Rabu, 04 November 2015

TIU, TIK, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Setiap kegiatan belajar mengajar tentu mempunyai tujuan yang akan dicapai, untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar mengajar digunakan kurikulum. Didalam Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP), tujuan pendidikan dirumuskan dalam bentuk kompetensi. Kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, ketrampilan, nilai serta sikap yang direfleksikan dalam bentuk kebiasaan dalam berfikir dan bertindak.
Dalam setiap pembelajaran terdiri atas beberapa kompetensi yang harus terpenuhi dan setiap kompetensi terdapat beberapa aspek sebagai tujuan yang ingin dicapai. Diantaranya pengetahuan (knowledge) dimana pengetahuan merupakan kemampuan dalam bidang kognitif, pemahaman (understanding) yang merupakan kedlman pengethuan yang dimiliki oleh setiap individu, kemahiran (skill) yakni kemampuan individu untuk melaksanakan secara praktik tentang tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya, nilai (value) merupakan norma-norma yang dianggap baik oleh setiap individu, serta sikap yang merupakan pandangan individu terhadap sesuatu.
Dalam pengembangan bahan ajar terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan, salah satunya akan dibahas dalam makalah ini yaitu penulisan indikator pembelajaran.

B.       Rumusan Masalah
1.    Bagaimana penegasan istilah TIU, TIK, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pembelajaran?
2.    Bagaimana taksonomi tujuan instruksional menurut Bloom?
3.    Bagaimana revisi tujuan istruksional menurut Anderson dan Krathwohl?
4.    Bagaimana perumusaan indikator pembelajaran?
5.    Bagaimana hubungan indikator pembelajaran dengan materi pembelajaran?
C.      Tujuan Penulisan
1.    Mengetahui penegasan istilah TIU, TIK, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pembelajaran.
2.    Mengetahui taksonomi tujuan instruksional menurut Bloom.
3.    Mengetahui revisi tujuan istruksional menurut Anderson dan Krathwohl?
4.    Mengetahui perumusaan indikator pembelajaran.
5.    Mengetahui hubungan indikator pembelajaran dengan materi pembelajaran.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Penegasan Istilah TIU, TIK, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Dan Indikator Pembelajaran
Dalam desain pembelajaran, dibedakan antara tujuan pembelajaran umum atau di sebut tujuan intional umum (TIU) dengan tujuan intruksional khusus (TIK). Dalam KTSP, tujuan pembelajaran dinyatakan secara tersirat dalam standart kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan indikator pembelajaran.
Tujuan intitusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Tujuan institusional sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program disuatu lembaga pendidikan tertentu.
Tujuan kurikuler (standar kompetensi mata pelajaran) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran.
Standar kompetensi mata pelajaran adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai setelah siswa mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan tertentu pula. 
Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh karena itulah maka kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi.
Pengertian indicator kompetensi yang diberikan oleh PERMENDIKNAS RI No. 41 Tahun 2007 adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
pencapaian kompetensi (tujuan intruksional khusus) dikembangkan dari kompetensi dasar dengan menggunakan kata kerja yang operasional dan cakupan materinya terbatas. Setiap kompetensi dasar dapat dijabarkan menjadi tiga atau lebih indiator tergantung pada kompleksitas dan ruang lingkup kompetensi dasar. Hal yang perlu diingat adalah tingkat kata kerja dalam kompetensi dasar lebih rendah atau maksimal sama dengan tingkat kata kerja dalam standar kompetensi. Tingkat kata kerja dalam indicator lebih rendah atau maksimal sama dengan tingkat kata kerja dalam kompeensi dasar. Sebagai contoh: kompetensi dasarnya adalah menganalisis penyebab peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. Kata kerja dalam kompetensi dasar ini adalah menganalisis yang berada pada posisi C4 (analisis), maka kata kerja yang ada di indicator adalah kata kerja yang berada di C4 juga atau berada lebih rendah dari C4.

B.       Taksonomi Tujuan Instruksional Menurut Bloom
Penentuan TIU (kompetensi dasar) sangat menentukan terhadap pelaksanaan metode pembelajaran, media pembelajaran, materi pembelajaran, dan strategi pembelajaran. TIU/KD dimaksudkan sebagai pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan. TIU dapat berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam hal ini, Bloom membagi TIU kedalam tiga kawasan yaitu kawasan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dalam pendidikan, tujuan mengindikasikan apa yang guru harapkan dari siswa untuk dipelajari. Tujuan memiliki peran penting dalam pembelajaran karena guru selalu mengajar untuk beberapa tujuan, terutama untuk memudahkan belajar siswa. Pengajaran adalah sebuah tindakan yang disengaja dan beralasan. Pengajaran adalah disengaja karena guru selalu mengajar dengan beberapa tujuan terutama untuk memudahkan siswa dalam belajar. Pengajaran adalah beralasan karena apa yang guru ajarkan ke siswa dinilai olehnya agar menjadi bermakna.
Bloom (1977) membagi tujuan intruksional menjadi tiga kawasan. Pertama, domain atau kawasan kognitif adalah tujuan pembelajaran yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berfikir seperti kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Domain kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan apresiasi. Domain afektif memiliki tingkatan yaitu penerimaan, respons, dan menghargai.
Domain psikomotorik adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan seseorang. Ada lima tingkatan yang termasuk kedalam tingkatan ini pada akhirnya yaitu keterampilan meniru, menggunakan, ketepatan, merangkaikan, dan keterampilan naturalisasi. 

Ranah Kognitif
Jenis perilaku
Kemampuan internal
Kata kerja operasional
Pengetahuan (C1)
Mengetahui…
Misalnya:
Istilah
Fakta
Aturan
Metode
Mengidentifikasikan
Menyebutkan
Menunjukkan
Memberi nama pada…
Memberi definisi
Menyatakan
Pemahaman (C2)
Menerjemahkan
Menafsirkan
Memperkirakan
Menetukan…..
Missal: metode
             prosedur
Memahami…..
Missal:  konsep
              Kaidah
              Prinsip
              Kaitan antara
              Fakta
Menginterpretasikan…..
Missal: table
             grafik
             bagan

 Menjelaskan
Menguraikan
Merumuskan
Merangkum
Mengubah
Memberi contoh
Menyimpulkan
Memperkirakan
Menerangkan



Menarik kesimpulan
Meringkas
Mengembangkan
Membuktikan
Dll
Penerapan (C3)
Memecahkan masalah
Membuat bagan atau grafik
Menggunakan…..
Misal: metode
            Prosedur
            Konsep
            Kaidah
            Prinsip
Mendemonstrasikan
Menghitung
Menghubungkan
Melakukan
Membuktikan
Menghasilkan
Meragakan
Melengkapi
Menyesuaikan
Menemukan
Dll
Analisis (C4)
Mengenali kesalahan
Membedakan…..
Misal: fakta-fakta
Menganalisis ……..
Missal: struktur
             Bagian
             Hubungan
Memisahkan
Menyeleksi
Memilih
Membandingkan
Mempertentangkan
Menguraikan
Membagi
Membuat diagram
Menganalisis
Memilah-memilih
Menerima pendapat
Dll
Sintesis (C5)
Menghasilkan
Misalnya: klasifikasi
                  Karangan
                  Teori
Menyusun….
Misalnya: laporan
                  Rencana
                  Skema
                  Program
                  Proposal
Mengkategorikan
Mengkombinasikan
Mengarang
Merancang
Menciptakan
Menyusun kembali
Merangkaikan
Mentimpulkan
Dll
Evaluasi (C6)
Menilai berdasarkan
Norma internal……
Misalnya: hasil karya
                  Mutu karangan ,dll
Memperbandingkan
Menyimpulkan
Mengkritik
Menilai
Mengevaluasi
Memberi saran
Memberi argumentasi
Menafsirkan
Memutuskan
Dll

Ranah Afektif
Jenis prilaku
Kemampuan internal
Kata kerja operasional
Pengenalan
Menunjukkan ……..
Misalnya: kesadaran
                  Kemauan
                  Perhatian
Mengakui….
Misalnya: perbedaan
                  Kepentingan
Menanyakan
Memilih
Mengikuti
Menjawab
Melanjutkan
Memberi
Menyatakan
Menempatkan
Dll
Pemberian respon
Mematuhi
Misalnya: peraturan
                  Tuntutan
                   Perintah
Berperan aktif…..
Misalnya:
­-Dilaboratorium
-Dalam diskusi
-Dalam kelompok
-Dalam organisasi
-Dalam kegiatan
Melaksanakan
Membantu
Menawarkan diri
Menyambut
Menolong
Mendatangi
Melaporkan
Menyumbangkan
Menyesuaikan diri
Berlatih
Menampilkan
Mempraktikkan
Dll
Penghargaan nilai-nilai
Menerima suatu nilai
Menyukai
Menyepakati
Menghargai…..
Misalnya:
-Karya seni
-Sumbangan ilmu
-Pendapat
-Gagasan dan saran
Menunjukkan
Melaksanakan
Mengikuti
Memilih
Ikut serta
Menggabungkan diri
Mengundang
Mengusulkan
Membela
Menuntun
Membimbing
Membenarkan
Menolak
Mengajak
Dll
Pengorganisasian
Membentuk system nilai
Menangkap relasi antara nilai

Bertanggung jawab
Mengintegrasikan nilai
Merumuskan
Berpegang pada
Mengintergrasikan
Menghubungkan

Mengaitkan
Menyusun
Mengubah
Melengkapi
Menyempurnakan
Menyesuaikan
Menyamakan
Mengatur
Memperbandingkan
Merangkai
Dll
Pengalaman (kebiasaan)
Menunjukkan…….
Misalnya:
-Kepercayaan diri
-Kesadaran moral
Mempertimbangkan
Melibatkan diri
Bertindak
Menyatakan
Memperlihatkan
Melayani
Membuktikan
Menunjukkan
Bertahan
Mempertimbangkan
Mempersoalkan
Dll

Ranah psikomotorik
Jenis prilaku
Kemampuan internal
Kata kerja operasional
Peniruan
Menafsirkan rangsangan (stimulus)
Kepekaan terhadap
Rangsangan
Memilih
Membedakan
Mempersiapkan
Menirukan
Menunjukkan
Penggunaan
Menyiapkan diri secara fisik
Memulai
Mengawali
Bereaksi
Mempersiapkan
Memprakarsai
Menanggapi
Mempertunjukkan
Menggunakan
Menerapkan
Dll
Ketepatan
Berkonsentrasi untuk menghasilakn ketepatan
Mempraktikkan
Memainkan
Mengerjakan
Membuat
Mencoba
Memposisikan
Dll
Perangkaian
Merangkaikan berbagai keterampilan. Bekerja berdasarkan pola
Memasang
Membongkar
Merangkaikan
Menggabungkan
Mempolakan
Dll
Naturalisasi
Menghasilkan karya cipta
Melakukan sesuatu dengan ketepatan tinggi
Membangun
Membuat
Mencipta
Menghasilkan karya
Mengoperasikan
Melakukan
Melaksanakan
Mengerjakan
Menggunakan
Mengoperasikan
Memainkan
Mengatasi
Menyelesaikan dll
Catatan:
Kata kerja operasional di atas baru sebagian dari jumlah kata kerja operasional yang ada

Penggunaan kata kerja yang sama pada jenjang yang berbeda harus dibadakan pada tingkat kesulitannya. Missal, ada sebuah tujuan intruksional umum yaitu “peserta didik akan dapat menjelaskan pengertian computer “akan memiliki tingkat kesulitan yang berbeda jika tujuan intruksional umumnya seperti “peserta didik akan dapat menjelaskan keterkaitan komponen-komponen yang ada di computer”. Meskipun kedua tujuan intruksional umum itu memiliki kata kerja operasional yang sama yaitu menjelaskan tetapi tingkat kesulitannya berbeda. Pada tujuan intruksional pertama, peserta didik hanya diminta untuk menjelaskan pengertian saja, tetapi di tujuan intruksional kedua, peserta didik diminta mengkaitkan yang kemampuannya lebh tinggi tidak hanya level C2 tetapi mengarah pada level C3.
Pada level sekolah, biasanya telah diberikan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari Kementrian Pendidikan dan kebudayaan sehingga para guru tidak perlu lagi merumuskan tujuan intruksional umum. Akan tetapi TIU tetap boleh dibuat sendiri oleg guru untuk kepentingan pengembangan pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan siswa. [1]

C.      Revisi Tujuan Instruksional Menurut Anderson Dan Krathwohl
Didalam perkembangannya, kawasan pembelajaran pembelajaran menurut Bloom mendapat revisi dari Anderson et al. Namun, bukan berarti hadirnya revisi ini meninggalkan taksonomi Bloom. Karena tetap saja, banyak pakar pendidikan maupun pendidik masih tetap menggynakan taksonomi Bloom. Hal ini dikarenakan belom ada bantahan atau sanggahan yang dibuktikan secara empiris bahwa taksonomi Bloom sudah tidak lagi sesuai untuk pembelajaran.
Salah seorang murid Bloom yg bernama Lorin W. Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama revisi taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara hierarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif, kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Anderson memasukkan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada.
Perbedaan antara taksonomi Bloom dengan revisi terhadap taksonomi Blom dari Kratwohl dan Anderson yaitu berada pada jumlah dimensi. Taksonomi Bloom hanya mempunyai satu dimensi, sedangkan taksonomi revisi memiliki dua dimensi yaitu proses kognitif dan pengetahuan. Interelasi antara keduanya disebut tabel taksonomi. Dimensi proses kognitif berisikan enam kategori yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Sedangkan dimensi pengetahuan adalah faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.

D.      Perumusan Indikator Pembelajaran
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur untuk mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Kriteria indikator:
1.      Sesuai tingkat perkembangan berpikir siswa
2.      Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari
3.      Harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa secara utuh (kognitif, afektif, dan psikomotorik)
4.      Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan
5.      Dapat diukur / dapat dikuantifikasi
6.      Memperhatikan ketercapaian standar lulusan secara nasional
7.      Menggunakan kata kerja operasional
Berikut ini disajikan[2]

E.       Hubungan Indikator Pembelajaran Dengan Materi Pelajaran
Hubungan indikator pembelajaran dengan materi pelajaran dijelaskan dalam manfaat pembuatan tujuan instruksional khusus sebagai berikut :
1.      Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat.
2.      Pokok bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit.
3.      Pendidik dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya disajikan dalam setiap jam pelajaran.
4.      Pendidik dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat. Artinya, peletakan masing-masing materi pelajaran akan memudahkan peserta didik dalam mempelajari isi pelajaran.
5.      Pendidik dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar  pembelajaran yang paling sesuai dan menarik.
6.      Pendidik dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupun bahan dalam keperluan belajar.
7.      Pendidik dapat dengan mudah mengukur keberhasilan peserta didik dalam belajar.
8.      Pendidik dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas. (Uno, 2009: 34.)


BAB III
KESIMPULAN

a.    Dalam desain pembelajaran, dibedakan antara tujuan pembelajaran umum atau di sebut tujuan intional umum (TIU) dengan tujuan intruksional khusus (TIK). Dalam KTSP, tujuan pembelajaran dinyatakan secara tersirat dalam standart kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan indikator pembelajaran.
b.    Bloom membagi tujuan intruksional menjadi 3 kawasan / ranah. Pertama, kawasan kognitif, yang dibagi menjadi enam tingkatan. Kedua, kawasan afektif yang berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan apresiasi. Ketiga, kawasan psikomotorik, yang berhubungan dengan kemampuan ketrampilan seseorang.
c.     Perbedaan antara taksonomi Bloom dengan revisi terhadap taksonomi Blom dari Kratwohl dan Anderson yaitu berada pada jumlah dimensi. Taksonomi Bloom hanya mempunyai satu dimensi, sedangkan taksonomi revisi memiliki dua dimensi yaitu proses kognitif dan pengetahuan. Interelasi antara keduanya disebut tabel taksonomi.
d.   Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja operasioanl yang terukur dan / dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
e.    Hubungan indikator pembelajaran dengan materi pelajaran dijelaskan dalam manfaat pembuatan tujuan intruksional khusus.


DAFTAR PUSTAKA


Lestari, ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang: Akademia Permata.



[1] Lestari, ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang: Akademia Permata. Hal. 34
[2] Ibid hal. 36

Tidak ada komentar:

Posting Komentar