BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, yang mana didalamnya
mencakup beberapa hal diantaranya adalah: perencanaan, penerapan dan evaluasi.
Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung
dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang,
seperti: di dalam mengembangkan sebuah kurikulum juga harus menganut
beberapa prinsip dan melakukan pendekatan terlebih dahulu, sehingga di dalam
penerapannya sebuah kurikulum dapat mencapai sebuah tujuan seperti yang di
harapkan. Dan mengenai prinsip-prinsip pengembangan kurikulum akan kami
jelaskan selengkapnya dalam pembahasan.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apakah prinsip-prinsip pengembangan kurikulum?
2.
Apakah perkembangan kurikulum?
3.
Apakah faktor-faktor
yang mempengaruhi pengembangan
kurikulum?
1.3
Tujuan
1.
Mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
2.
Mengetahui perkembangan kurikulum.
3.
Mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi pengembangan
kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip-Prinsip
Pengembangan Kurikulum
Kurikulum
merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang
disediakan bagi siswa disekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat,
nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para
ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan,
pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Rancangan ni disusun dengan
maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan
perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri,
keluarga, maupun masyarakat.
Kelas merupakan tempat untuk
melaksanakan dan menguji kurikulum. Disana semua konsep, prinsip, nilai,
pengetahuan, metode, alat, dan kemampuan guru diuji dalam bentuk perbuatan,
yang akan mewujudkan bentuk kurikulum yang nyatadan hidup. Perwujudan konsep,
prinsip, dan aspek-aspek kurikulum tersebut seluruhnya terletak pada guru. Oleh
karena itu gurulah pemegang kunci pelaksanaan dan keberhasilan kurikulum.Dialah
sebenarnya perencana, pelaksana, penilai, dan pengembang kurikulum
sesungguhnya.Suatu kurikulum diharapkan memberikan landasan, isi, dan menjadi
pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan tuntutan
dan tantangan perkembangan masyarakat.
1.
Prinsip-prinsip umum
Ada
beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum.Pertama, prinsip relevansi.
Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevan ke
luar dan relevansi didalam kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar maksudnya
tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan
dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Kurikulum menyiapkan
siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat. Apa yang tertuang dalam
kurikulum hendaknya mempersiapkan siswa untuk tugas tersebut. Kurikulum bukan
hanya menyiapkan anak untuk kehidupannya sekarang tetapi juga yang akan datang.
Kurikulum juga harus memiliki relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian atau
konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi,
proses penyampaian, dan penilaian. Relevansi internal ini menunjukkan suatau
keterpaduan kurikulum.
Prinsip
kedua adalah fleksibilitas, kurikulum hendaknya memilih sifat lentur
atau fleksibel. Kurikulum mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang
akan datang, di sisni dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar
belakang dan kemampuan yang berbeda. Suatu kurikulum yang baik adalah kurikulum
yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan
terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun
kemampuan, dan latar belakang anak.
Prinsip
ketiga adalah kontinuitas yaitu
kesinambungan. Perkembangan dan proses-proses belajar anak berlangsung secara
berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-henti. Oleh karena itu
pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya
berkesinambungan antara satu tingkat kelas,dengan kelas lainnya, antara satu
jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang pendidikan
dengan pekerjaan. Pengembangan kurikulum perlu dilakukan serempak bersama-sama,
perlu selalu ada komunikasi dan kerja sama anatara pengembang kurikulum sekolah
dasar dengan SMTP, SMTA, dan Perguruan Tinggi.
Prinsip
keempat adalah praktis, mudah
dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. Prinsip
ini juga disebut efisiensi. Betapapun bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau
menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang sangat khusus dan mahal pula
biayanya., maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan.
Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan,
baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia.Kurikulum bukan hanya
harus ideal tetapi juga praktis.
Prinsip kelima adalah efektifitas,
Walaupun kurikulum tersebut harus murah, sederhana, dan murah tetapi
keberhasilannya tetap harus diperhatikan.Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini
baik secara kuantitas maupun kualitas.Pengembangan suatu kurikulum tidak dapat
dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan.Perencenaan
dibidang pendidikan juga merupakan juga bagian yang dijabarkan dari
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dibidang pendidikan. Keberhasilan
kurikulum akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
Kurikulum pada dasarnya berintikan empat aspek utama
yaitu: tujuan-tujuan pendidikan, isi pendidikan, pengalaman belajar, dan
penilaian.
Interelasi
antara keempat aspek tersebut serta antara aspek-aspek tersebut dengan kebijaksanaan
pendidikan perlu selalu mendapat perhatian dalam pengembangan kurikulum.
2.
Prinsip-prinsip khusus
Ada
beberapa prinsip yang lebih khusus dalam
pengembangan kurikulum. Prinsip-prinsip ini berkenaan dengan penyusunan tujuan,
isi, pengalaman belajar, dan penelitian.
Prinsip
berkenaan dengan tujian belajar
Tujuan menjadi
pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan.Perumusan komponen-komponen
kurikulum hendaknya hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan
mencakup tujuan yang bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah, dan
jangka pendek (tujuan khusus), Perumusan pendidkan besumber pada:
1. Ketentuan dan
kebijaksanaan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen-dokumen lembaga
negara mengenai tujuan, dan strategi pembangunan termasuk di dalamnya
pendidikan;
2. Surfey mengenai
persepsi orang tua/ masyrakat tentang kebutuhan mereka yang dikirimkan melalui
angket-angket atau wawancara dengan mereka;
3. Surfey tentang
pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun melalui angket,
wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa;
4. Surfey tentang
manpower;
5. Pengalaman
negara-negara yang lain dalam masalah yang sama;
6. Penelitian
Prinsip berkenaan dengan pemilihan
isi pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan
para perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal.
1.
Perlu penjabaran tujuan pendidikan atau pengajran ke dalam bentuk
perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu perbedaan
hasil belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar;
2.
Isi bahan pelajaran harus meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan;
3.
Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan
sistematis. Ketiga ranah belajar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan
diberikan secara simultan dalam urutan situasi belajar. Untuk hal tersebut
diperlukan buku pedoman guru yang memberikan penjelasan tentang organisasi
bahan dan alat pengajaran secara lebih mendetail.
Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Apakah metode / teknik belajar mengajar yang digunakan cocok untuk
mengajarkan bahan pelajaran ?
2.
Apakah metode / tekniktersebut memberikan kegiatan yang bervariasi
sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa ?
3.
Apakah metode / teknik tersebut membrikan urutan kegiatan yang
bertingkat-tingkat ?
4.
Apakah metode / teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk
mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor ?
5.
Apakah metode / teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau
mengaktifkan guru atau kedua-keduanya ?
6.
Apakah metode / teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan
baru?
7.
Apakah metode / teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan
belajar disekolah dan dirumah, juga mendorong penggunaan sumber yang ada
dirumah dan di masyarakat ?
8.
Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang
menekankan “learning by doing” di samping “learning by seeing and knowing”.
Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar-mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan
media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat
1.
Alat / media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah
tersedia? Bila alat tersebut tidak ada apa penggantinya?
2.
Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan:
bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiayaannya, waktu pembuatan?
3.
Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam
bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain?
4.
Bagaimana mengintegrasikan dalam kesuluruhan kegiatan belajar?
5.
Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media
Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilain
Penilaian merupakan bagian integral dalam pengajaran:
1.
Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
Rumuskan
tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah-ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.Uraikan kedalam bentuk tingkah-tingkah laku murid yang dapat
diamati.Hubungkan dengan pelajaran.Tuliskan butir-butir test.
2.
Dalam merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan beberapa
hal;
Bagaimana
kelas, usia dan tingkat kemampuan kelompok yang akan di test?
Berapa lama
waktu yang digunakan untuk pelaksanaan test ?
Berapa banyak
butir test yang perlu disusun ?
Apakah tes
tersebut diadministrasikan oleh guru atau murid ?
3.
Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
Nomor apa yang
digunakan dalam pengolahan hasil test ?
Apakah
digunakan formula quessing ?
Bagaimana
pengubahan skor kedalam skor masak ?
Skor standar
apa yang harus digunakan ?
Untuk apakah
hasil-hasil test digunakan ?
2.2 Pengembangan
Kurikulum
Dalam
mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut berpartisipasi, yaitu :
administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu
pengetahuan, guru-guru, dan orang tua murid serta tokoh-tokoh masyarakat. Dari
pihak-pihak tersebut yang secara terus menerus turut terlibat dalam
pengembangan kurikulum adalah: admistrator, guru, dan orang tua.
1.
Peranan para administrator pendidikan
Para
administrator pendidikan ini terdiri atas: direktur bidang pendidikan, pusat
pengembangan kurikulum, kepala kantor wilayah, kepala kantor kabupaten dan
kecamatan serta kepala sekolah. Peranan para administrator di tingkat pusat
(drektur dan kepala pusat) dalam pengembangan kurikulum adalah menyusun
dasar-dasar hukum, menyusun kerangka dasar dan program inti kurikulum. Kerangka
dasar dan program inti tersebut akan menetukan course yang dituntut.
Administrator
tingkat pusat bekerja sama dengan para ahli pendidikan dan ahli bidang studi di
perguruan tinggi serta meminta persetujuannya terutama dalam penyusunan
kurikulum sekolah. Atas kerangka dasar dan program inti tersebur para
administrator daerah (kepala kantor wilayah) dan administrator local (kabupaten,
kecamatan dan kepala sekolah) mengembangkan kurikulum sekolahbagi daerahnya
yang sesuai dengan kebutuhan daerah. Para kepala sekolah mempunyai wewenang
dalam membuat operasoanalisasi sistem pendidikan pada masing-masing
sekolah.Para kepala sekolah ini sesungguhnya yang secara terus-menerus terlibat
dalam pengembangan dan implementasi kurikulum, memberikan bimbingan dan
drorongan pada gru-guru. Walaupun guru dapat mengembangbangkan kurikulum
sendiri,tetapi dalam pelaksanaannya sering harus didorong dan di bantu oleh
para administrator. Administrator lokal harus bekerja sama dengan kepala
sekolah dan guru dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, mengkomunikasikan sistem pendidikan kepada masyarakat, serta
mendorong pelaksasanaan kurikulum oleh guru-guru dikelas. Peranan kepala
sekolah lebih banyak berkenaan dengan implementasi kurikulum di
sekolahnya.Kepala sekolah juga mempunyai peranan kunci dalam menciptakan
kondisi untuk mengembangkan kurikulum disekolahnya.Ia merupakan figur kunci di
sekolah, kepemimpinan kepala sekolah sangat mempengaruhi suasana sekolah dan
pengembangan kurikulum.
2.
Peranan para ahli
Pengmbangan
kurikulum bukan saja didasarkan atas perubahan tuntutan kehidupan dalam
masyarakat, tetapi juga perlu dilandasi oleh perkembangan konsep-konsep dalam
ilmu.Oleh karena itu, pengembangan kurikulum membutuhkan bantuan pemkiran para
ahli, baik ahli pendidikan, ahli kurikulum, maupun ahli bidang studi/disiplin
ilmu.
Mengacu
kepada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditetapkan pemerintah, baik
kebijaksanaan pembangunan secara umum maupun pembangunan pendidikan,
perkembangan tuntutan masyarakat, dan masukan-masukan dari pelaksanaan
pendidikan dan kurikulum yang sedang berjalan, para ahli pendidikan dan
kurikulum memberikan alternative konsep pendidikan dan model kurikulum yang
yang dipandang paling sesuai dengan keadaan dan tuntutan diatas. Pengembangan
kurikulum bukan hanya sekedar memilih dan menyusun bahan pelajaran dan metode
mengajar, tetapi menyangkut penentuan arah dan orientasi pendidikan,
pememilihan sistem dan model kurikulum, baik model konsep, model desain, model
pembelajaran, model media, model pengelolaan, maupun model evaluasinya, serta
berbagai perangkat dan pedoman penjabaran serta pedoman implementasi dari model-model
tersebut.
Partisipasi
para ahli pendidikan dan ahli kurikulum terutama sangat dibutuhkan dalam
pengembangan kurikulum pada tingkat pusat. Apabila pengembangan kurikulum sudah
banyak dilakukan pada tingkat daerah atau lokal, maka partisipasi mereka pada
tingkat daerah, lokal bahkan sekolah juga diperlukan, sebab apa yang telah
digariskan pada tingkat pusat belum tentu dapat dipahami oleh para pengembang
dan pelaksana kurikulum di daerah.
Pengembangan
kurikulum juga membutuhkan partisipasi para ahli bidang studi/bidang ilmu yang
juga mempunyai wawasan tentang pendidikan serta perkembangan tuntutan
masyarakat.Sumbangan mereka dalam memilih materi bidang ilmu, yang mutakhir dan
sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat sangat diperlukan.Mereka juga sangat
diharapkan partisipasinya dalam menyusun materi ajaran dalam sekuens yang
sesuai dengan struktur keilmuan tetapi sangat memudahkan para siswa untuk
mempelajarinya.
3.
Peranan Guru
Guru
memegang peranan yang cukup penting baik didalam perencanaan maupun pelaksaan
kurikulum. Dia adalah perencana, pelaksana, dan pengembang kurikulum bagi
kelasnya.
Sekalipun
ia tidak mencetuskan sendiri konsep-konsep tentang kurikulum, guru merupakan
penerjemah kurikulum yang datang dari atas. Dialah yang mengolah, meramu kembali
kurikulum dari pusat untuk disajian dikelasnya.Karena guru juga merupakan
barisan pengembang kurikulum yang terdepan maka guru pulalah yang selalu
melakukan evaluasidan penyempurnaan terhadap kurikulum.
Peranan
guru bukan hanya menilai perilaku dan prestasi belajar murid-murid didalam
kelas, tetapi juga menilai implementasi kurikulum ruang lingkup yang lebih
luas. Hasil-hasil penelitian demikian akan sangat membantu mengembangkan
kurikulum, untuk memahami hambatan-hambatan dalam implementasi kurikulum dan
juga dapat membantu mencari cara untuk mengoptimalkan kegiatan guru.
Guru
juga bukan hanya berperan sebagai guru dalam kelas, ia juga seorang
komunikator, pendorong kegiatan belajar, mengembang alat-alat belajar, pencoba,
penyusunan organisasi, manager sistem pengajaran, pembimbing baik disekolah
maupun di masyarakat dalam hubungannya dengan pelaksanaan seumur hidup.
Guru
juga berperan sebagai pelajar dalam masyarakatnya, sebab ia harus belajar
struktur social masyarakat, nilai-nilai utama masyarakat, pola-pola tingkah
laku dalam masyarakat. Hal-hal diatas diperlukan untuk mempersiapkan guru dalam
berbagai situasi dan kegiatan pendidikan.
Sebagai
pelaksana kurikulum maka guru pula lah yang menciptakan kegiatan belajar
mengajar bagi murid-muridnya.Berkat keahlian, keterampilan dan kemampuan
seninya dalam mengajar, guru mampu menciptakan situasi belajar yang aktif yang
menggairahkan yang penuh kesungguhan dan mampu mendorong kreatifitas anak.
4.
Peranan orang tua murid
Orang tua juga mempunyai peranan dalam pengembangan kurikulum.
Peranan mereka dapat berkenaan dengan dua hal : pertama dalam penyusunan
kurikulum dan kedua dalam pelaksanan kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum
mungkin tidak semua orang tua dapat ikut serta, hanya terbatas kepada beberapa
orang saja yang cukup waktu dan mempunyai latar belakang yang memadai. Peranan
orang tua lebih besar dalam pelaksanaan kurikulum. Dalam pelaksanaan kurikulum
diperlukan kerja sama yang sangat erat antara guru atau sekolah dengan para
orang tua murid. Sebagian kegiatan belajar yang dituntut kurikulum dilaksanakan
dirumah, dan orang tua sewajarnya mengikuti dan mengamati kegiatan belajar
anaknya dirumah. Orang tua juga secara berkala menerima laporan kemajuan
anak-anaknya dari sekolah berupa rapor dan sebagainya. Rapor juga merupakan
suatau alat komunikasi tentang program atau kegiatan pendidikan yang
dilaksanakan disekolah. Orang tua juga dapat turut berpartisipasi dalam
kegiatan disekolah melalui berbagai kegiatan seperti diskusi, kolakarya,
seminar, pertemuan orang tua-guru, pameran sekolah, dan sebagainya.
Melalui pengamatan dalam kegiatan belajar dirumah, laporan sekolah,
partisipasi dalam kegiatan sekolah orang tua dapat turut serta dalam
pengembangan kurikulum terutama dalam bentuk pelaksanaan kegiatan belajar yang
sewajarnya, minat yang penuh, usaha yang sungguh-sungguh, penyelesaian
tugas-tugas serta partisipasi dalam setiap kegiatan disekolah. Kegiatan-kegiatan
tersebut akan memberikan umpan balik bagi penyempurnaan kurikulum.
2.3
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum
Sekolah mendapatkan pengaruh dari kekuatan-kekuatan yang ada dalam
masyarakat, terutama dari perguruan tinggi dan masyarakat.
1.
Perguruan Tinggi
Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari perguruan tinggi.
Pertama, dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang di kembangkan di
perguruan tinggi umum. Kedua, dari pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan
serta penyiapan guru-guru di perguruan tinggi keguruan (Lembaga Pendidikan
Tenaga kependidikan). Telah diuraikan terdahulu bahwa pendahuluan dan teknologi
banyak memberikan sumbangan bagi isi kurikilum serta proses pembelajaran. Jenis
pengetahuan yang di kembangkan di perguruan tinggi akan mempengaruhi isi
pelajaran yang akan dikembangkan dalam kurikulum. Perkembangan teknologi selain
menjadi isi kurikulum juga mendukung pengembangan alat bantudan media
pendidikan.
Kurikulum lembaga
pendidikan tenaga kependidikan juga mempengaruhi pengembangan kurikulum,
terutama melalui penguasaan ilmudan kemampuan keguruan dari guru-guru yang
dihasilkannya. Penguasaan ilmu, baik ilmu pendidikan maupun bidang study serta
kemampuan mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi pengembangan dan
implementasi kurikulum di sekolah. Guru-guru yang mengajar pada berbagai
jenjang dan jenis sekolah yang ada dewasa ini, umumnya dsiapkan oleh LPTK
(IKIP,FKIP,STKIP) melalui berbagai program, yaitu program D2, D3, S1. Pada
sekolah dasar masih banyak guru berlatar belakang pendidikan SPG dan SGO,
tetapi secara berangsur mereka akan mengikuti program penyertaan D2.
2.
Masyarakat
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan anak
untuk kehidupan di masyarakat. Sebagai bagian dan agen di masyarakat, sekolah
sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dimana sekolah trsebut berada.
Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memnuhi tuntutan dan
kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Masyarakat yang ada di sekitar
sekolahmungkin merupakan masyarakat homogen atau heterogen, masyarakat kota
atau desa, petani, pedagang atau pegawai, dan sebagainya. Sekolah harus
melayani aspirasi-aspirasi yang ada di masyarakat. Salah satu kekuatan yang ada
dalam dunia usaha. Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarakat mempengaruhi
pengembangan kurikulum sebab sekolah bukan hanya mempersiapkan anak untuk
hidup, tetapi juga untuk bekerja dan berusaha. Jenis pekerjaan dan perusahaan
yang ada di masyarakat menurut persiapan di sekolah.
3.
Sistem Nilai
Dalam kehidupan masyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral,
kragamaan, sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga
masyarakat juga bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan penerusan nilai-nilai.
Sistem nilai yang akan di pelihara dan diteruskan tersebut harus
terintregasikan dalam kurikulum. Masalah utama yang dihadap para pengembang kurikulum
menghadapi nilai ini adalah, bahwa dalam msyarakat nilai itu tidak hanya satu.
Masyarakat umumnya heterogen dan multifaset. Masyarakat memiliki
kelompok-kelompok etnis, kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok
sosial, spiritual dan sebagainya yang setiap kelompok memiliki nilai yang
berbeda. Dalam masyarakat juga terdapat aspek-aspek sosial, ekonomi, polotik,
fisik, estetika, etika, religius, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut sering
juga mengandung nilai-nilai yang berbeda. Ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan guru dalam mengajarkan nilai:
(1) guru hendaknya mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada
dalam masyarakat, (2) guru hendaknya berpegang pada prinsip demokrasi, etis,
dan moral, (3) guru berusaha menjadikan
dirinya sebagai teladan yang patut ditiru, (4) guru menghargai nilai-nilai
kelompok lain, (5) memahami dan menerima keragaman kebudayaan sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum :
Prinsip umum dan prinsip khusus.
2. Pengembangan kurikulum Dalam mengembangkan
suatu kurikulum banyak pihak yang turut berpartisipasi, yaitu : administrator
pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu pengetahuan,
guru-guru, dan orang tua murid serta tokoh-tokoh masyarakat. Dari pihak-pihak
tersebut yang secara terus menerus turut terlibat dalam pengembangan kurikulum
adalah: admistrator, guru, dan orang tua.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengembangan kurikulum, Sekolah mendapatkan pengaruh dari kekuatan-kekuatan
yang ada dalam masyarakat, terutama dari perguruan tinggi dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,Zainul. 2014. KONSEP DAN MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA.
Syaodih,Nana.2013. PENGEMBANGAN KURIKULUM TEORI DAN PRAKTEK. Bandung : PT REMAJA
ROSDAKARYA.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar