BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam membuat suatu proposal penelitian
terdapat sub-bagian tentang metode penelitian dan salah satu dari bagian
tersebut terdapat tekhnik pengumpulan data. Dalam tekhnik pengumpulan data ini
merupakan instrumen yang berpengaruh dalam berhasil atau tidaknya suatu
penelitian karena tekhnik pengumpulan data jika tidak menggunakan tekhnik
pengumpulan yang semestinya dapat berakibat fatal terhadap hasil-hasil yang
telah di lakukan.
Tekhnik pengumpulan data terdapat berbagai
macam metode-metode yang harus di pelajari bersama, metode-metode tersebut yang
nantinya di pilih oleh para peneliti untuk di pilih mana yang cocok untuk
mengisi tekhnik pengumpulan data yang terdapat dalam metode penelitian sehingga
penelitian bisa di selesaikan dengan semestinya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa sajakah teknik pengumpulan data kuantitatif?
2.
Bagaimanakah teknik pengolahan data kuantitatif?
3.
Bagaimanakah teknik analisis data kuantitatif?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik pengumpulan data kuantitatif
2. Untuk mengetahui teknik pengolahan data kuantitatif
3. Untuk mengetahui
teknik analisis data kuantitatif
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik
atau metode pengumpul data yang sering digunakan dalam penelitian sosial,
termasuk pendidikan adalah (1) metode angket, (2) metode wawancara, (3) metode
observasi, (4) metode dokumenter (5) metode tes.
1.
Metode angket
Angket
(kuesioner) yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden tentang pribadinya atau hal-hal lain yang
diketahuinya. Alat (instrumen) pengumpul datanya disebut dengan angket, dan
sumber datanya berupa orang yang disebut dengan istilah responden.
Suharsimi
Arikunto (1992:126) membedakan angket sebagai berikut:
a.
Berdasarkan cara menjawabnya
1)
Angket terbuka, yaitu angket yang memberi
kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan menggunakan kalimatnya
sendiri
2)
Angket tertutup, yaitu angket yang menyediakan
berbagai alternatif jawban, dan responden tinggal memilih jawaban yang sesuai.
b.
Berdasarkan jawaban yang diberikan
1)
Angket langsung, yaitu angket yang menanyakan
tentang keadaan responden sendiri, sehingga responden menjawab tentang keadaan
dirinya sendiri
2)
Angket tidak langsung, yaitu angket yang
menanyakan tentang keadaan orang lain di luar responden sendiri, sehingga
responden menjawab tentang keadaan orang lain.
c.
Berdasarkan bentuknya
1)
Angket pilihan ganda, yaitu sama dengan yang
dimaksud angket tertutup
2)
Angket isian, yaitu sama dengan yang dimaksud
angket terbuka
3)
Check list, yaitu sebuah daftar dimana
responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai
4)
Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah
pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan. Misalnya,
mulai dari tingkat sangat setuju sampai tingkat sangat tidak setuju.[1]
Ø Kelebihan Metode Angket
a.
Metode angket hanya membutuhkan biaya yang
relatif lebih murah.
b.
Pelaksanaan dapat berlangsung serempak.
c.
Metode ini membutuhkan waktu yang sedikit.
d.
Kalaupun metode ini menggunakan petugas
lapangan pengumpul data, hanya terbatas pada fungsi menyebarkan dan menghimpun
angket yang telah diisi atau dijawab oleh responden.
Ø Kekurangan Metode Angket
a.
Metode angket hanya dapat digunakan pada
responden yang dapat baca tulis saja.
b.
Formulasi angket membutuhkan kecermatan tinggi,
sehingga betul-betul mampu mewakili peneliti dalam pengumpulan data. Karena
tuntutan yang demikian, menyusun formulasi angket membutuhkan waktu yang lama,
termasuk kebutuhan uji coba dan merevisi angket.
c.
Penggunaan metode angket menyebabkan peneliti
terlalu banyak bergantung atau membutuhkan kerja sama dengan objek penelitian.
d.
Kemungkinan pada kasus tertentu, akan terjadi
salah menerjemahkan beberapa poin pertanyaan, maka peneliti tidak dapat
memperbaiki dengan cepat, akhirnya memengaruhi jawaban responden.
e.
Kadang kala orang di sekitar responden ikut memengaruhinyapada saat
pengisian angket, hal ini menyebabkan jawaban tidak objektif.
f.
Responden dapat menjawab seenaknya atau kadang
kala bersifat main-main serta berdusta.
2.
Metode wawancara
Wawancara
(interview), yaitu dialog atau tanya jawab yang dilakukan pewawancara untuk
memperoleh informasi dari responden terwawancara. Alat pengumpul datanya
disebut pedoman wawancara dan sumber datanya berupa responden. Metode
wawancara, dapat dibedakan berdasarkan fisik, dan berdasarkan pelaksanaannya.
a.
Berdasarkan fisik, wawancara dapat dibedakan
menjadi 2 (dua)
1)
Wawancara terstruktur. Pedoman wawancara dalam
wawancara terstruktur ini terdiri dari sejumlah pertanyaan dan sejumlah
jawaban, dimana pewawancara tinggal memberi tanda check (√) pada pilihan
jawaban yang sesuai dengan jawaban terwawancara.
2)
Wawancara tidak terstruktur. Kebalikan dari
wawancara terstruktur, pedoman wawancara dalamwawancara tidak terstruktur tidak
berisi sejumlah pertanyaan dan sejumlah jawaban. Ia hanya berisi sejumlah
pertanyaan tanpa alternatif jawaban, atau hanya berisi garis besar data yang
ingin diperoleh. Jawaban dari terwawancaralah yang ditulis oleh pewawancara.
b.
Berdasarkan pelaksanaannya, wawancara dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga)
1)
Wawancara bebas, unguided interview. Di sini
pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada terwawancara, namun tetap
berpegang pada pedoman wawancara
2)
Wawancara terpimpin, guided interview. Pewawancara
mempersiapkan sejumlah pertanyaan dan alternatif jawabannya secara terinci,
sebagaimana pada wawancara terstruktur
3)
Wawancara bebas terpimpin. Yaitu merupakan
kombinasi antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin.
Ø
Kelebihan teknik wawancara:
a.
Memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan
yang memerlukan waktu yang panjang.
b.
Memungkinkan bagi pewawancara untuk memahami
kompleksitas masalah dan menjelaskan maksud penelitian kepada responden.
c.
Partisipasi responden lebih tinggi dibandingkan
teknik kuesioner.
Ø Kelemahan teknik wawancara:
a.
Memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih
besar
b.
Sangat tergantung pada individu yang akan
diwawancarai
c.
Situasi wawancara mudah dipengaruhi lingkungan
sekitar
d.
Menuntut penguasaan keterampilan bahasa yang
baik dari interviewer
e.
Adanya pengaruh subyektif pewawancara yang
dapat mempengaruhi hasil wawancara
f.
Adanya pengaruh subjektifitas dari interviewer
terhadap hasil wawancara
3.
Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan atau penginderaan
langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses, atau perilaku. Alat
pengumpulan datanya disebut panduan observasi dan sumber datanya berupa benda
tertentu, kondisi dan situasi tertentu, proses atau perilaku tertentu.
Ø
Kelebihan teknik observasi, antara lain:
a.
Pengamat mempunyai kemungkinan untuk langsung
mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian
tersebut masih berlaku, atau sewaktu perilaku sedang terjadi sehingga pengamat tidak
menggantungkan data-data dari ingatan seseorang.
b.
Pengamatan dapat memperoleh data dan subjek,
baik dengan berkomunikasi verbal ataupun tidak, misalnya dalam melakukan
penelitian. Sering subjek tidak mau berkomunikasi secara verbal dengan peneliti
karena takut, tidak punya waktu atau enggan. Namun, hal ini dapat diatasi
dengan adanya pengamatan (observasi) langsung.
Ø
Kekurangan teknik observasi, antara lain:
a.
Memerlukan waktu yang relatif lama untuk
memperoleh pengamatan langsung terhadap satu kejadian, misalnya adat penguburan
suku Toraja dalam peristiwa ritual kematian, maka seorang peneliti harus
menunggu adanya upacara adat tersebut.
b.
Pengamat biasanya tidak dapat melakukan
terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama, contohnya kita ingin mengamati fenomena
perubahan suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern, akan sulit
atau tidak mungkin dilakukan.
c.
Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin
diamati, misalnya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya
pribadi, seperti kita ingin mengetahui perilaku anak saat orang tua sedang
bertengkar, kita tidak mungkin melakukan pengamatan langsung terhadap konflik
keluarga tersebut karena kurang jelas.
4.
Metode Dokumenter
Istilah dokumenter atau dokumentasi berasal dari kata
dokumen, yang berarti barang-barang tertulis. Alat pengumpul datanya disebut
form dokumentasi atau form pencatatan dokumen, sedangkan sumber datanya berupa
catatan atau dokumen. Metode dokumenter
dengan demikian berarti upaya pengumpulan data dengan menyelidiki benda- benda
tertulis. Benda tertulis tersebut dapat berupa catatan seperti buku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan lain-lainnya, atau catatan
tidak resmi, berupa catatan ekspresif seperti catatan harian,biografi, dan lain
sebagainya.
Ø Kelebihan:
a.
Memberikan jalan untuk meneliti subjek penelitian yang
sulit dijangkau,
b.
Data yang diterima lebih objektif karena tidak
terpengaruh oleh kehadiran peneliti,
c.
Memberikan cara yang lebih baik untuk meneliti
peristiwa-peristiwa yang telah berlalu, dan
d.
Memungkinkan untuk mengambil sampel yang lebih besar.
Ø .Kelemahan :
a.
Data yang diteliti memungkinkan terjadinya bias karena
data yang tersedia kemungkinan tidak lengkap atau bahkan berlebihan,
b.
Tidak setiap orang menyimpan dokumen dengan baik, dan
c.
Sulit untuk mengumpulkan dan sekaligus memberikan kode
terhadap data sehubungan dengan format penulisan dokumen yang bermacam-macam
5.
Metode Tes
Metode tes, yaitu pengumpulan data dengan mengajukan sejumlah
pertanyaan kepada sumber data atau orang yang ditanya dengan maksud untuk
menguji ( minat, bakat, sikap, atau kemampuannya). Alat pengumpulan datanya disebut tes, dan
sumber datanya dan berupa orang (testee).
Ø Kelebihan:
a.
Lebih akurat karena test berulang-ulang
direvisi.
b.
Instrument penelitian yang objektif.
Ø Kelemahan:
a.
Hanya mengukur satu aspek data.
b.
Memerlukan jangka waktu yang panjang karena
harus dilakukan secara berulang-ulang.
c.
Hanya mengukur keadaan siswa pada saat test itu
dilakukan.
Sejumlah
metode pengumpulan data, alat pengumpulan data, dan sumber data dan sebagaimana
diuraikan di atas, dapat diuraikan
secara ringkas pada tabel berikut.
Metode dan Alat Pengumpulan Data Beserta Sumber
Datanya
Metode
Pengumpulan Data
|
Alat Pengumpulan
Data
|
Sumber
Data
|
Angket
|
Angket
|
Orang/ responden, seperti mahasiswa, dosen,
petani, kepala desa dan lain-lain.
|
Wawancara
|
Pedoman Wawancara
|
Orang/ responden, seperti orang tua
maha-siswa, ketua LKMD,Camat dan lain-lain.
|
Observasi
|
Panduan Observasi
|
Benda tertentu, kondisi tertentu, situasi
tertentu, proses tertentu, atau perilaku orang tertentu
|
Documenter
|
Form Dokumentasi
|
Catatan resmi tertentu, dokumen ekspresif
tertentu, atau laporan media massa tertentu.
|
Tes
|
Tes
|
Orang/ responden, seperti siswa, mahasiswa,
karyawan, pelamar pkerjaan, dan lain-lain.
|
2.2 Teknik Pengolahan Data
Pengelolahan
data (editing). Setelah peneliti kembali dari lapangan, maka berkas-berkas
catatatan informasi atau data siap untuk diolah. Langkah pertama yang harus
dilakukan adalah meneliti kembali catatan informasi atau catatan tersebut,
apakah catatan tersebut cukup baik untuk keperluan proses berikutnya atau
belum. Penelitian kembali terhadap berkas catatan inilah yang disebut editing.
Dalam
editing ini yang diteliti kembali hal-hal sebagai berikut.
a.
Langkah pengisian
Sebuah instrument, semisal angket, harus terisi
lengkap dengan jawaban koresponden sekalipun dalam bentuk jawaban semisal
“tidak tahu” atau “tak mau menjawab” dan sejenisnya.
b.
Keterbacaan tulisan
Tulisan tentang informasi atau data yang
terdapat dalam instrumen harus dapat dibaca. Tulisan yang buruk dapat
menyulitkan pengolahan data, atau bahkan menimbulkan pengertian yang salah.
c.
Kejelasan makna jawaban
Jawaban yang diperoleh dari lapangan harus
ditulis dalam bentuk kalimat sempurna dan jelas maksutnya, agar tidak
menimbulkan salah tafsir atau salah pengertian.
d.
Keajengan dan kesesuaian jawaban satu sama lain
Peneliti perlu juga memperhatikan apakah
jawaban responden terdapat kesesesuain antara jawaban yang satu dengan jawaban
yang lain. Ketidak sesuaian itu boleh memang disengaja oleh responden atau
sipeneliti yang kurang kritis dan diteliti.
e.
Relevansi jawaban
Peneliti harus memperhatikan kesesuaian atau
relevansi antara jawaban responden dengan butir pertanyaan yang diajukan.
f.
Keseragaman kesatuan data
Data yang terkumpul harus dicatat dalam satuan
yang seragam.misalnya data tentang luas tanah,kalau satu data ditulis dalam
Ha(hektar),maka data luas tanah yang lain tidak diperkenankan ditulis dalam
satuan m² (meter persegi) misalnya ,dan lain-lain.
Apabila
saat editing ditemukan kekurangan dari hal-hal tersebut diatas,maka peneliti
harus menyempurnakannnya atau bila dipandang perlu dapat pula dikembalikan atau
mengulang instrumen kepada responden yang berangkutan(koding).
Pengkodean
ini ada yang berhubungan dengan identitas responden dan ada yang berhubungan
dengan butir-butir jawaban responden .yang berhubunga dengan identitas
responden misalnya jenis kelamin (LK=1,PR=2): tingkat endidikan (SD)=1,SLTP = 2
,SLTA =3, PT = 4 ): dan frekuensi penataran yang pernah diikuti (tidak
pernah=1,pernah 1= s.d. 9= 2 dan pernah ikut 10 kali atau lebih = 3) dan lain –
lainnya. Begitu pula halnya yang berhubungan dengan butir-butir jawaban
responden, peneliti dapat memberi kode 1,2,3,4, dan seterusnya sesuai dengan
jumlah kategori atau klasifikasi yang ditentukan.
Kesulitan pemberian koding dapat diatasi dengan
dua hal.
a.
Menentukan kategori atau klasifikasi jawaban
yang akan dikumpulkan.
b.
Melakukan prakoding.
Prakoding
tak ubahnya seperti angket tertutup. Peneliti saat melakukan pertanyaan
sekaligus memberikan alternatif jawabannya sesuai kategori yang telah
ditentukan.
2.3 Teknik Analisis
Data
Dalam
penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data
adalah : mengelompokkan data berdasarkann variabel dari seluruh responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah,
dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk
penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan.
Teknik
analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat
beberapa dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam
penelitian, yaitu statistik deskriptif, dan stetistik inferensial. Statistik
inferensial meliputi statistik parametris dan statistik non
parametris.
A.
Statistik Deskriptif dan Inferensial
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa
diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statisitik deskriptif dalam
analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistik
deskriptif maupun inferensial. Statistik deskriptif dapat digunakan bila
peneliti hanya ingin mendeskripsikan
data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk
populasi di mana sampel diambil. Tetapi bila peneliti ingin membuat kesimpulan
yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah
statistik inferensial.
Statistik
Deskriptif
|
Macam
Statistik Parametris
|
Statistik Inferensial
|
Statistik NonParametris
|
Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain
adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram,
perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan
desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan
standar deviasi, perhitungan prosentase. Dalam statistik deskriptif juga dapat
dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi,
melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan membandingkan
rata-rata data sampel atau populasi. Hanya perlu diketahui bahwa dalam analisis
korelasi, regresi, atau membandingkan dua rata-rata atau lebih tidak perlu
diuji signifikansinya. Jadi secara teknis dapat diketahui bahwa, dalam
statistik desriptif tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud
membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi.
Statistik inferensial, (sering juga
disebut statistik induktif atau
statistik probabilitas), adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik
ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan
teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random.
Statistik ini disebut statistik probabilitas,
karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu
kebenarannya bersifat peluang (probability). Sesuatu kesimpulan dari
data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang
kesalahan dan kebenaran (kepercayaan)
yang dinyatakan dalam bentuk prosentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf
kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1% maka taraf kepercayaan 99%. Peluang
kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikansi. Pengujian signifikansi
dari hasil suatu analisis akan lebih praktis bila didasarkan pada tabel sesuai
teknik analisis yang digunakan. Misalnya uji t akan digunakn tabel t, uji F
digunakan tabel F. Pada setiap tabel sudah disediakan untuk taraf signifikansi
berapa persen suatu hasil analisis dapat digeneralisasikan. Dapat diberikan
contoh misalnya dari hasil analisis korelasi ditemukan koefisien korelasi 0,54
dan untuk signifikansi untuk 5%. Hal itu berarti hubungan variabelsebesar 0,54
itu dapat berlaku pada 95 dari 100 sampel yang diambil dari suatu populasi.
Contoh lain misalnya dalam analisis uji beda ditemukan signifikansi untuk 1%.
Hal ini berarto perbedaan itu berlaku pada 99 dari 100 sampel yang diambil dari
populasi. Jadi signifikansi adalah kemampuan untuk digeneralisasikan
dengan kesalahan tertentu. Ada hubungan signifikansi berarti hubungan itu
dapa t digeneralisasika. Ada perbedaan signifikansi berarti perbedaan itu dapat
digeneralisasikan. Yang belum faham tentang statistik, signifikan
sering diartikan dengan bermakna, tidak dapat diabaikan, nyata, berarti.
Pengertian tersebut tidak operasional dan malah membingungkan.
B.
Statistik Parametris dan Nonparametris
Statistik inferensial terdapat statistik
parametris dan nonparametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji
parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data
sampel. (pengertian statistik di sini adalah data yang diperoleh dari sampel ).
Parameter populasi itu meliputi: rata-rata dengan notasi
(mu),
simpangan baku
(sigma),
dan varians
.sedangkan statistiknya adalah meliputi:
rata-rata X (X bar), simpangan baku s², dan varians . jadi parameter populasi
yang berupa
diuji
melalui X garis, selanjutnya
diuji melalui s, dan
diuji
melalui s².
Dalam statistik hipotesis pengujian parameter melalui statistik (data sampel)
tersebut dinamakan uji hipotesis statistik. Oleh karena itu penelitian yang
berhipotesis statistik adalah penelitian yang menggunakan sampel. Dalam
statistik hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol, karena tidak dikehendaki
adanya perbedaan antara parameter populasi dan statistik (data yang diperoleh
dari sampel). Sebagai contoh nilai suatu pelajaran 1000 mahasiswa rata-ratanya
7,5. Selanjutnya misalnya, dari 1000 orang itu diambil sampel 50 orang, dan
nilai rata-rata dari sampel 50 mahasiswa itu 7,5. Hal ini berarti tidak ada
perbedaan antara parameter (data populasi) dan statistik (data sampel). Hanya
dalam kenyataan nilai parameter jarang diketahui. Statistik nonparametris tidak
menguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi.
Penggunaan statistik parametris dan
nonparametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianlisis.
statistik parametris memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang utama
adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam
penggunaan salah satu test mengharuskan data dua kelompok atau lebih yang diuji
harus homogen, dalam regresi harus terpenuhi banyak asumsi linieritas.
Statistik nonparametris tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, misalnya data
yang dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Oleh karena itu statistik
nonparametris sering disebut “distribution free” (bebas distribusi). Statistik
parametris mempunyai kekuatan yang lebih daripada statistik nonparametris, bila
asumsi yang melandasi dapat terpenuhi. Seperti dinyatakan oleh Emory (1985)
bahwa “The parametric test are more powerfull are generally the test of
choice if their use assuptions are reasonably met”. Selanjutnya Phophan (1973)
menyatakan “... parametric procedures are often markedly more powerful than
their nonparametric counterparts”.
Penggunaan kedua statistik tersebut juga
tergantung pada jenis data yang dianalisis. Statistik parametris
kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio,
sedangkan statistik nonparametris kebanyakan digunakan untuk
menganalisis data nominal, ordinal. Pada tabel berikut ditunjukkan
penggunaan statistik parametris dan nonparametris untuk analisis data khususnya
pengujian hipotesis. Dalam tabel terlihat bahwa statistik parametris digunakan
untuk menganalisis data interval dan rasio. Dan nonparametris untuk data
nominal dan ordinal. Jadi untuk menguji hipotesis dalam penelitian
kuantitatif yang menggunakan statistik, ada dua hal utama yang harus
diperhatikan, yaitu macam data dan bentuk hipotesis
yang diajukan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Teknik atau metode pengumpul data yang sering
digunakan dalam penelitian sosial, termasuk pendidikan adalah (1) metode angket, (2) metode wawancara, (3) metode
observasi, (4) metode dokumenter (5) metode tes.
2.
Teknik pengolahan data : langkah pertama yang harus dilakukan adalah
meneliti kembali catatan informasi atau catatan tersebut, apakah catatan
tersebut cukup baik untuk keperluan proses berikutnya atau belum. Penelitian
kembali terhadap berkas catatan inilah yang disebut editing. Apabila saat editing ditemukan kekurangan dari
hal-hal tersebut diatas, maka
peneliti harus menyempurnakannnya atau
mengulang instrumen kepada responden yang berangkutan.
3.
Kegiatan dalam analisis data adalah :
mengelompokkan data berdasarkann variabel dari seluruh responden, mentabulasi
data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel
yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk
penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan. Terdapat dua
macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik
deskriptif, dan stetistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik
parametris dan statistik non parametris.
DAFTAR PUSTAKA
Mundir. 2013. Metode Penelitian Kualitatif &
Kuantitatif. Jember : STAIN
Jember
Press
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif dan R & D.
Bandung :
Alfabeta
http://indonetedu.blogspot.com/2013/09/teknik-pengumpulan-data-dalam-penelitian.html
6 Desember 2015, 22.05
[1] Mundir, Metode Penelitian Kualitatif &
Kuantitatif , (Jember, STAIN Jember Press, 2013), hal.183-185
Tidak ada komentar:
Posting Komentar