Kamis, 31 Maret 2016

Pengertian Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Kurikulum adalah suatu sistem yang mempunyai komponen-komponen yang saling berkaitan erat dan menunjang satu sama lain. Komponen-komponen kurikulum tersebut terdiri dari tujuan, materi pembelajaran, metode, dan evaluasi. Dalam bentuk sistem ini kurikulum  akan berjalan menuju suatu tujuan pendidikan dengan adanya saling kerja sama diantara seluruh subsistemnya. Apabila salah satu dari variabel kurikulum tidak berfungsi dengan baik maka sistem kurikulum akan berjalan kurang baik dan maksimal.[1]
        Berangkat dari bentuk kurikulum tersebut, maka dalam pelaksanaan kurikulum sangat diperlukan suatu pengorganisasian pada seluruh komponennya. Dalam proses pengorganisasian ini akan berhubungan erat dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan. Sedangkan manajemen adalah salah satu displin ilmu yang implikasinya menerapkan proses-proses tersebut.Maka dalam penerapan pelaksanaan kurikulum, seorang yang mengelola lembaga pendidikan harus menguasai ilmu manajemen, baik untuk mengurus pendidikan ataupun kurikulumnya. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang pengertian, fungsi, prinsip-prinsip, ruang lingkup, proses, dan komponen-komponen kurikulum.




B.     Rumusan masalah
a)      Apa itu pengertian Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran?
b)      Apa Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran?
c)      Apa Prinsip dan Fungsi Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran?
d)     Apa Komponen-komponen Kurikulum dan Pembelajaran?
C.     Tujuan masalah
a)      Untuk mengetahui apa itu pengertian Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran?
b)      Untuk mengetahui apa itu Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran?
c)      Untuk mengetahui apa Prinsip dan Fungsi Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran?
d)     Untuk mengetahui Komponen-komponen Kurikulum dan Pembelajaran?











BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran
Manajemen adalah suatu proses social yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia dan sumber-sumber lainnya, menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.[2]
Dan kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar dibawah  bimbingan dan tanggungjawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.[3]
Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu system pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang di berikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan.
Hubungan sekolah dengan masyarakat perlu dikelola secara produktif agar masyarakat memiliki sekolah. Sehingga terbentuk program sekolah dengan masyarakat untuk mewujudkan program-program sekolah. Dengan demikian keterlibatan masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat memahami, membantu dan mengontrol implemetasi kurikulum, sehingga lembaga pendidikan atau sekolah lain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan rioritas kurikulum, melaksanaan pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum baik kepada masyarakat maupun pada pemerintah.[4]

B.     Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran
Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan  kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/ kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan.[5]

C.    Prinsip dan fungsi manajemen kurikulum
Prinsip dan fungsi yang harus diperhatikan dalam melaksanakan  manajemen kurikulum adalah beberapa hal sebagai berikut, yaitu:
a. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
b. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan demokrasi, yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum
c. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum, perlu adanya kerja sama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
d. Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbngkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum sehingga kegiatan manajemen kurukulum tersebut sehingga memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relative singkat.
e.  Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum.
Selain prinsip-prinsip tersebut juga perlu dipertimbangkan kebijaksanaan pemerintah maupun departemen pendidikan, seperti USPN No. 20 tahun 2003, kurikulum pola nasional, pedoman penyelenggaraan program, kebijaksanaan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah, kebijaksanaan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, keputusan dan peraturan pemerintah yang berhubungan dengan lembaga pendidikan atau jenjang/ jenis sekolah yang bersangkutan.
Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum berjalan dengan efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum.[6] Ada beberapa fungsi dari manajemen kurikulum di antaranya sebagai berikut :
a. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
b.     Meningkatkan keadilan (equality) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
c.      Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
d.     Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang professional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
e.      Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan.Disamping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
f.      Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara professional akan melibatkan masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan ciri khas dengan kebutuhan pembangunan daerah setempat.[7]
D.    Komponen – Komponen Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu system yang memiliki komponen-komponen tertentu. Komponen-komponen apa saja yang membentuk kurikulum itu? Bagaimana keterkaitan antar komponen-komponen itu? Komponen-komponen kurikulum dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.



 







                  Gambar 8.1
                  Sistem Kurikulum

Bagan tersebut menggambarkan bahwa system kurikulum berbentuk oleh empat komponen-komponen, yaitu komponen tujuan, isi kurikulum,metode atau strategi pencapaian tujuan dan komponen evaluasi. Sebagai suatu system setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain. Manakala salah satu komponen yang membentuk system kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka system kurikulum pun akan terganggu pula.


a.     Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin diharapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau system nilai yang dianut masyarakat. Bahkan rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan. Misalkan filsafat atau system nilai yang dianut masyarakat Indonesia adalah pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah membentuk masyarakat yang pacasilais. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.
Tujuan pendidikan mempunyai klasifikasi, dari tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifikdan dapat diukur yang kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat yaitu :
Ø  Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
Ø  Tujuan Istitusional (TI)
Ø  Tujuan Kurikuler (TK)
Ø  Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP)
Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan, artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan yang diselenggara oleh lembaga pendidikan formal, informal, maupun non formal. Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk undang-undang. TPN merupakan sumber dan pedoman dalam usaha penyelenggaraan pendidikan. secara jelas tujuan Pendidikan Nasional yang bersumber dari system nilai pancasila dirumuskan dalam undang-undang No. Tahun, Pasal 3, Bahwa Pendidikan Nasionalyang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan Institusional (TI) adalah tujuan yang dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. dengan kata lain tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga tertentu. Tujuan Institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan oleh setiap jenjang pendidikan seperti misalnya standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan, jenjang pendidikan tinggi.
Tujuan Kurikuler (TK) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan. dengan demikian setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional. Contoh tujuan kurikuler adalah tujuan bidang studi matematika di SD, Tujuan pembelajaran IPS di SLTP dan lain sebagainya. dalam kurikulum yang berpotensi pada pencapaian kompetensi, tujuan kurikuler menggambarkan standar isi setiap mata pelajaran atau bidang studi yang harus dikuasai siswa pada setiap satuan pendidikan. dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan instruksional atau sekarang lebih popular dengan tujuan pembelajaran, merupakan tujuanyang paling khusus.
Tujuan Pembelajaran (TP) merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam sekali pertemuan. Karena hanya guru yang memahami kondisi di lapangan, termasuk memahami karakteristik siswa yang akan melakukan pembelajaran disuatu sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran ini adalah tugas guru. Sebelum guru melakukan proses belajar mengajar, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik setelah mereka selesai mengikuti pelajaran. Menurut Bloom, dalam bukunya Taxonomy of Educational Objectives yang terbit pada tahun 1965, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi atau tiga domain (bidang), yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
b.    Komponen Isi / Materi Pembelajaran
Pada komponen isi kurikulum lebih banyak menitikberatkan pada pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam kegiatan proses pembelajaran. Isi kurikulum hendaknya memuat semua aspek yang berhubungan dengan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap atau perilaku) dan psikomotorik (keterampilan atau skill) yang terdapat pada isi setiap mata pelajaran yang disampaikan dalam kegiatan proses pembelajaran. Isi kurikulum dan kegiatan pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan dari semua aspek tersebut.

c.     Komponen Metode
Komponen metode ini berkaitan dengan strategi yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan. Metode yang tepat adalah metode yang sesuai dengan materi dan tujuan kurikulum yang akan dicapai dalam setiap pokok bahasan. Dalam posisi ini guru hendaknya tidak menetapkan satu metode agar proses pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan dan mencapai sasaran yang direncanakan. Dengan demikian rencana yang sudah disusun dapat diterapkan secara optimal.
d.    Komponen Evaluasi
Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah berakhir. Proses tersebut meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Merujuk pada pendapat tersebut, maka dalam konteks pengembangan kurikulum, evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pengembangan kurikulum itu sendiri. Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum dapat dipertahankan atau tidak; bagian-bagian mana yang harus disempurnakan. Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Kedua fungsi tersebut adalah evaluasi sebagai fungsi sumatif dan evaluasi sebagai fungsi formatif.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.    Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu system pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
2.    Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan  kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/ kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondidsi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebur merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan.
3. Prinsip dan fungsi yang harus diperhatikan dalam melaksanakan  manajemen kurikulum adalah beberapa hal sebagai berikut, yaitu:
a.  Produktivitas
b. Demokratisasi
c.  Kooperatif
d.  Efektivitas dan efisiensi
e.   Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum
Ada beberapa fungsi dari manajemen kurikulum di antaranya sebagai berikut :
a.      Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum.
b.     Meningkatkan keadilan (equality) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal.
c.      Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan.
d.     Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa.
e.      Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar.
f.      Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan kurikulum.
4. Komponen-Komponen Kurikulum
     a. Komponen Tujuan
     b. Komponen Isi / Materi Pembelajaran
     c. Komponen Metode
     d. Komponen Evaluasi












DAFTAR PUSTAKA
Hamalik,Oemar. 2008. Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
http://kiswankurikulum.blogspot.com/. Manajemen Kurikulum 08 maret 2016:20.02.
Mulyasa,E. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Nasution,2010,kurikulum dan pengajaran,jakarta: PT Bumi Aksara,
Tim dosen administrasi pendidikan UPI. 2010. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta






















[2] Oemar hamalik,2008,manajemen pengembangan kurikulum,bandung: PT remaja rosdakarya,hal.16
[3] Nasution,2010,kurikulum dan pengajaran,jakarta: PT Bumi Aksara,hal ,05
[4] Tim dosen administrasi pendidikan UPI, 2010, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta,hal.191
[5] Tim dosen administrasi pendidikan UPI, 2010, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta,hal.191-192
[6] ibid
[7] ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar