Selasa, 03 November 2015

strategi pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Strategi instruksional atau yang dikenal dengan strategi pembelajaran merupakan sesuatu hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Namun, yang menjadi pertanyaan saat ini adalah bagaimana cara mengembangkan suatu strategi instruksional? Apakah berbeda dengan strategi instruksional yang saat ini banyak beredar seperti strategi instruksional konstektual, maupun yang lain.
Dengan latar belakang diatas maka kami menulis makalah dengan judul “Pengembangan Strategi Instruksional”. Dengan tujuan untuk mengetahui tentang strategi instruksional tersebut.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian strategi pembelajaran?
2.      Apa sajakah jenis-jenis strategi pembelajaran?
3.      Bagaimana pengenalan konsep strategi instruksional menurut Atwi Suparman?
C.     Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran.
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis strategi pembelajaran.
3.      Untuk mengetahui pengenalan konsep strategi instruksional menurut Atwi
 BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Strategi Instruksional
                        Menurut Dick dan Carey (1985) (dalam Suparman, 2010: 204) mengatakan bahwa suatu strategi instruksional menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan instruksional dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada peserta didik. Dick dan Carey menyebut lima komponen umum dari strategi instruksional, sebagai berikut :
1.      Kegiatan prainstruksional ;
2.      Penyajian informasi;
3.      Partisipasi mahasiswa
4.      Tes;
5.      Tindak lanjut.
             Pengertian di atas menggambarkan bahwa strategi instruksional juga diberikan oleh Gagne dan Briggs (1979) (dalam Suparman,2010: 205) yang menyebut strategi instruksional dengan Sembilan urutan kegiatan instruksional, yang terdiri atas :
1.      Memberikan motifasi atau menarik perhatian;
2.      Menjelaskan tujuan instruksional kepada peserta didik;
3.      Mengingatkan kompetensi prasyarat ;
4.      Member stimulus (masalah, topik, konsep);
5.      Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari);
6.      Menimbulkan penampilan peserta didik;
7.      Memberi umpan balik;
8.      Menilai penampilan;
9.      Menyimpulkan.

                 Pengertian ini juga memiliki kesamaan dengan pengertian dari Dick dan Carey yang menggambarkan  bahwa  strategi instruksional sebagai urutan penyajian kegiatan instruksional yang perlu dibuat dan dilakukan oleh pendidik.
                 Dalam pengertian lain (Sanjaya, 2009 : 126) menjelaskan bahwa strategi instruksional adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
                 Berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi instruksional merupakan rencana tindakan atau rangkaian kegiatan yang melibatkan penggunaan metode pembelajaran dan pemanfaatan berbagai sumber daya di sekitar lingkungan siswa, misalnya media pembelajaran yang kesemuanya mengarah pada tercapainya sebuah tujuan pembelajaran yang telah diciptakan oleh guru atau pendidik.

B.     Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
Ada beberapa strategi instruksional yang dapat dilakukan yaitu strategi pembelajaran ekspositori, strategi pembelajaran inkuiri dan strategi pembelajaran kontekstual. Ketiga strategi ini bukan hanya satu-satunya strategi pembelajaran yang ada masih banyak strategi pembelajaran lainnya. Strategi ini dipilih karena yang paling sering dilakukan dan didengar oleh para guru.
1.    Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah Strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori kental berpusat pada guru, siswa hanya tinggal menerima saja sehingga pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah berpusat pada guru.
Karakteristik strategi ekspositori yaitu:
a.    Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal.
b.    Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pembelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang.
c.       Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.

1)   Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran ekspositori
a)    Berorientasi pada tujuan.
                      Sebelum melakukan strategi instruksional atau strategi pembelajaran seyogyanya dilakukan penetapan tujuan pembelajaran yang dapat diukur dan berorientasi pada kemampuan siswa. Namun, strategi pembelajaran ekspositori tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan domain kognitif tingkat tinggi dikarenakan sifatnya yang hanya pemaparan sehingga sebaiknya tujuan pembelajaran yang dibuat berada pada domain kognitif tingkat rendah.
b)   Prinsip komunikasi.
                     Prinsip komunikasi sangat penting diperhatikan dalam strategi instruksional ini dikarenakan penekanannya pada proses penyampaian satu arah dari guru kesiswa. Gangguan dalam komunikasi (noise) sebisa mungkin dapat diminimalkan oleh guru sehingga penggunaan media pembelajaran, teknik, dan taktik pembelajaran sangat penting untuk dilibatkan.
c)      Prinsip kesiapan.
                        Agar materi mudah masuk kedalam benak siswa, maka seorang guru perlu mempersiapkan fisik dan psikis siswa. Guru juga belum melakukan apresiasi untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan sehingga nantinya proses asimilasi dan akomodasi dari proses berfikir siswa dapat terjadi ekuilibrium atau keseimbangankonsep baru dengan yang lama.


d)   Prinsip berkelanjutan.
                        Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari pelajaran lebih lanjut dikarenakan penyampaian yang cenderung dengan verbal maka guru harus memiliki kiat-kiat dalam menyampaikan dalam menyampaikan materi pelajaran agar tidak menimbulkan keterkaitan terhadap materi yang akan diajarkan karena pembelajaran bukan hanya berlangsung saat itu juga saat itu juga untuk waktu yang selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah mana kala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidak seimbangan sehingga disequilibrium sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menentukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.

2)      Prosedur pelaksanaan strategi ekspositori
Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan strategi ekspositori.
a.       Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
b.      Kuasai materi pelajaran dengan baik.
c.       Kenali medan dengan berbagai hal yang dapat memengaruhi proses penyampaian dengan beberapa langkah:
1.      Persiapan
(a). Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.
(b). Mulailah dengan mengungkapkan tujuan yang harus dicapai.
(c). Bukalah file dalam otak siswa
2. Penyajian     
(a). Penggunaan bahasa
(b). Intonasi suara
(c). Menjaga kontak mata dengan siswa
(d). Menggunakan joke-joke yang menyegarkan.
3.      Korelasi
4.      Menyimpukan
5.      Mengaplikasikan
2.    Strategi pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri menekankan pada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri umum strategi pembelajaran inkuiri yaitu:
a.       Strategi inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subyek belajar.
b.      Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri.
c.       Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemempuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

1).  Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran inkuiri.
a)      Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berfikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.
b)      Prinsip interaksi
Guru dalam hal ini bertindak sebagai pengatur interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, maupun siswa dengan lingkungan. Guru perlu mengarahkan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya melalui interaksi mereka.
c)      Prinsip bertanya
Dalam hal ini guru bertindak sebagai penanya, apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk menegembangkan kemampuan, atau bertanya untuk menguji. Kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berfikir.
d)     Prinsip belajar untuk berfikir
Belajar yang ditekankan dalam strategi ini adalah proses berfikir dengan mengembangkan potensi seluruh otak kiri dan kanan secara maksimal.
e)      Prinsip keterbukaan
Tugas guru dalam prinsip ini adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa menegmbangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.

2). Langkah pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri.
Secara umum, strategi pemelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a). Orientasi
(1). Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
(2). Menjelaskan poko-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
(3). Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar.
b). Merumuskan masalah
c). Merumuskan hipotesis
d). Mengumpulkan data
e). Menguji hipotesis
f). Merumuskan kesimpulan
3.      Strategi pembelajaran kontekstual
Strategi pembelajaran kontekstual menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehdupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Misal: siswa diminta melakukan observasi ke pasar. Setelah observasi ke pasar, siswa ditanyakan mengenai apa yang dilihatnya di pasar? Serta menanyakan kesan pasar bagi mereka? Sampai pada akhirnya guru menghubungkan hal-hal tersebut dengan materi pelajaran tentang fungsi pasar.
Kasus pembelajaran diatas memberikan contoh bagaimana strategi pembelajaran kontekstual itu terjadi di dalam kelas. Siswa diminta terjun langsung ke kehidupan yang nyata lalu guru memberikan pemahaman dan mengaitkannya dengan materi yang diajarkan saat ini. Hal ini memberikan gambaran bahwa ketika siswa diajak terjun langsung ke kehidupan nyata seperti pasar, mereka akan lebih tahu kondisi nyata pasar. Seperti apa dibandingkan dengan guru yang hanya memberikan gambaran situasi pasar melalui cerita.
Dari konsep strategi pembelajaran konstektual, ada 3 hal yang dapat dipahami, yaitu:
a.       Strategi pembelajaran menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorentasikan pada proses pengalaman secara langsung.
b.      Strategi pembelajaran konstektual mendororng agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan nyata antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata.
c.       Strategi pembelajaran konstektual mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata.

C.     Pengenalan konsep strategi instruksional menurut Atwi Suparman
Di dalam buku Desain Instruksional oleh Atwi Suparman, dicantumkan bahwa strategi instruksional merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan mahasiswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan. Rumusan strategi instruksional lebih dari sekedar urutan kegiatan dan metode instruksional saja. Di dalamnya terkandung pula media instruksional dan pembagian waktu untuk setiap langkah kegiatan tersebut. Karena strategi instruksional ini disusun untuk mencapai tujuan instruksional tertentu, maka harus disusun sesuai dengan tujuan instruksional khusus.
Strategi instruksional menurut Atwi Suparman dibagi menjadi empat komponen utama yaitu urutan kegiatan instruksional, metode, media, dan waktu. Komponen utama yang pertama yaitu urutan kegiatan instruksional mengandung beberapa komponen yaitu pendahuluan, penyajian, dan penutup.
Komponen pendahuluan terdiri atas tiga langkah, yaitu:
1.      Penjelasan singkat tentang isi pelajaran;
2.      Penjelasan relevansi isi pelajaran baru dengan pengalaman siswa;
3.      Penjelasan tentang tujuan instruksional.
Komponen penyajian juga terdiri atas tiga langkah
1.      Uraian;
2.      Contoh;
3.      Latihan.
Komponen penutup terdiri atas dua langkah sebagai berikut:
1.      Tes formatif dan umpan balik;
2.      Tindak lanjut.
Komponen utama yang kedua yaitu metode instruksional terdiri atas berbagai macam metode yang digunakan dalam setiap langkah pada urutan kegiatan instruksional. Setiap langkah tersebut mungkin menggunakan satu atau beberapa metode atau mungkin pula beberapa langkah menggunakan metode yang sama.
Komponen utama yang ketiga yaitu media instruksional berupa media cetak dan atau media audiovisual yang digunakan pada setiap langkah urutan kegiatan instruksional. Seperti halnya penggunaan metode instruksional, beberapa media instruksional dapat digunakan pada satu langkah atas satu media digunakan pada beberapa langkah.
Berikut ini adalah bagan strategi instruksional dari Atwi Suparman.
URUTAN KEGIATAN INSTRUKSIONAL
METODE
MEDIA
WAKTU
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat:



Relevansi:



TIK:



PENYAJIAN
Latihan:



Contoh:



Uraian:



PENUTUP
Tes Formatif:



Umpan Balik:



Tindak Lanjut:




..... menit

Komponen pendahuluan berisikan penjelasan singkat tentang isi pelajaran, relevansi materi pelajaran baru dengan pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang telah dikuasainya serta relevansinya dengan pengalaman dan pekerjaanya sehar-hari. Selain itu, juga dicantumkan tujuan instruksional khusus (TIK). Untuk pencantuman TIK, yang dicantumkan di dalam strategi instruksional di atas hanyalah satu TIK. Jadi setiap TIK akan memiliki bagan strategi instruksional yang berbeda. Dalam hal ini, TIK adalah indikator pembelajaran.
Komponen  penyajian berisikan uraian yang merupakan penjelasan tentang materi pelajaran yang akan dipelajari siswa; contoh adalah gambar benda atau kegiatan dari materi pelajaran yang sedang diuraikan; serta latihan adalah kegiatan dalam rangka mengaplikasikan materi yang telah diketahui. Latihan ini bukan tes tetapi bagian dariproses belajar sebelum siswa menghadapi tes.
Komponen penutup berupa tes formatif dan tindak lanjut. Tes formatif adalah seperangkat tugas atau sejumlah pertanyaan yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa setelah menyelesaikan satu tahap pelajaran. Hasil tes formatif haruslah diberitahukan kepada siswa yang selanjutnya disebut sebagai umpan balik. Tindak lanjut merupakan kegiatan yang dilakukan siswa setelah melakukan tes formatif dan diberikan umpan balik. Apabila hasil nilainya rendah maka dapat dilakukan remedial, sedangkan jika nilainya baik dapat meneruskan ke bagian pelajaran selanjutnya.
Komponen utama kedua yaitu metode instruksional. Di dalam pemilihan metode instruksional, tidak semua metode sesuai dengan yang digunakan dalam mencapai tujuan instruksional tertentu. Oleh karena itu, perlu dipilih suatu metode instruksional yang sesuai dengan TIK.
   Komponen utama ketiga yaitu media instruksional. Media yang digunakan dalam kegiatan instruksional beraneka ragam. Guru selaku pengembang instruksional dapat memilih salah satu atau beberapa di antaranya untuk digunakan dalam menyusun strategi instruksionalnya.
 BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.      Strategi instruksional merupakan rencana tindakan atau rangkaian kegiatan yang melibatkan penggunaan metode pembelajaran dan pemanfaatan berbagai sumber daya di sekitar lingkungan siswa, misalnya media pembelajaran yang kesemuanya mengarah pada tercapainya sebuah tujuan pembelajaran yang telah diciptakan oleh guru atau pendidik.
2.      Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
a.       Strategi pembelajaran ekspositori
b.      Strategi pembelajaran inkuiri
c.       Strategi pembelajaran kontekstual
3.      Pengenalan konsep strategi instruksional menurut Atwi Suparman, di dalam buku Desain Instruksional, dicantumkan bahwa strategi instruksional merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan mahasiswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan.

 
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang :        Akademia
http://rudisiswoyoalfikir.blogspot.co.id/2012/10/strategi-pembelajaran-ekspositori.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar