Minggu, 04 Oktober 2015

Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, yang mana didalamnya mencakup beberapa hal diantaranya adalah: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti:  di dalam mengembangkan sebuah kurikulum juga harus menganut beberapa prinsip dan melakukan pendekatan terlebih dahulu, sehingga di dalam penerapannya sebuah kurikulum dapat mencapai sebuah tujuan seperti yang di harapkan. Dan mengenai prinsip-prinsip pengembangan kurikulum akan kami jelaskan selengkapnya dalam pembahasan.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah prinsip-prinsip pengembangan kurikulum?
2.      Apakah perkembangan kurikulum?
3.      Apakah faktor-faktor  yang  mempengaruhi pengembangan kurikulum?
1.3  Tujuan
1.      Mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
2.      Mengetahui perkembangan kurikulum.
3.      Mengetahui faktor-faktor  yang  mempengaruhi pengembangan kurikulum.
 BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa disekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Rancangan ni disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga, maupun masyarakat.
        Kelas merupakan tempat untuk melaksanakan dan menguji kurikulum. Disana semua konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat, dan kemampuan guru diuji dalam bentuk perbuatan, yang akan mewujudkan bentuk kurikulum yang nyatadan hidup. Perwujudan konsep, prinsip, dan aspek-aspek kurikulum tersebut seluruhnya terletak pada guru. Oleh karena itu gurulah pemegang kunci pelaksanaan dan keberhasilan kurikulum.Dialah sebenarnya perencana, pelaksana, penilai, dan pengembang kurikulum sesungguhnya.Suatu kurikulum diharapkan memberikan landasan, isi, dan menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan tuntutan dan tantangan perkembangan masyarakat.
1.      Prinsip-prinsip umum
Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum.Pertama, prinsip relevansi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevan ke luar dan relevansi didalam kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Kurikulum menyiapkan siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat. Apa yang tertuang dalam kurikulum hendaknya mempersiapkan siswa untuk tugas tersebut. Kurikulum bukan hanya menyiapkan anak untuk kehidupannya sekarang tetapi juga yang akan datang. Kurikulum juga harus memiliki relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian. Relevansi internal ini menunjukkan suatau keterpaduan kurikulum.
Prinsip kedua adalah fleksibilitas, kurikulum hendaknya memilih sifat lentur atau fleksibel. Kurikulum mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, di sisni dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Suatu kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak.
Prinsip ketiga adalah  kontinuitas yaitu kesinambungan. Perkembangan dan proses-proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-henti. Oleh karena itu pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas,dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan. Pengembangan kurikulum perlu dilakukan serempak bersama-sama, perlu selalu ada komunikasi dan kerja sama anatara pengembang kurikulum sekolah dasar dengan SMTP, SMTA, dan Perguruan Tinggi.
Prinsip keempat adalah  praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. Prinsip ini juga disebut efisiensi. Betapapun bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang sangat khusus dan mahal pula biayanya., maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan. Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia.Kurikulum bukan hanya harus ideal tetapi juga praktis.
        Prinsip kelima adalah efektifitas, Walaupun kurikulum tersebut harus murah, sederhana, dan murah tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan.Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik secara kuantitas maupun kualitas.Pengembangan suatu kurikulum tidak dapat dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan.Perencenaan dibidang pendidikan juga merupakan juga bagian yang dijabarkan dari kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dibidang pendidikan. Keberhasilan kurikulum akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
        Kurikulum  pada dasarnya berintikan empat aspek utama yaitu: tujuan-tujuan pendidikan, isi pendidikan, pengalaman belajar, dan penilaian.
Interelasi antara keempat aspek tersebut serta antara aspek-aspek tersebut dengan kebijaksanaan pendidikan perlu selalu mendapat perhatian dalam pengembangan kurikulum.

2.      Prinsip-prinsip khusus

Ada beberapa prinsip  yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum. Prinsip-prinsip ini berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar, dan penelitian.
Prinsip berkenaan dengan tujian belajar
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan.Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus), Perumusan pendidkan besumber pada:

1.      Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen-dokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan strategi pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan;
2.      Surfey mengenai persepsi orang tua/ masyrakat tentang kebutuhan mereka yang dikirimkan melalui angket-angket atau wawancara dengan mereka;
3.      Surfey tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpun melalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa;
4.      Surfey tentang manpower;
5.      Pengalaman negara-negara yang lain dalam masalah yang sama;
6.      Penelitian

Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan  kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal.
1.      Perlu penjabaran tujuan pendidikan atau pengajran ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu perbedaan hasil belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar;
2.      Isi bahan pelajaran harus meliputi pengetahuan, sikap,  dan keterampilan;
3.      Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis. Ketiga ranah belajar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan diberikan secara simultan dalam urutan situasi belajar. Untuk hal tersebut diperlukan buku pedoman guru yang memberikan penjelasan tentang organisasi bahan dan alat pengajaran secara lebih mendetail.
Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.      Apakah metode / teknik belajar mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan pelajaran ?
2.      Apakah metode / tekniktersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa ?
3.      Apakah metode / teknik tersebut membrikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat  ?
4.      Apakah metode / teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor ?
5.      Apakah metode / teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan guru atau kedua-keduanya ?
6.      Apakah metode / teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?
7.      Apakah metode / teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar disekolah dan dirumah, juga mendorong penggunaan sumber yang ada dirumah dan di masyarakat ?
8.      Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang menekankan “learning by doing” di samping “learning by seeing and knowing”.
Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar-mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat
1.      Alat / media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah tersedia? Bila alat tersebut tidak ada apa penggantinya?
2.      Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan: bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiayaannya, waktu pembuatan?
3.      Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain?
4.      Bagaimana mengintegrasikan dalam kesuluruhan kegiatan belajar?
5.      Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media
Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilain
Penilaian merupakan bagian integral dalam pengajaran:
1.      Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.Uraikan kedalam bentuk tingkah-tingkah laku murid yang dapat diamati.Hubungkan dengan pelajaran.Tuliskan butir-butir test.
2.      Dalam merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan beberapa hal;
Bagaimana kelas, usia dan tingkat kemampuan kelompok yang akan di test?
Berapa lama waktu yang digunakan untuk pelaksanaan test ?
Berapa banyak butir test yang perlu disusun ?
Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau murid ?
3.      Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Nomor apa yang digunakan dalam pengolahan hasil test ?
Apakah digunakan formula quessing ?
Bagaimana pengubahan skor kedalam skor masak ?
Skor standar apa yang harus digunakan ?
Untuk apakah hasil-hasil test digunakan ?
2.2       Pengembangan Kurikulum
Dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut berpartisipasi, yaitu : administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu pengetahuan, guru-guru, dan orang tua murid serta tokoh-tokoh masyarakat. Dari pihak-pihak tersebut yang secara terus menerus turut terlibat dalam pengembangan kurikulum adalah: admistrator, guru, dan orang tua.
1.      Peranan para administrator pendidikan
Para administrator pendidikan ini terdiri atas: direktur bidang pendidikan, pusat pengembangan kurikulum, kepala kantor wilayah, kepala kantor kabupaten dan kecamatan serta kepala sekolah. Peranan para administrator di tingkat pusat (drektur dan kepala pusat) dalam pengembangan kurikulum adalah menyusun dasar-dasar hukum, menyusun kerangka dasar dan program inti kurikulum. Kerangka dasar dan program inti tersebut akan menetukan course yang dituntut.
Administrator tingkat pusat bekerja sama dengan para ahli pendidikan dan ahli bidang studi di perguruan tinggi serta meminta persetujuannya terutama dalam penyusunan kurikulum sekolah. Atas kerangka dasar dan program inti tersebur para administrator daerah (kepala kantor wilayah) dan administrator local (kabupaten, kecamatan dan kepala sekolah) mengembangkan kurikulum sekolahbagi daerahnya yang sesuai dengan kebutuhan daerah. Para kepala sekolah mempunyai wewenang dalam membuat operasoanalisasi sistem pendidikan pada masing-masing sekolah.Para kepala sekolah ini sesungguhnya yang secara terus-menerus terlibat dalam pengembangan dan implementasi kurikulum, memberikan bimbingan dan drorongan pada gru-guru. Walaupun guru dapat mengembangbangkan kurikulum sendiri,tetapi dalam pelaksanaannya sering harus didorong dan di bantu oleh para administrator. Administrator lokal harus bekerja sama dengan kepala sekolah dan guru dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, mengkomunikasikan sistem pendidikan kepada masyarakat, serta mendorong pelaksasanaan kurikulum oleh guru-guru dikelas. Peranan kepala sekolah lebih banyak berkenaan dengan implementasi kurikulum di sekolahnya.Kepala sekolah juga mempunyai peranan kunci dalam menciptakan kondisi untuk mengembangkan kurikulum disekolahnya.Ia merupakan figur kunci di sekolah, kepemimpinan kepala sekolah sangat mempengaruhi suasana sekolah dan pengembangan kurikulum.
2.      Peranan para ahli
Pengmbangan kurikulum bukan saja didasarkan atas perubahan tuntutan kehidupan dalam masyarakat, tetapi juga perlu dilandasi oleh perkembangan konsep-konsep dalam ilmu.Oleh karena itu, pengembangan kurikulum membutuhkan bantuan pemkiran para ahli, baik ahli pendidikan, ahli kurikulum, maupun ahli bidang studi/disiplin ilmu.
Mengacu kepada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditetapkan pemerintah, baik kebijaksanaan pembangunan secara umum maupun pembangunan pendidikan, perkembangan tuntutan masyarakat, dan masukan-masukan dari pelaksanaan pendidikan dan kurikulum yang sedang berjalan, para ahli pendidikan dan kurikulum memberikan alternative konsep pendidikan dan model kurikulum yang yang dipandang paling sesuai dengan keadaan dan tuntutan diatas. Pengembangan kurikulum bukan hanya sekedar memilih dan menyusun bahan pelajaran dan metode mengajar, tetapi menyangkut penentuan arah dan orientasi pendidikan, pememilihan sistem dan model kurikulum, baik model konsep, model desain, model pembelajaran, model media, model pengelolaan, maupun model evaluasinya, serta berbagai perangkat dan pedoman penjabaran serta pedoman implementasi dari model-model tersebut.
Partisipasi para ahli pendidikan dan ahli kurikulum terutama sangat dibutuhkan dalam pengembangan kurikulum pada tingkat pusat. Apabila pengembangan kurikulum sudah banyak dilakukan pada tingkat daerah atau lokal, maka partisipasi mereka pada tingkat daerah, lokal bahkan sekolah juga diperlukan, sebab apa yang telah digariskan pada tingkat pusat belum tentu dapat dipahami oleh para pengembang dan pelaksana kurikulum di daerah.
Pengembangan kurikulum juga membutuhkan partisipasi para ahli bidang studi/bidang ilmu yang juga mempunyai wawasan tentang pendidikan serta perkembangan tuntutan masyarakat.Sumbangan mereka dalam memilih materi bidang ilmu, yang mutakhir dan sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat sangat diperlukan.Mereka juga sangat diharapkan partisipasinya dalam menyusun materi ajaran dalam sekuens yang sesuai dengan struktur keilmuan tetapi sangat memudahkan para siswa untuk mempelajarinya.
3.      Peranan Guru
Guru memegang peranan yang cukup penting baik didalam perencanaan maupun pelaksaan kurikulum. Dia adalah perencana, pelaksana, dan pengembang kurikulum bagi kelasnya.
Sekalipun ia tidak mencetuskan sendiri konsep-konsep tentang kurikulum, guru merupakan penerjemah kurikulum yang datang dari atas. Dialah yang mengolah, meramu kembali kurikulum dari pusat untuk disajian dikelasnya.Karena guru juga merupakan barisan pengembang kurikulum yang terdepan maka guru pulalah yang selalu melakukan evaluasidan penyempurnaan terhadap kurikulum.
Peranan guru bukan hanya menilai perilaku dan prestasi belajar murid-murid didalam kelas, tetapi juga menilai implementasi kurikulum ruang lingkup yang lebih luas. Hasil-hasil penelitian demikian akan sangat membantu mengembangkan kurikulum, untuk memahami hambatan-hambatan dalam implementasi kurikulum dan juga dapat membantu mencari cara untuk mengoptimalkan kegiatan guru.
Guru juga bukan hanya berperan sebagai guru dalam kelas, ia juga seorang komunikator, pendorong kegiatan belajar, mengembang alat-alat belajar, pencoba, penyusunan organisasi, manager sistem pengajaran, pembimbing baik disekolah maupun di masyarakat dalam hubungannya dengan pelaksanaan seumur hidup.
Guru juga berperan sebagai pelajar dalam masyarakatnya, sebab ia harus belajar struktur social masyarakat, nilai-nilai utama masyarakat, pola-pola tingkah laku dalam masyarakat. Hal-hal diatas diperlukan untuk mempersiapkan guru dalam berbagai situasi dan kegiatan pendidikan.
Sebagai pelaksana kurikulum maka guru pula lah yang menciptakan kegiatan belajar mengajar bagi murid-muridnya.Berkat keahlian, keterampilan dan kemampuan seninya dalam mengajar, guru mampu menciptakan situasi belajar yang aktif yang menggairahkan yang penuh kesungguhan dan mampu mendorong kreatifitas anak.
4.      Peranan orang tua murid
Orang tua juga mempunyai peranan dalam pengembangan kurikulum. Peranan mereka dapat berkenaan dengan dua hal : pertama dalam penyusunan kurikulum dan kedua dalam pelaksanan kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum mungkin tidak semua orang tua dapat ikut serta, hanya terbatas kepada beberapa orang saja yang cukup waktu dan mempunyai latar belakang yang memadai. Peranan orang tua lebih besar dalam pelaksanaan kurikulum. Dalam pelaksanaan kurikulum diperlukan kerja sama yang sangat erat antara guru atau sekolah dengan para orang tua murid. Sebagian kegiatan belajar yang dituntut kurikulum dilaksanakan dirumah, dan orang tua sewajarnya mengikuti dan mengamati kegiatan belajar anaknya dirumah. Orang tua juga secara berkala menerima laporan kemajuan anak-anaknya dari sekolah berupa rapor dan sebagainya. Rapor juga merupakan suatau alat komunikasi tentang program atau kegiatan pendidikan yang dilaksanakan disekolah. Orang tua juga dapat turut berpartisipasi dalam kegiatan disekolah melalui berbagai kegiatan seperti diskusi, kolakarya, seminar, pertemuan orang tua-guru, pameran sekolah, dan sebagainya.
Melalui pengamatan dalam kegiatan belajar dirumah, laporan sekolah, partisipasi dalam kegiatan sekolah orang tua dapat turut serta dalam pengembangan kurikulum terutama dalam bentuk pelaksanaan kegiatan belajar yang sewajarnya, minat yang penuh, usaha yang sungguh-sungguh, penyelesaian tugas-tugas serta partisipasi dalam setiap kegiatan disekolah. Kegiatan-kegiatan tersebut akan memberikan umpan balik bagi penyempurnaan kurikulum.
2.3       Faktor-faktor  yang  mempengaruhi pengembangan kurikulum
Sekolah mendapatkan pengaruh dari kekuatan-kekuatan yang ada dalam masyarakat, terutama dari perguruan tinggi dan masyarakat.
1.      Perguruan Tinggi
Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari perguruan tinggi. Pertama, dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang di kembangkan di perguruan tinggi umum. Kedua, dari pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru di perguruan tinggi keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan). Telah diuraikan terdahulu bahwa pendahuluan dan teknologi banyak memberikan sumbangan bagi isi kurikilum serta proses pembelajaran. Jenis pengetahuan yang di kembangkan di perguruan tinggi akan mempengaruhi isi pelajaran yang akan dikembangkan dalam kurikulum. Perkembangan teknologi selain menjadi isi kurikulum juga mendukung pengembangan alat bantudan media pendidikan.
        Kurikulum lembaga pendidikan tenaga kependidikan juga mempengaruhi pengembangan kurikulum, terutama melalui penguasaan ilmudan kemampuan keguruan dari guru-guru yang dihasilkannya. Penguasaan ilmu, baik ilmu pendidikan maupun bidang study serta kemampuan mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi pengembangan dan implementasi kurikulum di sekolah. Guru-guru yang mengajar pada berbagai jenjang dan jenis sekolah yang ada dewasa ini, umumnya dsiapkan oleh LPTK (IKIP,FKIP,STKIP) melalui berbagai program, yaitu program D2, D3, S1. Pada sekolah dasar masih banyak guru berlatar belakang pendidikan SPG dan SGO, tetapi secara berangsur mereka akan mengikuti program penyertaan D2.
2.      Masyarakat
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan anak untuk kehidupan di masyarakat. Sebagai bagian dan agen di masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dimana sekolah trsebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memnuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Masyarakat yang ada di sekitar sekolahmungkin merupakan masyarakat homogen atau heterogen, masyarakat kota atau desa, petani, pedagang atau pegawai, dan sebagainya. Sekolah harus melayani aspirasi-aspirasi yang ada di masyarakat. Salah satu kekuatan yang ada dalam dunia usaha. Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarakat mempengaruhi pengembangan kurikulum sebab sekolah bukan hanya mempersiapkan anak untuk hidup, tetapi juga untuk bekerja dan berusaha. Jenis pekerjaan dan perusahaan yang ada di masyarakat menurut persiapan di sekolah.
3.      Sistem Nilai
Dalam kehidupan masyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, kragamaan, sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan penerusan nilai-nilai. Sistem nilai yang akan di pelihara dan diteruskan tersebut harus terintregasikan dalam kurikulum. Masalah utama yang dihadap para pengembang kurikulum menghadapi nilai ini adalah, bahwa dalam msyarakat nilai itu tidak hanya satu. Masyarakat umumnya heterogen dan multifaset. Masyarakat memiliki kelompok-kelompok etnis, kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok sosial, spiritual dan sebagainya yang setiap kelompok memiliki nilai yang berbeda. Dalam masyarakat juga terdapat aspek-aspek sosial, ekonomi, polotik, fisik, estetika, etika, religius, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut sering juga mengandung nilai-nilai yang berbeda. Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan guru dalam mengajarkan nilai:  (1) guru hendaknya mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat, (2) guru hendaknya berpegang pada prinsip demokrasi, etis, dan moral, (3)  guru berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru, (4) guru menghargai nilai-nilai kelompok lain, (5) memahami dan menerima keragaman kebudayaan sendiri.
 BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.     Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum : Prinsip umum dan prinsip khusus.
2.     Pengembangan kurikulum Dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut berpartisipasi, yaitu : administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu pengetahuan, guru-guru, dan orang tua murid serta tokoh-tokoh masyarakat. Dari pihak-pihak tersebut yang secara terus menerus turut terlibat dalam pengembangan kurikulum adalah: admistrator, guru, dan orang tua.
3.     Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, Sekolah mendapatkan pengaruh dari kekuatan-kekuatan yang ada dalam masyarakat, terutama dari perguruan tinggi dan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin,Zainul. 2014. KONSEP DAN MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA.
Syaodih,Nana.2013. PENGEMBANGAN KURIKULUM TEORI DAN PRAKTEK. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar