BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Sebagai
makhluk ciptaan Allah SWT manusia mempunyai dua fungsi yaitu vertical ( sebagai
hamba Allah yaitu menyembah Allah dan beribadah kepadaNya) dan horizontal (
sebagai kholifah di bumi Allah ). Untuk memenuhi fungsi yang kedua manusia
melakukan ibadah. Ibadah kepada Allah SWT banyak macamnya diantaranya sholat,
zakat, puasa, haji, dzikir dan banyak lagi ibadah yang lainnya. Dari semua
ibadah tersebut ada yang hukumnya wajib dan ada juga yang hukumnya sunnah
seperti dzikir. Manusia mempunyai sifat lupa, apalagi jika sedang merasakan
senang, kebanyakan manusia lupa kepada yang memberi kesenangan yaitu Allah SWT.
Sebagai hambanya seharusnya manusia selalu mengingat Alla dalam setiap
kesempatan dan setiap waktu. Untuk itu manusia berusaha selalu memngingat Allah
dengan berdzikir.
Dzikir
mempunyai banyak manfaat bagi manusia. Selain itu dengan berdzikir bisa
menghillangkan kegundahan dan kegelisahan dalam hati. Juga dapat mensucikan
jiwa, tetapi untuk dapat mendapatkan manfaat dzikir yang sebenarnya kita harus
memperhatikan bagaimana cara, adab dan etika ketika berdzikir. Apabila manusia
selalu ingat kepada Tuhannya maka Insya Allah akan terhindar dari hal hal yang
tidak disukai Allah SWT.
1.2
Rumusan masalah
1.
apa
pengertian dzikir?
2.
apa
saja keutamaan berdzikir?
3.
bagaimana
adab dan etika ketika berdzikir?
4.
apa
hikmah dzikir?
1.3Tujuan
1.
menjelaskan
tentang pengertian dzikir.
2.
Menjelaskan
keutamaan dalam berdzikir.
3.
Menjelaskan
adab dan etika berdzikir.
4.
Menjelaskan
hikmah hikmah yang dapat kita dapatkan dalam berdzikir.
1.4Manfaat
1.
Mengetahui
tentang dzikir
2.
Mengetahui
keutamaan berdzikir
3.
Mengetahui
adab dan etika berdzikir.
4.
Mngetahui
hikmah berdzikir.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
dan keutamaan berdzikir.
Dzikir
atau dzikrullah [1]
secara etimologi dapat diartikan sebagai aktifitas untuk mengingat Allah.
Adapun menurut istilah fiqh , dzikrullah sering dimaknai sebagai amal qouliyah
melalui bacaan bacaan tertentu. Pada dasarnya dzikir memiliki cakupan makna
yang sangat luas karena setiap amalan baik yang dilakukan karena Allah
merupakan bagian dari berdzikir kepadaNya. Akan tetapi , yang dimaksud
berdzikir disini ialah dzikir dalam lingkup yang lebih dipersempit, yaitu
dzikrullah yang dilakukan dengan membaca bacaan bacaan sebagaimana telah
diajarkan Rosulullah saw. Misalnya membaca lafal Al baqiyyatus Shalihat[2]
, Istighfar[3]
, basmalah[4]
Isti’azah atau ta’awudz[5]
, Hasbalah[6],
menyebut asma asma Allah yang indah[7] ,
berdo’a[8] ,
atau dengan mumbaca dan merenungkan ayat ayat Allah[9].
Berdzikir kepada Allah merupakan suatu rangka dari rangkaian iman dan
islam yang mendapat perhatian khusus dan istimewa dari Al Qur’an dan sunnah.
Dzikrullah merupakan peringkat do’a yang paling tinggi , yang di dalamnya
tersimpan hikmah serta manfaat yang besar bagi hidup dan kehidupan dunia dan
juga di akhirat. Di antara berbagai keutamaan dan keistimewaan dzikrullah
adalah sebagai berikut :
1.Dzikrullah mewujudkan tanda baik
sangka kepada Allah.
2.Dzikrullah menghasilkan rahmat dan
inayah Allah.
3.Dengan dzikrullah, seeorang akan
disebut sebut Allah dihadapan hamba hamba pilihanNya.
4.Dzikrullah akan membimbing hati
dengan mengingat dan menyebut Allah.
5.Dzikrullah akan dapat menjauhkan
kita dari datangnya murka dan azab Allah.
6.Dzikrullah memelihara diri dari
was was setan , ancaman manusia ,dan membentengi diri dari perbuatan maksiat
dan dosa.
7.Dzikrullah akan mendatangkan
kebahagiaan dunia dan akhirat.
8.Dzikrullah akan mengantarkan kita
pada kemuliaan dan derajat yang tinggi di sisi Allah.
9.Dzikrullah memberikan sinaran
kepada hati dan menghilangkan kekeruhan jiwa.
10.Dzikrullah menghasilkan tegaknya
suatu rangka dari iman dan islam.
11.Dzikrullah menyebabkan kita
memperoleh kemuliaan dan kehormatan pada hari kiamat.
12.Dzikrullah dapat melepaskan diri
dari resah dan gelisah.
13.Dzikrullah akan menjadikan kita
berada dalam penjagaan para malaikat.
14.Dzikrullah akan menjadikan kita
dipandang ahlul ihsan , yaitu orang yang berbahagia dan pengumpul
kebajikan.
15.Dzikrullah menyebabkan para Nabi
dan orang orang mujahidin menyukai dan mengasihi kita.[10]
16.Dzikrullah membuat kita menjadi
tenang dan tenteram[11].
17.Dzikrullah adalah sebab kita
mendapatkan ampunan dan pahala yang besar[12].
18.Dzikrullah akan menyebabkan Allah
mengingat kita[13].
19.Banyak menyebut nama Allah akan
menjadikan kita menjadi hamba yang beruntung.[14]
20.Dzikir kepada Allah merupakan
pembeda antara orang mukmin dan orang munafik, karena sifat orang munafik
adalah tidak mau berdzikir kepada Allah kecuali hanya sedikit saja.[15]
Dzikrullah kepada Allah adalah ibadah
yang ringan dan mudah untuk dilakukan. Akan tetapi di dalamnya tersimpan hikmah
dan pahala yang besar dan berlipat ganda yang lebih baik dan lebih utama nilai
kebajikannya dibandingkan dengan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa.
Selain itu, dzikir juga merupakan ibadah yang sangat disukai dan digemari Allah
AWT.
Rosulullah saw bersabda : “tidakkah kalian
ingin aku ceritakan tentang amal amal kalian yang paling baik, yang paling suci
menurut raja kalian, yang akan meluhurkan derajat kalian, yang lebih baik
daripada kalian menyambut musuh, lalu kalian memenggal leher mereka dan mereka
memenggal leher kalian? Mereka menjawab , baiklah ya Rosulullah, Rosulullah
bersabda :Dzikir kepada Allah”.[16]
Dengan demikian, dzikrullah adalah
perintah Allah yang menjadi sumber datangnya segala kebajikan dan keselamatan
bagi kehidupan di dunia dan akhirat. Sebaliknya , lalai dari mengingat Allah
merupakan sumber datngnya bencana dan petaka dalam kehidupan di dunia dan
akhirat apabila kita melupakan Allah maka Allah akan melupakan kita.,
menyebabkan kita lupa akan diri sendiri,
dan lupa akan segala potensi kebaikan yang kita miliki.
Demikian ini adalah sebagian diantara manfaat yang dapat dipetik dengan
mengingat Allah dan tentunya masih banyak lagi sehingga teramat sauang apabila
ditinggalkan.
2.2 Etika dalam
berdzikir
Agar kita benar benar dapat memetik segala manfaat yang tersimpan di
dalam aktifitas dzikrullah ini, sudah tentu dzikir tersebut harus dilakukan
dengan mengikuti tuntunan dan bimbingan yang telah Allah dan RosulNya ajarkan,
di antara adab dan etika yang harus diperhatikan dan diterapkan dalam mengingat
Allah ialah sebagai berikut.
1.Niat Ikhlas
dalam Berszikir
Anilai dan kualitas amal perbuatan
seseorang di hadapan Allah sangat tergantung pada niat kita dalam
mengerjakannya. Artinya, niat dalam beramal merupakan penentu keberhasilan
seseorang. Oleh karena itu, setiap amal dan perbuatan yang dilakukan seseorang
sangat tergantung dari apa yang menjadi niatnya dan ia akan mendapatkan sesuai
dengan apa yang diniatkan.
Rosulullah saw bersabda :
انما
الاعمال باالنيات و انما لكل امرئ مانوى
Segala amal yang dilakukan
seseorang sangat tergantung dari niatnya, dan balasan bagi setiap amal manusia
adalah sesuai dengan apa uang diniatkan.[17]
hal itu kita lakukan atas dasar niat ikhlas
karena Allah SWT, bukan karena penyebab atau keinginan lain.
Abul Qosim Al Qusyairi berkata
:”ikhlas ialah mengarahkan ketaatan dengan niat kepada Allah, yaitu
menginginkan agar semua ketaatannya menjadi pendekatan dirinya kepada Allah
tanpa sedikitpun keinginan keinginan lain untuk makhluk. Apalagi keinginan
untuk dipuji oleh manusia atau suka diketahui amalnya, atau segla yang lain
disamping niat taqorrub kepada Allah SWT.
Al Fudhail bin ‘Iyad berkata :
“Beramal karena ingin dilihat orang adalah syirik, meninggalkan amal karena
takut dilihat orang adalah riya’. Adapun ikhlas adalah terjaganya kamu dari
kedia hal tersebut”.
2.Suci dari
Hadas dan Najis dalam Berdzikir
Ketika berdzikir, pada saat itu kita
sebut, kita panggil, kita ingat dan yang kita hadirkan ke dalam hati dan
pikiran adalah Allah, Tuhan uang Maha Tinggi, Penguasa Tunggal semesta alam
sehingga sudah selayaknya apabila hal itu dilakukan dalam keadaan yang suci dan
bersih dari hadas dan najis.
Oleh karena itu, Islam mengajarkan
umatnya untuk bersuci terlebih dahulu, yaitu dalam keadaan berwudlu’ sebelum
berdzikir kepada Allah. Hal tersebut lebih mencerminkan sikap hormat dan tunduk
kita terhadap Allah, yang juga akan sangat membantu kita untuk lebih khusyu’
dan berkonsentrasi dalam mengingat Allah SWT. Meskipun demikian, tidak berarti
kita dicegah mengingat Allah apabila tidak memiliki wudlu’ , hanya saja suci
dan bersih ketika berdzikir adalah lebih baik dan lebih utama.
Selain dianjurkan dalam keadaan suci
dari hadas dan najis, umat islam juga dianjurkan untuk mensucikan hati dan
jiwanya dari segala kotoran dan dosa yang pernah dilakukan sebelum memulai
berdzikir. Adapun caranya, yaitu dengan memohon ampunan kepada Allah yang
kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan
puji syukur kepada Allah atas segala nikmat dan karunia yang telah
dianugerahkan Allah.
3.Berdzikir
hendaklah dilakukan pada tempat yang bersih
Sebagai perbuatan yang utama dan
istimewa, berdzikir hendaklah dilakukan pada tempat yang baik, yaitu tempat
yang layak dan pantas untuk mengagungkan dan menyebut asma asma Allah
didalamnya, seperti masjid, musholla dan tempat yang mulia lainnya. Oleh karena
itu seorang muslim dicegah berdzikir di tempat tempat yang kotor dan penuh
najis, seperti di dalam kamar mandi, toilet(wc) dan yang sejenisnya karena
seungguhnya asma asma Allah yang agung tidaklah layak disebut atau diucapkan di
tempat tempat yang kotor dan penuh najis.
4.Sopan dan
Takzim dalam berdzikir
Pada saat berdzikir, uang kita sebut
dan kita ingat adalah Allah Tuhan semesta alam, Tuhan yang Suci, dan Tuhan yang
Maha Perkasa. Oleh karena itu dzikrullah haruslah dilakukan dengan cara yang
bai, sopan dan takzim, sebagaimana layaknya seorang hamba yang menghadap dan
mengharap cinta kasih Tuhannya.
Sopan dan takzim dalam berdzikir,
artinya kita benar benar menghadirkan keagungan Allah ke dalam hati dan jiwa.
Dzikir dengan serius dan sungguh sungguh, penuh konsentrasi , serta dengan
persiapan yang matang sehingga yang ada dalam hati dan pikiran hanyalah Allah
SWT yang kita agungkan, uang kita muliakan, dan yang kita puja. Saat itu yang
kita sucikan adalah DzatNya, uang diharap adalah keridhoanNya, yang ditakuti
tiada lain hanyalah Dia, yang dinantikan adalah curahan Rahmat serta kasi
sayangNya dan perolongan serta perlindunganNya yang senantiasa kita harapakan.
5.Serius dan
sungguh sungguh dalam berdzikir
Termasuk tuntunan Islam dalam
berdzikir yang harus diperhatikan ialah berdzikir dengan serius dan sungguh
sungguh. Kita dilarang berdzikir kepada Allah sambil main main , diiringi
dengan senda gurau ataupun dengan melakukan perbuatan yang tidak berfaedahyang
dapat mengurangi kekhusyukan kita dalam mengingat Allah.
Bersungguh sungguh dalam berdzikir
kepada Allah merupakan kunci keberhasilan dzikir kita. Dzikir tidaklah mungkin
dapat berhasil dengan baik,[18]membri
kesan dan dampak yang positif bagi kita,
jika hal itu dilakukan dengan sikap meremehkan dan dilakukan dengan tanpa
konsentrasi, tanpa mengikuti tuntunan yang telah diajarkan Allah dan RosulNya.
Selain itu berdzikir dengan sikap meremehkan atau sambil bersenda gurau juga
merupakan perbuatan tercela dan tidak mencerminkan rasa hormat dan takzim kita
terhadap Allah SWT.
6.Khusyuk dan
konsentrasi dalam berdzikir
Khusyuk dalam berdzikir merupakan
syarat penting bagi kesuksesan dan keberhasilan dzikir. Khusyuk dapat dimaknai
dengan menyengaja, ikhlas, dengan menghadirkan hati dan kesadaran serta
pengretian segala ucapan dan sikap lahir. Artinya , dalam berdzikir hendaklah
kita benar benar berupaya untuk menghadirkan Allah ke dalam kalbu, meresapi
makna dan bacaan dzikir , serta men-tadabbur-kan bacaan tersebut ke dalam hati.
Dengan demikian, apa yang kita baca akan membekas, mencerahkan hati dan
pikiran, serta melahirkan pengaruh yang positif bagi hidup dan kehidupan kita.
Dengan kekhusyukan, dzikir dapat membekas hati kita ke dalam Susana taqarub
ilallah, yaitu pendekatan diri kepada Allah.
7.Merendahkan
suara dalam berdzikir
Dzikir adalah aktifitas mengingat
Allah yang Maha Mendengar. Oleh karena itu , Rosulullah SAW mengajarkan kita
untuk merendahkan diri dan merendahkan suara dalam berdzikir. Hal ini selain
menggambarkan rasa hormat dan tunduk kita terhadap Allah SWT, juga akan sangat
membantu kita untuk lebih dapat berkonsentrasi dan meresapi makna bacaan dzikir
yang kita ucapkan.
Selain itu,
seseorang yang berdzikir pada hakikatnya ia sedang menghadirkan Allah, menyebut
dan mengagungkan namaNya. Pada saat itu meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang
teramat dekat, lebih dekat dari urat nadi, sehingga meskipun merendahkan suara
dan suara yang lembut atau bahkan hanya dengan hati, Allah pasti mendengar dan
mengetahuinya.
Abu Musa RA
berkata : “ketika saya dan beberapa orang sahabat yang lainnya berada dalam
satu perjalanan bersama Rosulullah SAW, para sahabat bertakbir dengan suara
yang cukup kuat ( keras), lalu Rosulullah SAW mengingat para sahabat agar tidak
terlalu kersa dalam berdo’a dan menyebut asma Allah SWT. Beliau bersabda : “
Wahai umatku! Pertahankanlah suara kamu. Sesungguhnya kamu bukannya berdo’a
kepada mereka yang buta ataupun ghaib , tetapi kamu sedang berdo’a kepada yang
Maha Mendengar lagi Maha dekat dan Dia bersama kamu. “(HR. al bukhori dan
muslim).
Hadist di atas
mengajarkan kita untuk berdzikir dan berdo’a kepada Allah dengan suara yang
rendah, yaitu tidak terlalu keras. Hal tersebut karena Tuhan yang kita sebut
teramat dekat, Allah adalah Tuhan yang Maha Mendengar yang Zhahir dan yang
Batin, Allah bukanlah Tuhan yang bisu atau tuli sehingga cukup bagi kita
menyebut namaNya dengan suara yang pelan , lembut dan halus, atau bahkan dengan
bisikan hati, Allah pasti mengetahui dan mendengar apa yang kita ucapkan.
Demikianlah petunjuk Allah dalam mengingatnya. Firman Allah SWT.
205. Dan sebutlah (nama) Tuhannmu
dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak
mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang
yang lalai. (QS Al-A’raf : 205).
8.Optimis dalam
berdzikir
Dalam berdzikir seseorang harus
memiliki keyakinan dan rasa optimis jika menginginkan dzikir dapat berhasil
dengan baik. Artinya, amal perbuatan yang dilakukan seseorang akan diterima Allah
sehingga dapat memetik segala manfaat yang tersimpan di dalamnya. Perasaan
yakin dan rasa optimis apabila dzikir akan diterima Allah dan dapat memetik
segala fadhilah yang tersimpan di dalamnya merupakan satu bagian dari adab
dalam berdzikir, yang akan menentukan kualitas dan nilai dzikir. Sebaliknya ,
kerguan atau tidak yakin akan keberhasilan dzikir yang dilakukan, selain akan
sangat berpengaruh terhadap kesungguhan dan konsentrasi dzikir juga dapat
menjadikan dzikir tersebut tidak berhasil sebagaimana yang diharapakn. Jadi,
dalam berdzikir hendaklah kita yakin dan optimis jika dzikir kita akn berhasil
dengan baik dan diterima Allah, dan hindarkan sikap pesimis.
9.Usahakan
dzkir sanbil manangis
Islam memberikan tuntunan agar
dzikir dilakukan dengan sungguh-sungguh meresapi makna yang terkandung dalam
bacaan dzikir sehingga apa yang dibaca membekas di dalam kalbu dan menjadikan
kita menangis karenaNya. Nangis pada saat mengingat keagungan dan kemaha
besaran Allah adalah perbuatan yang dianjurkan, dan demikian pulalah yang telah
di contohkan dan diajarkan rosullah SAW.
Abdullah
bin mas’ud ra menceritakan, Rosulullah SAW bersabda kepadaku: “Bacakan Alquran kepadaku”. Aku bertanya: “ Wahai
Rasulullah, adakah aku harus membacakan Alquran kepadamu, sedangkan alquran itu
diturunkan kepadamu!” Rasulullah SAW Bersabda: “Sesungguhnya aku suka
mendengarnya dari orang lain.” Lantas aku membca surat An-Nisa’ sehingga aku
sampai pada ayat; (artinya) “Dan kami datangkan kamu(wahai muhammad)nuntuk
menjadi saksi terhadap mereka (umatmu).” Kemudian aku mengangkatkann kepalaku
atau secara tiba-tiba seseorang berada di sampingku, ketika itu aku
mengangkatkan kepala dan aku melihat beliau mengalirkan air matanya.
Menangis ketika mengingat
Allah adalah ciri orang yang mendapat petunjuk (hidayah) dari Allah. Ia sadar
bahwa dirinya hanyalah hamba Allah yang memiliki berbagai kekurangan, hamba
yang tidak mampu melepaskan diri dari salah dan dosa, dari kesadaran ini,
lahirlah perasaan takut terhadap murka Allah, melahirkan harapan yang besar
akan karunia dan pahala Allah.
Lebih dari itu, dzikir
sambil menangis karena tertinggal segala kesalahan dan dosa yang telah
diperbuat, teringat kedurhakaan dan kemaksiatan yang pernah dilakukan adalah
wujud nyata bahwa kita telah bisa khusyuk dalam berdzikir.
Allah SWT berfirman:
90. Maka Kami
memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan
isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu
bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa
kepada Kami dengan harap dan cemas[970]. dan mereka adalah orang-orang yang
khusyu' kepada kami.
[970]
Maksudnya: mengharap agar dikabulkan Allah doanya dan khawatir akan azabnya.
10. Dzikir
Sambil Duduk atau berbaring
Berdzikir merupakan amalan sunnah
yang mudah dan ringan. Berdzikir boleh dilakukan kapan pun, di mana pun dan
dalam keadaan bagaimana pun[19].
Berdzikir bias dilakukan sambil berdiri, sambil duduk dan bias pula sambil
berbaring.
Firman
Allah SWT:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, maha suci engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka. (QS.Al Imran: 190-191)
Meskipun
berdzikir dilakukan dengan berjalan atau sambil berbaring, tetapi berdzikir
dengan duduk sopan menghadap kiblat adalah lebih baik dan lebih afdhal atau
lebih utama. Karena yang demikian itu akan sangat membantu kita untuk lebih
khusyuk dalam mengingat Allah. Akan tetapi, jika dengan duduk mantap menghadap
kiblat akan menyulitkan atau tidak memungkinkan untuk dilakukan maka berdzikir
dengan berdiri, berbaring, bersandar, berjalan maupun sambil melakukan
aktivitas tertentu(di sela-sela aktivitas) bukanlah perbuatan yang dilarang.
Inti dari berdzikir adalah mengingat Allah, agar hati selalu tertuju kepada
Allah sehingga kita merasa bahwa segala aktivitas kita senantiasa dilihat dan
diawasi Allah SWT.
11. Menghadiri
Majelis-Majelis Dzikir
Di dalam dzikir tersimpan berbagai
hikmah dan fadhilah yang tidak terdapat dalam ibadah-ibadah lainnya. Oleh
karena itu, Rasulullah SAW sangat menganjurkan kita untuk banyak-banyak
mengingat Allah, dan senantiasa mengikuti atau menghadiri majelis-majelis
dzikir karena majelis dzikir adalah sebaik-baiknya majelis, yang di dalamnya
tersimpan fadhilah yang besar.
Rasulullah
SAW bersabda: “jika kalian melewati kebun-kebun surga maka nikmatilah oleh
kalian. Para sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah kebun surge itu?’
Rasulullah bersabda:’yaitu majelis-majelis dzikir, karena Allah memiliki
malaikat-malaikat yang selalu mencari majelis-majelis dzikir. Apabila mereka
menemukannya maka mereka akan duduk bersama-bersama orang yang berdzikir itu.”
Dalam
hadist lain juga diungkapkan bahwa pada suatu ketika Rasulullah SAW keluar dari
rumahnya menuju sebuah majelis tempat berkumpul para sahabat, lalu beliau
bersabda: “mengapa kalian duduk-duduk bersama di sini?” mereka (para sahabat)
menjawab:”kami disini bertahmid atas hidayah dan nikmat yang telah diberikan
Nya kepada kami sehingga kami memeluk agama islam.” Kemudian Rasulullah SAW
bersabda: “Demi Allah, apakah benar kalian duduk di sini hanya karena itu?
Aku tidak minta kalian bersumpah, tetapi jibril telah dating kepadaku dan
memberitahukan bahwa Allah telah membanggakan kalian di hadapan para malaikat.”[20]
Majelis
dzikir merupakan majelis yang mulia. Majelis tersebut akan dihadiri para
malaikat, dirahmati Allah, dan ketentraman turun kepada semua orang yang berada
di dalamnya. Bahkan nama-nama mereka yang berada di dalam majelis akan disebut
satu persatu oleh Allah dihadapan para malaikat yang berada di sisi-Nya. Oleh
karena itu, sungguh teramat sayang dan rugi jika seseorang enggan untuk
mengikuti majelis-majelis dzikir. Mengikuti majelis-majelis dzikir akan sangat
banyak faedahnya bagi para pengikutnya karena bias menambah ketentraman hati di
dalam mengingat Allah.
12. Tidak
Mencampuradukkan dengan Kesyirikan Saat Berdzikir
Termasuk tuntunan yang betul-betul
harus diperhatikan ialah membersihkan niat kepada selain Allah, misalnya
keinginan untuk memperoleh sanjungan, pujian, atau penghargaan dari orang lain,
dan motif-motif lain yang ditujukan bukan kepada Allah SWT karena hal ini
merupakan syarat bagi keberhasilan dzikir.
Dzikir
yang dilakukan dengan niat dan keinginan kepada selain Allah, maka sesungguhnya
kita telah menghina dan merendahkan Allah. Hal tersebut adalah perbuatan sangat
tercela dan dilarang keras dalam ajaran agama islam.
Firman
Allah SWT:
tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä óOs9ur (#þqÝ¡Î6ù=t OßguZ»yJÎ) AOù=ÝàÎ/ y7Í´¯»s9'ré& ãNßgs9 ß`øBF{$# Nèdur tbrßtGôgB ÇÑËÈ
82. Orang-orang yang
beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik),
mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk.
Lebih dari itu,
berdzikir dengan niat bukanbukan karena Allah adalah dosa besar dan perbuatan
yang dapat menghilangkan pahala dzikir. Oleh karena itu, dzikir yang kita
lakukan harus dilandasi dengan niat yang tulus dan ikhlas untuk mengharapkan
keridhaan Allah semata.
Dzikir merupakan pembersih hati dan pengasah hati ,serta
obat dan penangkal jika hati terkena penyakit . jika hati semakin tenggelam
dalam dzikrullah , cinta kepada-Nya semakin terpupuk hingga menambah kerinduan kepada
zat yang diingatnya.
Dari segi ubudiah,adalah ibadah hati yang tidak dibatasi oleh ruang dan
waktu , sepanjang jasad hamba masih menyatu dengan rohnya . dengan dzikir hati
akan bercahaya, pendengaran menjadi terang , sesuatu yang gelap menjadi terang.
2.3 BEBERAPA
DIANTARA HIKMAH BERDZIKIR
1.
Zikirmerupakanperhiasanhati
,seandainyahatitanpadzikir ,hatiakansepidanmenyeramkanbagaikankuburan.
Karenaitusetansenangtinggaldi hati yang demikian.
2.
Zikirmerupakansenjatauntukmenghadapidanmelawanmusuhbaik
yang berwujudmaupuntidak, yang memilikikekuatan yang sangatdahsyat.
3.
Zikirmerupakan
air minumpelepasdahagaketikamusafirberada di perjalanan yang sangatjauh ,
sangatmelelahkan,
danpenuhbahaya.jikahatitidakmendapatzikir,makahatimenjadikeringdankeriputsertalumpuhhinggaakhirnyaakanmati.bagaikantanaman
yang tidakmendapatkan air .
4.
Zikirmerupakansenjataperedamdanpenawarsetiapmusibahsehinggasetiapmusibah
yang dikehendaki Allah untukhamba-Nyaakandirasaringanolehnya.
5.
Zikirmerupakankendaraanhatimenujutaman-tamansurga,tamansurgaduniadantamansurga
di sisi-Nya.
6.
Zikirmerupakan
media penghubunghatidengan Allah sehinggahati yang
didalamnyakekaldengandzikrullah, akanselalubersamaAllah dimanapuniaberada.
7.
Zikirmerupakanmakananobatdan
vitamin , jikahatisenantiasaberdzikirkepada Allah ,
iaakanterbebasdaripenyakithati,sertahatimenjadisehatsehinggamampumelaksanakantugasutamahati,
antara lain menguasaiilmusyariat ,memperolehhikmah,danbermahabbahkepada Allah.
8.
Zikirmerupakanpengantarhatimenujukeindahansehinggahatiakanmendudukisinggasanakeharmonisandalamber-hablunminallah
da hablunminan-nas.
9.
ZikirmerupakananakkuncipembukapintukeridhaanAllah
.Denganituhatiakanleluasamemasukisinggasanakedekatandengan Allah azzawajalla.
10.
Zikirmerupakananakkuncipintusyurgasehingga
orang yang ketikasakaratulmaut ,laludiakhirucapannya,
iaucapkandzikrullahiaakanmasuksyurga.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dzikir atau
dzikrullah secara etimologi dapat
diartikan sebagai aktifitas untuk mengingat Allah. Adapun menurut istilah fiqh
, dzikrullah sering dimaknai sebagai amal qouliyah melalui bacaan bacaan
tertentu. Pada dasarnya dzikir memiliki cakupan makna yang sangat luas karena
setiap amalan baik yang dilakukan karena Allah merupakan bagian dari berdzikir
kepadaNya. Akan tetapi , yang dimaksud berdzikir disini ialah dzikir dalam
lingkup yang lebih dipersempit, yaitu dzikrullah yang dilakukan dengan membaca
bacaan bacaan sebagaimana telah diajarkan Rosulullah saw. Misalnya membaca
lafal Al baqiyyatus Shalihat , Istighfar , basmalah Isti’azah atau ta’awudz
, Hasbalah, menyebut asma asma Allah yang indah , berdo’a , atau dengan
mumbaca dan merenungkan ayat ayat Allah.
Dzikrullah
kepada Allah adalah ibadah yang ringan dan mudah untuk dilakukan. Akan tetapi
di dalamnya tersimpan hikmah dan pahala yang besar dan berlipat ganda yang
lebih baik dan lebih utama nilai kebajikannya dibandingkan dengan berjihad di
jalan Allah dengan harta dan jiwa. Selain itu, dzikir juga merupakan ibadah
yang sangat disukai dan digemari Allah SWT.
Rosulullah saw bersabda : “tidakkah kalian
ingin aku ceritakan tentang amal amal kalian yang paling baik, yang paling suci
menurut raja kalian, yang akan meluhurkan derajat kalian, yang lebih baik
daripada kalian menyambut musuh, lalu kalian memenggal leher mereka dan mereka
memenggal leher kalian? Mereka menjawab , baiklah ya Rosulullah, Rosulullah
bersabda :Dzikir kepada Allah”.
DAFTAR PUSTAKA
Abi ABdillah Muhammad bin Ismail Al Bukhori. Matan
Al Bukhori juz 1, 2, 3, 4. Semarang. Toha Putra.
Abdurrahman Al Jaziri. 1994. Al
Fiqih Ala Al madzahib Al Arba’ah. Jus 1. Istanbul: hakikat Kitabevi.
Abu Anas Ali bin Husain Abu Luz. Tt.
70 fatwa tentang Al Qur’an ( Terjemah dari 70 fatwa fii ihtiromil Qur’an ).
Jakarta : Darul Haq.
Ahmad Sunarto.2000. Himpunan
Hadist Kudsi. Cetakan 1. Jakarta : Setia Kawan.
Al Bayan. 1996. Hadist riwayat
Bukhori dan Muslim. Keluaran pertama. Hak cipta Sakhr..
[1]
Lihat Samsul Munir Amin dan Haryanto Al fandi, Energi Dzikir, Jakarta :
Amzah 2008
[2] Subhanallahi
walhamdulillahi wa la ilaha illahu wallahu Akbar wa la haula wa la quwwata illa
billahil aliyyil adzim.
[3] Astaghfirullahal’adzim.
[4] Bizmillahirrohmanieeohim.
[5] Audzubillahi
minasssyaithonorrojim.
[6]
Hasbunallah wa ni’mal wakil
[7] Al
asmaul Husna
[8]
Dengan doa doa yang berasal dari Rosulullah
[9]
Baik ayat qouliyah yaitu Al Qupan al karim maupun ayat ayat kauniyah yang
berwujud alam semesta.
[10]
Dalam Al fath Al jadid, syarah At targhib wa At tarhib.
[11]
Firman Allah SWT “ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi
tenteram”. (QS Ar ra’d:28)
[12]
Firman Allah “laki laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah
telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahal yang besar. (QS Al ahzab :35)
[13]
Firman Allah “karena itu, ingatlah kamu kepada Ku, niscaya Aku ingat kepadamu
(dengan memberikan rahmat dan pengampunan)” (QS Al baqoroh : 152)
[14]
Firman Allah “Dan sebutlah nama Allah sebanyak banyaknya agar kamu beruntung”.
(QS Al anfal : 45)
[15]
Firman Allah “sesungguhnya orang orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan
membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri
dengan malas. Mereka bermaksud riya’ di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka
neyebut nama Allah , kecuali sedikit sekali”. (QS An nisa’: 142)
[16]
HR Atirmidzi dan Ibnu Majjah bersumber dari Abu Darda.
[17]
HR Al bukhori dan Muslim bersumber dari Umar.
[18]
Memperoleh pahala yang sempurna dari Allah SWT
[19]
Dengan pengecualian yang terbatas,
misalnya ketika kita sedang berada di kamar mandi, toilet, sedang berhubungan
suami istri dan sebagainya.
[20]
HR.Muslim bersumber dari Muawiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar