Senin, 02 November 2015

PENGARUH PRODUK BERSERTIFIKAT BPOM TERHADAP KEPUTUSAN DAN MINAT BELI MASYARAKAT DESA WRINGIN BONDOWOSO



PENGARUH PRODUK BERSERTIFIKAT BPOM TERHADAP KEPUTUSAN DAN MINAT BELI MASYARAKAT DESA WRINGIN BONDOWOSO
SKRIPSI

Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Jember
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Hukum Ekonomi Syariah(S.Sy)
Fakultas  Syariah Jurusan Hukum Ekonomi Islam
Program Studi Muamalah











Disusun Oleh :
DYAH AYU HELIDA
083 112 014



FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN HUKUM EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
SEPTEMBER 2015
MOTTO

$ygƒr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# (#qè=ä. $£JÏB Îû ÇÚöF{$# Wx»n=ym $Y7ÍhsÛ Ÿwur (#qãèÎ6®Ks? ÏNºuqäÜäz Ç`»sÜø¤±9$# 4 ¼çm¯RÎ) öNä3s9 Arßtã îûüÎ7B ÇÊÏÑÈ  

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang tedapat di bumi, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.(Q.S. al-Baqarah, 168 )[1]

















PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT dan kepada Nabi Tercinta Muhammad SAW. Karya sederhana ini kupersembahkan untuk orang-orang yang aku sayangi:
1.    Bapak dan Ibuku tercinta, Mahfud dan Ummus Salamah yang telah membesarkan dan merawatku sejak lahir dengan penuh kasih sayang dan yang selalu mendoakanku.
2.    Kakak tercinta Helda Febrina, yang selalu memberikan motivasi dan kebahagiaan, serta selalu sabar menghadapi tingkahku.
3.    Maya, teman terdekatku yang tidak pernah berhenti memberi support setiap harinya.
4.    Nafil, teman yang paling asik dan tidak pernah membosankan saat bersamanya, terimakasih canda tawa dan tingkah-tingkah yang menyenangkan maupun yang menyebalkan.
5.    Teman-teman spesial dalam hidupku, Berlian, Robit, Peyek, Ima, Azizah, Ella, Via, Nafil, Anis, Fafa, Ila, Eny, Rinka, Biyand.
6.    Seluruh keluarga besar yang selalu mendoakanku.
7.    Guru-guru tercinta mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.
8.    Sahabat-sahabatku senasib seperjuangan, terima kasih atas gelak tawa dan solidaritas yang luar biasa sehingga membuat hari-hari semasa kuliah lebih berwarna.
9.    Almamater yang aku banggakan Program Studi Muamalah Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Jember.



ABSTRAK

Dyah Ayu Helida , 2015: Pengaruh Produk Bersertifikat BPOM terhadap Keputusan dan Minat Beli Msyarakat Desa Wringin Bondowoso.

            Akhir-akhir ini banyak sekali produk-produk baru yang beredar dan bersaing di pasaran yang belum tentu terjamin keamanannya dan sudah terdaftar sebagai produk yang aman ataupun layak untuk dikonsumsi.
Masalah kemanan pangan (food safety) masih merupakan topik hangat dunia yang selalu dibicarakan pada setiap pertemuan pangan internasional. Laporan dari berbagai negara menunjukkan bahwa kasus keracunan dan penyakit melalui makanan masih selalu terjadi di berbagai negara. WHO (1993) bahkan melaporkan bahwa sekitar dari 70% dari penyakit diare yang terjadi di negara-negara yang sedang berkembang disebabkan oleh kosumsi makanan yang tercemar.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Adakah pengaruh label BPOM terhadap keputusan dan minat beli masyarakat?, 2) Seberapa besar pengaruh label BPOM terhadap keputusan dan minat beli masyarakat?
Tujuan penelitian secara umum ialah untuk menemukan, untuk mengembangkan, maupun koreksi atau menguji kebenaran ilmu pengetahuan yang telah ada.
Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif Asosiatif. Adapun teknik pengumpulan data yaitu kuisioner, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan untuk pengujian hipotesisi, peneliti menggunakan rumus Regresi Linier Sederhana dan Uji t.
Penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa Terdapat pengaruh yang positif mengenai label BPOM terhadap keputusan dan minat beli masyarakat berdasarkan dari hasil uji t dapat diperoleh hasil bahwa thitung > ttabel yaitu 7,830 > 1,96 dan signifikansi < α yaitu 0,000 < 0,05. Karena thitung lebih besar dari ttabel dan tingkat probabilitasnya lebih kecil dari 5%, maka H0 ditolak, berarti secara parsial variabel label BPOM (X) mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan dan minat beli (Y).  Sementara besar pengaruh yang didapat dari hasil analisis regresi linier sederhana adalah 0,534. Dapat dikatakan bahwa nilai pengaruh label BPOM terhadap keputusan dan minat beli masyarakat cukup besar dikarenakan masyarakat sebagai konsumen cukup selektif dalam memutuskan memilih produk yang akan mereka konsumsi.




KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Karena dengan limpahan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan, meskipun masih banyak kekurangan yang harus dibenahi. Sholawat serta Salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari ada banyak pihak yang turut membantu dan memperlancar dalam proses penyusunan skripsi ini, baik dari awal hingga akhir. Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.      Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM., selaku Rektor IAIN Jember;
2.      Bapak Dr. H. Sutrisno RS, M.HI., selaku Dekan Fakultas Syari’ah
3.      Ibu Mahmudah, S.Ag., M.EI., selaku Ketua Jurusan Mu’amalah.
4.      Bapak Prof. Dr. Miftah Arifin, M.Ag. sebagai Dosen Pembimbing yang telah berkenan membimbing dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dalam penyusunan skripsi ini.
5.      Seluruh Dosen IAIN Jember, yang telah membimbing dan mengajarkan kepada penulis berbagai macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
6.      Kedua Orang Tuaku, Ibu dan Bapak motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah jenuh selalu mendo’akan dan menyayangiku, atas semua pengorbanan, kesabaran dan ketulusan yang tiada hentinya.
7.      Teman-teman seperjuangan di IAIN Jember, khususnya kelas C Mu’amalah, motivasi, canda, tawa kita bersama akan tetap indah terukir hingga nanti
8.      Seluruh keluarga besarku, terimakasih atas semangat dan doa kalian.
9.      Semua pihak yang telah membantu terhadap proses penyelesaian skripsi ini, baik langsung maupun tidak langsung.
Akhirnya, kesempurnaan hanya milik Allah, kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan demi perbaikan penulis karya sejenis dimasa yang akan datang. Dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahim, penulis persembahkan karya sederhana ini dengan harapan semoga yang sedikit ini dapat memberi mafaat kepada semuanya. Amin.

Jember, 10 September 2015
           

Dyah Ayu Helida









DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................        i
PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................        ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI.............................................................        iii
MOTTO......................................................................................................        iv
PERSEMBAHAN......................................................................................        v
ABSTRAK.................................................................................................        vi
KATA PENGANTAR..............................................................................        vii
DAFTAR ISI..............................................................................................        ix
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................        1    
A.    Latar Belakang Masalah...................................................................        1
B.    Rumusan Masalah............................................................................        5
C.    Tujuan Penelitian..............................................................................        5
D.    Manfaat Penelitian...........................................................................        6
E.     Ruang Lingkup Penelitian................................................................        8
F.     Definisi Operasional.........................................................................        10
G.    Asumsi Penelitian.............................................................................       10
H.    Hipotesis...........................................................................................        11
I.       Metode Penelitian............................................................................        11
J.       Sistematika Pembahasan..................................................................        23
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................        26
A.    Penelitian Terdahulu.........................................................................        26
B.    Kajian Teori......................................................................................        28
BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS....................................        49
A.    Gambaran Obyek Penelitian............................................................        49
B.     Penyajian Data.................................................................................        52
C.     Analisis dan Pengujian Hipotesis.....................................................        55
D.    Pembahasan......................................................................................        66
BAB IV PENUTUP DAN KESIMPULAN............................................        67
A.    Kesimpulan.......................................................................................        67
B.    Saran-saran.......................................................................................        68
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................        69
PENYERTAAN KEASLIAN TULISAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.      Matrik Penelitian
2.      Output SPSS
3.      Jurnal Penelitian
4.      Angket Penelitian
5.      Tabel responden
6.      Surat Keterangan (izin penelitian dll)
7.      Biodata Penulis







[1]Al-Qur’an dan Terjemahnya Al- Burhan : Edisi Wanita (Bandung: CV Media Fitrah Rabbani, 2011), 357.
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
                  Akhir-akhir ini banyak sekali produk-produk baru yang beredar dan bersaing di pasaran yang belum tentu terjamin keamanannya dan sudah terdaftar sebagai produk yang aman ataupun layak untuk dikonsumsi.
Masalah kemanan pangan (food safety) masih merupakan topik hangat dunia yang selalu dibicarakan pada setiap pertemuan pangan internasional. Laporan dari berbagai negara menunjukkan bahwa kasus keracunan dan penyakit melalui makanan masih selalu terjadi di berbagai negara. WHO (1993) bahkan melaporkan bahwa sekitar dari 70% dari penyakit diare yang terjadi di negara-negara yang sedang berkembang disebabkan oleh kosumsi makanan yang tercemar.
1
                  Untuk menjaga agar tubuh tetap sehat, maka dituntut persyaratan yang bukan saja bergizi tinggi, tetapi juga harus aman dikonsumsi serta memiliki mutu yang baik. Bahkan persyaratan keamanan pangan yang akan dikonsumsi semestinya menjadi persyaratan terpenting yang harus dipenuhi sebelum persyaratan yang lain dipertimbangkan. Artinya, kalau suatu makanan sudah tidak lagi aman untuk dikonsumsi, kandungan gizi, kelezatan, penampilan dan mutu tidak ada artinya lagi, bahkan pangan tersebut harus dimusnahkan.
                  Kasus keracunan makanan yang paling dilaporkan melalui media massa di Indonesia juga berasal dari konsumsi makanan jasa boga dan rumah makan. Akan tetapi, data yang lengkap mengenai kasus tersebut serta penyebabnya masih sangat kurang, dan diduga jumlah kasus yang dilaporkan masih jauh dari yang sebenarnya terjadi. Salah satu yang mempengaruhi keamanan pangan di Indonesia adalah rendahnya tanggung jawab, kesadaran dan pengetahuan produsen pangan terhadap masalah keamanan pangan. Hal ini terutama disebabkan produksi pangan masih didominasi oleh industri berskala kecil atau rumah tangga dengan tingkat pendidikan dan sosial-ekonomi produsen yang masih rendah.
                  Mata rantai dalam sistem pangan mulai dari memproduksi, mengolah, mendistribusikan, menyiapkan sampai mengkonsumsi makanan berkaitan erat dengan tingkat perkembangan, pendapatan dan karakteristik sosiokultur masyarakat. Sistem pangan pada penduduk kota berpenghasilan rendah lebih mengandalkan makanan jajanan siap santap bermutu rendah yang belum tentu terjamin keamanannya.[1]
Produk makanan dan minuman dalam kemasan harus mempunyai standard yang ditentukan oleh pemerintah yaitu standarisasi dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Hal itu disebabkan karena makanan dan minuman dalam kemasan umumnya mempunyai konsentrasi zat tertentu.
Konsumsi masyarakat terhadap produk-produk termaksud cenderung terus meningkat, seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat termasuk pola konsumsinya. Sementara itu pengetahuan masyarakat masih belum memadai untuk dapat memilih dan menggunakan produk secara tepat, benar dan aman. Di lain pihak iklan dan promosi secara gencar mendorong konsumen untuk mengkonsumsi secara berlebihan dan seringkali tidak rasional.
Perubahan teknologi produksi, sistem perdagangan internasional dan gaya hidup konsumen tersebut pada realitasnya meningkatkan resiko dengan implikasi yang luas pada kesehatan dan keselamatan konsumen. Apabila terjadi produk sub standar, rusak atau terkontaminasi oleh bahan berbahaya maka risiko yang terjadi akan berskala besar dan luas serta berlangsung secara amat cepat.
Untuk itu Indonesia harus memiliki Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang efektif dan efisien yang mampu mendeteksi, mencegah dan mengawasi produk-produk termaksud untuk melindungi keamanan, keselamatan dan kesehatan konsumennya baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk itu telah dibentuk Badan POM yang memiliki jaringan nasional dan internasional serta kewenangan penegakan hukum dan memiliki kredibilitas profesional yang tinggi[2].
Pada kenyataannya yang terjadi di masyarakat desa wringin Kec. Wringin adalah beberapa kali terjadi kasus keracunan yang disebabkan oleh produk-produk yang mereka konsumsi baik berupa makanan, minuman, maupun kosmetik. Hal ini terjadi pada anak-anak usia sekolah dan juga terjadi pada orang dewasa.[3]
Dari sisi konsumen, Penyebab terjadinya hal tersebut adalah karena kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kesehatan dan keamanan dalam mengkonsumsi produk-produk tertentu.
Sedangkan dari pihak dinas kesehatan yang bertugas memeriksa produk-produk itu sendiri tidak melakukan kunjungan secara rutin di pasar wringin yang merupakan pasar induk di kecamatan tersebut untuk memeriksa bahwa produk-produk yang beredar di pasar benar-benar aman dan layak dikonsumsi. Dari pihak dinas kesehatan hanya mengunjungi pasar ini sekali dalam setahun yakni pada saat bulan ramadhan saja. Karena pada bulan tersebut permintaan masyarakat terhadap produk-produk semakin meningkat dan jenis-jenis barang yang dijualpun semakin beraneka ragam.[4]
Dalam memilih produk tertentu, ada seseorang yang selalu memperhatikan merek, label BPOM, dan label Halal, tetapi ada juga seseorang yang tidak memandang hal-hal tersebut. Seperti yang peneliti dapatkan saat memberikan kuisioner kepada respoden, ada beberapa dari mereka yang selalu memperhatikan unsur-unsur yang ada pada produk yang mereka beli, Akan tetapi ada pula yang tidak begitu memperhatikan unsur yang ada dalam produk tersebut, bahkan ada yang sama sekali tidak mengetahui apa itu BPOM.[5]
Konsumen, dalam memenuhi kebutuhannya dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama, faktor yang berkaitan dengan produk itu sendiri, baik dari segi merk, kemasan, iklan, mutu, dan lain sebagainya. Kedua, faktor yang berkaitan dengan konsumen itu sendiri yang biasa disebut dengan perilaku konsumen yang membantu konsumen untuk mengambil sebuah keputusan untuk membeli suatu produk.
Dari hal tersebut peneliti melakukan penelitian tentang “PENGARUH PRODUK BER BPOM (X) TERHADAP KEPUTUSAN DAN MINAT BELI MASYARAKAT DESA WRINGIN BONDOWOSO (Y)”
Pada penelitian ini peneliti memilih Desa Wringin karena di desa ini merupakan desa yang menjadi pusat kegiatan ekonomi yaitu di Pasar induk Wringin yang menjadi satu-satunya pasar di kecamatan ini yang terdiri dari 12 desa.


B.     RUMUSAN MASALAH
1.    Adakah pengaruh label BPOM terhadap keputusan dan minat beli masyarakat?
2.    Seberapa besar pengaruh label BPOM terhadap keputusan dan minat beli masyarakat?
C.    TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian secara umum ialah untuk menemukan, untuk mengembangkan, maupun koreksi atau menguji kebenaran ilmu pengetahuan yang telah ada.[6]
Tujuan penelitian yang diharapkan oleh peneliti yaitu:
1.  Untuk mengetahui apakah ada pengaruh label BPOM terhadap keputusan dan minat beli masyarakat.
2.  Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh label BPOM terhadap keputusan dan minat beli masyarakat.
D.    MANFAAT PENELITIAN
 Kegunaan hasil penelitian ada dua hal, yaitu : 1) Kegunaan untuk mengembangkan ilmu/kegunaan teoritis; 2) Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada obyek yang diteliti.[7]
Dari penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat diantaranya sebagai berikut:

1.    Secara Teoritis
Diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan tentang masalah yang akan diteliti. Khususnya mengenai produk ber BPOM
2.    Secara Praktis
a.    Bagi Peneliti:
Dengan melakukan peneliian ini, diharapkan dapat menambah ilmu pencgetahuan, serta dapat memahami tentang produk ber BPOM terhadap keputusan dan minat beli masyarakat.
b.    Bagi Masyarakat:
Penelitian ini diharapkan berfungsi sebagai informasi serta pengetahuan tentang produk ber BPOM terhadap keputusan dan minat beli masyarakat.
c.    Bagi IAIN Jember
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi koleksi dan rujukan penelitian berikutnya untuk para mahasiswa.


E.     RUANG LINGKUP PENELITIAN
1.    Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.[8]
Pada penelitian ini ada dua variabel yaitu, variabel independen/bebas (Produk Ber BPOM) dan variabel dependen/terikat (Keputusan dan Minat Beli Masyarakat).
2.    Indikator Penelitian
Ada dua variabel dalam penelitian ini, dan setiap variabel memiliki indikator tersendiri. Diantaranya :
1.    Variabel independen/bebas yaitu Produk Ber BPOM (X) indikatornya adalah sebagai berikut :
1)   Merk
2)   Kemasan
3)   Label halal
4)   Label BPOM
5)   Iklan
6)   Harga

2.    Variabel dependen/terikat yaitu Keputusan dan Minat Beli Masyarakat (Y) indikatornya adalah sebagai berikut :
1)   Gaya hidgup
2)   Budaya
3)   Persepsi konsumen
4)   Keputusan membeli


F.     DEFINISI OPERASIONAL
Berikut ini adalah istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah.[9]
1.    Produk  
Produk adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya.[10]
2.    BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) adalah lembaga pemerintah yang bertugas melakukan regulasi, standardisasi, dan sertifikasi produk makanan dan obat yang mencakup keseluruhan aspek pembuatan, penjualan, penggunaan, dan keamanan makanan, obat-obatan, kosmetik, dan produk lainnya.
3.    Keputusan dan Minat
Keputusan adalah proses evaluasi untuk memilih dua atau lebih barang yang ingin dibelinya. Sedangkan minat adalah ketertarikan terhadap suatu benda yang mendorong hasrat ingin memiliki.
G.    ASUMSI PENELITIAN
Asumsi dasar penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut, akhir-akhir ini seringkali terjadi kasus keracunan makanan, minuman maupun kosmetik yang terjadi pada masyarakat desa wringin yang disebabkan oleh minimya kesadaran masyarakat untuk bersikap lebih hati-hati dan selektif dalam memilih dan membeli produk. Dengan penelitian ini diharapkan adanya respon, saran dan kritik yang membekali peneliti.
H.    HIPOTESIS
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Hipotesis asosiatif, yaitu jawaban sementara terhadap masalah asosiatif yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis diajukan dalam bentuk pernyataan sementara terhadap hasil penelitian. [11] Hipotesis terdiri dari 2 macam yang pertama, Hipotesis alternatif yang disingkat (Ha) yang menyatakan adanya hubungan antara variabel x dengan variabel y. Kedua, Hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel x dengan variabel y.
Hipotesis pada penelitian ini adalah :
a.    Ha : Label BPOM memiliki pengaruh terhadap keputusan dan minat                   beli masyarakat.
b.    Ho : Label BPOM tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan dan                   minat masyarakat.
I.       METODE PENELITIAN
Metode penelitan adalah suatu cara yang dipergunakan dalam penelitian untuk memecahkan masalah dan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Adapun metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian berintikan uraian tentang pendekatan penelitian yang dipilih, pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis pendekatan penelitian kuantitatif. Sementara jenis penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif.
2.      Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.[12] Populasi penelitian ini adalah masyarakat Desa Wringin Kecamatan Wringin Kabupaten Bodowoso. Pemilihan populasi pada Desa Wringin Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso dikarenakan di Desa ini sering kali terjadi kasus keracunan yang disebabkan oleh produk yang mereka konsumsi dan di desa inilah yang menjadi pusat kegiatan ekonomi yaitu di pasar Wringin. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Simple Random Sampling karena pengambilan anggota sampel dan populasi dilakukan secara acak.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Wringin Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso. Untuk mendapatkan data yang akurat, penelitian ini mengambil masyarakat yang paling dekat dengan area pasar umum dengan tujuan Pertama, masyarakat banyak yang berpendidikan karena dengan responden yang berpendidikan berguna agar dalam pengisian kuisioner berjalan dengan lancar. Kedua, tejangkaunya pasar sebagai tempat membeli produk-produk yang akan di teliti. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 100 responden.

3.      Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut :
a.    Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara  memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.[13] Hal ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh Label BPOM terhadap keputusan dan minat beli masyarakat.
Teknik pengumpulan data yang diperlukan dengan cara mengajukan daftar pertanyaan atau pernyataan yang langsung pada masyarakat Desa Wringin.
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, sebagai berikut :
Skor Penilaian Jawaban
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu – ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1



b.   Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.
Dari data yang akan didapat oleh peneliti, peneliti akan memaparkan mengenai letak desa, jumlah penduduk desa, mata pencaharian masyarakat desa, dan pendidikan masyarakat yang ada di Desa Wringin Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso.
c.    Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang lain. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab di lain kesempatan.[14] Instrumen dapat berupa pedoman wawancara maupun checklist.

4.      Analisis Data
Kegiatan analisis data dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap antara lain :[15]
a.    Proses editing
Tahap awal analisis data adalah melakukan edit terhadap data yang telah dikumpulkan dari hasil survey lapangan. Pada prinsipnya proses editing data bertujuan agar data yang diamati bisa dianalisis secara akurat dan lengkap.
b.    Proses coding
Proses pengubahan data kualitatif menjadi angka dengan mengklasifikasikan jawaban yang ada menurut kategori-kategori yang penting.
c.    Proses scoring
Proses penentuan skor atas jawaban responden yang dilakukan dengan membuat klasifikasi dan kategori yang cocok tergantung pada anggapan atau opini responden.
d.   Tabulasi
Menyajikan data-data yang diperoleh dalam tabel, sehingga diharapkan pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses tabulasi selesai kemudian data-data dalam tabel tersebut akan diolah dengan bantuan software statistik yaitu SPSS. Agar data yang dikumpulkan dapat bermanfaat maka harus diolah dan dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan.
1)        Uji instrumen penelitian
Sebuah intrumen atau alat ukur yang baik haruslah memiliki validitas dan reliabilitas yang juga sama baiknya. Sebelum dilakukan analisis statistik, butir-butir pertanyaan, pertanyaan perlu diuji validitas dan reliabilitasnya.
a.    Validitas
 Untuk menguji validitas dari instrumen penelitian, peneliti menggunakan teknis analisis Product Moment. Teknis analisis korelasi product moment ini digunakan untuk mencari hubungan atau pengaruh antara variabel X dan variabel Y. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut.[16]


Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Validitas untuk sampel 15 Responden
                      Variabel
                      Indikator
r                    r hitung
Sig.
                      Keterangan
Label BPOM (X)
X1
                      0,745
                      0,001
Valid
X2
                      0,597
                      0,019
Valid
X3
                      0,597
                      0,019
Valid
X4
                      0,547
                      0,035
Valid
X5
                      0,587
                      0,021
Valid
X6
                      0,584
                      0,022
Valid
X7
                      0,695
                      0,004
Valid
X8
                      0,627
                      0,012
Valid
X9
                      0,635
                      0,011
Valid
X10
                      0,522
                      0,046
Valid
X11
                      0,526
                      0,044
Valid
X12
                      0,587
                      0,022
Valid
Keputusan dan Minat Beli (Y)
Y1
                      0,652
                      0,008
Valid
Y2
                      0,617
                      0,014
Valid
Y3
                      0,691
                      0,004
Valid
Y4
                      0,868
                      0,000
Valid
Y5
                      0,767
                      0,001
Valid
Y6
                      0,608
                      0,016
Valid
Y7
                      0,759
                      0,001
Valid
Y8
                      0,640
                      0,010
Valid
Sumber: Lampiran 1



b.   Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Pengujiannya dapat dilakukan secara internal, yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada. Satu lagi secara eksternal, yaitu dengan melakukan test-retest, cara ini adalah dengan mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif  dan signifikan, maka instrumen dinyatakan reliabel.[17] Untuk menguji reliabilitas data, peneliti menggunakan Cronbach Alpha.
Tabel Hasil Uji Reliabilitas sampel 15 responden
Variabel
Α
Keterangan
Label Halal (X)
Keputusan Pembelian (Y)
0,840
0,850
Reliabel
α > 0,60
Sumber: Lampiran 2


2)   Alat Analisis Data Kuantitatif
1.    Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi dengan bentuk lonceng  (bell shaped) data yang “baik” adalah data yang mempunyai pola distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri maupun ke kanan.
Kriteria pengejuian adalah sebagai berikut :[18]
a.    Angka signifikan (SIG >0,05, data berdistribusi normal)
b.    Angka signifikan (SIG <0,05, data berdistribusi tidak normal).


2.    Uji Linieritas
Linieritas adalah keadaan dimana hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen bersifat linier (garis lurus) dalam range variabel independen tertentu.
Linieritas bisa diuji dengan menggunakan scatter plot (diagram pencar) seperti yang digunakan untuk deteksi data outlier, dengan memberi tambahan garis regresi. Oleh karena scatter plot hanya menampilkan hubungan dua variabel saja, maka jika terdapat lebih dari dua data, pengujian akan dilakukan dengan berpasangan tiap dua data.[19]

3.    Uji Homoskedastisitas
Uji Homoskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah group (data kategori) mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang harusnya terjadi, maka dikatakan ada Homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama, dikatakan terjadi Heteroskedastisitas.
Alat untuk menguji Homoskedastisitas bisa dibagi dua, yakni dengan alat analisis Levene Test, atau dengan Analisis Residual yang berupa grafik. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

3)        Uji Hipotesis
1.    Uji T
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Caranya adalah dengan membandingkan nilai statistik thitung dengan nilai statistik ttabel dengan tingkat signifikan (α) yang digunakan yaitu 5%. Masing-masing variabel bebas dikatakan mempunyai pengaruh yang signifikan (nyata) apabila thitung lebih besar dari ttabel atau apabila probabilitas < 5% (α).
thitung =      ẋ - µ0
                       
Dimana :
thitung = harga yang dihitung dan menunjukkan nilai standard                        deviasi dari distribusi t (Tabel t).
    =  rata-rata nilai yag diperoleh dari hasil pengumpulan data.
µ0   = nilai yang dihipotesiskan
s     = standard deviasi sampel yang dihitung
n    = jumlah sampel penelitian


2.    Regresi Linier Sederhana
Pengujian regresi linear sederhana berguna untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel independen (label BPOM) terhadap variabel dependen (keputusan dan minat beli).
J.      SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Dalam sistemaika penulisan ini akan dijelaskan kerangka pemikir yang digunakan dalam menyusun skripsi ini, sehingga dapat dipekajari dan dipahami oleh pembaca. Adapun sistematika pembahasan ini adalah sebagai berikut :
Bab I : PENDAHULUAN
Yang terdiri dari 10 sub yaitu : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, definisi operasional, kajian kepustakaan, asumsi penelitian, hipotesis, metode penelitian.
Bab II : PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dipaparkan kajian kepustakaan serta literatur yang berhubungan dengan skripsi. Penelitian terdahulu yang mencantumkan penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya. Dilanjutkan dengan kajian teori yang memuat “ Label BPOM “ serta “ keputusan dan minat pembelian “ fungsinya adalah sebagai landasan teori pada bab berikutnya guna menganalisa data yang diperoleh dari penelitian.



Bab III : PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Bab ini menguraikan tentang gambaran obyek penelitian, penyajian data,          analisis dan pengujian hipotesis, pembahasan.
Bab IV : PENUTUP
Berupa penutup yang terdiri dari kesimpulan dan hasil penelitian serta saran-saran. Kemudian dicantumkan daftar kepustakaan dan lampiran-lampiran.


BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN

A.   Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini peneliti mencantumkan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang hendak dilakukan oleh peneliti. Dengan langkah ini maka akan didapatkan beberapa perbedaan maupun persamaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan penelitian sebelumnya. Adapun penelitian terdahulu adalah sebagai berikut :

Peneliti
Aang Gunaifi
Khoirotin Nisak
Dyah Ayu Helida
Judul
25
Pengaruh Label Halal Terhadap Minat Konsumen di PT. Salsa Bela Jember
Pengaruh Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Makanan Dalam Kemasan Pada Mahasiswa Jurusan Syariah Prodi Muamalah STAIN jember
Pengaruh Produk Ber BPOM Terhadap Keputusan Dan Minat Beli Masyarakat Desa Wringin Bondowoso
Alat uji
Product Moment.
Regresi Linier Sederhana
Product Moment, Regresi Linier Sederhana.
Variabel
Label halal (X) Minat konsumen (Y)
Label halal (X) Keputusan Pembelian (Y)
Produk Ber BPOM (X)
Keputusan dan Minat Beli Konsumen (Y)
Tahun penelitian
2009
2014
2015

Hasil penelitian
Ada pengaruh label Halal terhadap minat kosumen yakni sebesar 0,234
Variabel label Halal mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 0,451
Ada pengaruh label BPOM terhadap minat dan keputusan beli masyarakat sebesar 0,534



B.  Kajian Teori
1.    Produk
Produk adalah apa saja, yang dapat ditawarkan kepada pasar agar dapat dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan mereka.[20]
Termasuk dalam pengertian produk, yaitu:[21]
1.    Goods : Barang-barang fisik
2.    Services : jasa / pelayanan yang bersifat non fisik, yang menyertai atau tidak menyertai produk barang fisik
3.    Events : kegiatan atau peristiwa yang dibutuhkan oleh orang banyak
4.    Persons: Keahlian atau ketenaran seseorang
5.    Places : Tempat atau kota yang memiliki keunggulan, keunikan atau keindahn
6.    Properties : Hak kepemilikan bisa berupa benda nyata (Real Estate) atau finansial (saham dan obligasi)
7.    Organization : Lembaga atau wadah yang memberikan citra atau nilai jual dari suatu produk
8.    Information : Informasi yang dapat diproduksi dan dapat dipasarkan (sekolah, surat kabar)
9.    Ideas : Gagasan yang menghasilkan produk yang diminati oleh konsumen.

Ada tiga tingkatan atau level dalam produk, yaitu[22] :
1.    Inti produk (core product/generie product), yaitu manfaat atau jasa     inti yang diberikan produk tersebut.
2.    Wujud produk (tangible product/formal product), yaitu karakteristik yang dimiliki produk tersebut, berupa mutunya, corak atau ciri0ciri khasnya, mereknya dan kemasannya.
3.    Produk tambahan yang disempurnakan (augmented/extend product), menggambarkan kelengkapan atau penyempurnaan dari produk inti.
Klasifikasi produk berdasarkan karakteristik/sifat ada 3 yaitu :
1.    Barang tahan lama (durable goods) yaitu barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak sekali pemakaian.
2.    Barang tidak tahan lama (non-durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya dikonsumsikan satu atau beberapa kali.
3.    Jasa (service), yaitu kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dibeli.
Ada beberapa bagian produk yang menunjang kualitas produk tersebut sehingga konsumen berminat untuk membeli. Beberapa bagian yang termasuk dalam unsur produk adalah sebagai berikut :


A.  Merk
Merk adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, atau disain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang, penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk pesaing. [23]
Merk perlu menjadi lebih dari sekedar ekspresi yang berorientasi pada keberadaan dimana-mana agar dapat berhubungan secara emosional dengan konsumen dalam berbagai cara pada berbagai kesempatan.
a.    Pemberian merek pada suatu produk dimaksudkan untuk beberapa  alasan, yaitu[24] :
1.    Untuk tujuan identifikasi, guna mempermudah penanganan atau mencari jejak produk yang dipasarkan
2.    Melindungi produk yang unik dari kemungkinan ditiru pesaing
3.    Produsen ingin menekankan mutu tertentu yang dutawarkan dan untuk  memepermudah konsumen menemkan produk tersebut kembali
4.    Sebagai landasan untuk mengadakan diferensiasi harga
b.    Bagian dari Merk : [25]
1.    Nama Merk (Brand Name), adalah sebagian dari merk dan yang dapat ducapkan.
2.    Tanda Merk (Brand Merk), adalah sebagian dari merk yang dapat dikenal namun tidak dapat diucapkan.
3.    Tanda Merk Dagang (Trade Merk), adalah sebagian dari merk yang dilindungi oleh hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjual dengan hak istimewanya untuk menggunakan nama merk dan atau tanda merk.
4.    Hak Cipta (Copy Right ), adalah hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual karya tulis, karya musik, atau karya seni.
c.    Manfaat Merk Bagi si Penjual :
1.    Nama merk memudahkan penjual untuk mengolah pesanan-pesanan dan menekan permasalahan.
2.    Nama merk dan tanda dagang secara hukum akan melindungi penjual dari pemalsuan ciri-ciri produk.
3.    Merk memberi penjual peluang kesetiaan konsumen pada produk.
4.    Merk dapat membantu penjual dalam mengelompokkan pasar ke dalam segmen-segmen.
5.    Citra perusahaan dapat di bina dengan adanya merk yang baik.



d.   Ekuitas merek
Ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen berpikir, merasa dan bertindak dalam hubungannya dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan.[26]
Inti merek yang berhasil adalah produk atau jasa yang hebat, didukung oleh perencanaan yang seksama, sejumlah komitmen jangka panjang, dan pemasaran yang dirancang dan dijalankan secara kreatif. Merek yang kuat menghasilkan loyalitas konsumen yang tinggi[27].
Sebuah merek memiliki ekuitas merek berbasis pelanggan yang bersifat positif ketika konsumen bereaksi lebih positif terhadap produk dan cara produk itu dipasarkan ketika merek itu teridentifikasi, dibandingkan ketika merek itu tidak teridentifikasi. Merek mempunyai ekuitas merek berbasis pelanggan yang negatif jika konsumen tidak terlalu menyukai aktifitas pemasaran untuk merek itu dalam keadaan yang sama.





B.  Kemasan
Kemasan mempunyai arti penting untuk mepengaruhi para konsumen langsung maupun tidak langsung di dalam menentukan pilihan terhadap produk yang akan dibelinya. Maka bentuk luar suatu produk harus dapat dibuat semenarik mungkin bagi konsumen. Dengan demikian, kemasan seperti telah diutarakan tidak dapat diabaikan, karena fungsinya bukan hanya sekedar sebagai pembungkus saja. Pada umumnya, kemasan berfungsi untuk mencegah kerusakan secara fisik, untuk mencegah atau mempersukar pemalsuan atau peniruan, untuk menjamin kebersihan dan sebagai wadah container untuk produk yang berupa barang cair. Di samping itu, kemasan dapat berfungsi sebagai alat komunikasi dengan memberikan keterangan pada kemasan itu tentang cara penggunaan, cara penyimpanan, komposisi isi produk, dan lain sebagainya. Kemasan dapat pula  memudahkan dan menghemat waktu dalam mengangkut produk tersebut, sehingga memudahkan penyalurann dalam proses penjualan, baik bagi produsen dan penyalur maupun bagi konsumen.[28]
Dalam melakukan kemasan, perlu diperhatikan agar kemasan itu harus praktis, mudah dibuka dan ditutu, mudah disimpan (terkait dengan bentuk), serta ukuran harus sesuai dengan penggunaan dan preferensi konsumen. Oleh karena itu, kemasan yang digunakan seharusnya memenuhi syarat sebagai berikut[29] :
1.    Harus dapat melindungi produk terhadap kerusakan, kehilangan dan kekotoran
2.    Harus ekonomis dan praktis bagi kegiatan perindustrian produk tersebut. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat memilih jenis dan cara pembungkusan dengan biaya yang relatif murah, akan tetapi dapat memberi kemudahan bagi konsumen untuk membawa dan menyimpannya
3.    Ukuran kemasan harus sesuai dengan kehendak pembeli misalnya besar kecil, dan bentuknya sesuai dengan unit kesatuan produk
4.    Kemasan harus memberikan aspek deskriptif, yaitu menunjukkan merek, kualitas, rasa dan campuran atau komposisi yang terdapat dalam produk tersebut
5.    Kemasan hendaklah mempunyai citra dan aspek seni.
Kemasan adalah segala kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus suatu produk. Wadah atau bungkus tersebut terdiri dari 3 (tiga) tingkat bahan, yaitu : [30]
1.    Kemasan dasar (primary package), yaitu bungkus langsung dari suatu produk.
2.    Kemasan tambahan (secondary package), yaitu bahan yang melindungi kemasan dasar dan dibuang bila produk tersebut akan digunakan.
3.    Kemasan pengiriman (shipping package), yaitu setiap kemasan yang diperlukan waktu penyimpanan, pengangkutan diidentifikasi.

a.    Peran kemasan dalam satu alat pemasaran, yaitu :
1.    Swalayan (self service)
Semakin banyak produk yang dijual dengan cara pembeli mengambil sendiri barang yang dibutuhkannya, kemasan berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang menguntungkan.

2.    Kemakmuran konsumen (customer offluence)
Meningkatnya kekayaan akan berarti bahwa konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan, dan prestise dari kemasan yang lebih baik.


3.    Citra perusahaan dan merk (company and branding image)
Banyak perusahaan mengakui adanya kekuatan yang dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merknya.
4.    Peluang inovasi (innovational opportunity)
Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberikan keuntungan bagi produsen.

C.  Label Halal                       
/Label halal adalah suatu fatwa tertulis dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat Islam. Serifikat halal ini merupakan syarat untuk mendapatkan ijin pencantuman label halal pada kemasan produk dari instansi pemerintah yang berwenang.
 Produk yang halal adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan syariat islam yaitu[31] :
a.    Tidak mengandung babi dan bahan yang berasal dari babi;
b.    Tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan seperti: bahan-bahan yang berasal dari organ manusia, darah, kotoran-kotoran dan lain sebagainya;
c.    Semua bahan yang berasal dari hewan halal yang disembelih menurut tata cara syariat islam;
d.   Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan, pengolahan, tempat pengolahan dan transportasinya tidak boleh digunakan untuk babi. Jika pernah digunakan untuk babi atau barang yang tidak halal lainnya terlebih dahulu harus dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syariat islam;
e.    Semua makanan dan minuman yang tidak mengandung khamr.
Pengadaan sertifikasi halal pada produk pangan, obat-obatan, kosmetika dan produk lainnya sebenarnya bertujuan untuk memberikan kepastian status kehalalan suatu produk, sehingga dapat menentramkan batin konsumen muslim. Namun, ketidaktahuan seringkali membuat minimnya perusahaan memiliki kesadaran untuk mendaftarkan diri guna memperoleh  halal.


D.  Label BPOM
Badan Pengawas Obat dan Makanan atau disingkat Badan POM adalah sebuah lembaga di Indonesia yang bertugas mengawasi peredaran obat-obatan dan makanan di Indonesia. Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang efektif dan efisien yang mampu mendeteksi, mencegah dan mengawasi produk-produk dengan tujuan melindungi keamanan, keselamatan dan kesehatan konsumennya baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk itu telah dibentuk Badan POM yang memiliki jaringan nasional dan internasional serta kewenangan penegakan hukum dan memiliki kredibilitas profesional yang tinggi. Menurut Peraturan kepala badan pengawas obat dan makanan RI Nomor HK.00.05.1.23.3516 tentang izin edar produk obat, obat tradisional, kosmetik, suplemen makanan dan makanan yang bersumber, mengandung, dari bahan tertentu dan atau mengandung alkohol.[32]
Visi dari BPOM adalah Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing Bangsa.
Sedangkan misinya adalah :
1.    Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko untuk melindungi masyarakat
2.    Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan.
3.    Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM.

a.    Fungsi BPOM
Sesuai Pasal 3 Peraturan Kepala Badan POM No. 14 Tahun 2014, Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan POM mempunyai fungsi[33] :
1.    Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan makanan.
2.    Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika zat adiktif, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan dan bahan berbahaya.
3.    Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk secara mikrobiologi.
4.    Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan pemeriksaan sarana produksi dan distribusi
5.    Investigasi dan penyidikan pada kasus pelanggaran hukum.
6.    Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
7.    Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen.
8.    Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan.
9.    Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan.
10.     Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala BadanPengawas Obatdan Makanan, sesuai dengan bidang tugasnya.

b.   Cara mengenali keaslian label BPOM
Karena akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan produk-produk yang dipalsukan, BPOM memberikan sebuah aplikasi yang dikhususkan untuk kepentingan konsumen, yaitu cara mengenali keaslian nomor registrasi BPOM. Langkah-langkah ini didapat dari sumbernya langsung, yaitu situs resmi BPOM. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : [34]
a.    Masuk ke situs resmi BPOM  di http://www.pom.go.id/
b.    Klik tombol yang bertuliskan ‘Produk Teregistrasi’
c.    Kemudian akan muncul menu dimana kita bisa mencari produk berdasarkan nomor registrasi, nama produk ataupun merk. Misal anda membeli produk dimana dalam kemasan tersebut tercantum no registrasi BPOM, maka kita pilih ‘nomor registrasi’ pada menu web tersebut, kemudian masukkan nomer registrasi produk tersebut. Jangan memakai tanda baca seperti titik (.), koma (,), titik dua (:) atau tanda baca lainnya.
d.   Jika nomor BPOM tersebut terdaftar, maka situs akan langsung memberikan data produk dari nomor registrasi tersebut. tapi apabila nomor BPOM itu palsu, maka akan timbul tulisan data tidak tersedia (not found). jika data tidak tersedia maka nomor BPOM tersebut palsu,dan produk yang anda beli pun palsu/ilegal karna tanpa pengawasan dari BPOM.
E.  Iklan
Iklan adalah penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merk, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Pada iklan biasanya ditampakkan organisasi yang mensponsorinya. Iklan ditunjukkan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen, evaluasi, perasaan, pengetauhan, makna, kepercayaan, sikap dan citra yang berkaitan dengan produk dan merk.  Dalam prakteknya iklan telah dianggap sebagai manajemen citra. Menciptakan dan memelihara citra dan makna dalam benak konsumen. Walaupun pertama-tama iklan akan mempengaruhi afeksi dan kognisi, tujuannya yang paling akhir adalah bagaimana mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.[35]
Tujuan iklan secara keseluruhan mempengaruhi tingkat penjualan agar tingkat keuntungan perusahaan meingkat. Sedangkan tujuan iklan secara khusus adalah[36] :
1.    Mempertahankan para langganan yang setia dengan membujuk para langganan agar tetap membeli
2.    Menarik kembali para langganan yang hhilang atau lari, dengan menarik atau mengarahkan arus langganan secara perlahan-lahan ke arah produk yang dihasilkan perusahaan dari merek produk saingan
3.    Menarik langganan baru, dengan menarik arus pembeli ke arah produk yang diiklankan perusahaan, dan menggantikan tempat langganan yang pindah ke merek produk saingan, serta memperluas pasar secara keseluruhan.
Sejalan dengan tujuan di atas, fungsi iklan dalam pemasaran adalah[37]:
a.    Sebagai alat untuk memberi informasi dalam memperkenalkan produk baru ke pasaran.
b.    Unruk membantu ekspansi / perluasan pasar.
c.    Untuk menunjang program personal-selling.
d.   Untuk mencapai orang-orang yang tidak dapat dikunjungi para pramuniaga (sales-person).
e.    Untuk membentuk nama baik perusahaan.
F.   Harga
Harga dapat didefinisikan sebagai alat tukar, hal ini seperti yaang di kemukakan oleh William J. Stanton terjemahan Y. Yamanto (1989 : 308) bahwa “harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya”.[38]
Seringkali kita menganggap bahwa penetapan harga yang lebih tinggi untuk suatu produk membuat konsumen percaya bahwa produk itu berkualitas lebih tinggi sehingga dapat menyebabkan penjualan serta laba yang diterima lebih besar daripada jika produk itu dihargai lebih rendah.[39] Jika konsumen tidak mempunyai alat/informasi lain menilai kualitas produk, maka harga produk tersebut bisa menjadi indikator terbaik untuk menduga kualitas produk tersebut.
Penetapan harga yang tinggi akan  membentuk image bahwa barang tersebut adalah barang yang bagus dengan kualitas tinggi serta merupakan barang yang biasa dipergunakan oleh masyarakat kalangan atas. Image atau citra yang terbentuk oleh harga yang tinggi itu pada umumnya disebabkan oleh berlakunya hukum Price Quality Relationship  yang sering disingkat PQR. Hukum ini mengatakan bahwaproduk dengan harga yang tinggi pada umunya memiliki kualitas yang tinggi pula. Sebaliknya produk dengan harga rendah biasanya kualitasnya juga rendah. Berlakunya hukum PQR tersebut merupakan kenyataan yang sering dialami oleh setiap orang, dimana pada umunya seseorang tidak dapat mengetahui dengan pasti tentang kualitas suatu produk. Dalam hal itu, maka kita atau orang pada umunya akan menggunakan pedoman untuk memilih kualitas produk itu atas dasar harga yang diberlakukan bagi produk tersebut, yang harganya lebih mahal akan dipandang sebagai produk berkualitas lebih tinggi.[40]


2.    Perilaku Konsumen
Tujuan utama dari konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk yang dijual di pasar adalah untuk memaksimumkan kepuasan total (total satisfication). Para ahli ekonomi menyebutkan kepuasan totalini sebagai (total utility) dari konsumen yang diperoleh ketika mengkonsumsi suatu produk. [41]       
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard yang dikutip oleh buku Tatik Suryani pemahaman terhadap tindakan yang langsung yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.[42]
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat dan pengambilan keputusan konsumen dalam membeli suatu produk, diantaranya :

a.    Gaya Hidup
Dari prspektif ekonomi, gaya hidup menunjukkan pada bagaimana seseorang mengalokasikan pendapatannya, dan memilih produk maupun jasa dan berbagai pilihan lainnya ketika memilih alternatif dalam satu kategori jenis produk yang ada. Dalam perspektif pemasaran, tampak jelas bahwa konsumen yang memiliki gaya hidup yang  sama akan mengelompokkan dengan sendirinya ke dalam satu kelompok berdasarkan apa yang mereka minati untuk menghabiskan waktu senggang, dan bagaimana mereka membelanjakan uangnya. Adanya perubahan gaya hidup dari generasi ke generasi karena adanya perubahan sosial di masyarakat dan lingkungan ekonomi yang berubah, merupakan peluang bagi pemasar untuk menciptak produk-produk dan menyesuaikan produknya sesuai dengan gaya hidup pasar yang dituju[43].
Josep Plumer, dalam buku Kasali yang dikutip oleh Tatik Suryani, menyatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur aktivitas-aktivitas manusia dalam : [44]
1.      Bagaimana mereka menghabiskan waktunya.
2.      Minat mereka, apa yang dianggap penting disekitarnya.
3.      Pandangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
4.      Karakter-karakter dasar seperti daur kehidupan, penghasilan, dan tempat tinggal.
b.   Budaya
Dalam faktor kebudayaan, ada komponen budaya itu sendiri, yaitu sub-budaya dan kelas sosial. Komponen subbudaya, dalam konteks masyarakat indonesia, bisa kita anggap suku-suku tertentu yang memiliki kebudayaan sendiri. Sementara itu, Kolter merumuskan kelas sosial sebagai pengelompokan masyarakat yang mempunyai minat, nilai-nilai, serta perilaku yang serupa, dan dikelompokkan secara berjenjang. Dengan batasan ini, kita jadi memahami bahwa kelas sosial tidak hanya dibagi berdasarkan tingkat pendapatan saja. Pemasar bisa mengelompokkannya berdasarkan kombinasi mulai dari tingkat pendidikan, pemilihan tempat rekreasi, nilai-nilai yang dianut, sampai dengan kekayaan yang dimiliki.[45]
Budaya tidak muncul begitu saja, timbul dan berkembang pada individu-individu yang ada di masyarakat, namun budaya tersebut dikuasai oleh anggota masyarakat melalui proses pembelajaran. Keluarga mengajarkan nilai-nilai mana yang penting dan mana yang tidak pentng, apayang benar dan apa yang salah, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dalam bersikap dan berperilaku. Demikian juga masyarakat melakukan kontrol sosial kepada warganya agar mempunyai nilai-nilai, keyakinan dan kebiasaan seperti yang diharapkan sebagian besar anggota masyarakat[46].
c.    Persepsi Konsumen
Pemahaman terhadap persepsi dan proses yang terkait sangat penting bagi pemasar dalam upaya membentuk persepsi yang tepat. Terbentuknya persepsi yang tepat pada konsumen menyebabkan mereka mempunyai kesan dan memberikan penilaian yang tepat. Berdasar persepsi inilah konsumen, tertarik dan membeli. Dua produk makanan yang bentuk, rasa dan kandungannya sama dapat dipersepsikan berbeda, begitu konsumen melihat merknya beda.
Jika konsumen mempersepsikan bahwa produk tersebut memiliki keunggulan yang berbeda dengan produk lain dan keunggulan itu sangat berarti bagi konsumen, maka konsumen akan memilih produk tersebut, meskipun sebenarnya produk tersebut relatif mirip dengan yang lainnya. Hal ini benar-benar terjadi untuk produk susu dan makanan untuk bayi dan anak-anak. Meskipun sebenarnya dari aspek kandungan produk-produk tersebut hampir sama, tetapi ibu-ibu memiliki persepsi bahwa diantara merk-merk yang ada memiliki mutu dan manfaat lebih yang berbeda-beda. Oleh karena itu ada keyakinan bahwa persepsi lebih penting daripada realitas.[47]
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi konsumen adalah[48] :
1.      Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan konsumen ketika sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen/pemasok produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginannya besar, harapan knsumen akan tinggi, demikian pula sebaliknya.
2.      Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun pesain-pesaingnya.
3.      Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan kualitas produk yang akan dibeli oleh konsumen itu. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi konsumen terutama produk-produk yang dirasakan beresiko tinggi.
4.      Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi konsumen. Orang-orang yang dibagian penjualan dan periklanan sebaiknya tidak membuat kampanye yang berlebihan melewati tingkat ekspektasi konsumen. Kampanye yang berkebihan serta secara aktual tidak mampu memenuhi ekspektasi konsumen akan memberi dampak negatif terhadap persepsi konsumen dengan produk itu.
d.   Keputusan Membeli
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai seuatu struktur sebanyak tujuh komponen. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut : [49]
a.     Keputusan tentang jenis produk.
b.    Keputusan tentang bentuk produk.
c.     Keputusan tentang merk.
d.    Keputusan tentang penjualnya.
e.     Keputusan tentang jumlah produk.
f.     Keputusan tentang waktu pembelian.
g.    Keputusan tentang cara pembayaran.


BAB III
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
A.    Gambaran Objek Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan laporan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Wringin Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso.
1.    Desa Wringin
Desa Wringin merupakan salah satu desa yang berada di kabupaten Bondowoso yang memiliki luas 627.528 Ha dengan jumlah penduduk 7444 jiwa yang terdiri dari[50] :
1.      3074 orang laki-laki
2.      3740 orang perempuan
3.     
48
2.495 Kepala Keluarga
 Desa Wringin memiliki 8 dusun dengan mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang.
Desa wringin adalah desa yang tergolong sebagai desa yang berpendidikan karena tingkat pendidikan penduduk di desa ini cukup tinggi begitu pula dengan sarana dan prasana pendidikan juga cukup memadai. Berikut data masyarakat desa Wringin yang sudah mengeyam pendidikan ataupun yang masih mengenyam pendidikan[51] :
1.      Tamat SD : 1.742 orang
2.      SD : 2006 orang
3.      SMP : 1449 orang
4.      SMA : 1.030 orang
5.      D3 : 15 orang
6.      S1 : 97 orang
7.      S2 : 2 orang

2.    Keadaan Geografis
a.    Sebelah utara     : Kec. Suboh, Kab. Situbondo
b.    Sebelah Timur    : Kec. Tegal Ampel
c.    Sebelah selatan  : Kec. Pakem, Binakal, Curahdami
d.   Sebelah Barat     : Kec. Sumbermalang, Kab. Situbondo
Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan cara memberikan langsung kuisioner kepada responden untuk diisi yang merupakan masyarakat dari desa Wringin. Pengumpulan data dilakukan pada masyarakat desa Wringin terhitung sejak tanggal 1 Juni s/d 28 Juni 2015 dengan mengambil sampel 100 responde dari 7444 penduduk desa Wringin yang di ambil secara random (acak).


B.     Penyajian Data
1.      Uji Validitas
Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur (dalam hal ini kuesioner) melakukan fungsi ukurnya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan korelasi Pearson Validity dengan teknik product moment. Berikut adalah hasil uji validitas untuk 15 responden dan 100 responden. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.1.


Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
                      Variabel
                      Indikator
                      r hitung
Sig.
                       Keterangan
Label BPOM(X)
X1
0,324
0,001
Valid
X2
0,569
0,000
Valid
X3
0,318
0,001
Valid
X4
0,486
0,000
Valid
X5
0,344
0,000
Valid
X6
0,217
0,030
Valid
X7
0,483
0,000
Valid
X8
0,439
0,000
Valid
X9
0,541
0,000
Valid
X10
0,441
0,000
Valid
X11
0,441
0,000
Valid
X12
0,573
0,000
Valid
Keputusan dan Minat Beli (Y)
Y1
0,525
0,000
Valid
Y2
0,522
0,000
Valid
Y3
0,559
0,000
Valid
Y4
0,589
0,000
Valid
Y5
0,401
0,000
Valid
Y6
0,658
0,000
Valid
Y7
0,606
0,000
Valid
Y8
0,615
0,000
Valid
Dikatakan Valid karena nilai SIG < 0,05
Sumber: Terlampir



Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa masing-masing indikator yang digunakan baik dalam variabel independen (label BPOM) maupun variabel dependen (keputusan dan minat beli) mempunyai nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti indikator-indikator yang digunakan dalam variabel penelitian ini layak atau valid digunakan sebagai pengumpul data.[52]
2.      Uji Reliabilitas
Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten. Suatu pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang jelas mudah dipahami dan memiliki interpretasi yang sama meskipun disampaikan kepada responden yang berbeda dan waktu yang berlainan. Peneliti mencantumkan hasil uji reliabilitas untuk 15 respoden dan 100 responden. Hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Α
Keterangan
Label BPOM (X)
Keputusan dan Minat Beli (Y)
0,605
0,668
Reliabel
α > 0,60
Reliabel karena nilai Cronbach Alpha > 0,6
Sumber: Terlampir

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel, karena memiliki nilai Cronbach Alpha (α) lebih besar dari 0,60.
C.    Analisis dan Pengujian Hipotesis
1.    Uji Data
a.      Uji Normalitas
  Untuk menghindari terjadinya bias, data yang digunakan harus berdistribusi normal. Pengujian normalitas sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov test terhadap masing-masing variabel. Data berdistribusi normal apabila nilai probabilitas > 0,05.[53]
Secara ringkas hasil uji normalitas data dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data
Variabel
Kolomogorov-Smirnov
Sig.
Keterangan
X
Y
0,793
1,071
0,556
0,202
Berdistribusi Normal
Berdistribusi Normal
Sumber: Terlampir
Berdistribusi Normal karena nilai SIG > 0,05



Berdasarkan Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal, karena memiliki nilai signifikansi (α) lebih besar dari 0,05.
Normalitas data juga dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal P-Plot Of Regression Standardized Residual. Dengan metode ini data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal dari grafik normal P-Plot Of Regression Standardized Residual.
Hasil pengujian normalitas P-Plot Of Regression Standardized Residual dapat dilihat pada Gambar sebagai berikut.









Sumber: Terlampir


Dari grafik hasil uji normalitas terhadap model regresi yang dapat dilihat pada Gambar tersebut, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi layak dipakai karena telah memenuhi asumsi normalitas.
b.      Uji Linieritas
Tujuan  uji  linieritas  adalah  untuk  mengetahui  hubungan  antara variabel bebas dan variabel terikat linier atau tidak. Kriteria pengujian linieritas adalah jika nilai  signifikasi  lebih  kecil  dari  0,05, maka  hubungan  antara  variabel  bebas  dan variabel terikat adalah linier. Hasil rangkuman uji linieritas disajikan dalam tabel berikut ini.[54]
Tabel 4.4 Hasil Uji Linieritas Data
Variabel
Fhitung
Sig.
Keterangan
X →Y
67,319
0,000
Linier
Sumber: Terlampir
Linier karena nilai SIG < 0,05


 
Berdasarkan hasil pengujian linieritas pada Tabel 4.4 variabel label BPOM (X) terhadap keputusan dan minat beli (Y) diperoleh nilai F = 67.319 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 adalah  linear. Sehingga, hubungan antara variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini adalah linier.
Linieritas juga dapat diuji dengan menggunakan scatter plot (diagram pencar) sebagaimana yang digunakan dalam pendeteksian data outlier, dengan memberi tambahan garis regresi. Hasil uji linieritas dengan scatter plot  dapat dilihat pada Gambar berikut.





Gambar Hasil Uji Linieritas
Sumber: Terlampir

Berdasarkan Gambar tersebut terlihat garis regresi yang tampak pada grafik di atas cenderung tidak mendatar (ke kanan atas). Apabila dilihat dari persamaan regresi, koefisien regresi adalah 0,53. Hal ini membuktikan adanya linieritas pada hubungan dua varibel tersebut, yang berarti semakin besar/kecil label BPOM ada hubungannya dengan keputusan dan minat beli.

c.       Uji Homoskedastisitas
Prosedur untuk pengujian homoskedastisitas dilakukan adalah mendeteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatter plot. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1)      Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (points) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas.
2)      Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.










Gambar Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Terlampir
Hasil analisis dari grafik scatterplots pada Gambar tersebut terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti asumsi homoskedastisitas pada model regresi telah terpenuhi.

2.    Uji Hipotesis
a.      Uji T
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Caranya adalah dengan membandingkan nilai statistik thitung dengan nilai statistik ttabel dengan tingkat signifikan (α) yang digunakan yaitu 5%. Masing-masing variabel bebas dikatakan mempunyai pengaruh yang signifikan (nyata) apabila thitung lebih besar dari ttabel atau apabila probabilitas < 5% (α). Nilai ttabel  pada n = 100, k = 1, dan (n – k) = (1001) = 99  adalah 1,96.
Hasil perhitungan uji t dengan menggunakan program SPSS for Windows dapat dilihat pada Tabel berikut.


Tabel 4.5 Hasil Uji t
Variabel
thitung
Sig.
Keterangan
X
7,830
0,000
Ha diterima
Sumber: Terlampir
Hasil Uji t, signifikan karena nilai sig < 0,05



Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa thitung > ttabel yaitu 7,830 > 1,96 dan signifikansi < α yaitu 0,000 < 0,05. Karena thitung lebih besar dari ttabel dan tingkat probabilitasnya lebih kecil dari 5%, maka H0 ditolak, berarti secara parsial variabel label BPOM (X) mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan dan minat beli (Y).  
b.      Regresi Linier Sederhana
Pengujian regresi linear sederhana berguna untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel independen (label BPOM) terhadap variabel dependen (keputusan dan minat beli). Berdasarkan pengujian dengan bantuan program SPSS for Windows diperoleh hasil yang dapat disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Regresi Linear Sederhana
Variabel
Koef. Regresi
thitung
Sig.
Keterangan
Konstanta
X
4,661
0,534
1.570
7,830
0,120
0,000
-
Signifikan
Sumber: Terlampir


D.    Pembahasan
Berdasarkan hasil tersebut dapat diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut:
            Y = a + bX
            Keterangan :
            Y = Variabel dependen
            X = Variabel independen
            a = Konstanta
            b = koefisien regresi
Y = 4,661 + 0,534 X
Interpretasi atas hasil analisis tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
1)      Konstanta sebesar 4,661, ini menunjukkan besarnya nilai keputusan dan minat beli jika variabel label BPOM sama dengan nol. Dalam hal ini keputusan dan minat beli masih bernilai positif meskipun tanpa variabel label BPOM yang disebabkan oleh faktor lain.
2)      b1 = 0,534, artinya apabila variabel label BPOM mengalami peningkatan maka akan diikuti peningkatan keputusan dan minat beli masyarakat.
Berdasakan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa Keputusan dan minat beli masyarakat terbentuk dari persepsi masyarakat. Dalam penelitian ini pengaruh label BPOM terhadap keputusan dan minat beli masyarakat dinyatakan cukup besar dikarenakan masyarakat memiliki persepsi yang baik terhadap produk yang memiliki label BPOM. Begitu pila dengan Gaya hidup, berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya hidup sebagian besar masyarakat desa Wringin dalam mengkonsumsi suatu produk, cukup baik karena tergolong selektif dalam memlilih produk.
Sesuai dengan teori dari Vincent Gasperz menyatakan bahwa tujuan utama dari konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk adalah untuk memaksimumkan kepuasan total (Total Satisfication). Artinya, tujuan utama konsumen adalah untuk mencari kepuasan dalam setiap keputusan memilih produk tertentu.
Begitu pula dengan teori dari Engel, Blackwell dan Miniard mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Artinya, konsumen akan memutuskan memilih suatu produk melalui beberapa proses yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari segi produk maupun dari segi perilaku konsumen.

Adapun faktor yang mempengaruhi minat dan keputusan beli masyarakat adala :
1.    Unsur-unsur yang terdapat dalam Produk tersebut yaitu :
a.    Label BPOM
b.    Merek
c.    Kemasan
d.   Label halal
e.    Iklan
f.     harga


2.    Perilaku Konsumen yang terdiri dari :
a.    Gaya hidgup
b.    Budaya
c.    Persepsi konsumen
d.   Keputusan membeli


BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dan analisis regresi linier sederhana yang dibantu dengan program SPSS, dapat disimpilkan bahwa :
1.    Terdapat pengaruh yang positif mengenai label BPOM dapat diketahui bahwa thitung > ttabel yaitu 7,830 > 1,96 dan signifikansi < α yaitu 0,000 < 0,05. Karena thitung lebih besar dari ttabel dan tingkat probabilitasnya lebih kecil dari 5%, maka H0 ditolak, berarti secara parsial variabel label BPOM (X) mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan dan minat beli masyarakat (Y).
2.     Label BPOM memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap keputusan dan minat beli masyarakat, karena masyarakat cukup selektif dalam memilih produk. Besar pengaruh label BPOM adalah 0,534 .
67

 

B.     Saran-saran
1.    Bagi produsen, dalam memproduksi kebutuhan konsumen sehari-harinya diharapkan prousen agar tidak hanya memikirkan keuntungan bagi pihak produsen saja, tetapi juga harus memperhatikan keamanan konsumen agar tidak menimbulkan hal yang merugikan bagi pihak konsumen.
2.    Bagi konsumen, diharapkan untuk bisa menjadi konsumen yang baik dengan cara lebih selektif dalam memilih dan mampu membedakan antara  produk yang layak ataupu tidak layak dikonsumsi.
3.    Bagi BPOM ataupun dinas kesehatan lainnya yang bertugas untuk mengawasi produk-produk yang beredar di pasar diharapkan agar lebih sering lagi melakukan kontrol terhadap produk-produk yang beredar di pasar.


DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. Tufiq, Dinamika Pemasaran, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2005
Arsyad, Lincolin, Ekonomi Manajerial, Yogyakarta, BPFE, 1999
Gobe, Marc , Emotional Branding, Jakarta, Erlangga, 2005
H. Sunarto, Riduwan, Pengantar Statistik, Bandung, Alfabeta, 2013
Kasiram, Moh, Metodologi Penelitian, Jogjakarta, UIN Maliki Press, 2010
Laksana, Fajar, Manajemen Pemasaran, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2008
Peraturan Kepala BPOM RI
Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson, Consumer Behaviour, Jakarta, Erlangga, 2000
Riduwan, H. Sunarto, Pengantar Statistik, Bandung, Alfabeta, 2013
S, Burhanuddin,  Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen dan Sertifikasi Halal, Malang, UIN Maliki Press, 2011
Santoso, Singgih, SPSS Statistik Multivariant, Jakarta, PT Elex Media Komputindo, 2003
STAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Jember, STAIN jember Press, 2014
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung , Alfabeta, 2013
Suryani, Tatik , Perilaku Konsumen, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2008
Swastha DH, Basu dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta, Liberty Offset, 2008
Teguh, Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2001
Umar, Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2008
Winiati P Rahayu  dkk, Keamanan Pangan, Bogor, IPB Press, 2011
Kolter, Philip, dkk, Manajemen Pemasaran, Jakarta, Erlangga, 2009
Gitosudarmo, Drs. Indryo, M.Com, Manajemen Pemasaran, Yogyakarta, BPFE, 1998.
Assauri, Prof. Dr. Sofjan, M.B.A, Manajemen Pemasaran, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2007
Gaspersz, Vincent, Ekonomi Manajerial, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1998


[1] Winiati P Rahayu  dkk, Keamanan Pangan, (Bogor : IPB Press, 2011), 129-130.
[2] http//www.pom.go.id
[3] Wawancara, Windi Oktavia, 10 juli 2015,Desa Wringin
[4] Wawancara, Zainul Qoror, 15 juli 2015, Pasar Wringin
[5] Wawancara, Widiyawati, 10 juli 2015,Desa Wringin
[6] Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian, (Jogjakarta : UIN Maliki Press, 2010), 8-9.
[7]Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2013), 283.
[8] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2013), 38.
[9]STAIN, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 45.
[10] Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta : Graha Ilmu,2008),67.
[11] STAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember : STAIN jember Press, 2014), 40.
[12] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2013), 80.
[13] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 142.
[14] Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008), 51.
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001),  173-174.
[16] Riduwan, H. Sunarto, Pengantar Statistik, (Bandung : Alfabeta, 2013), 80.
[17] Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,57-58.
[18] Singgih Santoso,SPSS Statistik Multivariant, (Jakarta : PT Elex Media Komputindo : 2003),36.
[19] Singgih Santoso,SPSS Statistik Multivariant, 43.
[20] M. Tufiq Amir, Dinamika Pemasaran, (Jakarta : Raja Grafindo Persada : 2005), 8.
[21] Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran,68
[22] Fajar Laksana, Manajemn Pemasaran, ( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), 68.
[23] Fajar Laksana, 77-78.
[24] Prof. DR. Sofjan Assauri, M.B.A, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007),205.
[25] Marc Gobe, Emotional Branding, (Jakarta : Erlangga, 2005), 195.
[26] Kolter, philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran,363
[27] Kolter, philip dan Kevin Lane Keller, 256
[28] Prof. Dr. Sofjan Assauri, M.B.A, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,2007), 209
[29] Prof. Dr. Sofjan Assauri, M.B.A, Manajemen Pemasaran,210
[30] Fajar Laksana, Manajemn Pemasaran, ( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008)82-83.
[31] Burhanuddin S.,S.HI.,M.Hum., Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen dan Sertifikasi Halal, (Malang : UIN Maliki Press, 2011), 140-141.
[32] http://www.pom.go.id (1 april 2015)
[33] Peraturan Kepala BPOM RI Pasal 3, No. 14 tahun 2014
[34] http://www.pom.go.id,(9 april, 2015)

[35] J. Paul Peter, Jerry C. Olson, Consumer Behaviour, (Jakarta : Erlangga, 2000), 181-182.
[36] Prof. Dr. Sofjan Assauri, M.B.A, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,2007), 273.
[37] Prof. Dr. Sofjan Assauri, M.B.A, Manajemen Pemasaran, 273.
[38] Fajar  Laksana, Manajemn Pemasaran, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2008), 105.
[39] Lincolin Arsyad, Ekonomi Manajerial, (Yogyakarta : BPFE, 1999), 397-398.
[40] Drs. Indryo Gitosudarmo, M.Com, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta : BPFE, 1998),226
[41] Vincent Gaspersz, Ekonomi Manajerial, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1999), 118
[42] Tatik Suryani, Perilaku Konsumen, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2008),5-6.
[43] Tatik Suryani, Perilaku Konsumen, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2008), 73.
[44] Tatik Suryani, Perilaku Konsumen, 74.
[45] M. Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005), 49.
[46] Tatik Suryani, Perilaku Konsumen, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2008), 286.
[47] Tatik Suryani, Perilaku Konsumen, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2008), 96.
[48] Vincent Gaspersz, Ekonomi Manajerial, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1999), 118
[49] Basu Swastha DH, Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta : Liberty Offset, 2008), 118-119.
[50] Data Statistik Penduduk Desa Wringin Tahun 2014
[51] Data Statistik Penduduk Desa Wringin Tahun 2014
[52] Sugiyono, Cara Mudah Belajar SPSS & LISREL, ( Bandung : Alfabeta, 2015 ), 382
[53] Sugiyono, Cara Mudah Belajar SPSS & LISREL, ( Bandung : Alfabeta, 2015 ),323
[54] Sugiyono, Cara Mudah Belajar SPSS & LISREL, ( Bandung : Alfabeta, 2015 ),324

1 komentar: