BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kurikulum
merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pendidikan. Dikarnakan,
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pendidikan.
Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan
sasaran pendidikan yang diinginkan dan proses pendidikan tidak akan berjalan
mulus. Di dalam kurikulum terangkum berbagai kegiatan dan pola pengajaran yang
dapat menentukan arah proses pembelajaran. Itulah sebabnya, menelaah dan mengkaji
kurikulum merupakan suatu kewajiban bagi guru.
Indonesia merupakan negara
yang mempunyai tingkat kepeminatan sangat tinggi dalam mendalami Bahasa Arab.
Di berbagai jalur pendidikan, khususnya pendidikan dilembaga formal pesantren,
pelajaran bahasa Arab adalah suatu kewajiban. Bahkan tidak jarang pelajaran ini
dijadikan sebagai pelajaran unggulan untuk menarik kepeminatan peserta didik
(baik siswa maupun santri) masuk ke sebuah institusi pendidikan tertentu.
Bahasa Arab sendiri
mengalami kemajuan sejalan dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman
sebagai mana berkembangnya Bahasa Arab
di dunia sampai saat ini. Bahkan Bahasa Arab mempunyai perhatian khusus dari
para pakar yaitu ingin memasyarakatkan dan membudayakan Bahasa Arab sebagai
bahasa bertaraf internasional. Oleh karenanya, pemerintah menjadikan program
pengajaran Bahasa Arab sebagai mata pelajaran yang penting di suatu lembaga
pendidikan yang berciri khas agama Islam maupun pendidikan umum lainnya (masuk
kurikulum pendidikan).
B. Rumusan
Masalah
1. Apa Definisi pengembangan kurikulum bahasa arab di lembaga formal di naungan pesantren?
2. Bagaimana implementasi perkembangan kurikulum bahasa arab di SMA
BPPT Darus sholah tegal besar jember
3. Apa saja prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
4. Metode apa yang dipakai di SMA BPPT Darus sholah tegal besar jember
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui definisi pengembangan kurikulum bahsa arab di lembaga
formal di naugan pesantren.
2. Untuk mengetahui bagaimana imlementasi perkembangan kurikulum bahasa arab
di SMA Darus sholah tegal besar jember
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
4. Untuk mengetahui metode apa yang dipakai di SMA Darus sholah tegal besar
jember
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi pengembangan kurikulum bahasa arab di lembaga formal di naungan pesantren
Kata kurikulum berasal dari bahasa yunani yang awalnya digunakan
dalam bidang olah raga yaitu Currere yang berarti jarak tempuh lari.
Pengertian ini kemudian diterapkan dalam bidang pendidikan. Dalam bahasa arab
kurikulum diartikan manhaj yakni jalan yang terang atau jalan terang
yang dilalui manusia pada bidang kehidupannya. Dalam konteks pendidikan,
kurikulum berarti jalan terang yang dilalui pendidik atau guru dengan peserta
didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta
nilai-nilai. Al-Khauly menjelaskan al-manhaj sebagai seperangkat rencana
dan media untuk mengatarkan lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan
pendidikan yang diinginkan.
Sedangkan
pengertian Pengembangan kurikulum adalah proses penyusunan rencana tentang isi
dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya.[1]
Menurut Geane, Topter dan Alicia
bahwa Pengembangan Kurikulum adalah suatu proses dimana partisipasi pada
berbagai tingkatan dalam membuat keputusan tentang tujuan, bagaimana tujuan
direalisasikan melalui proses belajar mengajar dan apakah tujuan dan alat itu
serasi dan efektif.[2]
Sesuai dengan Pasal 1 ayat 11 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, diperjelas dengan Pasal
1 ayat 6 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan PENDIDIKAN
FORMAL adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri
atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Dasar
penyelenggaraan pendidikan formal juga telah diatur melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan,
khususnya Pasal 60 ayat 1 yang menyebutkan bahwa penyelenggaraan pendidikan
formal meliputi : pendidikan anak usia dini jalur formal berupa Taman
Kanak-Kanak (TK) dan Raudhatul Athfal (RA), pendidikan dasar (contohnya : SD,
MI, SMP, MTs), pendidikan menengah (SMA, MA, SMK, MAK), dan pendidikan tinggi
(contohnya : Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis, Doktor).[3]
Pesantren merupakan salah satu jenis
pendidikan Islam Indonesia yang bersifat tradisional untuk mendalami ilmu agama
Islam dan mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian. Pesantren telah hidup
sejak ratusan tahun yang lalu, serta telah menjangkau hampir seluruh lapisan
masyarakat muslim. Pesantren telah diakui sebagai lembaga pendidikan yang telah
ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pondok Pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besar,
baik bagi kemajuan Islam itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara
keseluruhan.Berdasarkan catatan yang ada, kegiatan pendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596. Kegiatan agama inilah yang
kemudaindikenaldengannamaPondokPesantren.
Semakin hari dengan perkembangan zaman, pesantren pun mulai ikut
berkembang.
2.
Implementasi Pengembangan Bahasa Arab di SMA BPPT (Badan Pengkajian Penerapan Teknologi) Darus sholah tegal
besar
Dalam cakupan lebih luas kurikulum tidak hanya
sekedar rencana pelajaran, tetapi meliputi segala pengalaman atau proses
belajar siswa yang direncanakan dan dilaksanakan di bawah bimbingan lembaga
pendidikan. Dalam artian bahwa kurikulum bukan hanya sekedar catatan atau
dokumen bahan cetak, melainkan serangkaian aktivitas siswa di dalam sekolah
yang direncanakan serta dibimbing oleh sekolah. Menurut Oemar Hamalik (2007:
89), secara garis besar tahapan implementasi kurikulum meliputi
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
Implementasi
atau Pelaksanaan sebagai usaha menjadikan perencanaan menjadi kenyataan,
dengan berbagai teknik atau alat bantu yang digunakan, waktu pencapaian, pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan dengan berbagai pengarahan dan pemotivasian
agar setiap yang terlibat dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai
dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Menurut
Rozali (2008: 27), implementasi kurikulum merupakan suatu proses penerapan ide,
konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan
dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,keterampilan, maupun nilai dan sikap.
Penerapan kurikulum merupakan tindakan nyata dari sikap ketidaktahuan sehingga
mampu mengembangkan pendidikan dengan menerapkan konsep secara terencana.
Hamid
Hasan (1984:11), mengemukakan pendapat yang sama bahwa usaha merealisasikan
suatu ide, konsep, dan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum tertulis
menjadi kenyataan. Wujud nyata dari implementasi kurikulum adalah aktivitas
belajar mengajar di kelas, dengan kata lain aktivitas belajar mengajar di kelas
merupakan operasionalisasi dari kurikulum tertulis
Dalam pelaksanaan mengajar
di kelas seorang guru Bahasa Arab lebih memfokuskan perhatian pada interaksi
proses belajar mengajar. Oleh karena itu secara manajemen, selama guru berada
di dalam kelas terbagi menjadi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan
penutupan.
a)
Persiapan
Yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru Bahasa Arab
sebelum memulai mengajar, yang dikerjakan antara lain :
1. Mengucapkan salam atau dilanjutkan dengan sapaan shobahul khoir dan kaifahaalukum.
2. Memperhatikan kondisi di dalam kelas.
3. Melakukan absensi.
4. Memeriksa kondisi kesiapan siswa.
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran bahasa arab di SMA BPPT darus sholah tegal
besar dilaksanakan 2 x 45 menit setiap pertemuan yakni 90 menit sekali dalam
seminggu. Akan tetapi di sekolah ini terdapat sisi keunikan yakni mata
pelajaran nahwu shorof tidak langsung masuk atau tidak langsung diajarkan
ketika mata pelajaran bahasa arab melainkan ada jadwal tersendiri tentang
pembelajaran nahwu shorof yang dilaksanakan 2 x 45 menit sama halnya dengan
mata pelajaran bahasa arab itu sendiri. untuk kelas X pada mata pelajaran
bahasa arab menggunakan buku Lembar Kerja Siswa (LKS) yang mana berisi tentang
mufrodat, bacaan-bacaan arab dan soal-soal. Pertama siswa disuruh untuk
menterjemahkan dahulu bacaan yang terdapat pada LKS yang sudah tercantumkan
mufrodat di bagian bawah bacaan. Seorang siswa juga dianjurkan untuk membawa
kamus untuk mengantisipasi mufrodat yang tidak tercantum dibawahnya. Kemudian
setelah siswa itu selesai menterjemahkan selanjutnya guru menjelaskan materi yang
terdapat pada LKS itu setelah itu siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal
tersebut ditulis di papan tulis secara bergantian, apabila waktunya tidak cukup
untuk mengerjakan soal-soal tersebut biasanya seorang guru menyuruh siswa untuk
menyelesaikan soal-soal tersebut dirumah atau biasa disebut dengan PR. Pada
kelas X di sekolah ini belum diberi mata pelajaran Nahwu shorof. Disini siswa
siswi lebih ditenkankan pada penghafalan mufrodat yang ada di LKS dan pada
biasanya siswa itu di suruh untuk mempraktekkan dialog-dialog yang ada pada
LKS. Mata pelajaran nahwu shorof diberikan ketika menginjak kelas XI, dimana
mata pelajaran itu menggunakan buku atau kitab terjemahan MATAN AL-JURUMIYYAH
DAN ‘IMRITHY. Disini seorang guru atau ustadz menjelaskan setiap bab dengan
metode ceramah dan setelah selesai menjelaskan setiap bab dalam kitab tersebut
seorang guru atau ustadz biasanya memberikan sebuah teks arab untuk di I’robi
dan di analisis.
Pada kelas XII pembelajaran bahasa arabnya tetap menggunakan buku
LKS sama halnya dengan kelas X tidak ada buku panduan lainnya atau buku paket
bahasa arab. Pada pembelajaran ini
ketika kami sedang mewawancari salah satu santri pondok pesantren darus sholah
yang sekaligus siswi di SMA BPPT dia mengatakan bahwasannya mata pelajaran
mulai kelas X hingga kelas XII sama-sama menggunakan buku LKS akan tetapi titik
perbedaannya terletak pada materi-materi yang terdapat pada LKS antara kelas
X,XI,XII sesuai dengan tingkatan masing-masing. Dan di tingkatan kelas XII ini pada mata pelajaran nahwu
shorof melanjutkan pelajaran dari yang kelas XI yakni melanjutkan kitab MATAN
AL-JURUMIYYAH DAN ‘IMRITHY. Dan pembelajaranya pun juga masih sama yakni
setelah guru menerangkan materi-materi yang ada pada kitab siswa di beri sebuah
teks arab untuk di identifikasi, mengI’robi dan juga memurodi. Selain itu siswa
juga di latih untuk bisa membuat kalimat bahasa arab yang baik dan benar.
Semisal seorang guru menerangkan tentang bab mubtada’ dan khobar setelah itu
siswa disuruh untuk menentukan mana yang disebut mubtada’ dan mana yang disebut
khobar dari kata محمد قائم Kenapa lafadz محمد bisa disebut sebagai
mubtada’ dan kenapa lafadz قائم disebut sebagai khobar.
Lafadz محمد menjadi mubatada’ karena isim ma’rifat yang
dibaca rofa’ jatuh di awal jumlah dan tanda rofa’nya dengan dhammah karena isim
mufrod. Lafadz قائم kedudukannya
menjadi khabar yang dirafa’kan oleh mubtada’ dan tanda rafa’nya dengan dhammah
karena isim mufrod.
c)
Penutupan
Dalam tahap penutupan hal yang biasanya dilakukan oleh guru adalah penyampaian pesan, tugas (PR) dan ucapan wa’alaikumussalam dan lain sebagainya. Tak lupa juga seorang guru
mencatat kesulitan-kesulitan peserta didik dalam memahami pelajaran bahasa arab.
Uraian diatas adalah pelaksanaan pengembangan kurikulum di SMA BPPT
Darus sholah tegal-besar jember yang mana menjelaskan kegiatan pembelajaran
didalam kelas. Adapun target dari guru bahasa arab mempunyai target akhir atau
tujuan yang mana tujuan seorang guru dalam pembelajaran bahasa arab yaitu :
1)
Siswa
siswi memiliki banyak mufrodat
2)
Siswa
siswi dapat melakukan dialog sederhana tentang bahasa arab
3)
Siswa
dan siswi dapat memahami arti teks bacaan arab
4)
Siswa
dan siswi dapat memahai ilmu nahwu shorof
5)
Siswa
dan siswi dapat menyusun kalimat bahasa arab yang baik dan benar.
3.
Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum.
Adapun prinsip –
prinsip dalam pengembangan kurikulum :
a.
Prinsip relevansi
Adalah kedekatan hubungan. Apabila dikaitkan
dengan pendidikan dengan masyarakat maka harus memiliki keterkaitan yang erat
sehingga hasil pendidikan yang diperoleh akan berguna bagi kehidupan peserta
didik di masyarakat.
b. Prinsip
fleksibilitas
Kurikulum yang
dikembangkan harus memiliki ruang gerak yang memberikan kebebasan dalam
bertindak. Dalam hal ini berkaitan dengan fleksibilitas dalam memilih program
pendidikan dan fleksibilitas dalam pengembangan program pembelajaran.
c. Prinsip
effisiensi
Prinsip ini terkait dengan usaha, biaya, waktu
dan tenaga yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat membuahkan proses dan
hasil belajar yang optimal. Jadi, dalam pengembangan kurikulum harus effisien.
d. Prinsip efektivitas
Adalah sejauh mana perencanaan kurikulum dapat
dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan. Efektivitas kurikulum
berkaitan dengan proses mengajar pendidik, dan proses belajar peserta didik.
e. Prinsip
kesinambungan
Prinsip ini dalam pengembangan kurikulum
menunjukkan adanya keterkaitan antara
tingkat pendidikan, jenis dan program pendidikan serta bidang studi.
f. Prinsip
berorientasi tujuan
Prinsip menegaskan bahwa tujuan merupakan arah
bagi pengembangan komponen – komponen lainnya dalam pengembangan kurikulum.
Untuk itu, tujua kurikulum harus jelas, artinya tujuan kurikulum harus dapat
dipahami dengan jelas oleh para pelaksana kurikulum untuk dijabarkan menjadi
tujuan lainnya yang lebih spesifik dan operasional. Tujuan kurikulum juga harus
komperehensif, artinya meliputi berbagai aspek.[4]
4.
Metode
pembelajaran bahasa arab di SMA BPPT darus sholah
Dalam pembelajaran bahasa arab di SMA BPPT darus sholah ini seorang
guu menggunakan metode ceramah untuk memahamkan siswanya. Seorang guru juga tak
lupa untuk berinteraksi dengan siswanya agar siswa tidak hanya mendengarkan
saja, karena apabila guru tidak menyeimbangi dengan interaksi maka guru akan kesulitan
untuk mengetahui kemampuan siswanya. Interaksi itu bisa berupa tentang Tanya
jawab dengan siswa, siswa di Tanya apakah siswa itu sudah paham tentang apa
yang dijelaskan oleh guru apa belum.
Metode ceramah itu merupakan penerapan
dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat
bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada siswa. Metode
ceramah ini sering kita jumpai pada proses-proses pembelajaran di sekolah mulai
dari tingkat yang rendah sampai ke tingkat perguruan tinggi, sehingga metode
seperti ini sudah dianggap sebagai metode yang terbaik bagi guru untuk
melakukan interaksi belajar mengajar. Satu hal yang tidak pernah menjadi bahan
refleksi bagi guru adalah tentang efektifitas penggunaan metode ceramah yaitu
mengenai minat dan motivasi siswa, bahkan akhirnya juga berdampak pada prestasi
siswa.[5]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1) Definisi pengembangan kurikulum bahasa arab di lembaga formal di naungan pesantren
Pengembangan pembelajaran Bahasa Arab dilembaga formal pesantren merupakan
suatu perkembangan kurikulum Bahasa Arab yang bertujuan untuk menyesuaikan
kurikulum secara berkala dengan perkembangan atau perubahan yang terjadi dalam
masyarakat serta tuntutan budaya pesantren dengan tidak meninggalkan khas yang
ada dipesantren.
2)
Implementasi Pengembangan Bahasa Arab di SMA unggulan darus sholah tegal besar
1.
Persiapan
ü
Mengucapkan salam atau dilanjutkan dengan
sapaan shobahul khoir dan kaifahaalukum.
ü
Memperhatikan
kondisi di dalam kelas.
ü
Melakukan
absensi.
ü
Memeriksa
kondisi kesiapan siswa.
2.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
pembelajaran bahasa arab di SMA BPPT darus sholah tegal besar dilaksanakan 2 x
45 menit setiap pertemuan yakni 90 menit sekali dalam seminggu.
3.
Penutupan
Dalam tahap penutupan hal yang biasanya dilakukan oleh guru adalah penyampaian pesan, tugas (PR) dan ucapan wa’alaikumussalam dan lain sebagainya. Tak lupa juga seorang guru
mencatat kesulitan-kesulitan peserta didik dalam memahami pelajaran bahasa
arab.
3)
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
a.
Prinsip relevansi
b.
Prinsip fleksibilitas
c.
Prinsip effisiensi
d.
Prinsip efektivitas
e.
Prinsip kesinambungan
f.
Prinsip berorientasi tujuan
4)
Metode pembelajaran bahasa arab di SMA BPPT darus sholah
Dalam pembelajaran bahasa arab di SMA BPPT darus sholah ini seorang
guu menggunakan metode ceramah untuk memahamkan siswanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://cunaylozarie.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-dan-pengembangan-kurikulum.html
Subandijah,
Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1996), hlm. 36.
Winarno,surakhmad,1997. “Pembinaan dan pengembangan
kurikulum”. jakarta : proyek pengadaan buku sekolah pendidikan guru.
Makasih kak
BalasHapusSangat bermanfaat untuk adik kelasnya. Btw saya juga mahasiswi prodi PBA angkatan 18