Jumat, 11 Desember 2015

Teknik pengumpulan data kuantitatif

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam membuat suatu proposal penelitian terdapat sub-bagian tentang metode penelitian dan salah satu dari bagian tersebut terdapat tekhnik pengumpulan data. Dalam tekhnik pengumpulan data ini merupakan instrumen yang berpengaruh dalam berhasil atau tidaknya suatu penelitian karena tekhnik pengumpulan data jika tidak menggunakan tekhnik pengumpulan yang semestinya dapat berakibat fatal terhadap hasil-hasil yang telah di lakukan.
Tekhnik pengumpulan data terdapat berbagai macam metode-metode yang harus di pelajari bersama, metode-metode tersebut yang nantinya di pilih oleh para peneliti untuk di pilih mana yang cocok untuk mengisi tekhnik pengumpulan data yang terdapat dalam metode penelitian sehingga penelitian bisa di selesaikan dengan semestinya.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa sajakah teknik pengumpulan data kuantitatif?
2.      Bagaimanakah teknik pengolahan data kuantitatif?
3.      Bagaimanakah teknik analisis data kuantitatif?
1.3   Tujuan
1.      Untuk mengetahui teknik pengumpulan data kuantitatif
2.      Untuk mengetahui teknik pengolahan data kuantitatif
3.      Untuk mengetahui teknik analisis data kuantitatif

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik atau metode pengumpul data yang sering digunakan dalam penelitian sosial, termasuk pendidikan adalah (1) metode angket, (2) metode wawancara, (3) metode observasi, (4) metode dokumenter (5) metode tes.
1.      Metode angket
Angket (kuesioner) yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya atau hal-hal lain yang diketahuinya. Alat (instrumen) pengumpul datanya disebut dengan angket, dan sumber datanya berupa orang yang disebut dengan istilah responden.
Suharsimi Arikunto (1992:126) membedakan angket sebagai berikut:
a.       Berdasarkan cara menjawabnya
1)      Angket terbuka, yaitu angket yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan menggunakan kalimatnya sendiri
2)      Angket tertutup, yaitu angket yang menyediakan berbagai alternatif jawban, dan responden tinggal memilih jawaban yang sesuai.
b.      Berdasarkan jawaban yang diberikan
1)      Angket langsung, yaitu angket yang menanyakan tentang keadaan responden sendiri, sehingga responden menjawab tentang keadaan dirinya sendiri
2)      Angket tidak langsung, yaitu angket yang menanyakan tentang keadaan orang lain di luar responden sendiri, sehingga responden menjawab tentang keadaan orang lain.
c.       Berdasarkan bentuknya
1)      Angket pilihan ganda, yaitu sama dengan yang dimaksud angket tertutup
2)      Angket isian, yaitu sama dengan yang dimaksud angket terbuka
3)      Check list, yaitu sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai
4)      Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan. Misalnya, mulai dari tingkat sangat setuju sampai tingkat sangat tidak setuju.[1]
Ø  Kelebihan Metode Angket
a.       Metode angket hanya membutuhkan biaya yang relatif lebih murah.
b.      Pelaksanaan dapat berlangsung serempak.
c.       Metode ini membutuhkan waktu yang sedikit.
d.      Kalaupun metode ini menggunakan petugas lapangan pengumpul data, hanya terbatas pada fungsi menyebarkan dan menghimpun angket yang telah diisi atau dijawab oleh responden.
Ø  Kekurangan Metode Angket
a.       Metode angket hanya dapat digunakan pada responden yang dapat baca tulis saja.
b.      Formulasi angket membutuhkan kecermatan tinggi, sehingga betul-betul mampu mewakili peneliti dalam pengumpulan data. Karena tuntutan yang demikian, menyusun formulasi angket membutuhkan waktu yang lama, termasuk kebutuhan uji coba dan merevisi angket.
c.       Penggunaan metode angket menyebabkan peneliti terlalu banyak bergantung atau membutuhkan kerja sama dengan objek penelitian.
d.      Kemungkinan pada kasus tertentu, akan terjadi salah menerjemahkan beberapa poin pertanyaan, maka peneliti tidak dapat memperbaiki dengan cepat, akhirnya memengaruhi jawaban responden.
e.       Kadang kala orang di sekitar responden ikut memengaruhinyapada saat pengisian angket, hal ini menyebabkan jawaban tidak objektif.
f.       Responden dapat menjawab seenaknya atau kadang kala bersifat main-main serta berdusta.
2.      Metode wawancara
Wawancara (interview), yaitu dialog atau tanya jawab yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari responden terwawancara. Alat pengumpul datanya disebut pedoman wawancara dan sumber datanya berupa responden. Metode wawancara, dapat dibedakan berdasarkan fisik, dan berdasarkan pelaksanaannya.
a.       Berdasarkan fisik, wawancara dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
1)      Wawancara terstruktur. Pedoman wawancara dalam wawancara terstruktur ini terdiri dari sejumlah pertanyaan dan sejumlah jawaban, dimana pewawancara tinggal memberi tanda check (√) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan jawaban terwawancara.
2)      Wawancara tidak terstruktur. Kebalikan dari wawancara terstruktur, pedoman wawancara dalamwawancara tidak terstruktur tidak berisi sejumlah pertanyaan dan sejumlah jawaban. Ia hanya berisi sejumlah pertanyaan tanpa alternatif jawaban, atau hanya berisi garis besar data yang ingin diperoleh. Jawaban dari terwawancaralah yang ditulis oleh pewawancara.
b.      Berdasarkan pelaksanaannya, wawancara dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
1)      Wawancara bebas, unguided interview. Di sini pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada terwawancara, namun tetap berpegang pada pedoman wawancara
2)      Wawancara terpimpin, guided interview. Pewawancara mempersiapkan sejumlah pertanyaan dan alternatif jawabannya secara terinci, sebagaimana pada wawancara terstruktur
3)      Wawancara bebas terpimpin. Yaitu merupakan kombinasi antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin.

Ø  Kelebihan teknik wawancara:
a.       Memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan yang memerlukan waktu yang panjang.
b.      Memungkinkan bagi pewawancara untuk memahami kompleksitas masalah dan menjelaskan maksud penelitian kepada responden.
c.       Partisipasi responden lebih tinggi dibandingkan teknik kuesioner.
Ø  Kelemahan teknik wawancara:
a.       Memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar
b.      Sangat tergantung pada individu yang akan diwawancarai
c.       Situasi wawancara mudah dipengaruhi lingkungan sekitar
d.      Menuntut penguasaan keterampilan bahasa yang baik dari interviewer
e.       Adanya pengaruh subyektif pewawancara yang dapat mempengaruhi hasil wawancara
f.       Adanya pengaruh subjektifitas dari interviewer terhadap hasil wawancara
3.      Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses, atau perilaku. Alat pengumpulan datanya disebut panduan observasi dan sumber datanya berupa benda tertentu, kondisi dan situasi tertentu, proses atau perilaku tertentu.
Ø  Kelebihan teknik observasi, antara lain:
a.       Pengamat mempunyai kemungkinan untuk langsung mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut masih berlaku, atau sewaktu perilaku sedang terjadi sehingga pengamat tidak menggantungkan data-data dari ingatan seseorang.
b.      Pengamatan dapat memperoleh data dan subjek, baik dengan berkomunikasi verbal ataupun tidak, misalnya dalam melakukan penelitian. Sering subjek tidak mau berkomunikasi secara verbal dengan peneliti karena takut, tidak punya waktu atau enggan. Namun, hal ini dapat diatasi dengan adanya pengamatan (observasi) langsung.
Ø  Kekurangan teknik observasi, antara lain:
a.       Memerlukan waktu yang relatif lama untuk memperoleh pengamatan langsung terhadap satu kejadian, misalnya adat penguburan suku Toraja dalam peristiwa ritual kematian, maka seorang peneliti harus menunggu adanya upacara adat tersebut.
b.      Pengamat biasanya tidak dapat melakukan terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama, contohnya kita ingin mengamati fenomena perubahan suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern, akan sulit atau tidak mungkin dilakukan.
c.       Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati, misalnya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti kita ingin mengetahui perilaku anak saat orang tua sedang bertengkar, kita tidak mungkin melakukan pengamatan langsung terhadap konflik keluarga tersebut karena kurang jelas.
4.      Metode Dokumenter
Istilah dokumenter atau dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang-barang tertulis. Alat pengumpul datanya disebut form dokumentasi atau form pencatatan dokumen, sedangkan sumber datanya berupa catatan atau dokumen. Metode dokumenter dengan demikian berarti upaya pengumpulan data dengan menyelidiki benda- benda tertulis. Benda tertulis tersebut dapat berupa catatan seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan lain-lainnya, atau catatan tidak resmi, berupa catatan ekspresif seperti catatan harian,biografi, dan lain sebagainya.
Ø  Kelebihan:
a.       Memberikan jalan untuk meneliti subjek penelitian yang sulit dijangkau,
b.      Data yang diterima lebih objektif karena tidak terpengaruh oleh kehadiran peneliti,
c.       Memberikan cara yang lebih baik untuk meneliti peristiwa-peristiwa yang telah berlalu, dan
d.      Memungkinkan untuk mengambil sampel yang lebih besar.
Ø  .Kelemahan :
a.       Data yang diteliti memungkinkan terjadinya bias karena data yang tersedia kemungkinan tidak lengkap atau bahkan berlebihan,
b.      Tidak setiap orang menyimpan dokumen dengan baik, dan
c.       Sulit untuk mengumpulkan dan sekaligus memberikan kode terhadap data sehubungan dengan format penulisan dokumen yang bermacam-macam
5.      Metode Tes
Metode tes, yaitu pengumpulan data dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada sumber data atau orang yang ditanya dengan maksud untuk menguji ( minat, bakat, sikap, atau kemampuannya). Alat pengumpulan datanya disebut tes, dan sumber datanya dan berupa orang (testee).
Ø  Kelebihan:
a.       Lebih akurat karena test berulang-ulang direvisi.
b.      Instrument penelitian yang objektif.
Ø  Kelemahan:
a.       Hanya mengukur satu aspek data.
b.      Memerlukan jangka waktu yang panjang karena harus dilakukan secara berulang-ulang.
c.       Hanya mengukur keadaan siswa pada saat test itu dilakukan.

Sejumlah metode pengumpulan data, alat pengumpulan data, dan sumber data dan sebagaimana diuraikan di  atas, dapat diuraikan secara ringkas pada tabel berikut.



Metode dan Alat Pengumpulan Data Beserta Sumber Datanya
Metode Pengumpulan Data

Alat Pengumpulan Data
Sumber Data
Angket
Angket
Orang/ responden, seperti mahasiswa, dosen, petani, kepala desa dan lain-lain.
Wawancara
Pedoman Wawancara
Orang/ responden, seperti orang tua maha-siswa, ketua LKMD,Camat dan lain-lain.
Observasi
Panduan Observasi
Benda tertentu, kondisi tertentu, situasi tertentu, proses tertentu, atau perilaku orang tertentu
Documenter
Form Dokumentasi
Catatan resmi tertentu, dokumen ekspresif tertentu, atau laporan media massa tertentu.
Tes
Tes
Orang/ responden, seperti siswa, mahasiswa, karyawan, pelamar pkerjaan, dan lain-lain.




2.2 Teknik Pengolahan Data
Pengelolahan data (editing). Setelah peneliti kembali dari lapangan, maka berkas-berkas catatatan informasi atau data siap untuk diolah. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah meneliti kembali catatan informasi atau catatan tersebut, apakah catatan tersebut cukup baik untuk keperluan proses berikutnya atau belum. Penelitian kembali terhadap berkas catatan inilah yang disebut editing.
Dalam editing ini yang diteliti kembali hal-hal sebagai berikut.
a.       Langkah pengisian
Sebuah instrument, semisal angket, harus terisi lengkap dengan jawaban koresponden sekalipun dalam bentuk jawaban semisal “tidak tahu” atau “tak mau menjawab” dan sejenisnya.
b.      Keterbacaan tulisan
Tulisan tentang informasi atau data yang terdapat dalam instrumen harus dapat dibaca. Tulisan yang buruk dapat menyulitkan pengolahan data, atau bahkan menimbulkan pengertian yang salah.
c.       Kejelasan makna jawaban
Jawaban yang diperoleh dari lapangan harus ditulis dalam bentuk kalimat sempurna dan jelas maksutnya, agar tidak menimbulkan salah tafsir atau salah pengertian.
d.      Keajengan dan kesesuaian jawaban satu sama lain
Peneliti perlu juga memperhatikan apakah jawaban responden terdapat kesesesuain antara jawaban yang satu dengan jawaban yang lain. Ketidak sesuaian itu boleh memang disengaja oleh responden atau sipeneliti yang kurang kritis dan diteliti.
e.       Relevansi jawaban
Peneliti harus memperhatikan kesesuaian atau relevansi antara jawaban responden dengan butir pertanyaan yang diajukan.
f.       Keseragaman kesatuan data
Data yang terkumpul harus dicatat dalam satuan yang seragam.misalnya data tentang luas tanah,kalau satu data ditulis dalam Ha(hektar),maka data luas tanah yang lain tidak diperkenankan ditulis dalam satuan m² (meter persegi) misalnya ,dan lain-lain.
     Apabila saat editing ditemukan kekurangan dari hal-hal tersebut diatas,maka peneliti harus menyempurnakannnya atau bila dipandang perlu dapat pula dikembalikan atau mengulang instrumen kepada responden yang berangkutan(koding).
    Pengkodean ini ada yang berhubungan dengan identitas responden dan ada yang berhubungan dengan butir-butir jawaban responden .yang berhubunga dengan identitas responden misalnya jenis kelamin (LK=1,PR=2): tingkat endidikan (SD)=1,SLTP = 2 ,SLTA =3, PT = 4 ): dan frekuensi penataran yang pernah diikuti (tidak pernah=1,pernah 1= s.d. 9= 2 dan pernah ikut 10 kali atau lebih = 3) dan lain – lainnya. Begitu pula halnya yang berhubungan dengan butir-butir jawaban responden, peneliti dapat memberi kode 1,2,3,4, dan seterusnya sesuai dengan jumlah kategori atau klasifikasi yang ditentukan.
Kesulitan pemberian koding dapat diatasi dengan dua hal.
a.       Menentukan kategori atau klasifikasi jawaban yang akan dikumpulkan.
b.      Melakukan prakoding.
Prakoding tak ubahnya seperti angket tertutup. Peneliti saat melakukan pertanyaan sekaligus memberikan alternatif jawabannya sesuai kategori yang telah ditentukan.
2.3 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokkan data berdasarkann variabel dari seluruh responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan.
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat beberapa dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif, dan stetistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik non parametris.
A.    Statistik Deskriptif dan Inferensial
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statisitik deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan pada sampel, maka  analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif maupun inferensial. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan  data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi di mana sampel diambil. Tetapi bila peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensial.
Statistik Deskriptif

 
 


Macam
Statistik Parametris
statistik untuk
Statistik Inferensial
analisis data
Statistik NonParametris
 




Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan prosentase. Dalam statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi. Hanya perlu diketahui bahwa dalam analisis korelasi, regresi, atau membandingkan dua rata-rata atau lebih tidak perlu diuji signifikansinya. Jadi secara teknis dapat diketahui bahwa, dalam statistik desriptif tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi.
Statistik inferensial, (sering juga disebut statistik induktif  atau statistik probabilitas), adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random.
Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability). Sesuatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran  (kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk prosentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1% maka taraf kepercayaan 99%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikansi. Pengujian signifikansi dari hasil suatu analisis akan lebih praktis bila didasarkan pada tabel sesuai teknik analisis yang digunakan. Misalnya uji t akan digunakn tabel t, uji F digunakan tabel F. Pada setiap tabel sudah disediakan untuk taraf signifikansi berapa persen suatu hasil analisis dapat digeneralisasikan. Dapat diberikan contoh misalnya dari hasil analisis korelasi ditemukan koefisien korelasi 0,54 dan untuk signifikansi untuk 5%. Hal itu berarti hubungan variabelsebesar 0,54 itu dapat berlaku pada 95 dari 100 sampel yang diambil dari suatu populasi. Contoh lain misalnya dalam analisis uji beda ditemukan signifikansi untuk 1%. Hal ini berarto perbedaan itu berlaku pada 99 dari 100 sampel yang diambil dari populasi. Jadi signifikansi adalah kemampuan untuk digeneralisasikan dengan kesalahan tertentu. Ada hubungan signifikansi berarti hubungan itu dapa t digeneralisasika. Ada perbedaan signifikansi berarti perbedaan itu dapat digeneralisasikan. Yang belum faham tentang statistik, signifikan sering diartikan dengan bermakna, tidak dapat diabaikan, nyata, berarti. Pengertian tersebut tidak operasional dan malah membingungkan.
B.     Statistik Parametris dan Nonparametris
Statistik inferensial terdapat statistik parametris dan nonparametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. (pengertian statistik di sini adalah data yang diperoleh dari sampel ). Parameter populasi itu meliputi: rata-rata dengan notasi   (mu), simpangan baku  (sigma), dan varians  .sedangkan statistiknya adalah meliputi: rata-rata X (X bar), simpangan baku s², dan varians . jadi parameter populasi yang berupa  diuji melalui X garis, selanjutnya diuji melalui s, dan  diuji melalui s². Dalam statistik hipotesis pengujian parameter melalui statistik (data sampel) tersebut dinamakan uji hipotesis statistik. Oleh karena itu penelitian yang berhipotesis statistik adalah penelitian yang menggunakan sampel. Dalam statistik hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol, karena tidak dikehendaki adanya perbedaan antara parameter populasi dan statistik (data yang diperoleh dari sampel). Sebagai contoh nilai suatu pelajaran 1000 mahasiswa rata-ratanya 7,5. Selanjutnya misalnya, dari 1000 orang itu diambil sampel 50 orang, dan nilai rata-rata dari sampel 50 mahasiswa itu 7,5. Hal ini berarti tidak ada perbedaan antara parameter (data populasi) dan statistik (data sampel). Hanya dalam kenyataan nilai parameter jarang diketahui. Statistik nonparametris tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi.
Penggunaan statistik parametris dan nonparametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianlisis. statistik parametris memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data dua kelompok atau lebih yang diuji harus homogen, dalam regresi harus terpenuhi banyak asumsi linieritas. Statistik nonparametris tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Oleh karena itu statistik nonparametris sering disebut “distribution free” (bebas distribusi). Statistik parametris mempunyai kekuatan yang lebih daripada statistik nonparametris, bila asumsi yang melandasi dapat terpenuhi. Seperti dinyatakan oleh Emory (1985) bahwa “The parametric test are more powerfull are generally the test of choice if their use assuptions are reasonably met”. Selanjutnya Phophan (1973) menyatakan “... parametric procedures are often markedly more powerful than their nonparametric counterparts”.
Penggunaan kedua statistik tersebut juga tergantung pada jenis data yang dianalisis. Statistik parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio, sedangkan statistik nonparametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal, ordinal. Pada tabel berikut ditunjukkan penggunaan statistik parametris dan nonparametris untuk analisis data khususnya pengujian hipotesis. Dalam tabel terlihat bahwa statistik parametris digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio. Dan nonparametris untuk data nominal dan ordinal. Jadi untuk menguji hipotesis dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan statistik, ada dua hal utama yang harus diperhatikan, yaitu macam data dan bentuk hipotesis yang diajukan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Teknik atau metode pengumpul data yang sering digunakan dalam penelitian sosial, termasuk pendidikan adalah (1) metode angket, (2) metode wawancara, (3) metode observasi, (4) metode dokumenter (5) metode tes.
2.      Teknik pengolahan data : langkah pertama yang harus dilakukan adalah meneliti kembali catatan informasi atau catatan tersebut, apakah catatan tersebut cukup baik untuk keperluan proses berikutnya atau belum. Penelitian kembali terhadap berkas catatan inilah yang disebut editing. Apabila saat editing ditemukan kekurangan dari hal-hal tersebut diatas, maka peneliti harus menyempurnakannnya atau mengulang instrumen kepada responden yang berangkutan.
3.      Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokkan data berdasarkann variabel dari seluruh responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif, dan stetistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik non parametris.

DAFTAR PUSTAKA

Mundir. 2013. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Jember : STAIN 
          Jember Press
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D.
          Bandung : Alfabeta





[1] Mundir, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif , (Jember, STAIN Jember Press, 2013), hal.183-185

Tidak ada komentar:

Posting Komentar