BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Strategi
instruksional atau yang dikenal dengan strategi pembelajaran merupakan sesuatu
hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Namun, yang menjadi pertanyaan saat ini adalah bagaimana cara mengembangkan
suatu strategi instruksional? Apakah berbeda dengan strategi instruksional yang
saat ini banyak beredar seperti strategi instruksional konstektual, maupun yang
lain.
Dengan latar
belakang diatas maka kami menulis makalah dengan judul “Pengembangan
Strategi Instruksional”. Dengan tujuan untuk mengetahui tentang strategi
instruksional tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian
strategi pembelajaran?
2.
Apa sajakah jenis-jenis
strategi pembelajaran?
3.
Bagaimana pengenalan konsep strategi instruksional menurut Atwi
Suparman?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran.
2.
Untuk mengetahui jenis-jenis strategi pembelajaran.
3.
Untuk mengetahui pengenalan konsep strategi instruksional menurut Atwi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Strategi Instruksional
Menurut Dick dan Carey (1985) (dalam Suparman, 2010: 204)
mengatakan bahwa suatu strategi instruksional menjelaskan komponen-komponen
umum dari suatu set bahan instruksional dan prosedur-prosedur yang akan digunakan
bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada
peserta didik. Dick dan Carey menyebut lima komponen umum dari strategi
instruksional, sebagai berikut :
1.
Kegiatan prainstruksional ;
2.
Penyajian informasi;
3.
Partisipasi mahasiswa
4.
Tes;
5.
Tindak lanjut.
Pengertian di atas menggambarkan bahwa strategi instruksional juga
diberikan oleh Gagne dan Briggs (1979) (dalam Suparman,2010: 205) yang menyebut
strategi instruksional dengan Sembilan urutan kegiatan instruksional, yang
terdiri atas :
1.
Memberikan motifasi atau menarik perhatian;
2.
Menjelaskan tujuan instruksional kepada peserta didik;
3.
Mengingatkan kompetensi prasyarat ;
4.
Member stimulus (masalah, topik, konsep);
5.
Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari);
6.
Menimbulkan penampilan peserta didik;
7.
Memberi umpan balik;
8.
Menilai penampilan;
9.
Menyimpulkan.
Pengertian ini juga memiliki kesamaan dengan pengertian dari Dick
dan Carey yang menggambarkan bahwa strategi instruksional sebagai urutan
penyajian kegiatan instruksional yang perlu dibuat dan dilakukan oleh pendidik.
Dalam pengertian lain (Sanjaya, 2009 : 126) menjelaskan bahwa
strategi instruksional adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
strategi instruksional merupakan rencana tindakan atau rangkaian kegiatan yang
melibatkan penggunaan metode pembelajaran dan pemanfaatan berbagai sumber daya
di sekitar lingkungan siswa, misalnya media pembelajaran yang kesemuanya
mengarah pada tercapainya sebuah tujuan pembelajaran yang telah diciptakan oleh
guru atau pendidik.
B.
Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
Ada beberapa
strategi instruksional yang dapat dilakukan yaitu strategi pembelajaran
ekspositori, strategi pembelajaran inkuiri dan strategi pembelajaran
kontekstual. Ketiga strategi ini bukan hanya satu-satunya strategi pembelajaran
yang ada masih banyak strategi pembelajaran lainnya. Strategi ini dipilih
karena yang paling sering dilakukan dan didengar oleh para guru.
1.
Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi
pembelajaran ekspositori adalah Strategi pembelajaran yang menekankan pada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara
optimal. Strategi pembelajaran ekspositori kental berpusat pada guru, siswa
hanya tinggal menerima saja sehingga pendekatan pembelajaran yang digunakan
adalah berpusat pada guru.
Karakteristik
strategi ekspositori yaitu:
a.
Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi
pelajaran secara verbal.
b.
Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi
pembelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu
yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang.
c.
Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu
sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat
memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang
telah diuraikan.
1)
Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran ekspositori
a)
Berorientasi pada tujuan.
Sebelum
melakukan strategi instruksional atau strategi pembelajaran seyogyanya
dilakukan penetapan tujuan pembelajaran yang dapat diukur dan berorientasi pada
kemampuan siswa. Namun, strategi pembelajaran ekspositori tidak dapat mencapai
tujuan pembelajaran dengan domain kognitif tingkat tinggi dikarenakan sifatnya
yang hanya pemaparan sehingga sebaiknya tujuan pembelajaran yang dibuat berada
pada domain kognitif tingkat rendah.
b)
Prinsip komunikasi.
Prinsip
komunikasi sangat penting diperhatikan dalam strategi instruksional ini
dikarenakan penekanannya pada proses penyampaian satu arah dari guru kesiswa. Gangguan
dalam komunikasi (noise) sebisa mungkin dapat diminimalkan oleh guru
sehingga penggunaan media pembelajaran, teknik, dan taktik pembelajaran sangat
penting untuk dilibatkan.
c)
Prinsip kesiapan.
Agar
materi mudah masuk kedalam benak siswa, maka seorang guru perlu mempersiapkan
fisik dan psikis siswa. Guru juga belum melakukan apresiasi untuk mengetahui
sampai sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan
sehingga nantinya proses asimilasi dan akomodasi dari proses berfikir siswa
dapat terjadi ekuilibrium atau keseimbangankonsep baru dengan yang lama.
d)
Prinsip berkelanjutan.
Proses pembelajaran
ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari pelajaran lebih
lanjut dikarenakan penyampaian yang cenderung dengan verbal maka guru harus
memiliki kiat-kiat dalam menyampaikan dalam menyampaikan materi pelajaran agar
tidak menimbulkan keterkaitan terhadap materi yang akan diajarkan karena
pembelajaran bukan hanya berlangsung saat itu juga saat itu juga untuk waktu
yang selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah mana kala melalui proses
penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidak seimbangan sehingga
disequilibrium sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menentukan atau
menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.
2)
Prosedur pelaksanaan strategi ekspositori
Berikut ini
adalah prosedur pelaksanaan strategi ekspositori.
a.
Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
b.
Kuasai materi pelajaran dengan baik.
c.
Kenali medan dengan berbagai hal yang dapat memengaruhi proses penyampaian
dengan beberapa langkah:
1.
Persiapan
(a). Berikan
sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.
(b). Mulailah
dengan mengungkapkan tujuan yang harus dicapai.
(c). Bukalah
file dalam otak siswa
2. Penyajian
(a). Penggunaan bahasa
(b). Intonasi suara
(c). Menjaga kontak mata dengan
siswa
(d). Menggunakan joke-joke yang
menyegarkan.
3.
Korelasi
4.
Menyimpukan
5.
Mengaplikasikan
2.
Strategi pembelajaran inkuiri
Strategi
pembelajaran inkuiri menekankan pada proses mencari dan menemukan. Materi
pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini
adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan
sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Proses berfikir itu
sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Ada beberapa
hal yang menjadi ciri umum strategi pembelajaran inkuiri yaitu:
a.
Strategi inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal
untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai
subyek belajar.
b.
Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan
dapat menumbuhkan sikap percaya diri.
c.
Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau
mengembangkan kemempuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
1). Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran inkuiri.
a)
Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama
dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berfikir. Dengan demikian,
strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga
berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses
pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh
mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa
beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.
b)
Prinsip interaksi
Guru dalam hal
ini bertindak sebagai pengatur interaksi antara siswa dengan siswa, siswa
dengan guru, maupun siswa dengan lingkungan. Guru perlu mengarahkan agar siswa
dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya melalui interaksi mereka.
c)
Prinsip bertanya
Dalam hal ini
guru bertindak sebagai penanya, apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta
perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk menegembangkan
kemampuan, atau bertanya untuk menguji. Kemampuan siswa untuk menjawab setiap
pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berfikir.
d)
Prinsip belajar untuk berfikir
Belajar yang
ditekankan dalam strategi ini adalah proses berfikir dengan mengembangkan
potensi seluruh otak kiri dan kanan secara maksimal.
e)
Prinsip keterbukaan
Tugas guru
dalam prinsip ini adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada
siswa menegmbangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran
hipotesis yang diajukannya.
2). Langkah
pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri.
Secara umum, strategi
pemelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a). Orientasi
(1). Menjelaskan
topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
(2).
Menjelaskan poko-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai
tujuan.
(3).
Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar.
b). Merumuskan
masalah
c). Merumuskan
hipotesis
d).
Mengumpulkan data
e). Menguji
hipotesis
f). Merumuskan
kesimpulan
3.
Strategi pembelajaran kontekstual
Strategi
pembelajaran kontekstual menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi kehdupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka. Misal: siswa diminta melakukan observasi ke pasar. Setelah
observasi ke pasar, siswa ditanyakan mengenai apa yang dilihatnya di pasar?
Serta menanyakan kesan pasar bagi mereka? Sampai pada akhirnya guru
menghubungkan hal-hal tersebut dengan materi pelajaran tentang fungsi pasar.
Kasus
pembelajaran diatas memberikan contoh bagaimana strategi pembelajaran
kontekstual itu terjadi di dalam kelas. Siswa diminta terjun langsung ke
kehidupan yang nyata lalu guru memberikan pemahaman dan mengaitkannya dengan
materi yang diajarkan saat ini. Hal ini memberikan gambaran bahwa ketika siswa
diajak terjun langsung ke kehidupan nyata seperti pasar, mereka akan lebih tahu
kondisi nyata pasar. Seperti apa dibandingkan dengan guru yang hanya memberikan
gambaran situasi pasar melalui cerita.
Dari konsep
strategi pembelajaran konstektual, ada 3 hal yang dapat dipahami, yaitu:
a.
Strategi pembelajaran menekankan pada proses keterlibatan siswa
untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorentasikan pada proses
pengalaman secara langsung.
b.
Strategi pembelajaran konstektual mendororng agar siswa dapat
menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan
nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan nyata antara
pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata.
c.
Strategi pembelajaran konstektual mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan nyata.
C.
Pengenalan konsep strategi instruksional menurut Atwi Suparman
Di dalam buku Desain
Instruksional oleh Atwi Suparman, dicantumkan bahwa strategi instruksional
merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi
pelajaran dan mahasiswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam
proses instruksional untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan.
Rumusan strategi instruksional lebih dari sekedar urutan kegiatan dan metode
instruksional saja. Di dalamnya terkandung pula media instruksional dan
pembagian waktu untuk setiap langkah kegiatan tersebut. Karena strategi instruksional
ini disusun untuk mencapai tujuan instruksional tertentu, maka harus disusun
sesuai dengan tujuan instruksional khusus.
Strategi
instruksional menurut Atwi Suparman dibagi menjadi empat komponen utama yaitu
urutan kegiatan instruksional, metode, media, dan waktu. Komponen utama yang
pertama yaitu urutan kegiatan instruksional mengandung beberapa komponen yaitu
pendahuluan, penyajian, dan penutup.
Komponen
pendahuluan terdiri atas tiga langkah, yaitu:
1.
Penjelasan singkat tentang isi pelajaran;
2.
Penjelasan relevansi isi pelajaran baru dengan pengalaman siswa;
3.
Penjelasan tentang tujuan instruksional.
Komponen
penyajian juga terdiri atas tiga langkah
1.
Uraian;
2.
Contoh;
3.
Latihan.
Komponen
penutup terdiri atas dua langkah sebagai berikut:
1.
Tes formatif dan umpan balik;
2.
Tindak lanjut.
Komponen utama
yang kedua yaitu metode instruksional terdiri atas berbagai macam metode yang
digunakan dalam setiap langkah pada urutan kegiatan instruksional. Setiap
langkah tersebut mungkin menggunakan satu atau beberapa metode atau mungkin
pula beberapa langkah menggunakan metode yang sama.
Komponen utama
yang ketiga yaitu media instruksional berupa media cetak dan atau media
audiovisual yang digunakan pada setiap langkah urutan kegiatan instruksional. Seperti
halnya penggunaan metode instruksional, beberapa media instruksional dapat
digunakan pada satu langkah atas satu media digunakan pada beberapa langkah.
Berikut ini
adalah bagan strategi instruksional dari Atwi Suparman.
URUTAN KEGIATAN INSTRUKSIONAL
|
METODE
|
MEDIA
|
WAKTU
|
|
PENDAHULUAN
|
Deskripsi
Singkat:
|
|
|
|
Relevansi:
|
|
|
|
|
TIK:
|
|
|
|
|
PENYAJIAN
|
Latihan:
|
|
|
|
Contoh:
|
|
|
|
|
Uraian:
|
|
|
|
|
PENUTUP
|
Tes Formatif:
|
|
|
|
Umpan Balik:
|
|
|
|
|
Tindak
Lanjut:
|
|
|
|
|
|
..... menit
|
Komponen pendahuluan
berisikan penjelasan singkat tentang isi pelajaran, relevansi materi pelajaran
baru dengan pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang telah dikuasainya serta
relevansinya dengan pengalaman dan pekerjaanya sehar-hari. Selain itu, juga
dicantumkan tujuan instruksional khusus (TIK). Untuk pencantuman TIK, yang
dicantumkan di dalam strategi instruksional di atas hanyalah satu TIK. Jadi
setiap TIK akan memiliki bagan strategi instruksional yang berbeda. Dalam hal
ini, TIK adalah indikator pembelajaran.
Komponen penyajian berisikan uraian yang merupakan
penjelasan tentang materi pelajaran yang akan dipelajari siswa; contoh adalah
gambar benda atau kegiatan dari materi pelajaran yang sedang diuraikan; serta
latihan adalah kegiatan dalam rangka mengaplikasikan materi yang telah
diketahui. Latihan ini bukan tes tetapi bagian dariproses belajar sebelum siswa
menghadapi tes.
Komponen
penutup berupa tes formatif dan tindak lanjut. Tes formatif adalah seperangkat
tugas atau sejumlah pertanyaan yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan
belajar siswa setelah menyelesaikan satu tahap pelajaran. Hasil tes formatif
haruslah diberitahukan kepada siswa yang selanjutnya disebut sebagai umpan
balik. Tindak lanjut merupakan kegiatan yang dilakukan siswa setelah melakukan
tes formatif dan diberikan umpan balik. Apabila hasil nilainya rendah maka
dapat dilakukan remedial, sedangkan jika nilainya baik dapat meneruskan ke
bagian pelajaran selanjutnya.
Komponen utama
kedua yaitu metode instruksional. Di dalam pemilihan metode instruksional,
tidak semua metode sesuai dengan yang digunakan dalam mencapai tujuan
instruksional tertentu. Oleh karena itu, perlu dipilih suatu metode
instruksional yang sesuai dengan TIK.
Komponen utama ketiga yaitu media instruksional. Media yang
digunakan dalam kegiatan instruksional beraneka ragam. Guru selaku pengembang
instruksional dapat memilih salah satu atau beberapa di antaranya untuk
digunakan dalam menyusun strategi instruksionalnya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Strategi
instruksional merupakan rencana tindakan atau rangkaian kegiatan yang
melibatkan penggunaan metode pembelajaran dan pemanfaatan berbagai sumber daya
di sekitar lingkungan siswa, misalnya media pembelajaran yang kesemuanya
mengarah pada tercapainya sebuah tujuan pembelajaran yang telah diciptakan oleh
guru atau pendidik.
2. Jenis-jenis
Strategi Pembelajaran
a.
Strategi pembelajaran ekspositori
b. Strategi
pembelajaran inkuiri
c. Strategi
pembelajaran kontekstual
3.
Pengenalan konsep strategi instruksional menurut Atwi Suparman, di
dalam buku Desain Instruksional, dicantumkan bahwa strategi
instruksional merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian
materi pelajaran dan mahasiswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan
dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan instruksional yang telah
ditentukan.
DAFTAR
PUSTAKA
Lestari,
Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang : Akademia
http://rudisiswoyoalfikir.blogspot.co.id/2012/10/strategi-pembelajaran-ekspositori.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar