuan pembelajaran yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau
kemampuan berfikir seperti kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan
masalah. Domain kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan yaitu
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Domain afektif berkenaan dengan
sikap, nilai-nilai dan apresiasi. Domain afektif memiliki tingkatan yaitu
penerimaan, respons, dan menghargai.
Domain psikomotorik adalah tujuan
yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan seseorang. Ada lima tingkatan
yang termasuk kedalam tingkatan ini pada akhirnya yaitu keterampilan meniru,
menggunakan, ketepatan, merangkaikan, dan keterampilan naturalisasi.
Ranah Kognitif
Jenis perilaku
|
Kemampuan internal
|
Kata kerja operasional
|
Pengetahuan (C1)
|
Mengetahui…
Misalnya:
Istilah
Fakta
Aturan
Metode
|
Mengidentifikasikan
Menyebutkan
Menunjukkan
Memberi nama pada…
Memberi definisi
Menyatakan
|
Pemahaman (C2)
|
Menerjemahkan
Menafsirkan
Memperkirakan
Menetukan…..
Missal: metode
prosedur
Memahami…..
Missal:
konsep
Kaidah
Prinsip
Kaitan antara
Fakta
Menginterpretasikan…..
Missal: table
grafik
bagan
|
Menjelaskan
Menguraikan
Merumuskan
Merangkum
Mengubah
Memberi contoh
Menyimpulkan
Memperkirakan
Menerangkan
Menarik kesimpulan
Meringkas
Mengembangkan
Membuktikan
Dll
|
Penerapan (C3)
|
Memecahkan masalah
Membuat bagan atau grafik
Menggunakan…..
Misal: metode
Prosedur
Konsep
Kaidah
Prinsip
|
Mendemonstrasikan
Menghitung
Menghubungkan
Melakukan
Membuktikan
Menghasilkan
Meragakan
Melengkapi
Menyesuaikan
Menemukan
Dll
|
Analisis (C4)
|
Mengenali kesalahan
Membedakan…..
Misal: fakta-fakta
Menganalisis ……..
Missal: struktur
Bagian
Hubungan
|
Memisahkan
Menyeleksi
Memilih
Membandingkan
Mempertentangkan
Menguraikan
Membagi
Membuat diagram
Menganalisis
Memilah-memilih
Menerima pendapat
Dll
|
Sintesis (C5)
|
Menghasilkan
Misalnya: klasifikasi
Karangan
Teori
Menyusun….
Misalnya: laporan
Rencana
Skema
Program
Proposal
|
Mengkategorikan
Mengkombinasikan
Mengarang
Merancang
Menciptakan
Menyusun kembali
Merangkaikan
Mentimpulkan
Dll
|
Evaluasi (C6)
|
Menilai berdasarkan
Norma internal……
Misalnya: hasil karya
Mutu karangan ,dll
|
Memperbandingkan
Menyimpulkan
Mengkritik
Menilai
Mengevaluasi
Memberi saran
Memberi argumentasi
Menafsirkan
Memutuskan
Dll
|
Ranah Afektif
Jenis prilaku
|
Kemampuan internal
|
Kata kerja operasional
|
Pengenalan
|
Menunjukkan ……..
Misalnya: kesadaran
Kemauan
Perhatian
Mengakui….
Misalnya: perbedaan
Kepentingan
|
Menanyakan
Memilih
Mengikuti
Menjawab
Melanjutkan
Memberi
Menyatakan
Menempatkan
Dll
|
Pemberian respon
|
Mematuhi
Misalnya: peraturan
Tuntutan
Perintah
Berperan aktif…..
Misalnya:
-Dilaboratorium
-Dalam diskusi
-Dalam kelompok
-Dalam organisasi
-Dalam kegiatan
|
Melaksanakan
Membantu
Menawarkan diri
Menyambut
Menolong
Mendatangi
Melaporkan
Menyumbangkan
Menyesuaikan diri
Berlatih
Menampilkan
Mempraktikkan
Dll
|
Penghargaan nilai-nilai
|
Menerima suatu nilai
Menyukai
Menyepakati
Menghargai…..
Misalnya:
-Karya seni
-Sumbangan ilmu
-Pendapat
-Gagasan dan saran
|
Menunjukkan
Melaksanakan
Mengikuti
Memilih
Ikut serta
Menggabungkan diri
Mengundang
Mengusulkan
Membela
Menuntun
Membimbing
Membenarkan
Menolak
Mengajak
Dll
|
Pengorganisasian
|
Membentuk system nilai
Menangkap relasi antara nilai
Bertanggung jawab
Mengintegrasikan nilai
|
Merumuskan
Berpegang pada
Mengintergrasikan
Menghubungkan
Mengaitkan
Menyusun
Mengubah
Melengkapi
Menyempurnakan
Menyesuaikan
Menyamakan
Mengatur
Memperbandingkan
Merangkai
Dll
|
Pengalaman (kebiasaan)
|
Menunjukkan…….
Misalnya:
-Kepercayaan diri
-Kesadaran moral
Mempertimbangkan
Melibatkan diri
|
Bertindak
Menyatakan
Memperlihatkan
Melayani
Membuktikan
Menunjukkan
Bertahan
Mempertimbangkan
Mempersoalkan
Dll
|
Ranah psikomotorik
Jenis prilaku
|
Kemampuan internal
|
Kata kerja operasional
|
Peniruan
|
Menafsirkan rangsangan (stimulus)
Kepekaan terhadap
Rangsangan
|
Memilih
Membedakan
Mempersiapkan
Menirukan
Menunjukkan
|
Penggunaan
|
Menyiapkan diri secara fisik
|
Memulai
Mengawali
Bereaksi
Mempersiapkan
Memprakarsai
Menanggapi
Mempertunjukkan
Menggunakan
Menerapkan
Dll
|
Ketepatan
|
Berkonsentrasi untuk menghasilakn ketepatan
|
Mempraktikkan
Memainkan
Mengerjakan
Membuat
Mencoba
Memposisikan
Dll
|
Perangkaian
|
Merangkaikan berbagai
keterampilan. Bekerja berdasarkan pola
|
Memasang
Membongkar
Merangkaikan
Menggabungkan
Mempolakan
Dll
|
Naturalisasi
|
Menghasilkan karya cipta
Melakukan sesuatu dengan ketepatan tinggi
|
Membangun
Membuat
Mencipta
Menghasilkan karya
Mengoperasikan
Melakukan
Melaksanakan
Mengerjakan
Menggunakan
Mengoperasikan
Memainkan
Mengatasi
Menyelesaikan dll
|
Catatan:
Kata kerja operasional di atas baru sebagian
dari jumlah kata kerja operasional yang ada
Penggunaan kata kerja yang sama pada
jenjang yang berbeda harus dibadakan pada tingkat kesulitannya. Missal, ada
sebuah tujuan intruksional umum yaitu “peserta didik akan dapat menjelaskan
pengertian computer “akan memiliki tingkat kesulitan yang berbeda jika tujuan
intruksional umumnya seperti “peserta didik akan dapat menjelaskan keterkaitan
komponen-komponen yang ada di computer”. Meskipun kedua tujuan intruksional
umum itu memiliki kata kerja operasional yang sama yaitu menjelaskan tetapi
tingkat kesulitannya berbeda. Pada tujuan intruksional pertama, peserta didik
hanya diminta untuk menjelaskan pengertian saja, tetapi di tujuan intruksional
kedua, peserta didik diminta mengkaitkan yang kemampuannya lebh tinggi tidak
hanya level C2 tetapi mengarah pada level C3.
Pada level sekolah, biasanya telah
diberikan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari Kementrian Pendidikan
dan kebudayaan sehingga para guru tidak perlu lagi merumuskan tujuan
intruksional umum. Akan tetapi TIU tetap boleh dibuat sendiri oleg guru untuk
kepentingan pengembangan pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kompetensi
dan kebutuhan siswa. [1]
C.
Revisi Tujuan Instruksional Menurut Anderson Dan Krathwohl
Didalam
perkembangannya, kawasan pembelajaran pembelajaran menurut Bloom mendapat
revisi dari Anderson et al. Namun, bukan berarti hadirnya revisi ini
meninggalkan taksonomi Bloom. Karena tetap saja, banyak pakar pendidikan maupun
pendidik masih tetap menggynakan taksonomi Bloom. Hal ini dikarenakan belom ada
bantahan atau sanggahan yang dibuktikan secara empiris bahwa taksonomi Bloom
sudah tidak lagi sesuai untuk pembelajaran.
Salah seorang
murid Bloom yg bernama Lorin W. Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun
1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama revisi
taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari
kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara
hierarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif,
kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja.
Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Anderson
memasukkan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada.
Perbedaan
antara taksonomi Bloom dengan revisi terhadap taksonomi Blom dari Kratwohl dan
Anderson yaitu berada pada jumlah dimensi. Taksonomi Bloom hanya mempunyai satu
dimensi, sedangkan taksonomi revisi memiliki dua dimensi yaitu proses kognitif
dan pengetahuan. Interelasi antara keduanya disebut tabel taksonomi. Dimensi
proses kognitif berisikan enam kategori yaitu mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Sedangkan dimensi
pengetahuan adalah faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.
D.
Perumusan
Indikator Pembelajaran
Indikator merupakan penanda
pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat
diukur untuk mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan
sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Kriteria indikator:
1.
Sesuai tingkat perkembangan
berpikir siswa
2.
Memperhatikan aspek manfaat dalam
kehidupan sehari-hari
3.
Harus dapat menunjukkan pencapaian
hasil belajar siswa secara utuh (kognitif, afektif, dan psikomotorik)
4.
Memperhatikan sumber-sumber belajar
yang relevan
5.
Dapat diukur / dapat dikuantifikasi
6.
Memperhatikan ketercapaian standar
lulusan secara nasional
7.
Menggunakan kata kerja operasional
Berikut ini disajikan[2]
E. Hubungan Indikator
Pembelajaran Dengan Materi Pelajaran
Hubungan
indikator pembelajaran dengan materi pelajaran dijelaskan dalam manfaat
pembuatan tujuan instruksional khusus sebagai berikut :
1. Waktu mengajar dapat
dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat.
2. Pokok bahasan dapat
dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas terlalu
mendalam atau terlalu sedikit.
3. Pendidik dapat menetapkan
berapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya disajikan dalam setiap
jam pelajaran.
4. Pendidik dapat menetapkan
urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat. Artinya, peletakan
masing-masing materi pelajaran akan memudahkan peserta didik dalam mempelajari
isi pelajaran.
5. Pendidik dapat dengan
mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar pembelajaran yang paling sesuai dan menarik.
6. Pendidik dapat dengan
mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupun bahan dalam keperluan
belajar.
7. Pendidik dapat dengan
mudah mengukur keberhasilan peserta didik dalam belajar.
8. Pendidik dapat menjamin
bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar tanpa
tujuan yang jelas. (Uno, 2009: 34.)
BAB III
KESIMPULAN
a. Dalam desain
pembelajaran, dibedakan antara tujuan pembelajaran umum atau di sebut tujuan
intional umum (TIU) dengan tujuan intruksional khusus (TIK). Dalam KTSP, tujuan
pembelajaran dinyatakan secara tersirat dalam standart kompetensi (SK),
kompetensi dasar (KD), dan indikator pembelajaran.
b. Bloom membagi tujuan
intruksional menjadi 3 kawasan / ranah. Pertama, kawasan kognitif, yang dibagi
menjadi enam tingkatan. Kedua, kawasan afektif yang berkenaan dengan sikap,
nilai-nilai dan apresiasi. Ketiga, kawasan psikomotorik, yang berhubungan
dengan kemampuan ketrampilan seseorang.
c. Perbedaan antara taksonomi Bloom dengan revisi
terhadap taksonomi Blom dari Kratwohl dan Anderson yaitu berada pada jumlah
dimensi. Taksonomi Bloom hanya mempunyai satu dimensi, sedangkan taksonomi
revisi memiliki dua dimensi yaitu proses kognitif dan pengetahuan. Interelasi
antara keduanya disebut tabel taksonomi.
d. Indikator dikembangkan
sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,
potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja operasioanl yang terukur dan /
dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat
penilaian.
e. Hubungan indikator
pembelajaran dengan materi pelajaran dijelaskan dalam manfaat pembuatan tujuan
intruksional khusus.
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, ika.
2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang: Akademia
Permata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar