BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asal-usul bahasa Arab dan bahasa samiyah
·
Bahasa
Arab
Mengenai asal usul bahasa Arab,
sekurangnya ada dua pendapat. Pendapat pertama mengatakan bahwa bahasa
Arab sudah ada sejak Nabi Adam AS. Pendapat ini bersandar QS: al-Baqarah: 31 “Dan
Kami ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya…”. Pendapat kedua bahasa Arab merupakan rumpun dari bahasa Semit dan mempunyai
anggota penutur yang terbanyak. Bahasa Semit dinisbahkan dari putra Nabi Nuh
yang bernama Sam ibn Nuh. Garis keturunan Sam inilah yang melahirkan berbagai
bangsa dan bahasa, diantaranya bangsa ‘Akkadiyyah, Kan‘an, Ethopiah, Arab dan
sebagainya. Namun seiring dengan perjalanan umat manusia dari sekian rumpun
bahasa Semit, yang tersisa sampai sekarang hanyalah bahasa Arab, bahasa
yang telah memberi pengaruh yang cukup besar dalam sejarah peradaban umat
manusia, terutama disaat memasuki abad ke VI masehi.
Perpisahan bahasa Arab dengan induknya untuk menjadi bahasa yang
berdiri sendiri tidak terjadi begitu saja tanpa dengan proses, tapi dengan
proses yang panjang. Pertama mungkin dengan pemisahan salah satu keturunan
bangsa Semit yang menjelajah kewilayah jazirah yang bertujuan untuk memperluas
wilayah kekuasaanya, kemudian proses selanjutnya terbentuklah kebudayaan yang
lain yang sudah berada dengan bangsa pertama yang akhirnya tercipta alat
komunikasi yang tampaknya berbeda dengan bahasa aslinya.
Sejarah pembentukan bahasa adalah proses kata dan kalimat selama
beberapa abad, kata yang satu mungkin saja tidak terpakai selanjutnya hilang
dan digantikan oleh kata baru, apakah itu serapan atau terbentuk dari proses
perbedaan dialek antara suku atau bangsa pengguna bahasa arab itu. Begitu pula
seterusnya hingga terbentuk bahasa Arab seperti sekarang ini.
·
Bahasa
samiyah
Istilah bahasa Samiyah ditetapkan sebagai sebutan bagi sekumpulan
bahasa yang dihubungkan kepada salah satu anak nabi Nuh as yaitu Sam. Semit juga di nisbatkan kepada bangsa-bangsa Aramia, Punesia, Ibrani,
Babilonia, Arab, Yaman dan bahasa-bahasa yang menjadi keturunan mereka. Kalau
melihat dari letak geografisnya, pertama kita mengenal adanya semit utara:
terletak pada wilayah timur laut terdapat bahasa Akadia kira-kira th 3000 SM,
sedangkan pada wilayah barat daya laut terdapat bahasa Kanaan (bahasa Ibrani, Punesia,
Moobite, Ugaritic, Amorite dan Aramia). Kedua bahasa semit selatan; terletak
pada wilayah tenggara terdapat bahasa Yaman Kuno dan Etopia dan wilayah barat
daya terdapat bahasa arab.
2.2 Penyebaran bahasa Arab dan
bahasa Samiyah
·
Bahasa
Arab
Bahasa
Arab terbagi dua kelompok besar yaitu: Arab Baidah dan Arab Baqiyah.
1.
Bahasa
Arab Baidah
Bahasa
Arab Baidah bisa juga disebut dengan Arabiyah al-Nuqusy, karena informasi
tentang bahasa ini hanya diperoleh melalui tulisan pada lempengan batu. Bahasa
Arab Baidah dituturkan oleh orang Arab yang berdomisili di sebelah utara Hijaz
yang berdekatan dengan bangsa Aramiah dengan masing-masing dialeknya.
Adapun
dialek yang digunakan terdiri dari tiga yaitu;
a.
Lihyaniyah yaitu dialek yang dinisbahkan dari nama kabilah atau suku Lihyan
yang tinggal dibagian utara daerah Hijas beberapa abad sebelum masehi. Sayang
informasi yang akurat tentang kabilah ini belum bisa terditeksi oleh sejarah
b.
Samudiyah yaitu dialek yang dinisbahkan dari nama kabilah atau suku Samud
sebagaimana yang kisahkan di dalam al-Qur'an al-Karim secara ringkas. Suku ini
diperkirakan mendiami wilayah antara Hijaz dan Nejed dekat Damaskus,
prasastinya dalam bahasa Samud kira-kira abad ketiga dan keempat masehi.
c.
Safawiyah, adapun informasi tentang suku ini juga diperoleh melalui prasasti
yang penulisannya diperkirakan antara abad ketiga dan keenam masehi.
Demikianlah ketiga dialek tersebut
yang termasuk bagian dari bahasa Arab Baidah. Karena adanya saling interaksi
para penutur bahasa, maka bahasa Arab Baidah mempunyai kemiripan dengan bahasa
Aramiyah juga mempunyai kemiripan dengan bahasa Arab, dan aksara yang mereka
gunakan adalah Numar, zabat dan Hauran. Semua yang termasuk dalam kategori Arab
Baidah ini lenyap oleh dominasi Arab Baqiyah.
2.
Bahasa
Arab Baqiyah
Bahasa Arab Baqiyah adalah bahasa
yang dipergunakan secara mutlak oleh bangsa Arab (orang-orang Arab) baik dalam
tulisan, karangan kesusastraan dan sebagainya, seperti yang ada sekarang ini.
Dan secara langsung dapat kita saksikan dalam al-Qur'an dan al-Hadits.
Bahasa Arab Baqiyah ini tumbuh dan
berkembang di negeri Nejed dan Hijaz. Kemudian tersebar luas ke sebagian besar
negeri Semit dan Hamit. Dari sinilah timbul dialek. Dialek yang dipergunakan di
masa kini di negeri Hijas, Nejed, Yaman dan daerah sekitarnya seperti Emirat
arab, Palestina, Yordania, Syiria, Libanon, Irak, Kuait, Mesir, Sudan, Libia,
al-Jazair, dan Maroko.
Bahasa Arab Baqiyah terbagi kepada
dua bagian, yaitu;
a.
Al-Arab al-Aribah, mereka itu berasal dari Qahtan. Bani qathan dengan dua suku
induknya, Kahlan dan Himyar mendirikan Himyar dan Tababi'at. Disebut dalam
al-Qur'an "Tabba". Selain itu mereka pulalah mendirikan
kerajaan Saba' kira-kira abad ke- 8 SM. Bani Qahtan inilah yang memerintah
semenanjung Arabiyah sesudah al-Arab al-Baidah.
b.
Al-Arab al-Musta Ribah keturunan nabi Ismail, mereka kemudian terkenal dengan
nama "bani Adnan", suku inilah yang merebut kekuasaan bani
Qahtan. Bani Adnan tingal di Hijaz, Nejed dan Tihamah. Bani ini mempunyai empat
suku induk yaitu Rabi'ah, Mudhar, Iyad dan Anmar. Dari kabilah Adhan ini
lahirlah beberapa kabilah, di antaranya Lahillah, kabila bani Kinanah
yang selanjutnya melahirkan kabilah Quraisy.
Setelah seluruh semenanjung Arabiyah
tunduk di bawah kekuasaan Islam, barulah pasukan Islam mencoba melakukan
ekspansi ke daerah-daerah diluar dan dimulai pada zaman khalifah pertama Abu
Bakar Assidiq dan diteruskan khalifah
berikutnya. Mereka menaklukkan Syiriya (Syam) Irak, Mesir, Sudan, Maroko, (Maghribi), Damaskus dan Palestina, semenjak
itu bahasa Arab menjadi bahasa resmi di daerah itu.
Tersebarnya bahasa Arab Baqiyah
tidak lepas dari pengaruh dan perang Islam
pada saat itu yang melakukan perluasan wilayah. Tunduknya wilayah
tersebut memungkinkan bahasa Arab Baqiyah dipelajari, apalagi bagi kaum
muslimin yang inti ajarannya ditulis dengan bahasa Arab (al-Qur'an). Fakta
inilah yang menyebabkan bahasa Arab Baqiyah bertahan sampai sekarang.
Melacak historis bahasa Arab Baqiyah
kapan munculnya tidak diketahui secara pasti karena data yang menjelaskan hal
itu baik tulisan-tulisan prasasti ataupun dalam bentuk lain tidak ada.
Peninggalan yang menjelaskan
keberadaan bahasa Arab Baqiyah yaitu adab jahiliah ini berupa peninggalan
sastra yang berasal dari sekelompok penyair-penyair masa jahiliah beserta pula
cendikiawan (hukama) dan orator-oratornya. Tetapi peninggalan itu tidak
dikumpulkan dan ditulis kecuali pada abad-abad pertama Islam. Menurut para
ahli, bahasa Arab tumbuh dan berkembang pada abad ke 5 masehi. Hal ini terjadi
karena kebiasaan orang-orang Arab lebih mengandalkan hafalannya, dan
keterampilan menulis belum menjadi tradisi.
Setelah datangnya Islam bahasa Arab
berkembang terus dan baru mengalami kemunduran sampai dengan jatuhnya kota
Bagdad ketangan bangsa Tartar di bawah pimpinan cucu Khulagu Khan
pada tahun 1258 M. kemudian bahasa menemukan jati dirinya kembali setelah masa
kejayaan bangsa-bangsa Turki sampai datangnya masa Arab Modern pada abad ke 19
Masehi.
·
Bahasa samiyah
Secara
garis besar bahasa Samiyah terbagi kepada dua bagian yaitu Samiyah bagian utara
dan Samiyah bagian barat. Bahasa samiyah bagian barat adalah bahasa Akkaida
dan kedua cabangnnya yaitu Babilonia dan Asyuria. Sedangkan Samiyah
bagian Barat terbagi kepada dua bagian yaitu barat bagian selatan dan
barat bagian utara. Bahasa yang hidup disebagian selatan adalah bahasa
Kan'aniyah yang meliputi bahasa Ibrani, Agoriti, dan Fainiqi. Sedanngkan
Aromiyah melipputi bahasa Suryani dan Nabti.
Samiyah
bagian barat selatan terdiri terbagi dua yaitu bangsa Habsyah dan Bangsa Arab.
Bangsa Habsyah meliputi lahjah Ja'jiah, Amhariyah dan Tijriniyah, sedangkan
bangsa Arab terbagi dua bagian. Bagian selatan yaitu Yaman kuno yang meliputi
lahjah Ma'niyah, Sabaiyah, Humairiyah, Quthbaniyah dan Hadramiyah sedangkan
bagian utara adalah bahasa Arab. Bahasa Arab terbagi terbagi dua yaitu bahasa
Arab al-Baidah yang meliputi lahjah Lihyaniyah, Tsamudiyah, dan
Syafwiyah. Sedangkan bahasa Arab al-Baqiyah meliputi bahasa syi;ir arab jahili,
Rajaz, bahasa para Hukama, Fushsha.
Untuk
lebih jelasnya bisa dilihat dalam bagan berikut :
2.3 Karakteristik bahasa Arab dan bahasa Samiyah
·
Bahasa
Arab
Karakteristik
bahasa arab yang membedakan antara bahasa semit lainnya ditinjau dari berbagai aspek,
diantaranya:
1.
Aspek
bunyi
Bahasa pada hakekatnya adanya bunyi, yaitu berupa gelombang udara
yang keluar dari paru-paru melalui pipa suara dan melintasi organ-organ speech
atau alat bunyi. Bahasa Arab, sebagai salah satu rumpun bahasa Semit, memiliki
ciri-ciri khusus dalam aspek bunyi yang tidak dimiliki bahasa lain, terutama
bila dibandingkan dengan bahasa Indonesia atau bahasa-bhasa daerah yang banyak
digunakan di seluruh pelosok tanah air Indonesia. Ciri-ciri khusus itu adalah:
Vokal panjang dianggap sebagai fonem (أُو ، ِي ، أَ
)
Bunyi tenggorokan (أصوات الحلق),
yaitu ح dan ع
Bunyi tebal ( أصوات مطبقة),
yaitu ض , ص , ط dan ظ .
Tekanan bunyi dalam kata atau stress (النبر
)
Bunyi bilabial dental (شفوى أسنـانى
), yaitu ف
2.
Aspek
Kosakata
Ciri khas kedua yang dimiliki bahasa Arab adalah pola pembentukan
kata yang sangat fleksibel, baik melalui derivasi (تصريف
استـقاقى ) maupun dengan cara infleksi (تصريف
إعرابـى ). Dengan melalui dua cara pembentukan kata ini, bahasa Arab
menjadi sangat kaya sekali dengan kosakata.
3.
Aspek
Kalimat
a.
I’râb
Bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki sistem i’râb terlengkap
yang mungkin tidak dimiliki oleh bahasa lain. I’râb adalah perubahan bunyi
akhir kata, baik berupa harakat atau pun berupa huruf sesuai dengan jabatan
atau kedudukan kata dalam suatu kalimat. I’râb berfungsi untuk membedakan
antara jabatan suatu kata dengan kata yang lain yang sekaligus dapat merubah
pengertian kalimat tersebut.
b.
Jumlah
Fi’liyyah dan Jumlah Ismiyyah
Komponen kalimat dalam bahasa apapun pada dasarnya sama, yaitu
subyek, predikat dan obyek. Namun, yang berbeda antara satu bahasa dengan
bahasa lainnya adalah struktur atau susunan (تركيب)
kalimat itu.
c.
Muthâbaqah
(Kesesuaian)
Ciri yang sangat menonjol dalam susunan kalimat bahasa Arab adalah
diharuskannya muthâbaqah atau persesuaian antara beberapa bentuk kalimat.
Misalnya harus ada Muthâbaqah antara mubtada’ dan khabar dalam hal ‘adad
(mufrad, mutsannâ dan jama’) dan dalam jenis (mudzakkar dan muannats), harus
ada Muthâbaqah antara maushûf dan shifat dalam hal ‘adad, jenis, i’râb (rafa’,
nashb, jar), dan nakirah serta ma’rifah-nya. Begitu juga harus ada Muthâbaqah
antara hâl dan shâhib al-hâl dalam ‘adad dan jenisnya.
d.
Aspek
Huruf
Ciri yang Nampak dominan pada huruf-huruf bahasa Arab adalah :
1.
Bahasa
Arab memiliki ragam huruf dalam penempatan susunan kata, yaitu ada huruf yang
terpisah, ada bentuk huruf di awal kata, di tengah dan di akhir kata.
2.
Setiap
satu huruf hanya melambangkan satu bunyi.
3.
Cara
penulisan berbeda dengan penulisan huruf Latin, yakni dari arah kanan ke kiri.
·
Bahasa
samiyah
Diantara
karakteristik bahasa Syamiah yang terpenting adalahsebagai berikut:
1.
Karakteristik bahasa Semit yang paling menonjol dibanding dengan bahasa-bahasa
yang lain adalah akar kata bahasa-bahasa ini lebih banyak menggunakan konsonan
daripada vocal. Dengan kata lain, bahwa makna dasar suatu kata terkait dengan
konsonan akar kata. Sedangkan vocal dianggap dalam sebuah kata dan tidak
merubah makna sebuah kata.
2.
Banyak sekali terdapat kata yang maknanya terkandung dalam tiga konsonan akar
kata, lalu diberi awalan atau sisipan untuk mengubah maknanya seperti
kata: كَاتَبَ ، أَكْتَبَ ، اِنْكَتَبَا ،
اِسْتَكْتَبَ ، مَكْتُبٌ ، مَكْتُوْبٌ ، كَاتِبٌ ,dst. Itulah sebabnya, maka verba (fi’il) dalam
bahasa-bahasa Semit memiliki sejumlah pola berimbuhan (mazid) yang menunjukkan
berbagai makna yang diambil dari makna verba dasar yang dibentuk secara baku
dengan mengubah kata dasar untuk menunjukkan kuantitas atau kualitas
perbuatan, seperti makna repfleksif, saling melakukan perbuatan, bentuk pasif
dan lain-lain.
3.
bahasa Semit banyak menggunakan huruf paringal (tenggorokan), serta huruf
tekanan dalam (mufakhkham).
4.
Bahasa Semit juga tidak terlalu memperhatikan cabang-cabang dari kala verba
(lampau, kini dan akan datang). Dalam bahasa Semit terdapat 3 kata pokok yaitu
lampau, kini dan akan datang. Sebagai contoh dalam bahasa Arab sebagai salah satu
bahasa Semit, verba ada tiga bentuk yaitu verba bentuk lampau (madhi), bentuk
kini (mudhari’) dan bentuk yang akan datang (mudhari’). Dalam bahasa Arab
terdapat beberapa kata untuk menunjukkan kala yang akan datang yaitu سَوْفَ ، س dan لَنْ serta لَمْ untuk
kata lampau
5.
Bahasa Semit tidak mengenal adanya bentuk kata gabungan yang berasal dari
nomina dan verba.
6.
struktur idhafah (frase) dalam bahasa Semit hubungan
antara mudhaf dan mudhaf ilaih sangat erat, sehingga dalam
banyak hal seringkali keduanya melebur menjadi satu kata, terutama dalam
perkembangan yang modern, seperti kata مَاوَرْد dan رِسْمَال yang berasal dari kata مَاء وَرْد (air bunga) dan رَأْسُ مَال (modal). Contoh lain dalam bahasa
klasik حَبَقُر (dingin) yang
berasal dari kata قُرّ + حَبُّ .
7.
Bahasa Syamiah secara umum terdiri dari tiga huruf.
BAB III
PENUTUP
·
خلاصة
لغة العربية هي أجمة من اللغة السامية. لغة
السامية هي منسوبة إلى سام بن نوح باعتبار أن المتكلمين بها في الجملة من نسله.
DAFTAR
PUSTAKA
untuk contoh bahasa samiyah yang nomina apa yah kak?
BalasHapusterimakasih