BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media Berbasis Manusia
Media
berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan dan
mengomunikasikan pesan atau informasi. Salah satu contoh yang terkenal adalah
gaya tutorial Socrates. Sistem ini tentu dapat menggabungkannya dengan media
visual lain. Pertanyaan yang timbul adalah “Bagaimana kita dapat menggunakan
komunikasi tatap muka anatar-manusia agar pelaksanaan rencana pelajaran
efektif?”.
Media
ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin
secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya, media
manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi
terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar.
Guru atau instruktur dapat merangkai pesannya untuk satu kelompok khusus, dan
setelah itu dirangkai menurut kebutuhan belajar kelompok siswa atau irama
emosinya. Sebagian kelompok dapat dimotivasi dan tertarik belajar sedangkan
sebagian lainnya mungkin menolak dan melawan terhadap pelajaran. Seringkali
dalam suasana pembelajaran, siswa pernah mengalami pengalaman belajar yang
jelek dan memandang belajar sebagai sesuatu yang negatif. Instruktur
manusia-sebagai media-secara intuitif adapat merasakan kebutuhan siswanya dan
memberikan pengalaman belajar yang akan membantu mencapai tujuan pembelajaran.
2.2 Langkah-langkah Rancangan Jenis Pembelajaran
Media
berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang
berpusat pada masalah dan bertanya ala Socrates. Rancangan pembelajaran yang
berpusat pada masalah dibangun berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh
pelajar. Langkah-langkah rancangan jenis pembelajaran ini adalah sebagai
berikut:
1.
Merumuskan
masalah yang relevan;
2.
Mengidentifikasi
pengetahuan dan ketrampilan yang terkait untuk memecahkan masalah. Gunakan buku
teks dan ceramah sebagai sumber untuk menyajikan pengetahuan;
3.
Ajarkan
mengapa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu penting dan
bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk pemecahan masalah;
4.
Tuntutan
eksplorasi siswa. Sebagai seorang instruktur untuk pelajaran pemecahan masalah,
perannya adalah:
a. Membiarkan eksplorasi siswa tak
terintangi, partisipasi aktif, dan bertanya;
b. Membantu siswa dalam menghubungkan
pengetahuan baru dan pengetahuan terdahulu;
c. Membantu siswa membentuk dan
menginternalisasi representasi masalah atau tugas;
d. Membantu siswa mengidentifikasi persamaan
antara masalah baru dan pengalaman yang lalu yang berisikan masalah yang
serupa. Jaga agar pada awalnya analogi ini sederhana;
e. Berikan umpan balik mengenai benar atau
salahnya jalan pikiran dan jalur pemecahan masalah;
f. Gunakan representasi grafik masalah itu
yang dihubungkan dengan uraian verbal.
5.
Kembangkan
masalah dalam konteks yang beragam dengan tahapan tingkat kerumitan;
6.
Nilai
pengetahuan siswa dengan memberikan masalah baru untuk dipecahkan.
2.3 Langkah-langkah Tekink Pembelajaran Socrates
Meskipun pada hakikatnya pelajaran
yang berpusat pada masalah sejalan dengan teknik pertanyaan ala Socrates
(karena pelajaran yang berpusat pada masalah di mulai dengan mengajukan
pertanyaan), teknik pertanyaan lain dapat digunakan untuk menggugah pikiran
siswa dan mendorongnya untuk berpikir. Pertanyaan dapat diajukan bukan hanya
dari guru, tetapi juga dari siswa. Yang terpenting adalah memberikan kesempatan
kepada siswa agar pikirannya dapat berkembang melalui penyelidikan kognitif.
Penekanan teknik bertanya ala Socrates adalah penjelasan konsep-konsep dan
gagasan-gagasan melalui penggunaan pertanyaan pertanyaan pancingan. Sebagai
suatu teknik pembelajaran, ia harus dipikirkan dan ditatar dengan baik.
Instruktur yang menggunakan teknik ini harus belajar bagaimana mendengar dengan
hati-hati apa yang ditanyakan dan dibahas, dan menuntun diskusi dengan cara
bermakna yang menampilkan alasan dan bukti. Ia juga harus membantu siswa untuk
menemukan implikasi, konsekuensi, dan jalur pemecahan. Langkah-langkah teknik
pembelajaran Socrates adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi pertanyaan heuristik
yang meminta siswa berbagi, menganalisis, mengevaluasi, dan mensintesis
pekerjaan/ tugas mereka, misalnya:
·
Bagaimana
cara mengubah sikap negatif personalia di jurusan kita?
·
Bagaimana
tim pekerjaan mandiri dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil belajar?
·
Mengapa
jarang sekali siswa bercita-cita untuk berprofesi di bidang
pendidikan/keguruan?
b. Pelajaran mungkin bisa dimulai dengan
diskusi dalam kelompok besar sebagai pembahasan eksplorasi. Siswa kemudian
dapat dikelompokkan kedalam kelompok-kelompok kecil untuk mendalami isu dan
gagasan-gagasan yang muncul pada pembahasan kelompok besar.
c. Menentukan apakah siswa harus
belajar/bekerja bersama-sama dalam kelompok, perorangan, seorang demi seorang,
atau secara bebas.
2.4
Langkah-Langkah Untuk Mengembangkan Pelajaran Interaktif
Salah satu faktor penting dalam pembelajaran
dengan media berbasis manusia ialah ranvangan pelajaran yang interaktif. Dengan
adanya manusia sebagai pemeran utama dalam proses belajar maka kesempatan
interaksi semakin terbuka lebar. Pelajaran interaktif yang terstruktur dengan
baik bukan hanya lebih menarik tetapi juga memberikan kesempatan untuk
percobaan mental dan pemecahan masalah yang kreatif. Di samping itu, pelajaran
interaktif mendorong partisipasi siswa dan jika digunakan dengan baik dapat
mempertinggi hasil belajar dan pengalihan pengetahuan. Sebagai penuntun untuk
mengembangkan pelajaran interaktif dikemukakan langkah-langkah berikut:
a)
Mengidentifiksi pokok bahasan
pelajaran;
b)
Mengembangkan sajian pembelajaran
yang mencakup semua informasi yang
diharapkan siswa harus dikuasai;
c)
Membaca / mengamati keseluruhan
penyajian dan menentukan dimana dialog-dialog interaktif adapat digabung
dan disisipkan;
d)
Menetapkan jenis informasi yang
diinginkan dari siswa; kembangkan pertanyaan atau strategi lain yang memerlukan
keikutsertaan siswa menganalis, mensitesis, mengevaluasi, atau membuat
keputusan;
e)
Menentukan pesan-pesan apa yang
ingin disampaikan dengan kegiatan interaktif;
f)
Menetapkan butir-butir diskusi
penting; butir-butir penting ini dapat disajikan setelah melibatkan siswa dalam
diskusi atau kegiatan strategis lainnya.
Beberapa
cara yang dapat digunakan sebagai penarik perhatian adalah: (a) memulai
pembelajaran dengan memusatkan pada aplikasi isi berbagai isu yang relevan
dengan siswa- bagaimana siswa akan menggunakan atau menerapkan informasi baru
ini, (b) menginformasikan kepada siswa apa yang diharapkan merekadapat
dikerjakan; dan (c) memulai dengan mengajukan pertanyaan atau mengajukan
masalah yang memusatkan perhatian terhadap informasi yang musti dipelajari oleh
siswa.
Pembelajaran interaktif dapat direalisasikan dalam beberapa
bentuk. Berikut ini dikemukakan beberapa jenis pembelajaran interaktif. Pembelajaran
partisipatori yaitu jenis pembelajaran yang yang dimulai dengan sesi curah
pendapat dari seluruh siswa. Guru kemudian mengelompokkan, mengevalusasi, dan
membahas hasil curah pendapat itu bersama dengan siswa. Pembelajaran main
peran dimulai dengan main peran yang diberi tahapan dengan pelaku yang
terdiri atas siswa dengan suka rela. Setelah bermain peran, butir-butir informasi
penting dibahas dan akhirnya disimpulkan. Pembelajaran kuistim dimulai
dengan mengumumkan bahwa aka nada kuis pada akhir pelajaran. Siswa
dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang bersaing mengumpulkan angka
berdasarkan jumlah jawaban yang benar. Teknik bukan saja meriah tetapi juga
membantu menarik perhatian siswa. Siswa akan lebih berkonsentrasi ketika mereka
mengetahui bahwa mereka akan ditanya, dan mereka berusaha untuk memberikan yang
terbaik untuk timnya. Pembelajaraan kooperatif menciptakan tim-tim atau
kelompok-kelompok yang bertanggung jawab untuk saling mengajar pengetahuan atau
pengetahuan khusus. Secara konseptual, siswa akan belajar lebih baik dan lebih
banyak jika mereka harus atau bertanggungjawab untuk mengajarkan pesan atau
informasi kepada yang lainnya. Debat terstruktur amat bermanfaat apabila
ada butir-butir informasi penting atau pandangan yang berlawanan. Pertama-tama
isu diuraikan kepada siswa. Siswa kemudian ditunjuk (atau memilih) posisi pada
pandangan yang sesungguhnya bertentangan dengan pandangan merek sendiri. Setiap
tim mempersiapkan butir-butir yang mendukung pandangan yang dibelanya. Kemudian
tim bergantian menyajikan posisi dan dukungan argumentasi timnya. Kegiatan ini
diikuti dengan pembahasan oleh guru mengenai isu yang diperdebatkan. Pembelajaran
99 detik merupakan rancangan pembelajaran yang membantu siswa memproses
informasi dengan meminta siswa mengorganisasikan secara singkat informasi
kedalam penyajian yang tidak lebih dari 99 detik. Organisasi ringkasan tersebut
memuat butir-butir penting keseluruhan informasi.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Media
berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan dan
mengomunikasikan pesan atau informasi. Salah satu contoh yang terkenal adalah
gaya tutorial Socrates. Sistem ini tentu dapat menggabungkannya dengan media
visual lain. Pertanyaan yang timbul adalah “Bagaimana kita dapat menggunakan
komunikasi tatap muka anatar-manusia agar pelaksanaan rencana pelajaran
efektif?”.
2.
Langkah-langkah Rancangan Jenis Pembelajaran
1.
Merumuskan
masalah yang relevan;
1.
Mengidentifikasi
pengetahuan dan ketrampilan yang terkait untuk memecahkan masalah. Gunakan buku
teks dan ceramah sebagai sumber untuk menyajikan pengetahuan;
2.
Ajarkan
mengapa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu penting dan
bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk pemecahan masalah;
3.
Tuntutan
eksplorasi siswa. Sebagai seorang instruktur untuk pelajaran pemecahan masalah
4.
Kembangkan
masalah dalam konteks yang beragam dengan tahapan tingkat kerumitan;
5.
Nilai
pengetahuan siswa dengan memberikan masalah baru untuk dipecahkan.
3. Langkah-langkah Tekink Pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi pertanyaan heuristik
yang meminta siswa berbagi, menganalisis, mengevaluasi, dan mensintesis
pekerjaan/ tugas mereka, misalnya:
d. Pelajaran mungkin bisa dimulai dengan
diskusi dalam kelompok besar sebagai pembahasan eksplorasi. Siswa kemudian
dapat dikelompokkan kedalam kelompok-kelompok kecil untuk mendalami isu dan
gagasan-gagasan yang muncul pada pembahasan kelompok besar.
e. Menentukan apakah siswa harus
belajar/bekerja bersama-sama dalam kelompok, perorangan, seorang demi seorang,
atau secara bebas.
4.
Langkah-Langkah Untuk Mengembangkan Pelajaran Interaktif
sebagai berikut:
a) Mengidentifiksi
pokok bahasan pelajaran;
b) Mengembangkan
sajian pembelajaran yang mencakup semua informasi yang diharapkan siswa harus dikuasai;
c) Membaca
/ mengamati keseluruhan penyajian dan menentukan dimana dialog-dialog
interaktif adapat
digabung dan disisipkan;
d) Menetapkan
jenis informasi yang diinginkan dari siswa; kembangkan pertanyaan atau strategi
lain yang memerlukan keikutsertaan siswa menganalis, mensitesis, mengevaluasi,
atau membuat keputusan;
e) Menentukan
pesan-pesan apa yang ingin disampaikan dengan kegiatan interaktif;
f) Menetapkan
butir-butir diskusi penting; butir-butir penting ini dapat disajikan setelah
melibatkan
siswa dalam diskusi atau kegiatan strategis lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Sudjana,Nana dan Ahmad Rivai. 2013. Media
Pengajaran . Bandung: Sinar Baru Algensindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar