Kamis, 31 Maret 2016

Pengertian Stratifikasi Sosial



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, menuntut suatu bangsa untuk bisa bersaing dengan bangsa lainnya di dunia ini. Untuk itu suatu bangsa harus bisa menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Menciptakan sumber daya manusia berprestasi yang bisa mengangkat citra bangsanya. Salah satu cara untuk mewujudkan itu semua yaitu dengan pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan suatu bangsa. Dengan adanya pendidikan akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di suatu bangsa.
Pendidikan adalah suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa. Tingginya rata-rata tingkat pendidikan masyarakat sangat penting bagi kesiapan bangsa menghadapi tantangan global di masa depan. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan suatu bangsa untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam prilaku dan gaya hidupnya.
Dunia pendidikan Indonesia, semakin hari semakin berkembang. Namun, seperti kita ketahui, perkembangan ini tidak sepadan dengan kualitas pendidikan itu sendiri. Hal ini mengakibatkan kesenjangan atau ketimpangan di dalam masyarakat Indonesia seperti kualitas lulusan, kesenjangan antara pendidikan kota dan desa, dan sebagainya. Selain itu, didalam pendidikan muncul masalah yang tidak dapat terpisahkan dari pendidikan itu sendiri yang yaitu bahwa pendidikan cenderung menjadi
sarana stratafikasi sosial.

Pendidikan dijadikan suatu pembeda dalam status sosial seseorang. Tingkat pendidikan akan menentukan status sosial seseorang di masyarakat. Dalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan/pendidikan, orang yang memiliki keahlian/berpendidikan akan mendapat penghargaan lebih besar dibanding mereka yang tidak berpendidikan. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi akan lebih dihargai dan dihormati dalam masyarakat.
Sebaliknya, orang yang tingkat pendidikannya rendah kurang dihargai dalam masyarakat.Perbedaan status sosial karena tingkat pendidikan Akhirnya, akan memunculkan suatu pelapisan sosial/stratafikasi sosial. Sesuai dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat saat ini stratafikasi  sosial berlangsung sangat pesat. Terutama bentuk stratafikasi yang terbuka, karena dalam sistem stratafikasi terbuka semua masyarakat berhak untuk mengisi kedudukan-kedudukan yang ada di masyarakat, jadi mereka bisa berubah kedudukan sesuai dengan yang mereka inginkan, sedangkan  stratafikasi sosial tertutup suatu masyarakat tidak bisa berubah kedudukan sesuai dengan
yang mereka inginkan.

Terjadinya stratatifikasi sosial karena tidak adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban sehingga rasa tanggung jawab sosial berkurang lalu dilajuntkan dengan adanya ketimpangan pemilikan nilai atas harga. Akibatnya, sesama anggota kelompok sosial menilai dan memilah-milah yang akhirnya tersirat dan diakui adanya perbedaan, pada akhirnya muncullah kata strata.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba mendalami dan mengkaji permasalahan tersebut dalam makalah yang berjudul “Pendidikan dan Stratatifikasi Sosial”.





B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka terdapat beberapa rumusan masalah yaitu:
1.    Apa Pengertian Stratifikasi Sosial?
2.    Apa saja macam-macam stratifikasi sosial?
3.    Bagaimana hubungan pendidikan dan stratifikasi sosial?

C.    Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, penulis makalah ini dimaksudkan untuk menginformasikan dan menjelaskan tentang pendidikan dan stratifikasi sosial. Secara khusus makalah ini akan menginformasikan dan menjelaskan hal-hal berikut ini!
1.    Untuk Memahami Pengertian Stratifikasi Sosial
2.    Untuk  Mengetahui Macam-macam Stratifikasi Sosial
3.    Untuk Mengetahui Hubungan Pendidikan dan Sratifikasi sosial.











BAB 11
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Stratifikasi Sosial
Sejumlah ahli sosiologi mengemukakan defenisi stratifikasi social sebagai berikut :
a)      Menurut Mosaca : stratifikasi social adalah pembedaan anggota masyarakat berdasarkan status yang dimilikinya.
b)      Menurut Max Weber : Stratifikasi social merupakan penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu system social tertentu atas lapisan-lapisan hirarki menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.
c)       Menurut Pitirim A. Sokorin : Stratifikasi social merupakan pembedaan penduduk attau masyarakat kedalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hirarki).[1]
Secara istilah stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas – kelas secara bertingkat atas dasar kekuasaan, hak – hak istimewa. Yang dimaksud disini adalah penggolongan-penggolongan orang yang dilakukan oleh masyarakat dalam berbagai kategori, dari lapisan yang paling atas sampai yang paling bawah. Ada masyarakat yang yang mempunyai stratifikasi social  yang sangat ketat yang biasa disebut dengan kasta.
Adapun yang mendasari terjadinya stratifikasi social adalah sebagai berikut :
a)      Kekayaan
b)      Kekuasaan
c)      Kehormatan
d)     Keturunan
e)      Pendidikan (Ilmu Pengetahuan)
Konsep tentang golongan sosial bergantung pada cara seorang menentukan golongan sosial, adanya golongan sosial timbul karena adanya perbedaan  status di kalangan anggota masyarakat. Untuk menentukan stratifikasi sosial dapat diikuti tiga metode yakni:
1.      Metode Obyektif, stratifikasi ditentukan berdasarkan kriteria obyektif antara lain jumlah pendapatan, lama atau tinggi pendidikan, jenis pekerjaan. Biasanya keterangan demikian terkumpul sewaktu diadakan sensus.
2.      Metode Subyektif, dalam metode ini golongan sosial  dirumuskan menurut pandangan anggota masyarakat  menilai hierarki kedudukan dalam masyarakat itu.
3.      Metode Reputasi, dalam metode ini golongan sosial dirumuskan menurut bagaimana anggota masyarakat menempatkan masing-masing dalam stratifikasi masyarakat itu. Kesulitan penggolongan obyektif  dan subyektif adalah bahwa penggolongan itu sering tidak sesuai dengan tanggapan orang dalam kehidupan sehari-hari yang nyata tentang golongan sosial masing-masing.[2]
Golongan sosial sangat menentukan lingkungan sosial seseorang. Pengetahuan, kebutuhan dan tujuan, sikap, watak seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, sistem golongan sosial menimbulkan batas-batas dan rintangan ekonomi, kultural dan sosial yang mencegah pergaulan dengan golongan-golongan lain.
Dalam tiap masayarakat modern terdapat mobilitas sosial atau perpindahan golongan yang cukup banyak, perpindahan orang dari golongan sosial yang lain, yang lebih tinggi atau rendah disebut mobilitas sosial vertical. Mobilitas sosial ini berarti bahwa individu itu memasuki lingkungan sosial yang berbeda dengan sebelumnya.
  1. Macam – Macam Stratifikasi Sosial
Macam-macam stratifikasi sosial terdiri dari beberapa kelompok, antara lain:
a)      Stratifikasi pada masyarakat pertanian, dalam masyarakat ini sistem stratifikasi dilihat dari kepemilikan tanah.
b)      Stratifikasi sosial pada masyarakat feodal, seperti yang kita ketahui feodalisme merupakan sisten sosial politik yang memberikan kekuasaan yang besar pada golongan bangsawan. Hampir sama dengan stratifikasi pada masyarakat pertanian, pada masyarakat feodal stratifikasi sosial dilihat dari kepemilikan tanah yang terdiri dari dua kelas utama yakni para bangsawan (tuan tanah) dan buruh.
c)      Stratifikasi sosial pada masyarakat industri, pada masyarakat ini sistem pelapisan sosial lebih bersifat terbuka dimana seseorang memiliki kesempatan untuk melakukan mobilitas.

Selain itu, stratifikasi sosial mempunyi beberapa tipe antara lain:
a)      Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah. Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat/ bangsawan darah biru.
b)      Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata/tingkatan yang satu ketingkatan yang lain. Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran/penghasilan yang tinggi.
c)        Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi sosial campuran adalah gabungan dari stratifikasi sistem terbuka dan stratifikasi sistem tertutup dimana masyarakat tersebut dapat untuk pindah kelapisan lebih atas, namun di sisi lain dapat melakukan mobilitas vertical dengan status sama. Contohnya dapat kita temukan pada masyarakat Bali. Misalnya seseorang yang ber kasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apa bila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, maka ia akan memperoleh kedudukan rendah, maka ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.[3]

  1. Hubungan Pendidikan dan Stratifikasi Sosial
Dalam berbagai studi, tingkat pendidikan tertinggi yang diperoleh seseorang digunakan sebagai indeks kedudukan sosialnya. Menurut penelitian memang terdapat kolerasi yang tinggi antara kedudukan sosial seseorang dengan tingkat pendidikan yang telah ditempuhnya, walaupun tingkat sosial seseorang tidak dapat diramalkan sepenuhnya berdasarkan pendidikannya, namun pendidikan tinggi bertalian erat dengan kedudukan sosial yang tinggi, ini tidak berarti bahwa pendidikan tinggi dengan sendirinya menjamin kedudukan sosial yang tinggi. Kolerasi antara pendidikan dan golonngan sosial antara lain terjadi oleh sebab  jabatan orang tua, jumlah dan sumber pendapatan, daerah tempat tinggal, tanggapan masing-masing golongan sosialnya, dan lambing-lambang lain yang berkaitan dengan status sosial ada kaitannya dengan tingkat pendidikan anak.[4]
Pendidikan menengah pada dasarnya diadakan sebagai persiapan untuk pendidikan tinggi, karena biaya pendidikan tinggi pada umunya mahal, tidak semua oran tua mampu  membiayai studi anaknya disitu. Pada umumnya anak-anak yang orang tuanya mampu, akan memilih sekolah menengah umum sebagai persiapan untuk studi di universitas, sedangkan orang tua yang mengetahui batas kemampuan keuangannya akan cenderung memilih sekolah kejuruan bagi anaknya. Penelitian tentag angka-angka murid menunjukkan bahwa angka-angka yang tinggi lebih banyak terdapat dikalangan murid dari golongan sosial rendah. Walaupun dalam tes inteligensi ternyata kelebihan IQ anak-anak golongan atas, namun tak seluuruh kegagalan dan angka-angka rendah yang kebbanyakan terdapat dikalangan anak-anak dari golongan sosial rendah, dapat dijelaskan berdasarkan IQ itu.
Untuk mengetahui hubungan sosial antara murid-murid dalam kelas kita dapat menggunakan metode sosiometri. Biasanya metode ini dilakukan sebagai berikut, anak-anak  diminta menulis nama teman sebangkunya yang ia sukai, tiap anak dalam kelas itu harus menulis pada secarik kertas namanya sendiri dan nama teman yang pealing disenanginya. Anak yang paling banyak dipilih adalah anak yang paling popular, yang diberi julukan “bintang” , sebaliknya anak yang tidak dipilih oleh siapapun  disebut “isolate” karena terpecil  dari masyarakat kelas.
Pendidikan merupakan jalan bagi mobilitas sosial, pada zaman dahulu keturunanlah yang menentukan status sosial sesorang yang sukar ditembus karena system golongan yang ketat. Mbilitas sosial disini ada dua pengertian , yang pertama  adalah suatu sector dalam masyarakat secara keseluruhan berubah kedudukannya terhadap sector lain. Pengertian yang kedua adalah kemungkinan bagi individu untuk pindah dari lapisan sosial yang satu lagi. Kini pendidikan tinggi dianggap suatu syarat bagi mobilitas sosial.[5]
























BAB III
KESIMPULAN

A.    Pengertian stratifikasi sosial
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas – kelas secara bertingkat atas dasar kekuasaan, hak – hak istimewa.
B.     Macam-macam stratifikasi sosial
a)      Stratifikasi pada masyarakat pertanian.
b)      Stratifikasi sosial pada masyarakat feodal.
c)      Stratifikasi sosial pada masyarakat industri.
C.     Hubungan antara pendidikan dan stratifikasi sosial
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pulalah tingkat stratifikasi sosialnya.
















DAFTAR PUSTAKA

Fritz Hotman S. Damanik. 2010.  Sosiologi. Klaten : PT Intan Pariwara.
Nasution. 2011.  Sosiologi Pendidikan.  Jakarta:Bumi aksara.
Saripudi, Didin. 2010. Interpretasi Sosiologis dalam Pendidikan. Bandung: Karya Putra Darwat.




[1] Fritz Hotman S. Damanik, Sosiologi, (Klaten : PT Intan Pariwara, 2009) hlm 6.
[2] Nasution, Sosiologi Pendidikan,( Jakarta:Bumi aksara,2011), 27
[3] Didin Saripudi. Interpretasi Sosiologis dalam Pendidikan. (Bandung: Karya Putra Darwat, 2010), 43-50
[4] Nasution, Sosiologi Pendidikan,( Jakarta:Bumi aksara,2011), 30-31
[5] Nasution, Sosiologi Pendidikan,( Jakarta:Bumi aksara,2011), 42

Tidak ada komentar:

Posting Komentar