Rabu, 29 Juli 2015

Media Berbasis Manusia



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media Berbasis Manusia
Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan dan mengomunikasikan pesan atau informasi. Salah satu contoh yang terkenal adalah gaya tutorial Socrates. Sistem ini tentu dapat menggabungkannya dengan media visual lain. Pertanyaan yang timbul adalah “Bagaimana kita dapat menggunakan komunikasi tatap muka anatar-manusia agar pelaksanaan rencana pelajaran efektif?”.
Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya, media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu  apa yang terjadi pada lingkungan belajar. Guru atau instruktur dapat merangkai pesannya untuk satu kelompok khusus, dan setelah itu dirangkai menurut kebutuhan belajar kelompok siswa atau irama emosinya. Sebagian kelompok dapat dimotivasi dan tertarik belajar sedangkan sebagian lainnya mungkin menolak dan melawan terhadap pelajaran. Seringkali dalam suasana pembelajaran, siswa pernah mengalami pengalaman belajar yang jelek dan memandang belajar sebagai sesuatu yang negatif. Instruktur manusia-sebagai media-secara intuitif adapat merasakan kebutuhan siswanya dan memberikan pengalaman belajar yang akan membantu mencapai tujuan pembelajaran.
2.2 Langkah-langkah Rancangan Jenis Pembelajaran
Media berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang berpusat pada masalah dan bertanya ala Socrates. Rancangan pembelajaran yang berpusat pada masalah dibangun berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh pelajar. Langkah-langkah rancangan jenis pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1.      Merumuskan masalah yang relevan;
2.      Mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilan yang terkait untuk memecahkan masalah. Gunakan buku teks dan ceramah sebagai sumber untuk menyajikan pengetahuan;
3.      Ajarkan mengapa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk pemecahan masalah;
4.      Tuntutan eksplorasi siswa. Sebagai seorang instruktur untuk pelajaran pemecahan masalah, perannya adalah:
a.       Membiarkan eksplorasi siswa tak terintangi, partisipasi aktif, dan bertanya;
b.      Membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan terdahulu;
c.       Membantu siswa membentuk dan menginternalisasi representasi masalah atau tugas;
d.      Membantu siswa mengidentifikasi persamaan antara masalah baru dan pengalaman yang lalu yang berisikan masalah yang serupa. Jaga agar pada awalnya analogi ini sederhana;
e.       Berikan umpan balik mengenai benar atau salahnya jalan pikiran dan jalur pemecahan masalah;
f.       Gunakan representasi grafik masalah itu yang dihubungkan dengan uraian verbal.
5.      Kembangkan masalah dalam konteks yang beragam dengan tahapan tingkat kerumitan;
6.      Nilai pengetahuan siswa dengan memberikan masalah baru untuk dipecahkan.

2.3 Langkah-langkah Tekink Pembelajaran Socrates
            Meskipun pada hakikatnya pelajaran yang berpusat pada masalah sejalan dengan teknik pertanyaan ala Socrates (karena pelajaran yang berpusat pada masalah di mulai dengan mengajukan pertanyaan), teknik pertanyaan lain dapat digunakan untuk menggugah pikiran siswa dan mendorongnya untuk berpikir. Pertanyaan dapat diajukan bukan hanya dari guru, tetapi juga dari siswa. Yang terpenting adalah memberikan kesempatan kepada siswa agar pikirannya dapat berkembang melalui penyelidikan kognitif. Penekanan teknik bertanya ala Socrates adalah penjelasan konsep-konsep dan gagasan-gagasan melalui penggunaan pertanyaan pertanyaan pancingan. Sebagai suatu teknik pembelajaran, ia harus dipikirkan dan ditatar dengan baik. Instruktur yang menggunakan teknik ini harus belajar bagaimana mendengar dengan hati-hati apa yang ditanyakan dan dibahas, dan menuntun diskusi dengan cara bermakna yang menampilkan alasan dan bukti. Ia juga harus membantu siswa untuk menemukan implikasi, konsekuensi, dan jalur pemecahan. Langkah-langkah teknik pembelajaran Socrates adalah sebagai berikut:
a.       Mengidentifikasi pertanyaan heuristik yang meminta siswa berbagi, menganalisis, mengevaluasi, dan mensintesis pekerjaan/ tugas mereka, misalnya:
·         Bagaimana cara mengubah sikap negatif personalia di jurusan kita?
·         Bagaimana tim pekerjaan mandiri dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil belajar?
·         Mengapa jarang sekali siswa bercita-cita untuk berprofesi di bidang pendidikan/keguruan?
b.      Pelajaran mungkin bisa dimulai dengan diskusi dalam kelompok besar sebagai pembahasan eksplorasi. Siswa kemudian dapat dikelompokkan kedalam kelompok-kelompok kecil untuk mendalami isu dan gagasan-gagasan yang muncul pada pembahasan kelompok besar.
c.       Menentukan apakah siswa harus belajar/bekerja bersama-sama dalam kelompok, perorangan, seorang demi seorang, atau secara bebas.
           

2.4 Langkah-Langkah Untuk Mengembangkan Pelajaran Interaktif
            Salah satu faktor penting dalam pembelajaran dengan media berbasis manusia ialah ranvangan pelajaran yang interaktif. Dengan adanya manusia sebagai pemeran utama dalam proses belajar maka kesempatan interaksi semakin terbuka lebar. Pelajaran interaktif yang terstruktur dengan baik bukan hanya lebih menarik tetapi juga memberikan kesempatan untuk percobaan mental dan pemecahan masalah yang kreatif. Di samping itu, pelajaran interaktif mendorong partisipasi siswa dan jika digunakan dengan baik dapat mempertinggi hasil belajar dan pengalihan pengetahuan. Sebagai penuntun untuk mengembangkan pelajaran interaktif dikemukakan langkah-langkah berikut:
a)      Mengidentifiksi pokok bahasan pelajaran;
b)      Mengembangkan sajian pembelajaran yang mencakup semua informasi yang   diharapkan siswa harus dikuasai;
c)      Membaca / mengamati keseluruhan penyajian dan menentukan dimana dialog-dialog interaktif adapat digabung dan disisipkan;
d)     Menetapkan jenis informasi yang diinginkan dari siswa; kembangkan pertanyaan atau strategi lain yang memerlukan keikutsertaan siswa menganalis, mensitesis, mengevaluasi, atau membuat keputusan;
e)      Menentukan pesan-pesan apa yang ingin disampaikan dengan kegiatan interaktif;
f)       Menetapkan butir-butir diskusi penting; butir-butir penting ini dapat disajikan setelah melibatkan siswa dalam diskusi atau kegiatan strategis lainnya.
     
            Beberapa cara yang dapat digunakan sebagai penarik perhatian adalah: (a) memulai pembelajaran dengan memusatkan pada aplikasi isi berbagai isu yang relevan dengan siswa- bagaimana siswa akan menggunakan atau menerapkan informasi baru ini, (b) menginformasikan kepada siswa apa yang diharapkan merekadapat dikerjakan; dan (c) memulai dengan mengajukan pertanyaan atau mengajukan masalah yang memusatkan perhatian terhadap informasi yang musti dipelajari oleh siswa.
Pembelajaran interaktif dapat direalisasikan dalam beberapa bentuk. Berikut ini dikemukakan beberapa jenis pembelajaran interaktif. Pembelajaran partisipatori yaitu jenis pembelajaran yang yang dimulai dengan sesi curah pendapat dari seluruh siswa. Guru kemudian mengelompokkan, mengevalusasi, dan membahas hasil curah pendapat itu bersama dengan siswa. Pembelajaran main peran dimulai dengan main peran yang diberi tahapan dengan pelaku yang terdiri atas siswa dengan suka rela. Setelah bermain peran, butir-butir informasi penting dibahas dan akhirnya disimpulkan. Pembelajaran kuistim dimulai dengan mengumumkan bahwa aka nada kuis pada akhir pelajaran. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang bersaing mengumpulkan angka berdasarkan jumlah jawaban yang benar. Teknik bukan saja meriah tetapi juga membantu menarik perhatian siswa. Siswa akan lebih berkonsentrasi ketika mereka mengetahui bahwa mereka akan ditanya, dan mereka berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk timnya. Pembelajaraan kooperatif menciptakan tim-tim atau kelompok-kelompok yang bertanggung jawab untuk saling mengajar pengetahuan atau pengetahuan khusus. Secara konseptual, siswa akan belajar lebih baik dan lebih banyak jika mereka harus atau bertanggungjawab untuk mengajarkan pesan atau informasi kepada yang lainnya. Debat terstruktur amat bermanfaat apabila ada butir-butir informasi penting atau pandangan yang berlawanan. Pertama-tama isu diuraikan kepada siswa. Siswa kemudian ditunjuk (atau memilih) posisi pada pandangan yang sesungguhnya bertentangan dengan pandangan merek sendiri. Setiap tim mempersiapkan butir-butir yang mendukung pandangan yang dibelanya. Kemudian tim bergantian menyajikan posisi dan dukungan argumentasi timnya. Kegiatan ini diikuti dengan pembahasan oleh guru mengenai isu yang diperdebatkan. Pembelajaran 99 detik merupakan rancangan pembelajaran yang membantu siswa memproses informasi dengan meminta siswa mengorganisasikan secara singkat informasi kedalam penyajian yang tidak lebih dari 99 detik. Organisasi ringkasan tersebut memuat butir-butir penting keseluruhan informasi.



BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

1.      Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan dan mengomunikasikan pesan atau informasi. Salah satu contoh yang terkenal adalah gaya tutorial Socrates. Sistem ini tentu dapat menggabungkannya dengan media visual lain. Pertanyaan yang timbul adalah “Bagaimana kita dapat menggunakan komunikasi tatap muka anatar-manusia agar pelaksanaan rencana pelajaran efektif?”.
2.      Langkah-langkah Rancangan Jenis Pembelajaran
1.      Merumuskan masalah yang relevan;
1.      Mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilan yang terkait untuk memecahkan masalah. Gunakan buku teks dan ceramah sebagai sumber untuk menyajikan pengetahuan;
2.      Ajarkan mengapa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk pemecahan masalah;
3.      Tuntutan eksplorasi siswa. Sebagai seorang instruktur untuk pelajaran pemecahan masalah
4.      Kembangkan masalah dalam konteks yang beragam dengan tahapan tingkat kerumitan;
5.      Nilai pengetahuan siswa dengan memberikan masalah baru untuk dipecahkan.

3. Langkah-langkah Tekink Pembelajaran adalah sebagai berikut:
a)      Mengidentifikasi pertanyaan heuristik yang meminta siswa berbagi, menganalisis, mengevaluasi, dan mensintesis pekerjaan/ tugas mereka, misalnya:
d.      Pelajaran mungkin bisa dimulai dengan diskusi dalam kelompok besar sebagai pembahasan eksplorasi. Siswa kemudian dapat dikelompokkan kedalam kelompok-kelompok kecil untuk mendalami isu dan gagasan-gagasan yang muncul pada pembahasan kelompok besar.
e.       Menentukan apakah siswa harus belajar/bekerja bersama-sama dalam kelompok, perorangan, seorang demi seorang, atau secara bebas.

           
4. Langkah-Langkah Untuk Mengembangkan Pelajaran Interaktif sebagai berikut:
a)      Mengidentifiksi pokok bahasan pelajaran;
b)      Mengembangkan sajian pembelajaran yang mencakup semua informasi yang  diharapkan siswa harus dikuasai;
c)      Membaca / mengamati keseluruhan penyajian dan menentukan dimana dialog-dialog
interaktif adapat digabung dan disisipkan;
d)     Menetapkan jenis informasi yang diinginkan dari siswa; kembangkan pertanyaan atau strategi lain yang memerlukan keikutsertaan siswa menganalis, mensitesis, mengevaluasi, atau membuat keputusan;
e)      Menentukan pesan-pesan apa yang ingin disampaikan dengan kegiatan interaktif;
f)       Menetapkan butir-butir diskusi penting; butir-butir penting ini dapat disajikan setelah
melibatkan siswa dalam diskusi atau kegiatan strategis lainnya.
 
 
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sudjana,Nana dan Ahmad Rivai. 2013. Media Pengajaran . Bandung: Sinar Baru Algensindo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar