Kamis, 10 Desember 2015

Pengertian Populasi dan Sampel Pada Kuantitatif



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap objek.
Terdapat perbedaan yang mendasar dalam pengertian antara pengertian “populasi dan sampel” dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh spradley dinamakan “ social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu tempat, pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis. Penelitian yang menggunakan hiotesa nol, akan berhadapan dengan masalah populasi dan sampel , sebab pengujian masalah statistik senantiasa berhubungan dengan sekelompok subyek, baik manusia, gejala, nilai test benda-benda ataupun peristiwa. Populasi yang dihadapi mungkin terbatas,  mungkin pula tidak, bergantung pada perumusan penelitian.
Peneliti selalu langsung meneliti segenap populasi, padahal tujuan penelitian ialah menemukan generalisasi yang berlaku secara umum, maka seringkali peneliti terpaksa mempergunakan sebgaian saja dari populasi yakni sebuah sampel, yang dapat dipandang reprensetatif terhadap populasi itu. Untuk itu kami akan mengkaji lebih dalam mengenal populasi dan sampel.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka terdapat beberapa rumusan masalah yaitu:
1.    Apa yang dimaksud dengan Populasi?
2.    Apa yang dimaksud dengan sampel?
3.    Bagaimana Teknik Pengambilan sampel?
C.    Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, penulis makalah ini dimaksudkan untuk informasika dan menjelaskan masalah Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel. Secara khusus makalah ini akan menginformasikan dan menjelaskan hal-hal berikut ini!
1.    Untuk Memahami Pengertian Populasi Pada Kuantitatif
2.    Untuk  Mengetahui Pengertian Sampel Pada Kuantitatif
3.    Untuk Mengetahui Teknik Pengambilan sampel


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Populasi Pada Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.[1] Populasi disini maksudnya bukan hanya orang atau makhluk hidup, akan tetapi juga benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ad pada obyek atau subyek yang dipelajari, akan tetpi meliputi semua karakteristik, sifat-sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek tersebut. Bahkan satu orangpun bisa digunakan sebagai populasi, karena orang tersebut memiliki berbagai karakteristik, misalnya seperti gaya bicara, disiplin, pribadi, hobi, dan lain sebagainya. Misalnya penduduk di wilayah tertentu, jumlah pegawai pada organisasi tertentu, jumlah guru dan murid disekolah tertentu dan sbagainya.
Menurut Ismiyanto, populasi adalah kesuluruhan subyek atau totalitas subyek penelitian yang dapat berupa: orang, benda, atau suatu hal yang di dalamnya dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data) penelitian. Sedangkan Arikunto, populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitian merupakan penelitian populasi.
Menetapkan sifat populasi secara umum telah banyak kali dilakukan oleh ahli-ahli statistik yang menghasilkan satu penyebaran grafik yang berbentuk genta atau gunung yang simetris. Kenyataan ini dikemukakan sebagai pengukuran yang cukup banyak dari berbagai akibat pengukuran yang cukup banyak dari berbagai gejala alamiah dalam jumlah yang cukup besar. Misalnya berat badan manusia, penyebaran nilai-nilai test kepribadian, panjang badan bayi dan sebagainya. Penyebaran ini lazimnya disebut kurva normal yang berarti garis yang secara garis menggabarkan penyebaran yang dapat terjadi sebagai hasil pengukuran setiap populasi.
Dari beberpa pendapat dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Kaitannya dengan batasan tersebut, populasi dapat dibedakan berikut ini:
1.      Populasi teoritis (theoritical population), yakni sejumlah populasi yang batas-batasnya di tetapkan secara kualitatif. Kemudian agar penelitian berlaku juga bagi populasi yang lebih luas, maka ditetapkan terdiri dari guru berumur  25 tahun sampai 40 tahun, program S1, jaur tesis,dll
2.      Populasi yang tersedia (accessible population), yakni sejumlah populasi kuantitatif dapat di nyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak 250 di kota bandung terdiri dari guru yang memiliki karakteristik yang telah di tetapkan dalam populasi teoritis.[2]
Berdasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan populasi heterogen yaitu:
1.      Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.
2.      Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.[3]
B.     Pengertian Sampel Pada Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Jika populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh yang ada di populasi, hal seperti ini dikarenakan adanya keterbatasan dana atau biaya, tenaga dan waktu, maka oleh sebab itu peneliti  dapat memakai sampel yang diambil dari populasi. Sampel yang akan diambil dari populasi tersebut haru betul-betul represenntatif atau dapat mewakili.
Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel berikut ini:
1.      Ukuran populasi          4.  Percobaan yang sifatnya merusak
2.      Masalah biaya             5.   Masalah ketelitian
3.      Masalah waktu            6.   Masalah ekonnomis
Selanjutnya, mengenai penetapan besar kecilnya sample tidaklah ada suatu ketetapan yang mutlak, artinya tidak ada suatu ketentuan berapa persen suatu sample haarus diambil. Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan homogenitas dan heterogenitas populasi. Jika keadaan populasi homogen, jumlah sample hampir-hampir tidak menjadi persoalan sebaliknya, jika keadaan populasi heterogen, maka pertimbangan pengambilan sample harus memperhatikan hal: 1. Harus selidiki kategori-kategori heterogenitas, 2.besarnya populasi dalam tiap kategori. Untuk mendapatkan sampel yang representatif, perlu difahami langkah-langkah umum berikut: (1) bagaimana peneliti menetapkan sifat-sifat populasi, kemudian (2) menetapkan perhitungan statistik untuk pengolahan data sampel, dan akhirnya (3) menetapkan teknik penarikan sampel. Persoalan yang dihadapi peneliti harus menetapkan jenis perhitungan statistik yang akan digunakan menganalisa data dari sampel. Test Probabilitas adalah salah satu contoh yang di dasarkan atas postulat tentang bentuk penyebaran populasi yang sama dengan sampel. Tetapi tidak semua populasi maupun sampel menyebar normal. Dalam hal ini digunakan teknik yang di duga menyebar normal, teknik statistik yang dipakai sering disebut teknik parametrik, sedangkan untuk penyebaran yang tidak normal dipakai non parametik., sebuah teknik yang tidak terikat oleh bentuk penyebaran.
Untuk memilih sampel terdapat beberapa teknik, yang bergantung pada tujuan penelitian dan sifat populasi. Ada pengaruh tertentu yang dapat mengurangi ketelitian sampel untuk meramalkan keadaan populasi. Pengaruh-pengaruh itu disebut dengan “kesalahan” sampel. Kesalahan pertama, yakni kesalahan sifat random sampel dan yang kedua, yakni kesalahan karena memihak, dapat ditemukan dalam satu sampel. Unttuk menguasai kesalahan-kesalahan sampel, pertama-tama sifat harus ditiadakan. Petunjuk-petunjuk untuk pengambilan sampel: 1. Daerah generalisasi, 2. Pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya, 3. Sumber-sumber informasi tentang populasi, 4. Menetapkan besar kecilnya sampel, 5. Menetapkan teknik sampling.[4]
Prosedur penarikan sampel ditaati dengan baik, sampel tak dapat seratus persen bersifat representatif, terutama terhadap populasi manusia. Dengan memperbesar ukuran sampel ketelitian dapat diperbesar walaupun, sepertitelah dikatakan, tidak selalu demikian. Untuk menambah ketelitian sampel dapat pula dilakukan hal-hall sebagai berikut:
1.Peneliti mengadakan sampel bertahap, yakni mula-mula membagi populasi dalam unsur-unsur atau unit-unit sampel tahap pertama kemudian menarik sampel seperti biasa. Sampel yang diperoleh itu diklasifikasikan lagi dalam unsur sampel tahap kedua kemudain ditarik sampel baru dari sampel semula. Demikian seterusnya sampai pada tahap yang lebih lanjut bila dianggap perlu.
2.Peneliti mempergunakan variabel strata sampel, yaitu memasukkan berbagai perbandingan dari beberpa buah strata sampel. Drngan demikian peneliti berkesempatan meneliti berbagai variabel populasi.
Keuntungan menggunakan sampel yaitu:
1.    Memudahkan peneliti untuk jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan populasi dan apabila populasinya terlalu besar dikhawatirkan akan terlewati.
2.    Penelitian lebih efisien.
3.    Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data.
4.    Penelitian lebih efektif.
C.    Teknik Pengambilan Sampel         
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1.      Probability Sampling
Probability samling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel ini meliputi:
1.      Simple random sampling, dikatakan simple atau sederhana sebab pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan strata yang terdapat dalam populasi tersebut. Cara ii dapat lakukan jika anggota populasi dianggap homogen.
2.      Proportionate startified random sampling, salah satu teknik yang digunakan jika populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen serta berstrata secara proposional.
3.      disproportionate startified random sampling, suatu teknik yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel, jika populasi berstrata tetapi kurang proposional.
4.      Sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah), teknik sampling daerah di pakai untuk menentukan sampel jika obyek yang diteliti atau sumber data yang sangat luas, seperti misalnya penduduk dari suatu negara,provinsi atau dari suatu kabupaten.
2.      Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan samprel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi:
1)      Sampling sistematis, suatu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasiyang telah diberi nomor urut.
2)      Samplang kuota, teknik unntuk menentukan sampel yang berasal dari populasi  yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Seperti misalnya, jumlah sampel laki-laki sebanyak 70 orang maka sampelperempuan juga sebanyak 70 orang.
3)      Sampling aksidental, suatu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dipakai sebagai sampel, jika dipandang orsg yang kebetulan ditemui  itu cocok untuk dijadikan sebagai sumber data.
4)      Sampling purposive, suatu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau seleksi khusus. Seperti misalnya, kita meneliti kriminalitas di kota atau daerah tertentu, maka kita mengambil informan yaitu kapolresta kota atau daerah tersebut, seorang pelaku kriminal dan seorang korban kriminl yang ada dikota tersebut.
5)      Sampling  jenuh, suatu teknik penentuan sampel jika semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering sekaali dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil atau sedikit, yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang relatif kecil.
6)      Sampling snowball, teknik penentuaan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil atau sedikit, lalu kemudian membesar. Atau sampel berdasarkan penelusuran dari sampel yang sebelumnya. Seperti misalnya, peneltian mengenaai kasus korupsi bahwa  sumber informan pertama mengarah keada informan kedua lalu informan selanjutnya.[5]
Roscoe 1975 memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel:
1.      Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan peneliti.
2.      Jika sampel dipecah keadaan sub sampel(pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel  minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat.
3.      Dalam penelitian multivate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaliknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian.
4.      Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eksperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai 20
Beberapa rumus menentukan jumlah sampel antara lain:
1.      Rumus slovin
n=
n=sampel, N=populasi, =prosentase kesalahaan pengambilan sampel yang masih diinginkan.
Contoh: populasi responden PT. Germany Aircraft Indonesia berjumlah 200 pegawai, maka sampel yang kita ambil sebagai penilitian jika menggunakan rumus slovin dengan tingkat kepercayaan 95%, dan tingkat eror 5% adalah...
N= 200 pegawai    = 5% /100=0,05 dikuadaratkan (0,05*0,05=0,0025)
n== =133,3
2.      Tabel Issac  dan michael
s=                   
dk=0,05, P=Q=0,5,  D=0,05, s= jumlah sampel, N= jumlah populasi,  taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%
3.      Rumus sampling Fraction Per Cluster
fi= kemudian didapatkan besarnya sampel per cluster ni=fi x n
fi= sampling Fraction Per Cluster, Ni= banyak individu yang ada dalam cluster, N= banyak populasi seluruhnya, n= banyaknya anggota yang dimasukkan sampel, ni= banyaknya anggota yang dimasukkan menjadi sub smpel.

 BAB III
PENUTUP
A.    Pengertian Populasi Pada Kuantitatif
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
B.     Pengertian Sampel Pada Kuantitatif
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.
C.    Teknik Pengambilan Sampel         
 Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1.        Probability Sampling ada 4 antara lain : Simple random sampling, Proportionate startified random sampling, disproportionate startified random sampling, Sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).
2.        Nonprobability Sampling, teknik sampel ini meliputi: Sampling sistematis, Sampling kuota, Sampling aksidental, Sampling purposive, Sampling  jenuh, Sampling snowball.



DAFTAR PUSTAKA
Darmadi, hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikanf dan Sosial. Bandung: Alfabeta
http//www//.populasi dan sampel /makalah-populasi-dan-sampel2.html. 24/11/2015
Narbuko, Cholid dan abu achmadi 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Surakhmad ,winarno. Pengantar Penelitian Penelitian Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. Bandung: PT. Tarsito Bandung.  




[1] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta 2014), 215
[2] Cholid, dkk, Metodologi Penelitian.(jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), 110
[3] http//www//.populasi dan sampel /makalah-populasi-dan-sampel2.html. 24/11/2015
[4] Hamid darmadi, Metode Penelitian Pendidikanf dan Sosial , (Bandung:Alfabeta 2013), 222
[5] Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Penelitian Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. (Bandung: PT. Tarsito Bandung. 2001), 98

Tidak ada komentar:

Posting Komentar