Selasa, 28 Juli 2015

Dzikir


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia mempunyai dua fungsi yaitu vertical ( sebagai hamba Allah yaitu menyembah Allah dan beribadah kepadaNya) dan horizontal ( sebagai kholifah di bumi Allah ). Untuk memenuhi fungsi yang kedua manusia melakukan ibadah. Ibadah kepada Allah SWT banyak macamnya diantaranya sholat, zakat, puasa, haji, dzikir dan banyak lagi ibadah yang lainnya. Dari semua ibadah tersebut ada yang hukumnya wajib dan ada juga yang hukumnya sunnah seperti dzikir. Manusia mempunyai sifat lupa, apalagi jika sedang merasakan senang, kebanyakan manusia lupa kepada yang memberi kesenangan yaitu Allah SWT. Sebagai hambanya seharusnya manusia selalu mengingat Alla dalam setiap kesempatan dan setiap waktu. Untuk itu manusia berusaha selalu memngingat Allah dengan berdzikir.
      Dzikir mempunyai banyak manfaat bagi manusia. Selain itu dengan berdzikir bisa menghillangkan kegundahan dan kegelisahan dalam hati. Juga dapat mensucikan jiwa, tetapi untuk dapat mendapatkan manfaat dzikir yang sebenarnya kita harus memperhatikan bagaimana cara, adab dan etika ketika berdzikir. Apabila manusia selalu ingat kepada Tuhannya maka Insya Allah akan terhindar dari hal hal yang tidak disukai Allah SWT.
1.2  Rumusan masalah
1.      apa pengertian dzikir?
2.      apa saja keutamaan berdzikir?
3.      bagaimana adab dan etika ketika berdzikir?
4.      apa hikmah dzikir?





1.3Tujuan
1.      menjelaskan tentang pengertian dzikir.
2.      Menjelaskan keutamaan dalam berdzikir.
3.      Menjelaskan adab dan etika berdzikir.
4.      Menjelaskan hikmah hikmah yang dapat kita dapatkan dalam berdzikir.
1.4Manfaat
1.      Mengetahui tentang dzikir
2.      Mengetahui keutamaan berdzikir
3.      Mengetahui adab dan etika berdzikir.
4.      Mngetahui hikmah berdzikir.

                                                                        BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan keutamaan berdzikir.
    Dzikir atau dzikrullah [1] secara etimologi dapat diartikan sebagai aktifitas untuk mengingat Allah. Adapun menurut istilah fiqh , dzikrullah sering dimaknai sebagai amal qouliyah melalui bacaan bacaan tertentu. Pada dasarnya dzikir memiliki cakupan makna yang sangat luas karena setiap amalan baik yang dilakukan karena Allah merupakan bagian dari berdzikir kepadaNya. Akan tetapi , yang dimaksud berdzikir disini ialah dzikir dalam lingkup yang lebih dipersempit, yaitu dzikrullah yang dilakukan dengan membaca bacaan bacaan sebagaimana telah diajarkan Rosulullah saw. Misalnya membaca lafal Al baqiyyatus Shalihat[2] , Istighfar[3] , basmalah[4] Isti’azah atau ta’awudz[5] , Hasbalah[6], menyebut asma asma Allah yang indah[7] , berdo’a[8] , atau dengan mumbaca dan merenungkan ayat ayat Allah[9].
      Berdzikir kepada Allah merupakan suatu rangka dari rangkaian iman dan islam yang mendapat perhatian khusus dan istimewa dari Al Qur’an dan sunnah. Dzikrullah merupakan peringkat do’a yang paling tinggi , yang di dalamnya tersimpan hikmah serta manfaat yang besar bagi hidup dan kehidupan dunia dan juga di akhirat. Di antara berbagai keutamaan dan keistimewaan dzikrullah adalah sebagai berikut :
1.Dzikrullah mewujudkan tanda baik sangka kepada Allah.
2.Dzikrullah menghasilkan rahmat dan inayah Allah.
3.Dengan dzikrullah, seeorang akan disebut sebut Allah dihadapan hamba hamba pilihanNya.
4.Dzikrullah akan membimbing hati dengan mengingat dan menyebut Allah.
5.Dzikrullah akan dapat menjauhkan kita dari datangnya murka dan azab Allah.
6.Dzikrullah memelihara diri dari was was setan , ancaman manusia ,dan membentengi diri dari perbuatan maksiat dan dosa.
7.Dzikrullah akan mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
8.Dzikrullah akan mengantarkan kita pada kemuliaan dan derajat yang tinggi di sisi Allah.
9.Dzikrullah memberikan sinaran kepada hati dan menghilangkan kekeruhan jiwa.
10.Dzikrullah menghasilkan tegaknya suatu rangka dari iman dan islam.
11.Dzikrullah menyebabkan kita memperoleh kemuliaan dan kehormatan pada hari kiamat.
12.Dzikrullah dapat melepaskan diri dari resah dan gelisah.
13.Dzikrullah akan menjadikan kita berada dalam penjagaan para malaikat.
14.Dzikrullah akan menjadikan kita dipandang ahlul ihsan , yaitu orang yang berbahagia dan pengumpul kebajikan.
15.Dzikrullah menyebabkan para Nabi dan orang orang mujahidin menyukai dan mengasihi kita.[10]
16.Dzikrullah membuat kita menjadi tenang dan tenteram[11].
17.Dzikrullah adalah sebab kita mendapatkan ampunan dan pahala yang besar[12].
18.Dzikrullah akan menyebabkan Allah mengingat kita[13].
19.Banyak menyebut nama Allah akan menjadikan kita menjadi hamba yang beruntung.[14]
20.Dzikir kepada Allah merupakan pembeda antara orang mukmin dan orang munafik, karena sifat orang munafik adalah tidak mau berdzikir kepada Allah kecuali hanya sedikit saja.[15]
        Dzikrullah kepada Allah adalah ibadah yang ringan dan mudah untuk dilakukan. Akan tetapi di dalamnya tersimpan hikmah dan pahala yang besar dan berlipat ganda yang lebih baik dan lebih utama nilai kebajikannya dibandingkan dengan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Selain itu, dzikir juga merupakan ibadah yang sangat disukai dan digemari Allah AWT.
 Rosulullah saw bersabda : “tidakkah kalian ingin aku ceritakan tentang amal amal kalian yang paling baik, yang paling suci menurut raja kalian, yang akan meluhurkan derajat kalian, yang lebih baik daripada kalian menyambut musuh, lalu kalian memenggal leher mereka dan mereka memenggal leher kalian? Mereka menjawab , baiklah ya Rosulullah, Rosulullah bersabda :Dzikir kepada Allah”.[16]
       Dengan demikian, dzikrullah adalah perintah Allah yang menjadi sumber datangnya segala kebajikan dan keselamatan bagi kehidupan di dunia dan akhirat. Sebaliknya , lalai dari mengingat Allah merupakan sumber datngnya bencana dan petaka dalam kehidupan di dunia dan akhirat apabila kita melupakan Allah maka Allah akan melupakan kita., menyebabkan kita lupa akan  diri sendiri, dan lupa akan segala potensi kebaikan yang kita miliki.
      Demikian ini adalah sebagian diantara manfaat yang dapat dipetik dengan mengingat Allah dan tentunya masih banyak lagi sehingga teramat sauang apabila ditinggalkan.
2.2 Etika dalam berdzikir
     Agar kita benar benar dapat  memetik segala manfaat yang tersimpan di dalam aktifitas dzikrullah ini, sudah tentu dzikir tersebut harus dilakukan dengan mengikuti tuntunan dan bimbingan yang telah Allah dan RosulNya ajarkan, di antara adab dan etika yang harus diperhatikan dan diterapkan dalam mengingat Allah ialah sebagai berikut.
1.Niat Ikhlas dalam Berszikir
Anilai dan kualitas amal perbuatan seseorang di hadapan Allah sangat tergantung pada niat kita dalam mengerjakannya. Artinya, niat dalam beramal merupakan penentu keberhasilan seseorang. Oleh karena itu, setiap amal dan perbuatan yang dilakukan seseorang sangat tergantung dari apa yang menjadi niatnya dan ia akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkan.
          Rosulullah saw bersabda :
انما الاعمال باالنيات و انما لكل امرئ مانوى                                                                                        
           Segala amal yang dilakukan seseorang sangat tergantung dari niatnya, dan balasan bagi setiap amal manusia adalah sesuai dengan apa uang diniatkan.[17] 
 hal itu kita lakukan atas dasar niat ikhlas karena Allah SWT, bukan karena penyebab atau keinginan lain.
          Abul Qosim Al Qusyairi berkata :”ikhlas ialah mengarahkan ketaatan dengan niat kepada Allah, yaitu menginginkan agar semua ketaatannya menjadi pendekatan dirinya kepada Allah tanpa sedikitpun keinginan keinginan lain untuk makhluk. Apalagi keinginan untuk dipuji oleh manusia atau suka diketahui amalnya, atau segla yang lain disamping niat taqorrub kepada Allah SWT.
          Al Fudhail bin ‘Iyad berkata : “Beramal karena ingin dilihat orang adalah syirik, meninggalkan amal karena takut dilihat orang adalah riya’. Adapun ikhlas adalah terjaganya kamu dari kedia hal tersebut”.
2.Suci dari Hadas dan Najis dalam Berdzikir
Ketika berdzikir, pada saat itu kita sebut, kita panggil, kita ingat dan yang kita hadirkan ke dalam hati dan pikiran adalah Allah, Tuhan uang Maha Tinggi, Penguasa Tunggal semesta alam sehingga sudah selayaknya apabila hal itu dilakukan dalam keadaan yang suci dan bersih dari hadas dan najis.
          Oleh karena itu, Islam mengajarkan umatnya untuk bersuci terlebih dahulu, yaitu dalam keadaan berwudlu’ sebelum berdzikir kepada Allah. Hal tersebut lebih mencerminkan sikap hormat dan tunduk kita terhadap Allah, yang juga akan sangat membantu kita untuk lebih khusyu’ dan berkonsentrasi dalam mengingat Allah SWT. Meskipun demikian, tidak berarti kita dicegah mengingat Allah apabila tidak memiliki wudlu’ , hanya saja suci dan bersih ketika berdzikir adalah lebih baik dan lebih utama.
           Selain dianjurkan dalam keadaan suci dari hadas dan najis, umat islam juga dianjurkan untuk mensucikan hati dan jiwanya dari segala kotoran dan dosa yang pernah dilakukan sebelum memulai berdzikir. Adapun caranya, yaitu dengan memohon ampunan kepada Allah yang kemudian  dilanjutkan dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah atas segala nikmat dan karunia yang telah dianugerahkan Allah.
3.Berdzikir hendaklah dilakukan pada tempat yang bersih
Sebagai perbuatan yang utama dan istimewa, berdzikir hendaklah dilakukan pada tempat yang baik, yaitu tempat yang layak dan pantas untuk mengagungkan dan menyebut asma asma Allah didalamnya, seperti masjid, musholla dan tempat yang mulia lainnya. Oleh karena itu seorang muslim dicegah berdzikir di tempat tempat yang kotor dan penuh najis, seperti di dalam kamar mandi, toilet(wc) dan yang sejenisnya karena seungguhnya asma asma Allah yang agung tidaklah layak disebut atau diucapkan di tempat tempat yang kotor dan penuh najis.
4.Sopan dan Takzim dalam berdzikir
Pada saat berdzikir, uang kita sebut dan kita ingat adalah Allah Tuhan semesta alam, Tuhan yang Suci, dan Tuhan yang Maha Perkasa. Oleh karena itu dzikrullah haruslah dilakukan dengan cara yang bai, sopan dan takzim, sebagaimana layaknya seorang hamba yang menghadap dan mengharap cinta kasih Tuhannya.
          Sopan dan takzim dalam berdzikir, artinya kita benar benar menghadirkan keagungan Allah ke dalam hati dan jiwa. Dzikir dengan serius dan sungguh sungguh, penuh konsentrasi , serta dengan persiapan yang matang sehingga yang ada dalam hati dan pikiran hanyalah Allah SWT yang kita agungkan, uang kita muliakan, dan yang kita puja. Saat itu yang kita sucikan adalah DzatNya, uang diharap adalah keridhoanNya, yang ditakuti tiada lain hanyalah Dia, yang dinantikan adalah curahan Rahmat serta kasi sayangNya dan perolongan serta perlindunganNya yang senantiasa kita harapakan.
5.Serius dan sungguh sungguh dalam berdzikir
Termasuk tuntunan Islam dalam berdzikir yang harus diperhatikan ialah berdzikir dengan serius dan sungguh sungguh. Kita dilarang berdzikir kepada Allah sambil main main , diiringi dengan senda gurau ataupun dengan melakukan perbuatan yang tidak berfaedahyang dapat mengurangi kekhusyukan kita dalam mengingat Allah.
          Bersungguh sungguh dalam berdzikir kepada Allah merupakan kunci keberhasilan dzikir kita. Dzikir tidaklah mungkin dapat berhasil dengan baik,[18]membri kesan dan dampak yang positif  bagi kita, jika hal itu dilakukan dengan sikap meremehkan dan dilakukan dengan tanpa konsentrasi, tanpa mengikuti tuntunan yang telah diajarkan Allah dan RosulNya. Selain itu berdzikir dengan sikap meremehkan atau sambil bersenda gurau juga merupakan perbuatan tercela dan tidak mencerminkan rasa hormat dan takzim kita terhadap Allah SWT. 
6.Khusyuk dan konsentrasi dalam berdzikir
Khusyuk dalam berdzikir merupakan syarat penting bagi kesuksesan dan keberhasilan dzikir. Khusyuk dapat dimaknai dengan menyengaja, ikhlas, dengan menghadirkan hati dan kesadaran serta pengretian segala ucapan dan sikap lahir. Artinya , dalam berdzikir hendaklah kita benar benar berupaya untuk menghadirkan Allah ke dalam kalbu, meresapi makna dan bacaan dzikir , serta men-tadabbur-kan bacaan tersebut ke dalam hati. Dengan demikian, apa yang kita baca akan membekas, mencerahkan hati dan pikiran, serta melahirkan pengaruh yang positif bagi hidup dan kehidupan kita. Dengan kekhusyukan, dzikir dapat membekas hati kita ke dalam Susana taqarub ilallah, yaitu pendekatan diri kepada Allah.
7.Merendahkan suara dalam berdzikir
Dzikir adalah aktifitas mengingat Allah yang Maha Mendengar. Oleh karena itu , Rosulullah SAW mengajarkan kita untuk merendahkan diri dan merendahkan suara dalam berdzikir. Hal ini selain menggambarkan rasa hormat dan tunduk kita terhadap Allah SWT, juga akan sangat membantu kita untuk lebih dapat berkonsentrasi dan meresapi makna bacaan dzikir yang kita ucapkan.
Selain itu, seseorang yang berdzikir pada hakikatnya ia sedang menghadirkan Allah, menyebut dan mengagungkan namaNya. Pada saat itu meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang teramat dekat, lebih dekat dari urat nadi, sehingga meskipun merendahkan suara dan suara yang lembut atau bahkan hanya dengan hati, Allah pasti mendengar dan mengetahuinya.
Abu Musa RA berkata : “ketika saya dan beberapa orang sahabat yang lainnya berada dalam satu perjalanan bersama Rosulullah SAW, para sahabat bertakbir dengan suara yang cukup kuat ( keras), lalu Rosulullah SAW mengingat para sahabat agar tidak terlalu kersa dalam berdo’a dan menyebut asma Allah SWT. Beliau bersabda : “ Wahai umatku! Pertahankanlah suara kamu. Sesungguhnya kamu bukannya berdo’a kepada mereka yang buta ataupun ghaib , tetapi kamu sedang berdo’a kepada yang Maha Mendengar lagi Maha dekat dan Dia bersama kamu. “(HR. al bukhori dan muslim).
Hadist di atas mengajarkan kita untuk berdzikir dan berdo’a kepada Allah dengan suara yang rendah, yaitu tidak terlalu keras. Hal tersebut karena Tuhan yang kita sebut teramat dekat, Allah adalah Tuhan yang Maha Mendengar yang Zhahir dan yang Batin, Allah bukanlah Tuhan yang bisu atau tuli sehingga cukup bagi kita menyebut namaNya dengan suara yang pelan , lembut dan halus, atau bahkan dengan bisikan hati, Allah pasti mengetahui dan mendengar apa yang kita ucapkan. Demikianlah petunjuk Allah dalam mengingatnya. Firman Allah SWT.
205. Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai. (QS Al-A’raf : 205).
8.Optimis dalam berdzikir
Dalam berdzikir seseorang harus memiliki keyakinan dan rasa optimis jika menginginkan dzikir dapat berhasil dengan baik. Artinya, amal perbuatan yang dilakukan seseorang akan diterima Allah sehingga dapat memetik segala manfaat yang tersimpan di dalamnya. Perasaan yakin dan rasa optimis apabila dzikir akan diterima Allah dan dapat memetik segala fadhilah yang tersimpan di dalamnya merupakan satu bagian dari adab dalam berdzikir, yang akan menentukan kualitas dan nilai dzikir. Sebaliknya , kerguan atau tidak yakin akan keberhasilan dzikir yang dilakukan, selain akan sangat berpengaruh terhadap kesungguhan dan konsentrasi dzikir juga dapat menjadikan dzikir tersebut tidak berhasil sebagaimana yang diharapakn. Jadi, dalam berdzikir hendaklah kita yakin dan optimis jika dzikir kita akn berhasil dengan baik dan diterima Allah, dan hindarkan sikap pesimis.
9.Usahakan dzkir sanbil manangis
Islam memberikan tuntunan agar dzikir dilakukan dengan sungguh-sungguh meresapi makna yang terkandung dalam bacaan dzikir sehingga apa yang dibaca membekas di dalam kalbu dan menjadikan kita menangis karenaNya. Nangis pada saat mengingat keagungan dan kemaha besaran Allah adalah perbuatan yang dianjurkan, dan demikian pulalah yang telah di contohkan dan diajarkan rosullah SAW.
            Abdullah bin mas’ud ra menceritakan, Rosulullah SAW bersabda kepadaku: “Bacakan Alquran kepadaku”. Aku bertanya: “ Wahai Rasulullah, adakah aku harus membacakan Alquran kepadamu, sedangkan alquran itu diturunkan kepadamu!” Rasulullah SAW Bersabda: “Sesungguhnya aku suka mendengarnya dari orang lain.” Lantas aku membca surat An-Nisa’ sehingga aku sampai pada ayat; (artinya) “Dan kami datangkan kamu(wahai muhammad)nuntuk menjadi saksi terhadap mereka (umatmu).” Kemudian aku mengangkatkann kepalaku atau secara tiba-tiba seseorang berada di sampingku, ketika itu aku mengangkatkan kepala dan aku melihat beliau mengalirkan air matanya.
            Menangis ketika mengingat Allah adalah ciri orang yang mendapat petunjuk (hidayah) dari Allah. Ia sadar bahwa dirinya hanyalah hamba Allah yang memiliki berbagai kekurangan, hamba yang tidak mampu melepaskan diri dari salah dan dosa, dari kesadaran ini, lahirlah perasaan takut terhadap murka Allah, melahirkan harapan yang besar akan karunia dan pahala Allah.
            Lebih dari itu, dzikir sambil menangis karena tertinggal segala kesalahan dan dosa yang telah diperbuat, teringat kedurhakaan dan kemaksiatan yang pernah dilakukan adalah wujud nyata bahwa kita telah bisa khusyuk dalam berdzikir.
Allah SWT berfirman: 
90. Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas[970]. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada kami.

[970] Maksudnya: mengharap agar dikabulkan Allah doanya dan khawatir akan azabnya.
10. Dzikir Sambil Duduk atau berbaring
Berdzikir merupakan amalan sunnah yang mudah dan ringan. Berdzikir boleh dilakukan kapan pun, di mana pun dan dalam keadaan bagaimana pun[19]. Berdzikir bias dilakukan sambil berdiri, sambil duduk dan bias pula sambil berbaring.
            Firman Allah SWT:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, maha suci engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS.Al Imran: 190-191)
Meskipun berdzikir dilakukan dengan berjalan atau sambil berbaring, tetapi berdzikir dengan duduk sopan menghadap kiblat adalah lebih baik dan lebih afdhal atau lebih utama. Karena yang demikian itu akan sangat membantu kita untuk lebih khusyuk dalam mengingat Allah. Akan tetapi, jika dengan duduk mantap menghadap kiblat akan menyulitkan atau tidak memungkinkan untuk dilakukan maka berdzikir dengan berdiri, berbaring, bersandar, berjalan maupun sambil melakukan aktivitas tertentu(di sela-sela aktivitas) bukanlah perbuatan yang dilarang. Inti dari berdzikir adalah mengingat Allah, agar hati selalu tertuju kepada Allah sehingga kita merasa bahwa segala aktivitas kita senantiasa dilihat dan diawasi Allah SWT.
11. Menghadiri Majelis-Majelis Dzikir
Di dalam dzikir tersimpan berbagai hikmah dan fadhilah yang tidak terdapat dalam ibadah-ibadah lainnya. Oleh karena itu, Rasulullah SAW sangat menganjurkan kita untuk banyak-banyak mengingat Allah, dan senantiasa mengikuti atau menghadiri majelis-majelis dzikir karena majelis dzikir adalah sebaik-baiknya majelis, yang di dalamnya tersimpan fadhilah yang besar.
            Rasulullah SAW bersabda: “jika kalian melewati kebun-kebun surga maka nikmatilah oleh kalian. Para sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah kebun surge itu?’ Rasulullah bersabda:’yaitu majelis-majelis dzikir, karena Allah memiliki malaikat-malaikat yang selalu mencari majelis-majelis dzikir. Apabila mereka menemukannya maka mereka akan duduk bersama-bersama orang yang berdzikir itu.”
            Dalam hadist lain juga diungkapkan bahwa pada suatu ketika Rasulullah SAW keluar dari rumahnya menuju sebuah majelis tempat berkumpul para sahabat, lalu beliau bersabda: “mengapa kalian duduk-duduk bersama di sini?” mereka (para sahabat) menjawab:”kami disini bertahmid atas hidayah dan nikmat yang telah diberikan Nya kepada kami sehingga kami memeluk agama islam.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Demi Allah, apakah benar kalian duduk di sini hanya karena itu? Aku tidak minta kalian bersumpah, tetapi jibril telah dating kepadaku dan memberitahukan bahwa Allah telah membanggakan kalian di hadapan para malaikat.”[20]
            Majelis dzikir merupakan majelis yang mulia. Majelis tersebut akan dihadiri para malaikat, dirahmati Allah, dan ketentraman turun kepada semua orang yang berada di dalamnya. Bahkan nama-nama mereka yang berada di dalam majelis akan disebut satu persatu oleh Allah dihadapan para malaikat yang berada di sisi-Nya. Oleh karena itu, sungguh teramat sayang dan rugi jika seseorang enggan untuk mengikuti majelis-majelis dzikir. Mengikuti majelis-majelis dzikir akan sangat banyak faedahnya bagi para pengikutnya karena bias menambah ketentraman hati di dalam mengingat Allah.
12. Tidak Mencampuradukkan dengan Kesyirikan Saat Berdzikir
Termasuk tuntunan yang betul-betul harus diperhatikan ialah membersihkan niat kepada selain Allah, misalnya keinginan untuk memperoleh sanjungan, pujian, atau penghargaan dari orang lain, dan motif-motif lain yang ditujukan bukan kepada Allah SWT karena hal ini merupakan syarat bagi keberhasilan dzikir.
            Dzikir yang dilakukan dengan niat dan keinginan kepada selain Allah, maka sesungguhnya kita telah menghina dan merendahkan Allah. Hal tersebut adalah perbuatan sangat tercela dan dilarang keras dalam ajaran agama islam.
            Firman Allah SWT:
tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä óOs9ur (#þqÝ¡Î6ù=tƒ OßguZ»yJƒÎ) AOù=ÝàÎ/ y7Í´¯»s9'ré& ãNßgs9 ß`øBF{$# Nèdur tbrßtGôgB ÇÑËÈ  
82. Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Lebih dari itu, berdzikir dengan niat bukanbukan karena Allah adalah dosa besar dan perbuatan yang dapat menghilangkan pahala dzikir. Oleh karena itu, dzikir yang kita lakukan harus dilandasi dengan niat yang tulus dan ikhlas untuk mengharapkan keridhaan Allah semata.                         

Dzikir merupakan pembersih hati dan pengasah hati ,serta obat dan penangkal jika hati terkena penyakit . jika hati semakin tenggelam dalam dzikrullah , cinta kepada-Nya semakin terpupuk hingga menambah kerinduan kepada zat yang diingatnya.
Dari segi ubudiah,adalah ibadah hati yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu , sepanjang jasad hamba masih menyatu dengan rohnya . dengan dzikir hati akan bercahaya, pendengaran menjadi terang , sesuatu yang gelap menjadi terang.
2.3 BEBERAPA DIANTARA HIKMAH BERDZIKIR
1.      Zikirmerupakanperhiasanhati ,seandainyahatitanpadzikir ,hatiakansepidanmenyeramkanbagaikankuburan. Karenaitusetansenangtinggaldi  hati  yang demikian.
2.      Zikirmerupakansenjatauntukmenghadapidanmelawanmusuhbaik yang berwujudmaupuntidak, yang memilikikekuatan yang sangatdahsyat.
3.      Zikirmerupakan air minumpelepasdahagaketikamusafirberada di perjalanan yang sangatjauh , sangatmelelahkan, danpenuhbahaya.jikahatitidakmendapatzikir,makahatimenjadikeringdankeriputsertalumpuhhinggaakhirnyaakanmati.bagaikantanaman yang tidakmendapatkan air .
4.      Zikirmerupakansenjataperedamdanpenawarsetiapmusibahsehinggasetiapmusibah yang dikehendaki Allah untukhamba-Nyaakandirasaringanolehnya.
5.      Zikirmerupakankendaraanhatimenujutaman-tamansurga,tamansurgaduniadantamansurga di sisi-Nya.
6.      Zikirmerupakan media penghubunghatidengan Allah sehinggahati yang didalamnyakekaldengandzikrullah, akanselalubersamaAllah dimanapuniaberada.
7.      Zikirmerupakanmakananobatdan vitamin , jikahatisenantiasaberdzikirkepada Allah , iaakanterbebasdaripenyakithati,sertahatimenjadisehatsehinggamampumelaksanakantugasutamahati, antara lain menguasaiilmusyariat ,memperolehhikmah,danbermahabbahkepada Allah.
8.      Zikirmerupakanpengantarhatimenujukeindahansehinggahatiakanmendudukisinggasanakeharmonisandalamber-hablunminallah da hablunminan-nas.
9.      ZikirmerupakananakkuncipembukapintukeridhaanAllah .Denganituhatiakanleluasamemasukisinggasanakedekatandengan Allah azzawajalla.
10.  Zikirmerupakananakkuncipintusyurgasehingga orang yang ketikasakaratulmaut ,laludiakhirucapannya, iaucapkandzikrullahiaakanmasuksyurga.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dzikir atau dzikrullah  secara etimologi dapat diartikan sebagai aktifitas untuk mengingat Allah. Adapun menurut istilah fiqh , dzikrullah sering dimaknai sebagai amal qouliyah melalui bacaan bacaan tertentu. Pada dasarnya dzikir memiliki cakupan makna yang sangat luas karena setiap amalan baik yang dilakukan karena Allah merupakan bagian dari berdzikir kepadaNya. Akan tetapi , yang dimaksud berdzikir disini ialah dzikir dalam lingkup yang lebih dipersempit, yaitu dzikrullah yang dilakukan dengan membaca bacaan bacaan sebagaimana telah diajarkan Rosulullah saw. Misalnya membaca lafal Al baqiyyatus Shalihat , Istighfar , basmalah Isti’azah atau ta’awudz , Hasbalah, menyebut asma asma Allah yang indah , berdo’a , atau dengan mumbaca dan merenungkan ayat ayat Allah.
Dzikrullah kepada Allah adalah ibadah yang ringan dan mudah untuk dilakukan. Akan tetapi di dalamnya tersimpan hikmah dan pahala yang besar dan berlipat ganda yang lebih baik dan lebih utama nilai kebajikannya dibandingkan dengan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Selain itu, dzikir juga merupakan ibadah yang sangat disukai dan digemari Allah SWT.
 Rosulullah saw bersabda : “tidakkah kalian ingin aku ceritakan tentang amal amal kalian yang paling baik, yang paling suci menurut raja kalian, yang akan meluhurkan derajat kalian, yang lebih baik daripada kalian menyambut musuh, lalu kalian memenggal leher mereka dan mereka memenggal leher kalian? Mereka menjawab , baiklah ya Rosulullah, Rosulullah bersabda :Dzikir kepada Allah”.

DAFTAR PUSTAKA

 Abi ABdillah Muhammad bin Ismail Al Bukhori. Matan Al Bukhori juz 1, 2, 3, 4. Semarang. Toha Putra.
Abdurrahman Al Jaziri. 1994. Al Fiqih Ala Al madzahib Al Arba’ah. Jus 1. Istanbul: hakikat Kitabevi.
Abu Anas Ali bin Husain Abu Luz. Tt. 70 fatwa tentang Al Qur’an ( Terjemah dari 70 fatwa fii ihtiromil Qur’an ). Jakarta : Darul Haq.
Ahmad Sunarto.2000. Himpunan Hadist Kudsi. Cetakan 1. Jakarta : Setia Kawan.
Al Bayan. 1996. Hadist riwayat Bukhori dan Muslim. Keluaran pertama. Hak cipta Sakhr..  





              



[1] Lihat Samsul Munir Amin dan Haryanto Al fandi, Energi Dzikir, Jakarta : Amzah 2008
[2] Subhanallahi walhamdulillahi wa la ilaha illahu wallahu Akbar wa la haula wa la quwwata illa billahil aliyyil adzim.
[3] Astaghfirullahal’adzim.
[4] Bizmillahirrohmanieeohim.

[5] Audzubillahi minasssyaithonorrojim.
[6] Hasbunallah wa ni’mal wakil
[7] Al asmaul Husna
[8] Dengan doa doa yang berasal dari Rosulullah
[9] Baik ayat qouliyah yaitu Al Qupan al karim maupun ayat ayat kauniyah yang berwujud alam semesta.
[10] Dalam Al fath Al jadid, syarah At targhib wa At tarhib.
[11] Firman Allah SWT “ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram”. (QS Ar ra’d:28)
[12] Firman Allah “laki laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahal yang besar. (QS Al ahzab :35)
[13] Firman Allah “karena itu, ingatlah kamu kepada Ku, niscaya Aku ingat kepadamu (dengan memberikan rahmat dan pengampunan)” (QS Al baqoroh : 152)
[14] Firman Allah “Dan sebutlah nama Allah sebanyak banyaknya agar kamu beruntung”. (QS Al anfal : 45)
[15] Firman Allah “sesungguhnya orang orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka neyebut nama Allah , kecuali sedikit sekali”. (QS An nisa’: 142)
[16] HR Atirmidzi dan Ibnu Majjah bersumber dari Abu Darda.
[17] HR Al bukhori dan Muslim bersumber dari Umar.
[18] Memperoleh pahala yang sempurna dari Allah SWT
[19] Dengan pengecualian yang  terbatas, misalnya ketika kita sedang berada di kamar mandi, toilet, sedang berhubungan suami istri dan sebagainya.
[20] HR.Muslim bersumber dari Muawiyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar