Kamis, 31 Maret 2016

Asal-usul bahasa Arab dan bahasa samiyah



BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Asal-usul bahasa Arab dan bahasa samiyah
·               Bahasa Arab
Mengenai asal usul bahasa Arab, sekurangnya ada dua pendapat. Pendapat pertama  mengatakan bahwa bahasa Arab sudah ada sejak Nabi Adam AS. Pendapat ini bersandar QS: al-Baqarah: 31 “Dan Kami ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya…”. Pendapat kedua bahasa Arab merupakan rumpun dari bahasa Semit dan mempunyai anggota penutur yang terbanyak. Bahasa Semit dinisbahkan dari putra Nabi Nuh yang bernama Sam ibn Nuh. Garis keturunan Sam inilah yang melahirkan berbagai bangsa dan bahasa, diantaranya bangsa ‘Akkadiyyah, Kan‘an, Ethopiah, Arab dan sebagainya. Namun seiring dengan perjalanan umat manusia dari sekian rumpun bahasa Semit, yang tersisa sampai sekarang hanyalah  bahasa Arab, bahasa yang telah memberi pengaruh yang cukup besar dalam sejarah peradaban umat manusia, terutama disaat memasuki abad ke VI masehi.
Perpisahan bahasa Arab dengan induknya untuk menjadi bahasa yang berdiri sendiri tidak terjadi begitu saja tanpa dengan proses, tapi dengan proses yang panjang. Pertama mungkin dengan pemisahan salah satu keturunan bangsa Semit yang menjelajah kewilayah jazirah yang bertujuan untuk memperluas wilayah kekuasaanya, kemudian proses selanjutnya terbentuklah kebudayaan yang lain yang sudah berada dengan bangsa pertama yang akhirnya tercipta alat komunikasi yang tampaknya berbeda dengan bahasa aslinya.
Sejarah pembentukan bahasa adalah proses kata dan kalimat selama beberapa abad, kata yang satu mungkin saja tidak terpakai selanjutnya hilang dan digantikan oleh kata baru, apakah itu serapan atau terbentuk dari proses perbedaan dialek antara suku atau bangsa pengguna bahasa arab itu. Begitu pula seterusnya hingga terbentuk bahasa Arab seperti sekarang ini.
·               Bahasa samiyah
Istilah bahasa Samiyah ditetapkan sebagai sebutan bagi sekumpulan bahasa yang dihubungkan kepada salah satu anak nabi Nuh as yaitu Sam. Semit juga di nisbatkan kepada bangsa-bangsa Aramia, Punesia, Ibrani, Babilonia, Arab, Yaman dan bahasa-bahasa yang menjadi keturunan mereka. Kalau melihat dari letak geografisnya, pertama kita mengenal adanya semit utara: terletak pada wilayah timur laut terdapat bahasa Akadia kira-kira th 3000 SM, sedangkan pada wilayah barat daya laut terdapat bahasa Kanaan (bahasa Ibrani, Punesia, Moobite, Ugaritic, Amorite dan Aramia). Kedua bahasa semit selatan; terletak pada wilayah tenggara terdapat bahasa Yaman Kuno dan Etopia dan wilayah barat daya terdapat bahasa arab.


2.2   Penyebaran bahasa Arab dan bahasa Samiyah
·               Bahasa Arab
Bahasa Arab terbagi dua kelompok besar yaitu: Arab Baidah dan Arab Baqiyah.
1.      Bahasa Arab Baidah
Bahasa Arab Baidah bisa juga disebut dengan Arabiyah al-Nuqusy, karena informasi tentang bahasa ini hanya diperoleh melalui tulisan pada lempengan batu. Bahasa Arab Baidah dituturkan oleh orang Arab yang berdomisili di sebelah utara Hijaz yang berdekatan dengan bangsa Aramiah dengan masing-masing dialeknya.
Adapun dialek yang digunakan terdiri dari tiga yaitu;
a.     Lihyaniyah yaitu dialek yang dinisbahkan dari nama kabilah atau suku Lihyan yang tinggal dibagian utara daerah Hijas beberapa abad sebelum masehi. Sayang informasi yang akurat tentang kabilah ini belum bisa terditeksi oleh sejarah
b.     Samudiyah yaitu dialek yang dinisbahkan dari nama kabilah atau suku Samud sebagaimana yang kisahkan di dalam al-Qur'an al-Karim secara ringkas. Suku ini diperkirakan mendiami wilayah antara Hijaz dan Nejed dekat Damaskus, prasastinya dalam bahasa Samud kira-kira abad ketiga dan keempat masehi.
c.     Safawiyah, adapun informasi tentang suku ini juga diperoleh melalui prasasti yang penulisannya diperkirakan antara abad ketiga dan keenam masehi.               
            Demikianlah ketiga dialek tersebut yang termasuk bagian dari bahasa Arab Baidah. Karena adanya saling interaksi para penutur bahasa, maka bahasa Arab Baidah mempunyai kemiripan dengan bahasa Aramiyah juga mempunyai kemiripan dengan bahasa Arab, dan aksara yang mereka gunakan adalah Numar, zabat dan Hauran. Semua yang termasuk dalam kategori Arab Baidah ini lenyap oleh dominasi Arab Baqiyah.
2.      Bahasa Arab Baqiyah
            Bahasa Arab Baqiyah adalah bahasa yang dipergunakan secara mutlak oleh bangsa Arab (orang-orang Arab) baik dalam tulisan, karangan kesusastraan dan sebagainya, seperti yang ada sekarang ini. Dan secara langsung dapat kita saksikan dalam al-Qur'an dan al-Hadits.
            Bahasa Arab Baqiyah ini tumbuh dan berkembang di negeri Nejed dan Hijaz. Kemudian tersebar luas ke sebagian besar negeri Semit dan Hamit. Dari sinilah timbul dialek. Dialek yang dipergunakan di masa kini di negeri Hijas, Nejed, Yaman dan daerah sekitarnya seperti Emirat arab, Palestina, Yordania, Syiria, Libanon, Irak, Kuait, Mesir, Sudan, Libia, al-Jazair, dan Maroko.
            Bahasa Arab Baqiyah terbagi kepada dua bagian, yaitu;
a.     Al-Arab al-Aribah, mereka itu berasal dari Qahtan. Bani qathan dengan dua suku induknya, Kahlan dan Himyar mendirikan Himyar dan Tababi'at. Disebut dalam al-Qur'an "Tabba". Selain itu mereka pulalah mendirikan kerajaan Saba' kira-kira abad ke- 8 SM. Bani Qahtan inilah yang memerintah semenanjung Arabiyah sesudah al-Arab al-Baidah.
b.     Al-Arab al-Musta Ribah keturunan nabi Ismail, mereka kemudian terkenal dengan nama "bani Adnan", suku inilah yang merebut kekuasaan bani Qahtan. Bani Adnan tingal di Hijaz, Nejed dan Tihamah. Bani ini mempunyai empat suku induk yaitu Rabi'ah, Mudhar, Iyad dan Anmar. Dari kabilah Adhan ini lahirlah beberapa kabilah, di antaranya Lahillah, kabila bani Kinanah yang selanjutnya melahirkan kabilah Quraisy.       
            Setelah seluruh semenanjung Arabiyah tunduk di bawah kekuasaan Islam, barulah pasukan Islam mencoba melakukan ekspansi ke daerah-daerah diluar dan dimulai pada zaman khalifah pertama Abu Bakar Assidiq  dan diteruskan khalifah berikutnya. Mereka menaklukkan Syiriya (Syam) Irak, Mesir, Sudan, Maroko,  (Maghribi), Damaskus dan Palestina, semenjak itu bahasa Arab menjadi bahasa resmi di daerah itu.
            Tersebarnya bahasa Arab Baqiyah tidak lepas dari pengaruh dan perang Islam  pada saat itu yang melakukan perluasan wilayah. Tunduknya wilayah tersebut memungkinkan bahasa Arab Baqiyah dipelajari, apalagi bagi kaum muslimin yang inti ajarannya ditulis dengan bahasa Arab (al-Qur'an). Fakta inilah yang menyebabkan bahasa Arab Baqiyah bertahan sampai sekarang.
            Melacak historis bahasa Arab Baqiyah kapan munculnya tidak diketahui secara pasti karena data yang menjelaskan hal itu baik tulisan-tulisan prasasti ataupun dalam bentuk lain tidak ada.
            Peninggalan yang menjelaskan keberadaan bahasa Arab Baqiyah yaitu adab jahiliah ini berupa peninggalan sastra yang berasal dari sekelompok penyair-penyair masa jahiliah beserta pula cendikiawan (hukama) dan orator-oratornya. Tetapi peninggalan itu tidak dikumpulkan dan ditulis kecuali pada abad-abad pertama Islam. Menurut para ahli, bahasa Arab tumbuh dan berkembang pada abad ke 5 masehi. Hal ini terjadi karena kebiasaan orang-orang Arab lebih mengandalkan hafalannya, dan keterampilan menulis belum menjadi tradisi.
            Setelah datangnya Islam bahasa Arab berkembang terus dan baru mengalami kemunduran sampai dengan jatuhnya kota Bagdad ketangan bangsa Tartar di bawah pimpinan cucu Khulagu Khan pada tahun 1258 M. kemudian bahasa menemukan jati dirinya kembali setelah masa kejayaan bangsa-bangsa Turki sampai datangnya masa Arab Modern pada abad ke 19 Masehi.


·                Bahasa samiyah
Secara garis besar bahasa Samiyah terbagi kepada dua bagian yaitu Samiyah bagian utara dan Samiyah bagian barat. Bahasa samiyah bagian barat adalah bahasa Akkaida  dan kedua cabangnnya yaitu Babilonia dan Asyuria. Sedangkan Samiyah bagian Barat  terbagi kepada dua bagian yaitu barat bagian selatan dan barat bagian utara. Bahasa yang hidup disebagian selatan adalah bahasa Kan'aniyah yang meliputi bahasa Ibrani, Agoriti, dan Fainiqi. Sedanngkan Aromiyah melipputi bahasa Suryani dan Nabti. 
Samiyah bagian barat selatan terdiri terbagi dua yaitu bangsa Habsyah dan Bangsa Arab. Bangsa Habsyah meliputi lahjah Ja'jiah, Amhariyah dan Tijriniyah, sedangkan bangsa Arab terbagi dua bagian. Bagian selatan yaitu Yaman kuno yang meliputi lahjah Ma'niyah, Sabaiyah, Humairiyah, Quthbaniyah dan Hadramiyah sedangkan bagian utara adalah bahasa Arab. Bahasa Arab terbagi terbagi dua yaitu bahasa Arab al-Baidah  yang meliputi  lahjah Lihyaniyah, Tsamudiyah, dan Syafwiyah. Sedangkan bahasa Arab al-Baqiyah meliputi bahasa syi;ir arab jahili, Rajaz, bahasa para Hukama, Fushsha.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam bagan berikut :


2.3  Karakteristik bahasa Arab dan bahasa Samiyah
·               Bahasa Arab
Karakteristik bahasa arab yang membedakan antara bahasa semit lainnya ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya: 
1.      Aspek bunyi
Bahasa pada hakekatnya adanya bunyi, yaitu berupa gelombang udara yang keluar dari paru-paru melalui pipa suara dan melintasi organ-organ speech atau alat bunyi. Bahasa Arab, sebagai salah satu rumpun bahasa Semit, memiliki ciri-ciri khusus dalam aspek bunyi yang tidak dimiliki bahasa lain, terutama bila dibandingkan dengan bahasa Indonesia atau bahasa-bhasa daerah yang banyak digunakan di seluruh pelosok tanah air Indonesia. Ciri-ciri khusus itu adalah:
Vokal panjang dianggap sebagai fonem  (أُو ، ِي ، أَ )
Bunyi tenggorokan (أصوات الحلق), yaitu ح dan ع
Bunyi tebal ( أصوات مطبقة), yaitu ض , ص , ط dan ظ .
Tekanan bunyi dalam kata atau stress (النبر )
Bunyi bilabial dental (شفوى أسنـانى ), yaitu ف
2.      Aspek Kosakata
Ciri khas kedua yang dimiliki bahasa Arab adalah pola pembentukan kata yang sangat fleksibel, baik melalui derivasi (تصريف استـقاقى ) maupun dengan cara infleksi (تصريف إعرابـى ). Dengan melalui dua cara pembentukan kata ini, bahasa Arab menjadi sangat kaya sekali dengan kosakata.
3.      Aspek Kalimat
a.       I’râb
Bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki sistem i’râb terlengkap yang mungkin tidak dimiliki oleh bahasa lain. I’râb adalah perubahan bunyi akhir kata, baik berupa harakat atau pun berupa huruf sesuai dengan jabatan atau kedudukan kata dalam suatu kalimat. I’râb berfungsi untuk membedakan antara jabatan suatu kata dengan kata yang lain yang sekaligus dapat merubah pengertian kalimat tersebut.
b.      Jumlah Fi’liyyah dan Jumlah Ismiyyah
Komponen kalimat dalam bahasa apapun pada dasarnya sama, yaitu subyek, predikat dan obyek. Namun, yang berbeda antara satu bahasa dengan bahasa lainnya adalah struktur atau susunan (تركيب) kalimat itu.
c.       Muthâbaqah (Kesesuaian)
Ciri yang sangat menonjol dalam susunan kalimat bahasa Arab adalah diharuskannya muthâbaqah atau persesuaian antara beberapa bentuk kalimat. Misalnya harus ada Muthâbaqah antara mubtada’ dan khabar dalam hal ‘adad (mufrad, mutsannâ dan jama’) dan dalam jenis (mudzakkar dan muannats), harus ada Muthâbaqah antara maushûf dan shifat dalam hal ‘adad, jenis, i’râb (rafa’, nashb, jar), dan nakirah serta ma’rifah-nya. Begitu juga harus ada Muthâbaqah antara hâl dan shâhib al-hâl dalam ‘adad dan jenisnya.
d.      Aspek Huruf
Ciri yang Nampak dominan pada huruf-huruf bahasa Arab adalah :
1.      Bahasa Arab memiliki ragam huruf dalam penempatan susunan kata, yaitu ada huruf yang terpisah, ada bentuk huruf di awal kata, di tengah dan di akhir kata.
2.      Setiap satu huruf hanya melambangkan satu bunyi.
3.      Cara penulisan berbeda dengan penulisan huruf Latin, yakni dari arah kanan ke kiri.
·               Bahasa samiyah
Diantara karakteristik bahasa Syamiah yang terpenting adalahsebagai berikut:
1.    Karakteristik bahasa Semit yang paling menonjol dibanding dengan bahasa-bahasa yang lain adalah akar kata bahasa-bahasa ini lebih banyak menggunakan konsonan daripada vocal. Dengan kata lain, bahwa makna dasar suatu kata terkait dengan konsonan akar kata. Sedangkan vocal dianggap dalam sebuah kata dan tidak merubah makna sebuah kata.
2.    Banyak sekali terdapat kata yang maknanya terkandung dalam tiga konsonan akar kata, lalu diberi awalan atau sisipan untuk mengubah maknanya seperti kata: كَاتَبَ ، أَكْتَبَ ، اِنْكَتَبَا ، اِسْتَكْتَبَ ، مَكْتُبٌ ، مَكْتُوْبٌ ، كَاتِبٌ  ,dst.  Itulah sebabnya, maka verba (fi’il) dalam bahasa-bahasa Semit memiliki sejumlah pola berimbuhan (mazid) yang menunjukkan berbagai makna yang diambil dari makna verba dasar yang dibentuk secara baku dengan mengubah kata dasar untuk menunjukkan kuantitas  atau kualitas perbuatan, seperti makna repfleksif, saling melakukan perbuatan, bentuk pasif dan lain-lain.
3.    bahasa Semit banyak menggunakan huruf paringal (tenggorokan), serta huruf tekanan dalam (mufakhkham).
4.    Bahasa Semit juga tidak terlalu memperhatikan cabang-cabang dari kala verba (lampau, kini dan akan datang). Dalam bahasa Semit terdapat 3 kata pokok yaitu lampau, kini dan akan datang. Sebagai contoh dalam bahasa Arab sebagai salah satu bahasa Semit, verba ada tiga bentuk yaitu verba bentuk lampau (madhi), bentuk kini (mudhari’) dan bentuk yang akan datang (mudhari’). Dalam bahasa Arab terdapat beberapa kata untuk menunjukkan kala yang akan datang yaitu سَوْفَ ، س   dan  لَنْ serta لَمْ   untuk kata lampau
5.    Bahasa Semit tidak mengenal adanya bentuk kata gabungan  yang berasal dari nomina dan verba.
6.    struktur idhafah (frase) dalam bahasa Semit hubungan antara mudhaf dan mudhaf ilaih sangat erat, sehingga dalam banyak hal seringkali keduanya melebur menjadi satu kata, terutama dalam perkembangan yang modern, seperti kata مَاوَرْد dan رِسْمَال  yang berasal dari kata مَاء وَرْد    (air bunga) dan رَأْسُ مَال (modal). Contoh lain dalam bahasa klasik حَبَقُر (dingin) yang berasal dari kata قُرّ + حَبُّ .
7.      Bahasa Syamiah secara umum terdiri dari tiga huruf.






























BAB III
PENUTUP
·       خلاصة
لغة العربية هي أجمة من اللغة السامية. لغة السامية هي منسوبة إلى سام بن نوح باعتبار أن المتكلمين بها في الجملة من نسله.




                                                                                                                                               













DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/FakhriMuhammadIbadurrahman/bahasa-samiyah





1 komentar: