BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Penelitian adalah
pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu secara obyektif,
dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian merupakan
proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri
sehingga diperoleh suatu informasi. Dalam penelitian, salah satu bagian dalam
langkah-langkah penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian.
Seorang peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai
kumpulan atau komunitas tertentu. Peneliti juga dapat mengidentifikasi
sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati
dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan
mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan
penelitian dan penganalisaan data terhadap objek.
Terdapat perbedaan
yang mendasar dalam pengertian antara pengertian “populasi dan sampel” dalam
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif tidak
menggunakan istilah populasi, tetapi oleh spradley dinamakan “ social
situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu tempat,
pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis. Penelitian yang
menggunakan hiotesa nol, akan berhadapan dengan masalah populasi dan sampel ,
sebab pengujian masalah statistik senantiasa berhubungan dengan sekelompok
subyek, baik manusia, gejala, nilai test benda-benda ataupun peristiwa.
Populasi yang dihadapi mungkin terbatas,
mungkin pula tidak, bergantung pada perumusan penelitian.
Peneliti selalu
langsung meneliti segenap populasi, padahal tujuan penelitian ialah menemukan
generalisasi yang berlaku secara umum, maka seringkali peneliti terpaksa
mempergunakan sebgaian saja dari populasi yakni sebuah sampel, yang dapat
dipandang reprensetatif terhadap populasi itu. Untuk itu kami akan mengkaji
lebih dalam mengenal populasi dan sampel.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka terdapat beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Apa
yang dimaksud dengan
Populasi?
2. Apa yang dimaksud
dengan sampel?
3. Bagaimana Teknik
Pengambilan sampel?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas,
penulis makalah ini dimaksudkan untuk informasika dan menjelaskan masalah Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel. Secara
khusus makalah ini akan menginformasikan dan menjelaskan hal-hal berikut ini!
1.
Untuk Memahami Pengertian Populasi Pada Kuantitatif
2. Untuk Mengetahui Pengertian Sampel Pada Kuantitatif
3. Untuk
Mengetahui Teknik Pengambilan
sampel
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Populasi Pada Kuantitatif
Dalam penelitian
kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.[1] Populasi
disini maksudnya bukan hanya orang atau makhluk hidup, akan tetapi juga
benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ad pada
obyek atau subyek yang dipelajari, akan tetpi meliputi semua karakteristik,
sifat-sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek tersebut. Bahkan satu orangpun
bisa digunakan sebagai populasi, karena orang tersebut memiliki berbagai
karakteristik, misalnya seperti gaya bicara, disiplin, pribadi, hobi, dan lain
sebagainya. Misalnya penduduk di wilayah tertentu, jumlah pegawai pada
organisasi tertentu, jumlah guru dan murid disekolah tertentu dan sbagainya.
Menurut
Ismiyanto, populasi adalah kesuluruhan subyek atau totalitas subyek penelitian
yang dapat berupa: orang, benda, atau suatu hal yang di dalamnya dapat
diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data) penelitian. Sedangkan
Arikunto, populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitian
merupakan penelitian populasi.
Menetapkan
sifat populasi secara umum telah banyak kali dilakukan oleh ahli-ahli statistik
yang menghasilkan satu penyebaran grafik yang berbentuk genta atau gunung yang
simetris. Kenyataan ini dikemukakan sebagai pengukuran yang cukup banyak dari
berbagai akibat pengukuran yang cukup banyak dari berbagai gejala alamiah dalam
jumlah yang cukup besar. Misalnya berat badan manusia, penyebaran nilai-nilai
test kepribadian, panjang badan bayi dan sebagainya. Penyebaran ini lazimnya
disebut kurva normal yang berarti garis yang secara garis menggabarkan
penyebaran yang dapat terjadi sebagai hasil pengukuran setiap populasi.
Dari beberpa
pendapat dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan obyek atau subyek yang
berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan
masalah penelitian. Kaitannya dengan batasan tersebut, populasi dapat dibedakan
berikut ini:
1.
Populasi teoritis (theoritical population), yakni
sejumlah populasi yang batas-batasnya di tetapkan secara kualitatif. Kemudian
agar penelitian berlaku juga bagi populasi yang lebih luas, maka ditetapkan
terdiri dari guru berumur 25 tahun
sampai 40 tahun, program S1, jaur tesis,dll
2.
Populasi yang tersedia (accessible population), yakni
sejumlah populasi kuantitatif dapat di nyatakan dengan tegas. Misalnya, guru
sebanyak 250 di kota bandung terdiri dari guru yang memiliki karakteristik yang
telah di tetapkan dalam populasi teoritis.[2]
Berdasarkan
sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan populasi
heterogen yaitu:
1.
Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya
memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara
kuantitatif.
2.
Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya
memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan
batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.[3]
B. Pengertian Sampel Pada Kuantitatif
Dalam penelitian
kuantitatif, sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel adalah sebagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian
kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga
dapat mewakili populasinya. Jika populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari seluruh yang ada di populasi, hal seperti ini dikarenakan adanya
keterbatasan dana atau biaya, tenaga dan waktu, maka oleh sebab itu
peneliti dapat memakai sampel yang
diambil dari populasi. Sampel yang akan diambil dari populasi tersebut haru
betul-betul represenntatif atau dapat mewakili.
Adapun
alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel berikut ini:
1.
Ukuran populasi 4. Percobaan yang sifatnya merusak
2.
Masalah biaya 5. Masalah ketelitian
3.
Masalah waktu 6. Masalah ekonnomis
Selanjutnya,
mengenai penetapan besar kecilnya sample tidaklah ada suatu ketetapan yang
mutlak, artinya tidak ada suatu ketentuan berapa persen suatu sample haarus
diambil. Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan homogenitas dan
heterogenitas populasi. Jika keadaan populasi homogen, jumlah sample
hampir-hampir tidak menjadi persoalan sebaliknya, jika keadaan populasi
heterogen, maka pertimbangan pengambilan sample harus memperhatikan hal: 1.
Harus selidiki kategori-kategori heterogenitas, 2.besarnya populasi dalam tiap
kategori. Untuk mendapatkan sampel yang representatif, perlu difahami
langkah-langkah umum berikut: (1) bagaimana peneliti menetapkan sifat-sifat
populasi, kemudian (2) menetapkan perhitungan statistik untuk pengolahan data
sampel, dan akhirnya (3) menetapkan teknik penarikan sampel. Persoalan yang
dihadapi peneliti harus menetapkan jenis perhitungan statistik yang akan
digunakan menganalisa data dari sampel. Test Probabilitas adalah salah satu
contoh yang di dasarkan atas postulat tentang bentuk penyebaran populasi yang
sama dengan sampel. Tetapi tidak semua populasi maupun sampel menyebar normal.
Dalam hal ini digunakan teknik yang di duga menyebar normal, teknik statistik
yang dipakai sering disebut teknik parametrik, sedangkan untuk penyebaran yang
tidak normal dipakai non parametik., sebuah teknik yang tidak terikat oleh
bentuk penyebaran.
Untuk memilih
sampel terdapat beberapa teknik, yang bergantung pada tujuan penelitian dan
sifat populasi. Ada pengaruh tertentu yang dapat mengurangi ketelitian sampel
untuk meramalkan keadaan populasi. Pengaruh-pengaruh itu disebut dengan
“kesalahan” sampel. Kesalahan pertama, yakni kesalahan sifat random sampel dan
yang kedua, yakni kesalahan karena memihak, dapat ditemukan dalam satu sampel.
Unttuk menguasai kesalahan-kesalahan sampel, pertama-tama sifat harus
ditiadakan. Petunjuk-petunjuk untuk pengambilan sampel: 1. Daerah generalisasi,
2. Pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya, 3.
Sumber-sumber informasi tentang populasi, 4. Menetapkan besar kecilnya sampel,
5. Menetapkan teknik sampling.[4]
Prosedur penarikan
sampel ditaati dengan baik, sampel tak dapat seratus persen bersifat
representatif, terutama terhadap populasi manusia. Dengan memperbesar ukuran
sampel ketelitian dapat diperbesar walaupun, sepertitelah dikatakan, tidak
selalu demikian. Untuk menambah ketelitian sampel dapat pula dilakukan hal-hall
sebagai berikut:
1.Peneliti mengadakan sampel bertahap, yakni mula-mula
membagi populasi dalam unsur-unsur atau unit-unit sampel tahap pertama kemudian
menarik sampel seperti biasa. Sampel yang diperoleh itu diklasifikasikan lagi
dalam unsur sampel tahap kedua kemudain ditarik sampel baru dari sampel semula.
Demikian seterusnya sampai pada tahap yang lebih lanjut bila dianggap perlu.
2.Peneliti mempergunakan variabel strata sampel, yaitu
memasukkan berbagai perbandingan dari beberpa buah strata sampel. Drngan
demikian peneliti berkesempatan meneliti berbagai variabel populasi.
Keuntungan menggunakan sampel yaitu:
1.
Memudahkan peneliti untuk jumlah sampel lebih sedikit
dibandingkan dengan menggunakan populasi dan apabila populasinya terlalu besar
dikhawatirkan akan terlewati.
2.
Penelitian lebih efisien.
3.
Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data.
4.
Penelitian lebih efektif.
C.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik
sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1.
Probability Sampling
Probability samling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Teknik sampel ini meliputi:
1.
Simple random sampling, dikatakan simple atau sederhana sebab pengambilan sampel
anggota populasi dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan strata yang
terdapat dalam populasi tersebut. Cara ii dapat lakukan jika anggota populasi
dianggap homogen.
2.
Proportionate startified random sampling, salah satu teknik yang digunakan jika populasi mempunyai
anggota atau unsur yang tidak homogen serta berstrata secara proposional.
3.
disproportionate startified random sampling, suatu teknik yang digunakan untuk menentukan jumlah
sampel, jika populasi berstrata tetapi kurang proposional.
4.
Sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah), teknik sampling daerah di pakai untuk menentukan
sampel jika obyek yang diteliti atau sumber data yang sangat luas, seperti
misalnya penduduk dari suatu negara,provinsi atau dari suatu kabupaten.
2.
Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan samprel
yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi:
1)
Sampling sistematis, suatu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasiyang telah diberi nomor urut.
2)
Samplang kuota, teknik unntuk menentukan sampel yang berasal dari
populasi yang memiliki ciri-ciri
tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Seperti misalnya, jumlah sampel
laki-laki sebanyak 70 orang maka sampelperempuan juga sebanyak 70 orang.
3)
Sampling aksidental, suatu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dipakai
sebagai sampel, jika dipandang orsg yang kebetulan ditemui itu cocok untuk dijadikan sebagai sumber
data.
4)
Sampling purposive, suatu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu atau seleksi khusus. Seperti misalnya, kita meneliti kriminalitas di
kota atau daerah tertentu, maka kita mengambil informan yaitu kapolresta kota
atau daerah tersebut, seorang pelaku kriminal dan seorang korban kriminl yang
ada dikota tersebut.
5)
Sampling jenuh, suatu teknik penentuan sampel jika semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering sekaali dilakukan jika jumlah
populasi relatif kecil atau sedikit, yaitu kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang relatif kecil.
6)
Sampling snowball, teknik penentuaan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil
atau sedikit, lalu kemudian membesar. Atau sampel berdasarkan penelusuran dari sampel
yang sebelumnya. Seperti misalnya, peneltian mengenaai kasus korupsi bahwa sumber informan pertama mengarah keada
informan kedua lalu informan selanjutnya.[5]
Roscoe 1975 memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran
sampel:
1.
Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah
tepat untuk kebanyakan peneliti.
2.
Jika sampel dipecah keadaan sub sampel(pria/wanita,
junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel
minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat.
3.
Dalam penelitian multivate (termasuk analisis regresi
berganda), ukuran sampel sebaliknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam
penelitian.
4.
Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol
eksperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran
sampel kecil antara 10 sampai 20
Beberapa
rumus menentukan jumlah sampel antara lain:
1.
Rumus slovin
n=
n=sampel,
N=populasi, =prosentase kesalahaan pengambilan sampel yang masih
diinginkan.
Contoh:
populasi responden PT. Germany Aircraft Indonesia berjumlah 200 pegawai, maka
sampel yang kita ambil sebagai penilitian jika menggunakan rumus slovin dengan
tingkat kepercayaan 95%, dan tingkat eror 5% adalah...
N=
200 pegawai = 5% /100=0,05 dikuadaratkan (0,05*0,05=0,0025)
n== =133,3
2.
Tabel Issac dan
michael
s=
dk=0,05,
P=Q=0,5, D=0,05, s= jumlah sampel, N=
jumlah populasi, taraf kesalahan
bisa 1%, 5%, 10%
3.
Rumus sampling Fraction Per Cluster
fi= kemudian
didapatkan besarnya sampel per cluster ni=fi x n
fi= sampling
Fraction Per Cluster, Ni= banyak individu yang ada dalam cluster, N= banyak
populasi seluruhnya, n= banyaknya anggota yang dimasukkan sampel, ni= banyaknya
anggota yang dimasukkan menjadi sub smpel.
BAB III
PENUTUP
A.
Pengertian Populasi Pada Kuantitatif
Populasi diartikan sebagai
wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan.
B.
Pengertian Sampel Pada Kuantitatif
Sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut,
ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur
tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.
C.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling adalah teknik pengambilan
sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat
berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1.
Probability Sampling ada 4 antara lain : Simple random
sampling, Proportionate startified random sampling, disproportionate
startified random sampling, Sampling area (cluster) sampling (sampling
menurut daerah).
2.
Nonprobability Sampling, teknik sampel ini meliputi: Sampling
sistematis, Sampling kuota, Sampling aksidental, Sampling purposive,
Sampling jenuh, Sampling snowball.
DAFTAR
PUSTAKA
Darmadi, hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikanf dan Sosial. Bandung:
Alfabeta
http//www//.populasi dan sampel /makalah-populasi-dan-sampel2.html. 24/11/2015
Narbuko, Cholid dan abu achmadi 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta:
PT Bumi Aksara
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Surakhmad ,winarno. Pengantar Penelitian Penelitian Penelitian Ilmiah
Dasar, Metode dan Teknik. Bandung: PT. Tarsito Bandung.
[2] Cholid, dkk, Metodologi
Penelitian.(jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), 110
[3] http//www//.populasi dan sampel /makalah-populasi-dan-sampel2.html.
24/11/2015
[4] Hamid darmadi, Metode Penelitian
Pendidikanf dan Sosial , (Bandung:Alfabeta 2013), 222
[5] Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian
Penelitian Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. (Bandung: PT.
Tarsito Bandung. 2001), 98
Tidak ada komentar:
Posting Komentar