BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada
era globalisasi ini, menuntut suatu bangsa untuk bisa bersaing dengan bangsa
lainnya di dunia ini. Untuk itu suatu bangsa harus bisa menyiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Menciptakan sumber daya manusia berprestasi yang bisa
mengangkat citra bangsanya. Salah satu cara untuk mewujudkan itu semua yaitu
dengan pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan
suatu bangsa. Dengan adanya pendidikan akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia
di suatu bangsa.
Pendidikan
adalah suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa.
Tingginya rata-rata tingkat pendidikan masyarakat sangat penting bagi kesiapan
bangsa menghadapi tantangan global di masa depan. Tingkat pendidikan yang lebih
tinggi akan memudahkan suatu bangsa untuk menyerap informasi dan
mengimplementasikannya dalam prilaku dan gaya hidupnya.
Dunia pendidikan Indonesia, semakin hari semakin berkembang. Namun, seperti kita ketahui, perkembangan ini tidak sepadan dengan kualitas pendidikan itu sendiri. Hal ini mengakibatkan kesenjangan atau ketimpangan di dalam masyarakat Indonesia seperti kualitas lulusan, kesenjangan antara pendidikan kota dan desa, dan sebagainya. Selain itu, didalam pendidikan muncul masalah yang tidak dapat terpisahkan dari pendidikan itu sendiri yang yaitu bahwa pendidikan cenderung menjadi sarana stratafikasi sosial.
Dunia pendidikan Indonesia, semakin hari semakin berkembang. Namun, seperti kita ketahui, perkembangan ini tidak sepadan dengan kualitas pendidikan itu sendiri. Hal ini mengakibatkan kesenjangan atau ketimpangan di dalam masyarakat Indonesia seperti kualitas lulusan, kesenjangan antara pendidikan kota dan desa, dan sebagainya. Selain itu, didalam pendidikan muncul masalah yang tidak dapat terpisahkan dari pendidikan itu sendiri yang yaitu bahwa pendidikan cenderung menjadi sarana stratafikasi sosial.
Pendidikan
dijadikan suatu pembeda dalam status sosial seseorang. Tingkat pendidikan akan
menentukan status sosial seseorang di masyarakat. Dalam masyarakat yang
menghargai ilmu pengetahuan/pendidikan, orang yang memiliki
keahlian/berpendidikan akan mendapat penghargaan lebih besar dibanding mereka
yang tidak berpendidikan. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi akan lebih
dihargai dan dihormati dalam masyarakat.
Sebaliknya, orang yang tingkat pendidikannya rendah kurang dihargai dalam masyarakat.Perbedaan status sosial karena tingkat pendidikan Akhirnya, akan memunculkan suatu pelapisan sosial/stratafikasi sosial. Sesuai dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat saat ini stratafikasi sosial berlangsung sangat pesat. Terutama bentuk stratafikasi yang terbuka, karena dalam sistem stratafikasi terbuka semua masyarakat berhak untuk mengisi kedudukan-kedudukan yang ada di masyarakat, jadi mereka bisa berubah kedudukan sesuai dengan yang mereka inginkan, sedangkan stratafikasi sosial tertutup suatu masyarakat tidak bisa berubah kedudukan sesuai dengan yang mereka inginkan.
Sebaliknya, orang yang tingkat pendidikannya rendah kurang dihargai dalam masyarakat.Perbedaan status sosial karena tingkat pendidikan Akhirnya, akan memunculkan suatu pelapisan sosial/stratafikasi sosial. Sesuai dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat saat ini stratafikasi sosial berlangsung sangat pesat. Terutama bentuk stratafikasi yang terbuka, karena dalam sistem stratafikasi terbuka semua masyarakat berhak untuk mengisi kedudukan-kedudukan yang ada di masyarakat, jadi mereka bisa berubah kedudukan sesuai dengan yang mereka inginkan, sedangkan stratafikasi sosial tertutup suatu masyarakat tidak bisa berubah kedudukan sesuai dengan yang mereka inginkan.
Terjadinya
stratatifikasi sosial karena tidak adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban
sehingga rasa tanggung jawab sosial berkurang lalu dilajuntkan dengan adanya
ketimpangan pemilikan nilai atas harga. Akibatnya, sesama anggota kelompok
sosial menilai dan memilah-milah yang akhirnya tersirat dan diakui adanya perbedaan,
pada akhirnya muncullah kata strata.
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka penulis mencoba mendalami dan mengkaji
permasalahan tersebut dalam makalah yang berjudul “Pendidikan dan
Stratatifikasi Sosial”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
terdapat beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Apa
Pengertian Stratifikasi
Sosial?
2. Apa saja
macam-macam stratifikasi sosial?
3. Bagaimana
hubungan pendidikan dan stratifikasi sosial?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas,
penulis makalah ini dimaksudkan untuk menginformasikan dan menjelaskan tentang pendidikan dan stratifikasi sosial. Secara
khusus makalah ini akan menginformasikan dan menjelaskan hal-hal berikut ini!
1. Untuk
Memahami Pengertian Stratifikasi
Sosial
2. Untuk Mengetahui Macam-macam Stratifikasi Sosial
3. Untuk
Mengetahui Hubungan Pendidikan
dan Sratifikasi sosial.
BAB 11
PEMBAHASAN
- Pengertian Stratifikasi Sosial
Sejumlah ahli sosiologi mengemukakan defenisi stratifikasi
social sebagai berikut :
a) Menurut Mosaca : stratifikasi social adalah pembedaan anggota masyarakat
berdasarkan status yang dimilikinya.
b) Menurut Max Weber : Stratifikasi
social merupakan penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu system
social tertentu atas lapisan-lapisan hirarki menurut dimensi kekuasaan,
privilese, dan prestise.
c) Menurut Pitirim A. Sokorin : Stratifikasi social merupakan
pembedaan penduduk attau masyarakat kedalam kelas-kelas yang tersusun secara
bertingkat (hirarki).[1]
Secara istilah
stratifikasi
sosial adalah pembedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas – kelas secara bertingkat atas dasar kekuasaan, hak –
hak istimewa. Yang dimaksud
disini adalah penggolongan-penggolongan orang yang dilakukan oleh masyarakat
dalam berbagai kategori, dari lapisan yang paling atas sampai yang paling
bawah. Ada masyarakat yang yang mempunyai stratifikasi social yang sangat ketat yang biasa disebut dengan
kasta.
Adapun yang mendasari terjadinya stratifikasi social adalah
sebagai berikut :
a) Kekayaan
b) Kekuasaan
c) Kehormatan
d) Keturunan
e) Pendidikan (Ilmu Pengetahuan)
Konsep tentang golongan sosial
bergantung pada cara seorang menentukan golongan sosial, adanya golongan sosial
timbul karena adanya perbedaan status di
kalangan anggota masyarakat. Untuk menentukan stratifikasi sosial dapat diikuti
tiga metode yakni:
1. Metode
Obyektif, stratifikasi ditentukan berdasarkan kriteria obyektif antara lain
jumlah pendapatan, lama atau tinggi pendidikan, jenis pekerjaan. Biasanya
keterangan demikian terkumpul sewaktu diadakan sensus.
2. Metode
Subyektif, dalam metode ini golongan sosial
dirumuskan menurut pandangan anggota masyarakat menilai hierarki kedudukan dalam masyarakat
itu.
3. Metode
Reputasi, dalam metode ini golongan sosial dirumuskan menurut bagaimana anggota
masyarakat menempatkan masing-masing dalam stratifikasi masyarakat itu.
Kesulitan penggolongan obyektif dan
subyektif adalah bahwa penggolongan itu sering tidak sesuai dengan tanggapan
orang dalam kehidupan sehari-hari yang nyata tentang golongan sosial masing-masing.[2]
Golongan sosial sangat menentukan
lingkungan sosial seseorang. Pengetahuan, kebutuhan dan tujuan, sikap, watak
seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, sistem golongan sosial
menimbulkan batas-batas dan rintangan ekonomi, kultural dan sosial yang
mencegah pergaulan dengan golongan-golongan lain.
Dalam tiap masayarakat modern terdapat
mobilitas sosial atau perpindahan golongan yang cukup banyak, perpindahan orang
dari golongan sosial yang lain, yang lebih tinggi atau rendah disebut mobilitas
sosial vertical. Mobilitas sosial ini berarti bahwa individu itu memasuki
lingkungan sosial yang berbeda dengan sebelumnya.
- Macam – Macam Stratifikasi Sosial
Macam-macam
stratifikasi sosial terdiri dari beberapa kelompok, antara lain:
a) Stratifikasi pada masyarakat pertanian, dalam masyarakat
ini sistem stratifikasi dilihat dari kepemilikan tanah.
b) Stratifikasi sosial pada masyarakat feodal, seperti yang
kita ketahui feodalisme merupakan sisten sosial politik yang memberikan
kekuasaan yang besar pada golongan bangsawan. Hampir sama dengan stratifikasi
pada masyarakat pertanian, pada masyarakat feodal stratifikasi sosial dilihat
dari kepemilikan tanah yang terdiri dari dua kelas utama yakni para bangsawan
(tuan tanah) dan buruh.
c) Stratifikasi sosial pada masyarakat industri, pada
masyarakat ini sistem pelapisan sosial lebih bersifat terbuka dimana seseorang
memiliki kesempatan untuk melakukan mobilitas.
Selain itu, stratifikasi sosial mempunyi beberapa tipe
antara lain:
a) Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah. Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di
Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat/ bangsawan darah biru.
b) Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu
strata/tingkatan yang satu ketingkatan
yang lain. Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan,
kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah
penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat
tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus
dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat
tinggi dengan bayaran/penghasilan yang tinggi.
c) Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi
sosial campuran adalah gabungan dari stratifikasi sistem terbuka dan stratifikasi sistem tertutup dimana masyarakat tersebut dapat untuk pindah kelapisan lebih atas, namun di sisi lain dapat melakukan mobilitas
vertical dengan status sama. Contohnya dapat kita temukan pada
masyarakat Bali. Misalnya seseorang yang ber kasta Brahmana mempunyai kedudukan
terhormat di Bali, namun apa bila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, maka ia
akan memperoleh kedudukan rendah, maka ia harus menyesuaikan diri dengan aturan
kelompok masyarakat di Jakarta.[3]
- Hubungan Pendidikan dan Stratifikasi Sosial
Dalam berbagai studi, tingkat pendidikan
tertinggi yang diperoleh seseorang digunakan sebagai indeks kedudukan
sosialnya. Menurut penelitian memang terdapat kolerasi yang tinggi antara
kedudukan sosial seseorang dengan tingkat pendidikan yang telah ditempuhnya,
walaupun tingkat sosial seseorang tidak dapat diramalkan sepenuhnya berdasarkan
pendidikannya, namun pendidikan tinggi bertalian erat dengan kedudukan sosial
yang tinggi, ini tidak berarti bahwa pendidikan tinggi dengan sendirinya
menjamin kedudukan sosial yang tinggi. Kolerasi antara pendidikan dan golonngan
sosial antara lain terjadi oleh sebab
jabatan orang tua, jumlah dan sumber pendapatan, daerah tempat tinggal,
tanggapan masing-masing golongan sosialnya, dan lambing-lambang lain yang
berkaitan dengan status sosial ada kaitannya dengan tingkat pendidikan anak.[4]
Pendidikan menengah pada dasarnya diadakan
sebagai persiapan untuk pendidikan tinggi, karena biaya pendidikan tinggi pada
umunya mahal, tidak semua oran tua mampu
membiayai studi anaknya disitu. Pada umumnya anak-anak yang orang tuanya
mampu, akan memilih sekolah menengah umum sebagai persiapan untuk studi di
universitas, sedangkan orang tua yang mengetahui batas kemampuan keuangannya
akan cenderung memilih sekolah kejuruan bagi anaknya. Penelitian tentag
angka-angka murid menunjukkan bahwa angka-angka yang tinggi lebih banyak
terdapat dikalangan murid dari golongan sosial rendah. Walaupun dalam tes
inteligensi ternyata kelebihan IQ anak-anak golongan atas, namun tak seluuruh
kegagalan dan angka-angka rendah yang kebbanyakan terdapat dikalangan anak-anak
dari golongan sosial rendah, dapat dijelaskan berdasarkan IQ itu.
Untuk mengetahui hubungan sosial antara
murid-murid dalam kelas kita dapat menggunakan metode sosiometri. Biasanya
metode ini dilakukan sebagai berikut, anak-anak
diminta menulis nama teman sebangkunya yang ia sukai, tiap anak dalam
kelas itu harus menulis pada secarik kertas namanya sendiri dan nama teman yang
pealing disenanginya. Anak yang paling banyak dipilih adalah anak yang paling
popular, yang diberi julukan “bintang” , sebaliknya anak yang tidak dipilih
oleh siapapun disebut “isolate” karena
terpecil dari masyarakat kelas.
Pendidikan merupakan jalan bagi
mobilitas sosial, pada zaman dahulu keturunanlah yang menentukan status sosial
sesorang yang sukar ditembus karena system golongan yang ketat. Mbilitas sosial
disini ada dua pengertian , yang pertama
adalah suatu sector dalam masyarakat secara keseluruhan berubah
kedudukannya terhadap sector lain. Pengertian yang kedua adalah kemungkinan
bagi individu untuk pindah dari lapisan sosial yang satu lagi. Kini pendidikan
tinggi dianggap suatu syarat bagi mobilitas sosial.[5]
BAB III
KESIMPULAN
A.
Pengertian stratifikasi sosial
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas – kelas secara bertingkat atas dasar kekuasaan, hak –
hak istimewa.
B.
Macam-macam stratifikasi sosial
a)
Stratifikasi
pada masyarakat pertanian.
b)
Stratifikasi
sosial pada masyarakat feodal.
c)
Stratifikasi
sosial pada masyarakat industri.
C.
Hubungan antara pendidikan dan stratifikasi sosial
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin
tinggi pulalah tingkat stratifikasi sosialnya.
DAFTAR PUSTAKA
Fritz Hotman S. Damanik. 2010. Sosiologi. Klaten : PT Intan Pariwara.
Nasution. 2011. Sosiologi
Pendidikan. Jakarta:Bumi aksara.
Saripudi,
Didin. 2010. Interpretasi
Sosiologis dalam Pendidikan. Bandung: Karya Putra Darwat.
[2]
Nasution, Sosiologi Pendidikan,(
Jakarta:Bumi aksara,2011), 27
[3] Didin Saripudi. Interpretasi
Sosiologis dalam Pendidikan.
(Bandung: Karya Putra Darwat, 2010), 43-50
[4]
Nasution, Sosiologi Pendidikan,(
Jakarta:Bumi aksara,2011), 30-31
[5]
Nasution, Sosiologi Pendidikan,(
Jakarta:Bumi aksara,2011), 42
Tidak ada komentar:
Posting Komentar