BAB II
A.
Pengertian
Islam
Din al-islam,
sering diterjemahkan sebagai “agama islam”. Menerjemahkan “din” dengan “agama”
sebenarnya kurang tepat jika tidak dikatakan salah, mengingat bahwa secara
historis istilah “agama” melekat pada ajaran Hindu dan Budha. Sebenarnya tidak
ada kata atau istilah dalam bahasa Indonesia yang bisa mencakup makna dalam
istilah “din”. Akan tetapi sebagai sebuah istilah teknis, maka penerjemahan
“din” dengan “agama” tidak selamanya salah, mengingat bahwa sebelum masyarakat
Nusantara mengenal istilah”din al-islam”, mereka telah lebih dahulu mengenal
Hindu dan Budha sebagai sebuah agama. Jadi, ketika ada ajaran ritual baru “din
al-islam” yang di kenalkan kepada mereka, maka mereka menyebutnya sebagai
agama.
Nama agama
biasanya di nisbahkan kepada nama pendiri agama tersebut, atau kepada suku
bangsa tempat agama tersebut lahir. Akan tetapi, agama nama islam diambil dari
hakikat atau substansi ajaran yang terkandung di dalamnya. Jika agama-agama
yang lain namanya baru ada setelah pembawa ajarannya telah tiada, maka nama
“islam” sudah ada sejak kelahirannya. Uniknya, Allah sendiri yang memberikan
nama risalah yang di bawakan Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana firman Allah SWT
berikut :
Artinya: Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah
Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah
datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara
mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah
sangat cepat hisab-Nya. (QS Ali ‘Imran[3]:19)
Oleh karena
itu, penyebutan orang-orang barat terhadap orang islam sebagai Moehamedanisem
dan Moehamadan, bukan saja tidak tepat tetapi salah secara prinsipil.
Istilah ini mengandung arti islam adalah paham Muhammad atau pemujaan terhadap
Muhammad, sebagaimana perkataan Kristen dan kekristenan yang mengandung arti
pemujaan terhadap kristus.
Secara generic
kata islam berasal dari bahasa arab terambil dari kata “salima” yang
berarti selamat sentosa. Dri kata ini di bentuk kata “aslama” yang
berarti “menyerah, tunduk, patuh, dan taat.” Kata “aslama” menjadi pokok
islam, mengandung segala arti yang tergantung arti pokoknya, sebab itu orang
yang melakukan “aslama” atau masuk islam di namakan muslim. Berarti
orang itu telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, dan patut kepada
Allah SWT. Dengan melakukan aslama maka orang terjamin keselamatannya di
dunia dan akhirat. Selanjutnya dari kata ‘‘salima” juga terbentuk kata “silmun”
dan “salamun” yang berarti damai. Maka islam di pahami sebagai
ajaran yang cinta damai. Karenanya seorang yang menyatakan dirinya muslim
haruslah damai dengan Allah dan dengan sesama manusia.
Meskipun islam
secara bahasa adalah aktivitas penyerahan diri kepada tuhan, tetapi islam
disini juga nama agama. Maka, pada din al-islam inilah terdapat titik
pertemuan antara musamma (hakikat) penyerahan diri, dan ism (nama)
yang diberikan.
Hikmah penamaan
islam itu pula, karena bentuk dan cara penyerahan yang diatur oleh agama ini
bersesuaian dan bertepatan denga hakikat tauhid yang sebenarnya, yaitu yang
hanya bisa diambil dari wahyu, bukan dari tradisi kesuku-bangsaan atau
kebudayaan tertentu, ataupun dari percampuran antara tradisi kesuku-bangsaan
dan kebudayaan tertentu di satu sisi dengan kitab sucinya disisi yang lain,
atau bukan pula hasil dari spekulasi filsafat dan bantuan penemuan ilmu
pengetahuan. Cara penyerahan yang benar dan sesuai tauhid inilah yang menjadi
hikmah penamaan islam itu sendiri.
Islam bukanlah
semata-mata kata benda yang menunjukan ‘penyerahan diri’ tetapi, juga nama
agama tertentu yang menunjukkan penyerahan diri yang sebenarnya, dan sekaligus
definisi agama itu sendiri yaitu penyerahan diri pada tuhan. Semuanya itu
serasi dalam perkataan “islam”.
Islam merupakan
agama semua Nabi dan Rasul beserta pengikut mereka. Lebih jelas dan detailnya
bisa disebutkan berikit ini :
1.
Islam
adalah agama Nuh a.s. seperti di jelaskan ayat :
71.
dan bacakanIah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu Dia berkata kepada
kaumnya: "Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan
peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, Maka kepada Allah-lah aku
bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah)
sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). kemudian janganlah keputusanmu itu
dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi
tangguh kepadaku.
72.
jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun dari
padamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya
aku Termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya)". (QS
Yunus [10]: 71-72)
2.
Islam
adalah agama Nabi Ibrahim a.s. dan anak cucunya (Isma’il, Ishaq, Ya’qub)
seperti dijelaskan ayat :
131.
ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim
menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".
132.
dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula
Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah
memilih agama ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama
Islam".
133.
Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia
berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?"
mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu,
Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk
patuh kepada-Nya".(QS Al-Baqarah [2]: 131-133)
Dan
dalam ayat lain :
67. Ibrahim bukan seorang
Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi Dia adalah seorang yang
lurus[201] lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah Dia
Termasuk golongan orang-orang musyrik.(QS Ali ‘Imran [3]: 67)
[201]
Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.
3.
Islam
adalah agama Nabi Yusuf a.s. seperti di jelaskan ayat :
101. Ya Tuhanku,
Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan
telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (ya Tuhan) Pencipta langit
dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam
Keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.(QS Yusuf
[12]:101)
4.
Islam
agama Nabi Musa a.s. dan kaumnya seperti di jelaskan ayat :
84.
berkata Musa: "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, Maka
bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah
diri."(QS Yunus [10]: 84)
Dan
dalam ayat lain yang mengisahkan doa para tukang sihir (penentang Nabi Musa
a.s.) yang telah bertaubat:
126.
dan kamu tidak menyalahkan Kami, melainkan karena Kami telah beriman kepada
ayat-ayat Tuhan Kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami". (mereka
berdoa): "Ya Tuhan Kami, Limpahkanlah kesabaran kepada Kami dan
wafatkanlah Kami dalam Keadaan berserah diri (kepada-Mu)".(QS Al-A’raf
[7]:126)
5.
Islam adalah agama Nabi Sulaiman a.s. dan
kaumnya seperti di jelaskan ayat berikut yang mengisahkan Bilqis, Ratu Saba’ :
44.
dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala Dia
melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya
kedua betisnya. berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin
terbuat dari kaca". berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku
telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman
kepada Allah, Tuhan semesta alam".(QS An-Naml [27]: 44)
6.
Islam
adalah agama Nabi-nabi Bani Isra’il seperti dijelaskan ayat :
44. Sesungguhnya Kami
telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang
menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi
yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan
pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab
Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu janganlah kamu takut
kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar
ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan
menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang
kafir.(QS Al-Maidah [5]: 44)
Dan
dalam ayat lain :
52. Maka tatkala Isa
mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang
akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para
hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong
(agama) Allah, Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa Sesungguhnya
Kami adalah orang-orang yang berserah diri.(QS Ali ‘Imran [3]: 52)
Dan
juga dalam ayat lain :
111. dan (ingatlah),
ketika aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: "Berimanlah kamu
kepada-Ku dan kepada rasul-Ku". mereka menjawab: Kami telah beriman dan
saksikanlah (wahai Rasul) bahwa Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang patuh
(kepada seruanmu)".(QS Al-Maidah [5]: 111)
7.
Islam adalah agama Nabi Muhammad Saw. Seperti
dijelaskan ayat:
14. Katakanlah:
"Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan
langit dan bumi, Padahal Dia memberi Makan dan tidak memberi makan?"
Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang
pertama kali menyerah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk
golongan orang musyrik."(QS Al-An’am [6]: 14)
Dan
dalam ayat lain :
162.
Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam.
163.
tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku
adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".(QS
Al-An’am [6]: 162-163)
Jadi jelas sekali, ayat-ayat di atas
secara eksplisit menegaskan semua agama Nabi dan Rasul sama yakni agama Islam.
B.
Karakteristik
Islam
1.
Karakteristik
Umum
a.
Islam
sebagai agama prophetic, revealed of religion, mission religion, agama
wahyu, agama samawi, merupakan konstinuitas, penyempurnaan, dan penutup risalah
para Nabi.
b.
Islam
sebagai sebuah din dan tamaddun sekaligus bersifat eternal,
universal, mencakup semua sendi kehidupan manusia baik dimendi vertical maupun
horizontal.
c.
Islam
adalah agama yang mengakui adanya pluralitas, keanekaragaman keyakinan,
kepercayaan, agama, manusia. Sehingga Islam mengakui eksistensi agama lain.
Akan tetapi, Islam menolak paham pluralisme yang menganggap bahwa di dalam
pluralitas agama terdapat hakikat yang sama, yakni sama-sama pasrah, patuh, dan
tunduk sepenuhnya kepada Tuhan. Pluralisme adalah paham yang mengajarkan adanya
kesadaran akan satu tuhan, banyak jalan. Untuk menuju pada Tuhan yang satu,
terdapat berbagai jalan. Islam melihat bahwa pasrah dan tunduk kepada Tuhan
harus melalui cara yang ditentukan oleh Allah, yang dalam hal ini telah
terangkum dalam din al-Islam. Segala bentuk kepatuhan kepada Tuhan, yang
tidak sesuai dengan cara-cara dalam islam merupakan sebuah jalan yang sesat.
d.
Islam
merupakan agama yang terbuka, bisa dikaji dari berbagai keilmuan. Sehingga bagi
umat Islam Al-Qur’an yang merupakan sumber utama ajaran Islam, merupakan sebuah
grand teori, dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
2.
Karakteristik
Khusus
a.
Bidang
Akidah
1)
Akidah Islam adalah aqidah tauqifiyah,
artinya adalah akidah islam di jelaskan secara terperinci. Mana
perbuatan-perbuatan yang masuk dalam kategori tauhid dan syirik disebutkan
secara jelas, tanpa ada sedikit pun yang tercecer. Hal ini di sebabkan bahwa
akidah merupakan bagian yang terpenting dalam ajaran Islam.
2)
Akidah
Islam adalah aqidah ghaibiyyah, artinya ajarannya berpangkal dari
keyakinan dan kepercayaan terhadap adanya yang ghaib, Allah, Malaikat, dan hari
Akhir. Walaupun demikian, bukan berarti bahwa ajaran islam tidak bisa di cerna
oleh akal dan pancaindra.
3)
Akidah
Islam adalah aqidah syumuliyyah, artinya di dalam ajarannya terdapat
integritas antara dimensi substansi dan aplikasi, teori dan praktik, ilmu,
iman, dan amal. Di samping itu, akidah memiliki persepsi yang integral tentang
masalah-masalah kemanusiaan universal, seperti Tuhan, manusia, dan alam.
b.
Bidang
Ibadah dan Muamalah
1)
Islam
tidak mengenal konsep dikotomis tentang ibadah. Ibadah dalam Islam meliput
semua segi kehidupan manusia, yang di bagi menjadi dua, yakni ibadah mahdhah
dan ibadah ghoiru mahdhah. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang jenis dan
tata cara pelaksanaannya telah di tentukan oleh Allah dan Rasul-Nya, seperti
shalat, puasa, zakat, haji, dan lain-lain. Sedangkan ibadah ghoiru mahdhah
adalah mencakup semua aspek kehidupan manusia, seperti sosial, ekonomi,
politik, ilmu pengetahuan dan teknik, seni, dan filsafat. Semua itu dapat
bernilai ibadah apabila dalam pelaksanaannya, diniati karena Allah,
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, dan tidak
meninggalkan ibadah mahdhah.
2)
Islam
memandang, ibadah merupakan konsekuensi tauhid, sehingga ibadah harus merupakan
realisasi dari ketauhidan seseorang. Orang yang menyatakan bahwa Tuhan yang
menciptakan dan memelihara alam semesta adalah Allah, konsekuensinya ia harus
beribadah hanya kepada Allah. Maka didalam Islam tauhid di bagi menjadi dua,
yaitu tauhid teoretis (tauhid rububiyyah) dan tauhid praktis (tauhid uluhiyah).
Tauhid teoretis tidak ada maknanya sama sekali tanpa diikuti oleh tauhid
praktis. Orang yang percaya bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang
menciptakan alam semesta beserta segala isinya, tidak aka nada maknanya kalau
dia tidak beribadah.
3)
Konsep
ibadah di dalam Islam bersifat humanism teosentris, artinya semua bentuk
ibadah hanya di tujukan kepada Allah, tetapi manfaat atau hikmahnya untuk
manusia sendiri.
c.
Bidang
Akhlak
1)
Akhlak
islam adalah akhlak rabbaniyyah, artinya ia menjadikan ajaran Tuhan
(Al-Qur’an dan Hadist) sebagai sumber nilai untuk menentukan baik dan buruk.
Ukuran baik dan buruk dalam akhlak Islam bukan berasal dari pemikiran
seseorang, atau adat-istiadat suatu masyarakat, sebagaimana yang menjadi ukuran
baik dan buruk dalam etika seluler, akan tetapi dari Al-Qur’an dan Hadist.
2)
Akhlak
Islam adalah akhlak insane, artinya ajaran-ajaran akhlak Islam sejalan dengan
tuntutan fitrah manusia, meletakkan akal dan naluri sesuai dengan proporsi dan
profesinya masing-masing.
3)
Akhlak
Islam adalah akhlak universal, mencakup semua aspek kehidupan manusia, baik
sebagai makhluk pribadi, sosial, maupun makhluk Tuhan.
4)
Akhlak
Islam adalah akhlak keseimbangan, yakni menghayalkan manusia sebagai malaikat
yang suci dan manusia sebagai binatang (pada sifat keburukannya).
5)
Akhlak
Islam adalah akhlak realistic. Di samping memiliki idealism yang tinggi tetap
memerhatikan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kelemahan, sehingga di
dalam akhlak Islam terdapat rukhsah dan darurat.
6)
Akhlak
Islam menjadikan iman sebagai sumbermotivasi. Artinya segala perbuatan baik
harus di laksanakan atas kesadaran keimanan terhadap Allah Swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar