Kamis, 31 Maret 2016

Pengertian kinerja guru, faktor yang mempengaruhi kinerja guru, perubahan paradigma peran guru



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada umumnya pendidikan adalah suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta untuk meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh baik dari segi keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh masyarakat, bangsa dan negara.  
Peningkatan mutu itu sendiri bisa dilihat dari kesiapan sumber daya yang berhubungan dengan proses pendidkan. Guru adalah salah satu sumber daya yang menentukan tinggi rendahnya mutu pendidikan dan mempunyai peran yang besar dalam pendidikan, maka dari itu perlu memberikan perhatian khusus kepada peningkatan guru, baik itu dari segi jumlah dan mutu guru itu sendiri.
Guru adalah sosok yang memegang peran penting pada pendidikan yaitu memberikan dan merealisasikan harapan dan keinginan masyarakat yang telah mempercayai sekolah dan guru sebagai sarana untuk membina para anak didik. Dalam meraih mutu pendidikan yang baik , hal itu dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga kinerja guru menjadi suatu tuntutan yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan.
Penilaian tentang kinerja guru semakin penting ketika lembaga akan melakukan perubahan. Artinya bagaimana lembaga harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja guru. Hasil analisis akan bermanfaat untuk membuat program pengembangan SDM guru secara optimal dan hal itu sangat diperlukan untuk memajukan mutu  pendidikan atau lembaga tersebut.
Tingkat keberhasilan suatu pendidikan dilihat dari seberapa besar peran dan kinerja guru dalam proses perencanaan, pengelolaan hingga evaluasi dan revisi mutu pendidikan yang dilaksanakannya. Semakin besar peran dan kinerja guru yang diberikan maka semakin besar pulalah tingkat keberhasilan dari tujuan-tujuan yang akan dicapai.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian kinerja guru ?
2.      Apa saja faktor yang mempengaruhi kinerja guru ?
3.      Bagaimana perubahan paradigma peran guru ?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian kinerja guru.
2.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru.
3.      Mengetahui perubahan paradigma peran guru.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kinerja Guru
1.      Konsep Kinerja Guru
Setiap individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada suatu organisai tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan dan memberikan konstribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan oraganisasi tersebut.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,  kinerja diartikan sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Kinerja adalah sebuah kata dari bahasa Indonesia dari kata dasar “kerja” yang menerjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja.[1] Sedangkan menurut Sholihin sebagaimana mengutip dari Sulistyorini menegaskan bahwasannya kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan.[2]
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwasannya kinerja guru adalah tingkat keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

2.      Indikator-indikator Kinerja Guru
Kinerja sesorang dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dengan keahliannya, begitu pula halnya dengan penempatan guru pada bidang tugasnya. Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya secara mutlak harus dilakukukan. Apabila guru diberikan tugas yang tidak sesuai dengan keahliannya akan berakibat menurunnya cara kerja dan hasil
pekerjaan mereka, juga akan menimbulkan rasa tidak puas pada diri mereka. Rasa kecewa akan menghambat perkembangan moral kerja guru.
Selain dipengaruhi oleh keahlian dan kemampuan dari seorang guru, kinerja dipengaruhi juga oleh kepuasan kerja yaitu perasaan individu terhadap pekerjaan yang memberikan kepuasan bathin sehingga pekerjaan tersebut disenangi dan dilaksanakan dengan baik. Untuk mengetahui keberhasilan kinerja perlu dilakukan evaluasi dengan berpedoman pada parameter dan indikator yang telah ditetapkan.
Kinerja guru sangat penting untuk dievaluasi karena guru mengemban tugas professional artinya tugas-tugas hanya dapat dikerjakan dengan kompetensi khusus yang diperoleh melalui program pendidikan.[1] Guru memiliki peranan yang sangat besar bagi terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.       Guru sebagai demonstrator
b.      Guru sebagai pengelola kelas
c.       Guru sebagai mediator dan fasilitator
d.      Guru sebagai evaluator[2]
Jadi peran guru dalam proses belajar mengajar yaitu sebagai demonstrator sehingga guru itu mampu meragakan apa yang di ajarkannya, maksutnya apa yang disampaikan oleh guru tersebut betul-betul dimiliki oleh anak didik. Hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar, lingkunga sekolah yang perlu diorganisasi, diatur dan diawasi agar kegiatan belajar mengajar terarah kepada tujuan pendidikan. Selain itu guru pun menjadi mediator atau perantara dalam hubungan antar manusia, maka guru harus trampil mempergunakan pengetahuan tentang bagaimana berinteraksi dan berkomunikasi. Demikian pula dalam satu kali proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi evaluator yang baik, maksudnya untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang di ajarka sudah cukup tepat, semua pertanyaan tersebut akan dapat di jawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan indikator kinerja guru antara lain:
a.       Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar
b.      Penguasaan materi yang akan diajarkan
c.       Penguasaan metode dan strategimengajar
d.      Pemberian tugas-tugas kepada siswa
e.       Kemampuan mengelola kelas
f.       Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi.[3]

A.    Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan dan dianggap sebagai orang yang berperanan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan yang merupakan percerminan mutu pendidikan. Keberadaan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak lepas dari pengaruh faktor internal maupun faktor eksternal yang membawa dampak pada perubahan kinerja guru.Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru yang dapat diungkap tersebut antara lain :
1.      Kepribadian dan dedikasi
Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri seseorang sebagai sistem  psikofisik yang menentukan dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dan bersifat unik. Aspek-aspek kepribadian terdiri dari karakter, temperamen, sikap, stabilitas emosi, responsibilitas dan sosiabilitas.[4]
Kepribadian guru merupakan faktor terpenting dalam menjalankan kinerjanya, karena hal inilah yang menentukan baik tidaknya ia dalam mendidik para anak didiknya agar menjadi para generasi penerus bangsa yang bermanfa’at bagi Negara ini.  Semakin baik kepribadian guru maka semakin tinggi dedikasinya terhadap pelaksanaan tugas dan kewajibannya dalam mengembangkan mutu pendidikan yang baik dan sesuai harapan.

2.      Pengembangan Profesi
Pengembangan profesi guru merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan untuk mengantisipasi perubahan dan beratnya tuntutan terhadap profesi guru. Pengembangan profesi guru menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Pengembangan kemampuan profesioanalitas guru harus dilakukan secara berkesinambungan, mengingat masih banyaknya guru-guru yang belum memberikan totalitas kinerjanya terhadap profesi, lebih-lebih terhadap tujuan pendidikan yanghendak dicapai.
Upaya meningkatkan profesionalisme guru diantaranya melalui peningkatan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar. Dengan adanya persyaratan ini, maka guru tidak akan meremehkan profesi yang dimilikinya dan ia juga akan lebih mumpuni dibidangnya. Upaya lainnya yaitu melalui sertifikasi, sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidikkepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak.[5] 
Selain itu, pengembangan profesi guru dapat juga dilakukan dengan kegiatan-kegiatan lainnya berupa diskusi masalah penelitian, seminar dan pembinaan berkala, penulisan buku atau pembuatan bahan ajar, pembuatan media pembelajaran, workshop, dan juga penelitian-penelitian yang dapat meningkatkan mutu profesi guru seperti penelitian tindakan kelas atau penelitian eksperimen.[6] Akan tetapi semua kegiatan pengembangan tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dan harus sesuai dengan tugas dan fungsi guru dalam kegiatan sekolah.

3.      Kemampuan Mengajar
Seorang guru hendaknya memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik dalam kegiatan mengajar. Mengajar adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa.[7] Kemampuan yang harus dimiliki seorang guru diantaranya adalah kemampuan dalam perencanaan pengajaran, kemampuan penguasaan materi yang utuh dan berwawasan serta mempunyai bahan pengayaan terutama pada bidang-bidang yang menjadi tugasnya, kemampuan menyajikan materi dan menganalisis materi yang diajarkan serta menghubungkannya dengan konteks pola piker dan cara hidup, kemampuan berkomunikasi dengan siswa dan kemampuan mengevaluasi proses serta hasil yang sedang dan sudah dilaksanakan serta kemampuan merevisi program pengajaran untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Dengan kemampuan yang dimiliknya,seorang guru diharapkan dapat memberikan kreasi dan inovasi baru dalam bidang pendidikan.
4.      Antar Hubungan dan Komunikasi
Pentingnya komunikasi bagi organisasi tidak dapat dipungkiri, adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya. Hubungan dan komunikasi yang baik membawa konsekwensi terjalinnya interaksi seluruh komponen yang ada dalam sistem sekolah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru akan berhasil jika ada hubungan dan komunikasi yang baik dengan siswa sebagai komponen yang diajar. Untuk itu semakin baik pembinaan hubungan dan komunikasi dibina maka respon yang muncul semakin baik pula yang pada gilirannya mendorong peningkatan kinerja.
5.      Hubungan dengan Masyarakat
Sekolah merupakan lembaga sosial yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat lingkungannya, sebaliknya masyarakat pun tidak dapat dipisahkan dari sekolah sebab keduanya memiliki kepentingan, sekolah merupakan lembaga formal yang diserahi mandat untuk mendidik, melatih, dan membimbing generasi muda bagi peranannya di masa depan, sementara masyarakat merupakan pengguna jasa pendidikan itu.
Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama untuk masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan sekolah. Hubungan sekolah dengan masyarakat ini sebagai usaha kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta saling pengertian antara sekolah, personalia sekolah dengan masyarakat.
Untuk peningkatan mutu pendidikan perlu adanya kerjasama antara kepala sekolah dan guru dalam hal kinerja guru dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru harus sesuai dengan materi yang diajarkan serta kondisi siswa yang ada di sekolah tersebut. Serta ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai, misalnya buku-buku dan alat peraga.
Di sisi lain perlunya kerjasama yang baik antara pihak sekolah dan masyarakat/wali murid dalam peningkatan prestasi siswa. Jika ada masalah yang timbul yang berkenaan dengan siswa, misalnya penurunan hasil belajar siswa, perrlu adanya pemecahan masalah bersama antara pihak sekolah dan masyarakat/wali murid.
Peningkatan mutu pendidikan tidak hanya berkaitan dengan kerjasama antara sekolah dan masyarakat, tetapi kerjasama harus dilakukan antara sekolah dengan pemerintah terkait. Pemerintah harus membuat kurikulum yang dapat mencakub seluruh aspek pendidikan yang ada di Indonesia, karena kondisi pendidikan di kota, desa dan pedalam tidak sama. Kerjasama antarra sekolah dan pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan harus ditunjang dengan sarana dan prasarana yang baik pula. Peran masyarakat dalam hal ini adalah menjadi pengawas serta mendukung program-program sekolah dan pemerintah dalam mewujudkan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

6.      Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan dan ketepatan pada suatu aturan yang dilakukan secara sadar tanpa adanya dorongan atau paksaan pihak lain atau suatu keadaan di mana sesuatu itu berada dalam tertib, teratur dan semestinya serta tiada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kedisiplinan yang baik ditunjukan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya akan memperlancar pekerjaan guru dan memberikan perubahan dalam kinerja guru ke arah yang lebih baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Kondisi ini bukan saja berpengaruh pada pribadi guru itu sendiri dan tugasnya tetapi akan berimbas pada komponen lain sebagai suatu cerminan dan acuan dalam menjalankan tugas dengan baik dan menghasilkan hasil yang memuaskan.
7.      Kesejahteraan
Faktor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh terhadap kinerja guru di dalam meningkatkan kualitasnya sebab semakin sejahteranya seseorang makin tinggi kemungkinan untuk meningkatkan kerjanya.

8.      Iklim Kerja
Iklim kerja adalah hubungan timbal balik antara faktor-faktor pribadi, sosial dan budaya yang mempengaruhi sikap individu dan kelompok dalam lingkungan sekolah yang tercermin dari suasana hubungan kerjasama yang harmonis dan kondusif antara Kepala Sekolah dengan guru, antara guru dengan guru yang lain, antara guru dengan pegawai sekolah dan keseluruhan komponen itu harus menciptakan hubungan dengan peserta didik sehingga tujuan pendidikan dan pengajaran tercapai. Terbentuknya iklim yang kondusif pada tempat kerja dapat menjadi faktor penunjang bagi peningkatan kinerja sebab kenyamanan dalam bekerja membuat guru berpikir dengan tenang dan terkosentrasi hanya pada tugas yang sedang dilaksanakan.

B.     Perubahan Paradigma Peran Guru
1.      Tantangan Pendidikan di era Perubahan
Problematika pendidikan banyak sekali yang menyebabkan bangsa kita saat ini krisis dan tertinggal dalam berbagai bidang. Guru disini tidak dipandang sebagai satu-satunya sumber belajar  yang dimaksud disini adalah tidak hanya guru yang harus aktif dalam suatu proses pembelajaran atau kegiatan dalam kelas akan tetapi murid juga harus berperan aktif dalam proses pembelajaran., disini peserta didik dituntut untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Guru tidak hanya bertugas menyampaikan informasi, tetapi harus berperan sebagai pengelola sumber belajar untuk dimanfaatkan peserta didik, dan guru juga harus bisa menggunakan informasi dan pengaruh berbagai cabang ilmu untuk mengasah kemampuan berpikir. Sebagai calon guru kita juga harus siap untuk menghadapi globalisasi yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini dan menambah pengetahuan tentang informasi-informasi dunia pendidikan saat ini.

2.      Reorientasi Paradigma Pendidikan yang Diinginkan
Untuk menjawab perubahan-perubahan yang terjadi dalam persaingan global sekarang ini maka seyogyanya perubahan perkembangan kehidupan diikuti pula dengan perubahan orientasi pendidikan hal ini penting dilakukan sebagai langkah antisipasi dan tindakan adaptasi guna mempertahankan eksisitensi dalam persaingan global. Untuk itu perubahan paradigma pendidikan yang diperlu diperhatikan seperti:
a.       Dari schooling ke learning dimana implikasinya kearah belajar siswa aktif sehingga perlu membuat suasana belajar inovatif dan kreatif dan juga harus mampu menguasai multi medote atau multi media untuk mendorong siswa bereksplorasi, belajar dari mengamati ke menjelaskan.
b.      Dari knowledge based learning ke comptenesi based learning dimana pembelajaran tidak disadarkan pada pencapaian perolehan produk pengetahuan tetapi pada penguasaan keterampilan sehingga tidak menerima pengetahuan tetapi membangun pengetahuan
c.       Dari instructive ke facilitative terjadi perubahan dari ekspositorik ke penemuan, inkuiri dan problem solving.

3.      Pendekatan Pembelajaran sebagai Fokus Perhatian Guru
Pendekatan pembelajaran harus menciptakan suasana teaching-learning yang dapat menumbuhkan rasa dari tidak tahu menjadi tahu dan guru memposisikan diri sebagai pelatih dan fasilitator. Jadi, bukan hanya guru yang menyampaikan materi pelajaran dan murid menerimanya begitu saja, akan tetapi murid juga harus aktif dalam kegiatan pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas.

4.      Visi dan Kompetensi Guru
Guru harus memiliki visi yang tepat dan berbagai aksi inovatif. Visi tanpa aksi adalah bagaikan sebuah impian, aksi tanpa visi bagaikan perjalanan tanpa tujuan dan membuang-buang waktu saja. Visi dan aksi dapat mengubah dunia.
Untuk menopang ketercapaian visi tersebut, guru harus harus mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan guna melaksanakan profesinya agar mencapai hasil yang memuaskan, yaitu kompetensi paedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya; kedua kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi yang harus dimiliki guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif dan beribawa, menjadi tauladan bagi peserta didik, dan berahlak mulia; ketiga kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam menguasaoi nateri yang diajarkan; keempat kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif, berinteraksi dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan mayarakat sekitar.
Kompetensi tersebut merupakan modal dasar bagi guru dalam membina dan mendidik peserta didik sehingga tercapai mutu pendidikan yang akan menghasilkan peserta didik yang memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang paripurna.

BAB III
KESIMPULAN

1.      Kinerja guru adalah tingkat keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah :
a.       Kepribadian dan dedikasi
b.      Pengembangan profesi
c.       Kemampuan mengajar
d.      Antar hubungan dan komunikasi
e.       Hubungan dengan masyarakat
f.       Kedisiplinan
g.      Kesejahteraan
h.      Iklim kerja
3.      Perubahan paradigma peran guru dipengaruhi oleh tantangan pendidikan di era perubahan, reorientasi paradigma yang diinginkan, pendekatan dan pembelajaran sebagai fokus perhatian guru serta visi dan kompetensi guru.


DAFTAR PUSTAKA

Mahmud. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Muslich, Masnur. 2007. Sertifikasi Guru menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nurdin, Muhammad. 2004. Kiat  Menjadi Guru Profesional. Jogjakarta: Ar-Ruz Media.
Solihin, Moh.  Etika Profesi Keguruan (Jember: STAIN Jember Press, 2013),
Uzer Usman, Moh.. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kinerja?_e_pi=7%2CPAGE_ID10%2C6391549112 diakses pada tanggal 27 Maret 2016 (12.31 wib)














[1] Moh. Solihin, Etika Profesi Keguruan (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 50
[2] Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), 9
[3] Moh. Solihin, Etika Profesi Keguruan (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 51
[4] Mahmud, Psikologi Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), 366
[5] Masnur Muslich, Sertifikasi Guru menuju Profesionalisme Pendidik (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), 2
[6] Muhammad Nurdin, Kiat  Menjadi Guru Profesional (Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2004),
[7] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara,2007), 48

[1] https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kinerja?_e_pi=7%2CPAGE_ID10%2C6391549112
[2] Moh. Solihin, Etika Profesi Keguruan (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 47

2 komentar: