Senin, 27 Juli 2015

Pengertian Islam

BAB II
A.      Pengertian Islam
Din al-islam, sering diterjemahkan sebagai “agama islam”. Menerjemahkan “din” dengan “agama” sebenarnya kurang tepat jika tidak dikatakan salah, mengingat bahwa secara historis istilah “agama” melekat pada ajaran Hindu dan Budha. Sebenarnya tidak ada kata atau istilah dalam bahasa Indonesia yang bisa mencakup makna dalam istilah “din”. Akan tetapi sebagai sebuah istilah teknis, maka penerjemahan “din” dengan “agama” tidak selamanya salah, mengingat bahwa sebelum masyarakat Nusantara mengenal istilah”din al-islam”, mereka telah lebih dahulu mengenal Hindu dan Budha sebagai sebuah agama. Jadi, ketika ada ajaran ritual baru “din al-islam” yang di kenalkan kepada mereka, maka mereka menyebutnya sebagai agama.
Nama agama biasanya di nisbahkan kepada nama pendiri agama tersebut, atau kepada suku bangsa tempat agama tersebut lahir. Akan tetapi, agama nama islam diambil dari hakikat atau substansi ajaran yang terkandung di dalamnya. Jika agama-agama yang lain namanya baru ada setelah pembawa ajarannya telah tiada, maka nama “islam” sudah ada sejak kelahirannya. Uniknya, Allah sendiri yang memberikan nama risalah yang di bawakan Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana firman Allah SWT berikut :
Artinya: Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (QS Ali ‘Imran[3]:19)
Oleh karena itu, penyebutan orang-orang barat terhadap orang islam sebagai Moehamedanisem dan Moehamadan, bukan saja tidak tepat tetapi salah secara prinsipil. Istilah ini mengandung arti islam adalah paham Muhammad atau pemujaan terhadap Muhammad, sebagaimana perkataan Kristen dan kekristenan yang mengandung arti pemujaan terhadap kristus.
Secara generic kata islam berasal dari bahasa arab terambil dari kata “salima” yang berarti selamat sentosa. Dri kata ini di bentuk kata “aslama” yang berarti “menyerah, tunduk, patuh, dan taat.” Kata “aslama” menjadi pokok islam, mengandung segala arti yang tergantung arti pokoknya, sebab itu orang yang melakukan “aslama” atau masuk islam di namakan muslim. Berarti orang itu telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, dan patut kepada Allah SWT. Dengan melakukan aslama maka orang terjamin keselamatannya di dunia dan akhirat. Selanjutnya dari kata ‘‘salima” juga terbentuk kata “silmun” dan “salamun” yang berarti damai. Maka islam di pahami sebagai ajaran yang cinta damai. Karenanya seorang yang menyatakan dirinya muslim haruslah damai dengan Allah dan dengan sesama manusia.
Meskipun islam secara bahasa adalah aktivitas penyerahan diri kepada tuhan, tetapi islam disini juga nama agama. Maka, pada din al-islam inilah terdapat titik pertemuan antara musamma (hakikat) penyerahan diri, dan ism (nama) yang diberikan.
Hikmah penamaan islam itu pula, karena bentuk dan cara penyerahan yang diatur oleh agama ini bersesuaian dan bertepatan denga hakikat tauhid yang sebenarnya, yaitu yang hanya bisa diambil dari wahyu, bukan dari tradisi kesuku-bangsaan atau kebudayaan tertentu, ataupun dari percampuran antara tradisi kesuku-bangsaan dan kebudayaan tertentu di satu sisi dengan kitab sucinya disisi yang lain, atau bukan pula hasil dari spekulasi filsafat dan bantuan penemuan ilmu pengetahuan. Cara penyerahan yang benar dan sesuai tauhid inilah yang menjadi hikmah penamaan islam itu sendiri.
Islam bukanlah semata-mata kata benda yang menunjukan ‘penyerahan diri’ tetapi, juga nama agama tertentu yang menunjukkan penyerahan diri yang sebenarnya, dan sekaligus definisi agama itu sendiri yaitu penyerahan diri pada tuhan. Semuanya itu serasi dalam perkataan “islam”.
Islam merupakan agama semua Nabi dan Rasul beserta pengikut mereka. Lebih jelas dan detailnya bisa disebutkan berikit ini :
1.        Islam adalah agama Nuh a.s. seperti di jelaskan ayat :
71. dan bacakanIah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu Dia berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, Maka kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku.
72. jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun dari padamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku Termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya)". (QS Yunus [10]: 71-72)
2.        Islam adalah agama Nabi Ibrahim a.s. dan anak cucunya (Isma’il, Ishaq, Ya’qub) seperti dijelaskan ayat :
    
131. ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".
132. dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".
133. Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".(QS Al-Baqarah [2]: 131-133)
Dan dalam ayat lain :  
67. Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi Dia adalah seorang yang lurus[201] lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk golongan orang-orang musyrik.(QS Ali ‘Imran [3]: 67)

[201] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.

3.      Islam adalah agama Nabi Yusuf a.s. seperti di jelaskan ayat :
101. Ya Tuhanku, Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam Keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.(QS Yusuf [12]:101)
4.        Islam agama Nabi Musa a.s. dan kaumnya seperti di jelaskan ayat :
84. berkata Musa: "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, Maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri."(QS Yunus [10]: 84)
Dan dalam ayat lain yang mengisahkan doa para tukang sihir (penentang Nabi Musa a.s.) yang telah bertaubat:
126. dan kamu tidak menyalahkan Kami, melainkan karena Kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan Kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami". (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, Limpahkanlah kesabaran kepada Kami dan wafatkanlah Kami dalam Keadaan berserah diri (kepada-Mu)".(QS Al-A’raf [7]:126)
5.         Islam adalah agama Nabi Sulaiman a.s. dan kaumnya seperti di jelaskan ayat berikut yang mengisahkan Bilqis, Ratu Saba’ :
44. dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala Dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca". berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam".(QS An-Naml [27]: 44)
6.        Islam adalah agama Nabi-nabi Bani Isra’il seperti dijelaskan ayat :  
44. Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.(QS Al-Maidah [5]: 44)
Dan dalam ayat lain :

52. Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang berserah diri.(QS Ali ‘Imran [3]: 52)
Dan juga dalam ayat lain :
111. dan (ingatlah), ketika aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: "Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku". mereka menjawab: Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai Rasul) bahwa Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)".(QS Al-Maidah [5]: 111)
7.         Islam adalah agama Nabi Muhammad Saw. Seperti dijelaskan ayat:
14. Katakanlah: "Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, Padahal Dia memberi Makan dan tidak memberi makan?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali menyerah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang musyrik."(QS Al-An’am [6]: 14)
Dan dalam ayat lain :
162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
163. tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".(QS Al-An’am [6]: 162-163)
          Jadi jelas sekali, ayat-ayat di atas secara eksplisit menegaskan semua agama Nabi dan Rasul sama yakni agama Islam.

B.       Karakteristik Islam
1.        Karakteristik Umum
a.       Islam sebagai agama prophetic, revealed of religion, mission religion, agama wahyu, agama samawi, merupakan konstinuitas, penyempurnaan, dan penutup risalah para Nabi.
b.      Islam sebagai sebuah din dan tamaddun sekaligus bersifat eternal, universal, mencakup semua sendi kehidupan manusia baik dimendi vertical maupun horizontal.
c.       Islam adalah agama yang mengakui adanya pluralitas, keanekaragaman keyakinan, kepercayaan, agama, manusia. Sehingga Islam mengakui eksistensi agama lain. Akan tetapi, Islam menolak paham pluralisme yang menganggap bahwa di dalam pluralitas agama terdapat hakikat yang sama, yakni sama-sama pasrah, patuh, dan tunduk sepenuhnya kepada Tuhan. Pluralisme adalah paham yang mengajarkan adanya kesadaran akan satu tuhan, banyak jalan. Untuk menuju pada Tuhan yang satu, terdapat berbagai jalan. Islam melihat bahwa pasrah dan tunduk kepada Tuhan harus melalui cara yang ditentukan oleh Allah, yang dalam hal ini telah terangkum dalam din al-Islam. Segala bentuk kepatuhan kepada Tuhan, yang tidak sesuai dengan cara-cara dalam islam merupakan sebuah jalan yang sesat.
d.      Islam merupakan agama yang terbuka, bisa dikaji dari berbagai keilmuan. Sehingga bagi umat Islam Al-Qur’an yang merupakan sumber utama ajaran Islam, merupakan sebuah grand teori, dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
2.        Karakteristik Khusus
a.       Bidang Akidah
1)       Akidah Islam adalah aqidah tauqifiyah, artinya adalah akidah islam di jelaskan secara terperinci. Mana perbuatan-perbuatan yang masuk dalam kategori tauhid dan syirik disebutkan secara jelas, tanpa ada sedikit pun yang tercecer. Hal ini di sebabkan bahwa akidah merupakan bagian yang terpenting dalam ajaran Islam.
2)      Akidah Islam adalah aqidah ghaibiyyah, artinya ajarannya berpangkal dari keyakinan dan kepercayaan terhadap adanya yang ghaib, Allah, Malaikat, dan hari Akhir. Walaupun demikian, bukan berarti bahwa ajaran islam tidak bisa di cerna oleh akal dan pancaindra.
3)      Akidah Islam adalah aqidah syumuliyyah, artinya di dalam ajarannya terdapat integritas antara dimensi substansi dan aplikasi, teori dan praktik, ilmu, iman, dan amal. Di samping itu, akidah memiliki persepsi yang integral tentang masalah-masalah kemanusiaan universal, seperti Tuhan, manusia, dan alam.
b.      Bidang Ibadah dan Muamalah
1)      Islam tidak mengenal konsep dikotomis tentang ibadah. Ibadah dalam Islam meliput semua segi kehidupan manusia, yang di bagi menjadi dua, yakni ibadah mahdhah dan ibadah ghoiru mahdhah. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang jenis dan tata cara pelaksanaannya telah di tentukan oleh Allah dan Rasul-Nya, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan lain-lain. Sedangkan ibadah ghoiru mahdhah adalah mencakup semua aspek kehidupan manusia, seperti sosial, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknik, seni, dan filsafat. Semua itu dapat bernilai ibadah apabila dalam pelaksanaannya, diniati karena Allah, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, dan tidak meninggalkan ibadah mahdhah.
2)      Islam memandang, ibadah merupakan konsekuensi tauhid, sehingga ibadah harus merupakan realisasi dari ketauhidan seseorang. Orang yang menyatakan bahwa Tuhan yang menciptakan dan memelihara alam semesta adalah Allah, konsekuensinya ia harus beribadah hanya kepada Allah. Maka didalam Islam tauhid di bagi menjadi dua, yaitu tauhid teoretis (tauhid rububiyyah) dan tauhid praktis (tauhid uluhiyah). Tauhid teoretis tidak ada maknanya sama sekali tanpa diikuti oleh tauhid praktis. Orang yang percaya bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang menciptakan alam semesta beserta segala isinya, tidak aka nada maknanya kalau dia tidak beribadah.
3)      Konsep ibadah di dalam Islam bersifat humanism teosentris, artinya semua bentuk ibadah hanya di tujukan kepada Allah, tetapi manfaat atau hikmahnya untuk manusia sendiri.
c.       Bidang Akhlak
1)      Akhlak islam adalah akhlak rabbaniyyah, artinya ia menjadikan ajaran Tuhan (Al-Qur’an dan Hadist) sebagai sumber nilai untuk menentukan baik dan buruk. Ukuran baik dan buruk dalam akhlak Islam bukan berasal dari pemikiran seseorang, atau adat-istiadat suatu masyarakat, sebagaimana yang menjadi ukuran baik dan buruk dalam etika seluler, akan tetapi dari Al-Qur’an dan Hadist.
2)      Akhlak Islam adalah akhlak insane, artinya ajaran-ajaran akhlak Islam sejalan dengan tuntutan fitrah manusia, meletakkan akal dan naluri sesuai dengan proporsi dan profesinya masing-masing.
3)      Akhlak Islam adalah akhlak universal, mencakup semua aspek kehidupan manusia, baik sebagai makhluk pribadi, sosial, maupun makhluk Tuhan.
4)      Akhlak Islam adalah akhlak keseimbangan, yakni menghayalkan manusia sebagai malaikat yang suci dan manusia sebagai binatang (pada sifat keburukannya).
5)      Akhlak Islam adalah akhlak realistic. Di samping memiliki idealism yang tinggi tetap memerhatikan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kelemahan, sehingga di dalam akhlak Islam terdapat rukhsah dan darurat.
6)      Akhlak Islam menjadikan iman sebagai sumbermotivasi. Artinya segala perbuatan baik harus di laksanakan atas kesadaran keimanan terhadap Allah Swt.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar