BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan sebuah kunci dari
suatu proses pembelajaran, baik dalam pendidikan formal maupun non formal.
Karena dengan adanya kurikulum maka suatu pembelajaran akan memiliki arah
tujuan yang jelas. Begitu juga dengan pembelajaran bahasa arab harus memiliki
kurikulum yang baik, karena bahasa memiliki peranan yang cukup penting dalam
pendidikan, khususnya di pondok pesantren.
Dalam pendidikan non formal, khususnya
pondok pesantren tidak bisa lepas dari bahasa arab, karena semua pembelajaran
di pondok pesantren menggunakan referensi kitab berbahasa Arab. Secara tidak
langsung seorang santri harus menguasai bahasa arab agar dapat memahami
materi pembelajaran yang terdapat dalam
kitab-kitab tersebut. Begitu juga dengan pondok pesantren nurul islam.
Seperti yang diketahui bahwasannya
pondok pesantren nurul islam dikenal memiliki kualitas yang cukup baik dan
tidak kalah dengan pondok pesantren lainnya. Pondok pesantren nurul islam
sering mengikuti lomba-lomba antar pondok pesantren dan tak jarang menjadi
salah satu juara. Selain itu pondok pesantren nurul islam juga sering
mengadakan event-event yang menarik berkaitan dengan peningkatan kemampuan para
santri, bahkan sampai tingkat nasional.
Oleh karena itulah, kami merasa sangat
tertarik untuk mengadakan studi kasus di pondok pesantren nurul islam berkaitan
dengan pengembangan kurikulum bahasa arab di sana. Dari studi kasus ini kami
berharap bisa belajar mengembangkan kurikulum bahasa arab dengan baik saat kami
mengajar nanti.
B. Rumusan Masalah
1. bagaimana sejarah singkat berdirinya
pondok pesantren nurul islam?
2. bagaimana implikasi pembelajaran bahasa
arab di pondok pesantren nurul islam?
3. Apa metode yang digunakan dalam
pembelajaran bahasa arab di pondok pesantren nurul islam?
4. Bagaimana bentuk evaluasi pembelajaran bahasa arab di pondok pesantren
nurul islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah singkat
berdirinya pondok pesantren nurul islam.
2. Untuk mengetahui implikasi pembelajaran
bahasa arab di pondok pesantren nurul islam
3. Untuk mengetahui metode yang digunakan
dalam pembelajaran bahasa arab di pondok pesantren nurul islam
4. Untuk mengetahui bentuk evaluasi pembelajaran bahasa arab di pondok pesantren
nurul islam?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren
Nurul Islam
Pondok
Pesantren Nurul Islam, terletak tidak jauh dari alun-alun kota Jember, hanya
sekitar 6 kilometer ke arah utara. Tepatnya di Jl. Sarangan No. 30 Antirogo,
Kec. Sumbersari. Pesantren yang dikenal dengan sebutan Nuris ini didirikan oleh
KH. Muhyiddin Abdusshomad tahun 1981.
Sebagai
pesantren yang berdiri di pinggiran kota, Nuris sejatinya mempunyai
tantangan yang cukup berat. Sebab, umumnya warga kota lebih memilih lembaga
formal yang sarana dan fasilitasnya lebih oke. Sementara tak terlalu jauh dari
Nuris sudah berjejal berbagai lembaga pendidikan favorit, misalnya SMA,
SMP, SMK dan sebagainya yang semuanya negeri. Tapi justru itulah yang membuat
Kiai Muhyid (panggilan akrabnya) semakin termotivasi untuk mendirikan pesantren.
Pada
awalnya, banyak santri Nuris yang bersekolah di luar pada pendidikan formalnya.
Akan tetapi seiring berjalannya waktu, pondok pesantren Nuris tidak hanya
melayani “orang luar”. Nuris juga memberi pelayanan pendidikan formal kepada
santri dan warga sekitarnya. Itulah sebabnya, tahun 1983 Nuris mendirikan SMP.
Ternyata sambutan masyarakat begitu antusias. Enam tahun berikutnya
(1989), Nuris mendirikan SMA. Sambutan warga juga tak mengecewakan. Tak berapa
lama setelah berdiri, kedua lembaga ini sudah mengantongi status “diakui”
(sekarang terakreditasi). Selain itu juga didirikan TK Bina Anaprasa.
Pada
Tahun 2007, Nuris mulai mengembangkan sayapnya, dengan mendirikan SMK
dengan sarana dan prasarana pelatihan yang memadai. Yang menarik, lima tahun
lalu (2008) Nuris juga mendirikan MTs. Unggulan. Disusul dengan pendirian
Madrasah Aliyah (MA) dua tahun berikutnya. Dua lembaga ini mempunyai program
unggulan, yaitu pelajaran Aswaja dan kitab kuning. Pemilihan program yang satu
ini tak lepas dari keprihatinan Kiai Muhyid terhadap kian maraknya ancaman yang
berpotensi menggerus amalan dan tradisi NU.
Mereka
tidak hanya dibekali oleh kelihaian berdebat tapi juga dukungan finansial yang
memadai. Selain mereka rajin mendatangi masjid-majid yang ”netral”, mereka juga
menerbitkan majalah dan buletin yang dibagi secara gratis di setiap masjid.
Itulah sebabnya, lembaga ini lebih memprioritaskan keterampilan murid dalam
menguasai kitab kuning, bahasa arab dan bahasa Inggris. Dalil-dalil seputar
ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah dan masalah NU juga menjadi bagian
pelajaran wajib bagi murid-muridnya.[1]
B. Implikasi Pembelajaran Bahasa Arab di
Pondok Pesantren Nurul Islam
Ada
dua klasifikasi dalam program Pembelajaran bahasa arab di pondok pesantren
huris, yaitu program pembelajaran umum dan program pembelajran khusus. Program
pembelajaran umum merupakan program pembelajaran yang harus diikuti oleh
seluruh santri karena merupakan kegiatan wajib. Sedangkan program pembelajaran
khusus yaitu bagi mereka yang ingin lebih mendalami bahasa arab. Tidak hanya
bahasa arab saja, ada beberapa program khusus yang bisa dipilih oleh para
santri sesuai dengan minat mereka. Program khusus tersebut antara lain: M.
Sains (madarasah sains), bahasa ( arab dan inggris), kitab, fiqih, dan tahfidz.
Mereka yang memilih program yang sama akan berada dalam satu kamar, oleh karena
itu para santri hanya diperbolehkan memilih salah satu program saja.
Agar
lebih jelas perbedaan antara program pembelajaran bahasa arab umum dan khusus
di pondok pesantren nuris, di bawah ini akan dijelaskan secara lebih detail
mengenai perbedaan tersebut.
1. Program pembelajaran khusus
Pada
dasarnya pembelajaran bahasa arab dipondok pesantren Nurul islam hampir sama
dengan pembelajaran bahasa arab di pondok pesantren lainnya, yang lebih menekankan pada penguasaan maharotul
kitabah dan qiroa’ah (nahwu sorof). Hal tersebut dikarenakan pembelajaran semua
bidang yang diajarkan pada madrasah diniyah menggunakan referensi kitab berbahasa arab. Karena itu,
pembelajaran bahasa arab secara umum lebih menekankan pada aspek nahwu dan sorofnya,
dengan tujuan santri dapat membaca dan memahami bacaan berbahasa arab yang
terdapat dalam kitab-kitab tersebut.
Pembelajaran
bahasa arab secara umum dibagi menjadi dua kategori yaitu madrasah ula dan madrasah
stani. Pengkategorian tersebut berdasarkan tingkat pendidikan formal para
santri. Santri yang termasuk dalam kategori madrasah ula yaitu siswa SMP, MTS,
SMK dan SMA. Ada tiga tingkatan kelas dalam madrasah ula, yaitu kelas unggulan,
semi unggulan dan reguler. Perbedaan tersebut terletak pada materi pembelajaran
yang diajarkan. Untuk kelas reguler, materi pembelajaran yang diajarkan
sebagian besar merupakan materi pelajaran yang bersifat lebih umum, seperti
pelajaran fiqih, aqidah, dan lainnya. Sedangkan materi tentang bahasa arab (
nahwu sorof) hanya diajarkan sebagian kecil saja. Dan pada kelas semi unggulan,
materi pembelajaran umum dan materi bahasa arab memiliki porsi yang sama dalam
proses pembelajaran. Sedangkan pada kelas unggulan, materi yang diajarkan hanya
berupa materi pembelajaran yang berhubungan dengan penguasan bahasa arab saja,
seperti BMK ( belajara membaca kitab) dan program memaknai kitab ( berhubungan
dengan nahwu sorof). Pada awalnya program unggulan ini dipilih berdasarkan tes,
akan tetapi karena banyak santri yang merasa materi pembelajaran nahwu shorof
sangat memberatkan bagi mereka, akhirnya kelas ini dipilih berdasarkan minta
mereka.
Sedangkan
santri yang berada pada madrasah stani yaitu hanya siswa Madrasah Aliyah (MA). Pada
madrasah stani ini murni hanya mempelajari nahwu dan shorof saja. Ada tiga
kelas dalam madrasah stani, yaitu kelas A, B dan C. Sama dengan madrasah ula,
pembagian kelas ini juga dibedakan berdasarkan materi pembelajarannya. Kelas A
merupakan kelas yang paling tinggi tingkatannya, materi yang diajarkan yaitu
Alfiyah. Sedangkan kelas B mempelajari tentang ‘imrithi. Dan kelas C, yang
paling rendah, mempelajari jurumiyyah.
2. Program pembelajaran khusus
Seperti
yang sudah dijelaskan di atas, bahwasannya ada banyak program khusus yang ada
di pondok pesantren ini, salah satunya bahasa arab. Program khusus bahasa arab ini
pada awalnya memiliki dua kamar, akan
tetapi karena peminat bahasa semakin hari samakin berkurang, akhirnya hanya
dijadikan satu kamar. Satu kamar program khusus bahasa arab berisi 16 santri
dan 4 pengurus, jadi totalnya satu kamar ada 20 santri.
Dalam
rangka mengembangkan kemampuan barbahasa arab para santri, program khusus
bahasa arab memiliki dua kegiatan inti. Yang pertama yaitu santri di kamar tersebut
diwajibkan menghafalkan 5 mufrodat setiap harinya untuk kemudian disetorkan
kepada pengurus di kamar tersebut. Mufrodat-mufrodat tersebut di tempelkan di
papan pengumuman khusus yang ada di kamar itu dan setiap harinya diganti dengan
mufrodat yang baru oleh pengurus. Kegiatan
ini untuk meningkatkan penguasaan mufrodat para santri.
Kegiatan
inti yang kedua, pengurus mengadakan kegiatan pembinaan khusus yang diadakan
dua kali dalam seminggu. Dalam kegiatan ini pengurus mendatangkan ustadz khusus
untuk membimbing para santri. Jika pada kegiatan yang sebelumnya menekankan
pada penguasaan mufrodat, pada kegiatan yang kedua ini lebih menekankan pada
penguasaan muhaddastah (percakapan) dalam berbagai konteks pembicaraan. Setiap
pertemuan santri diwajibkan menghafal sebuah percakapan bertema khusus yang
telah ditentukan. Dalam kegiatan pembinaan ini, para santri diberi buku pedoman
khusus yang di dalamnya berisi percakapan dengan berbagai tema yang berbeda
yang biasa digunakan.
Selain
kedua kegiatan inti yang telah dijelaskan di atas, masih ada satu kegiatan lagi
yang juga sangat menunjang dalam meningkatkan penguasaan berbahasa arab para
santri. Kegiatan tersebut yaitu setiap santri yang mengikuti program khusus
bahasa arab diwajibkan menggunakan bahasa arab sebagai bahasa sehari-hari
ketika sedang berkomunikasi dengan sesama anggota bahasa arab. Dan jika ada
santri yang melanggar atau tidak menaati peraturan ini, akan dikenakan sanksi yakni santri tersebut disuruh
menggunakan kerudung khusus selama jangka waktu tertentu. Dengan
diberlakukannya peraturan ini, diharapkan keterampilan berbicara (maharotul
kalam) santri semakin meningkat dan menjadi lebih baik.
Pada
awalnya peraturan menggunakan hukuman ini berjalan lancar dan sangat tertib,
akan tetapi karena semakin banyaknya santri yang melanggar setiap harinya,
peraturan ini tidak lagi dihiraukan bahkan ditinggalkan. Sehingga saat ini
peraturan tersebut tidak dapat berjalan dengan baik. Disinilah letak kelemahan
adanya suatu peraturan. Jika tidak bisa mempertahankan tindakan kedisiplinan
secara teratur, maka pada akhirnya peraturan tersebut akan menghilang dengan
sendirinya.
- Metode yang Digunakan Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Nurul Islam
Pembelajaran
bahasa arab di pondok pesantren nurul islam menggunakan berbagai macam metode
yang bervariasi yang disesuaikan dengan tingkat pembelajaran santri tersebut.
Metode
pertama yang digunakan yaitu metode ceramah. Metode ceramah merupakan penerapan
dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat
bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada siswa. Metode
ceramah ini sering kita jumpai pada proses-proses pembelajaran di sekolah mulai
dari tingkat yang rendah sampai ke tingkat perguruan tinggi, sehingga metode
seperti ini sudah dianggap sebagai metode yang terbaik bagi guru untuk melakukan
interaksi belajar mengajar.[2]
Metode ceramah ini digunakan dalam pembelajaran bahasa arab secara umum yaitu
yang diperuntukkan bagi seluruh santri di pondok pesantren nurul islam.
Metode
yang selanjutnya yaitu metode hafalan. Dengan menggunakan metode hafalan para
santri diminta untuk menghafalkan materi-materi tertentu dan kemudian hasil
dari hafalan tersebut disetorkan kepada pengajar. Metode hafalan ini digunakan
pada seluruh pembelajaran bahasa arab di pondok pesantren nurul islam, baik
pembelajaran umum maupun pembelajaran khusus. Pada pembelajaran umum metode
hafalan ini digunakan untuk menghafalkan kaidah-kaidah nahwu yang telah
diajarkan di madrasah diniyah. Sedangkan pada pembelajaran program khusus
bahasa arab, metode ini digunakan untuk menghafalkan mufrodat dan teks
muhadastah yang telah ditentukan.
Yang
terakhir yaitu metode praktek. Metode praktek ini digunakan santri progran khusus
bahasa arab untuk mempraktikan hasil hafalan mufrodat dan muhadastah dalam
kegiatan sehari-hari bersama temannya.
- Bentuk Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Nurul Islam
Sama
dengan metode pembelajaran, evaluasi yang digunakan di pondok pesantren Nuris
ini juga dibedakan antara pembelajaran umum dengan pembelajaran khusus. Untuk
pembelajaran bahasa arab umum, menggunakan bentuk evaluasi dengan sistem
semester. Jadi, selama satu tahun ada dua kali evaluasi. Penggunaan sistem
semester dikarenakan banyaknya santri dan mata pelajaran yang berbeda. Dengan
sistem semester ini secara otomatis bentuk evaluasinya berupa tes tulis, akan
tetapi jika ustadz atau ustadzah ingin menggunakan tes lain seperti tes lisan,
diperbolehkan asalkan tidak mengganggu jalannya evaluasi mata pelajaran yang
lain.
Sedangkan
untuk pembelajaran bahasa arab khusus, evaluasi diadakan setiap satu bulan
sekali. Untuk mengetahui sejauh mana mufrodat yang telah dikuasai oleh santri
program khusus ini, setiap satu bulan sekali santri diwajibkan menyetorkan
minimal 50 mufrodat kepada ustadzah wardah. Ustadzah wardah merupakan salah
satu ustadzah yang besiknya memang menguasai bahasa arab. Beliau merupakan
lulusan dari Mesir dan sekarang menjadi ketua pengurus pondok pesantren putri
Nuris. Evaluasi ini merupakan tindak lanjut dari kewajiban santri yang harus
menyetorkan 5 mufrodat setiap harinya.
BAB
III
KESIMPULAN
- Pondok Pesantren Nurul Islam, terletak tidak jauh dari alun-alun kota Jember, hanya sekitar 6 kilometer ke arah utara. Tepatnya di Jl. Sarangan No. 30 Antirogo, Kec. Sumbersari. Pesantren yang dikenal dengan sebutan Nuris ini didirikan oleh KH. Muhyiddin Abdusshomad tahun 1981. Lembaga ini lebih memprioritaskan keterampilan murid dalam menguasai kitab kuning, bahasa arab dan bahasa Inggris. Hal tersebut untuk membentengi para santri dari pengaruh buruk dari luar.
- Ada dua klasifikasi pembelajaran bahasa arab di pondok pesantren nuris. Yaitu pembelajaran umum untuk semua santri dan pembelajaran khusus bagi mereka yang ingin lebih mendalami bahasa arab. Pembelajaran umum dibagi menjadi dua kelas yaitu madrasah ula (MTs, SMP,SMA,SMK) dan madrasah stani (MA). Sedangkan pada pembelajaran khusus, para santri dengan minat yang sama dijadikan satu kamar dan diberi bimbingan khusus untuk meningkatkan kemampuan berbahasa arabnya. Program tersebut antara lain: diwajibkan hafalan 5 mufrodat setiap hari dan ada bimbingan khusus untuk menguasai beberapa konteks muhadastah.
- Ada tiga metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa arab di pondok pesantren Nuris. Pertama metode ceramah, digunakan dalam pembelajaran bahasa arab secara umum yaitu yang diperuntukkan bagi seluruh santri di pondok pesantren nurul islam. Kedua metode hafalan, digunakan pada seluruh pembelajaran bahasa arab di pondok pesantren nurul islam, baik pembelajaran umum maupun pembelajaran khusus. Ketiga metode praktek, digunakan santri progran khusus bahasa arab untuk mempraktikan hasil hafalan mufrodat dan muhadastah dalam kegiatan sehari-hari bersama temannya.
- Untuk pembelajaran bahasa arab umum, menggunakan evaluasi sistem semester dengan bentuk evaluasinya berupa tes tulis, akan tetapi jika ustadz atau ustadzah ingin menggunakan tes lain seperti tes lisan, diperbolehkan asalkan tidak mengganggu jalannya evaluasi mata pelajaran yang lain. Sedangkan untuk pembelajaran bahasa arab khusus, evaluasi diadakan setiap satu bulan sekali, yaitu dengan menyetorkan minimal 50 mufrodat kepada ustadzah yang bertanggung jawab.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar