BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Manusia diberi kemampuan oleh Allah SWT yaitu
daya untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya melalui komunikasi dengan
bahasa yang baik, ini merupakan fitrah dibawa sejak lahir setiap manusia, dari
segi kehidupan individual kebahagiaan baru tercapai bilamana ia dapat hidup
berdasarkan keseimbangan dalam kegiatan fungsional anggota-anggota jasmaniah
serta mewujudkan keserasian hidup dalam masyarakat serta lingkungannya secara
seimbang suatu keserasian tersebut dapat dicapai dengan proses pendidikan agama
uang bisa memandu terbentuknya kepribadian setiap individu sebagai makhluk
individu dan sosial.
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang
bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas
dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak
efek dari penerapan pendidikan. Pendidikan diambil dari kata dasar didik, yang
ditambah imbuhan menjadi mendidik. Mendidik berarti memlihara atau memberi
latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian ini didapat
beberapa hal yang berhubungan dengan Pendidikan.
1.2
Rumusan masalah
1.
apa pengertian
ilmu pendidikan dan pendidikan?
2.
apa perbedaan
ilmu pendidikan dan pendidikan?
3.
apa tujuan
ilmu pendidikan dan pendidikan?
4.
apa fungsi
ilmu pendidikan dan pendidikan?
5.
faktor-faktor
yang meliputi ilmu pendidikan dan pendidikan?
6.
unsur-unsur
ilmu pendidikan dan pendidikan?
7.
apa pentingnya
ilmu pendidikan dan pendidikan?
1.3
Tujuan
1.
menjelaskan
tentang ilmu pendidikan dan pendidikan, baik dari segi pengertian, perbedaan.
2.
Menjelaskan
tujuan, fungsi, faktor-faktor ilmu pendidikan.
3.
Menjelaskan
unsur-unsur dan hal-hal yang penting dalam ilmu pendidikan dan pendidikan.
1.4
Manfaat
1.
Mengetahui
tentang ilmu pendidikan dan pendidikan, baik dari segi pengertian, perbedaan.
2.
Mengetahui
tujuan, fungsi, faktor-faktor ilmu pendidikan.
3.
Mengetahui
unsur-unsur dan hal-hal yang penting dalam ilmu pendidikan dan pendidikan.
BAB II
HAKIKAT PENDIDIKAN
2.1 Pendidikan Dan
Ilmu Pendidikan
2.1.1
Pengertian
Pendidikan
Secara bahasa
pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy, yang mengandung makna
seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh seorang pelayan.
Pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan paeda.-gogos. Dalam bahasa
Romawi pendidikan diistilahkan sebagai educate yang berarti mengeluarkan
sesuatu yang ada didalam. Dalam bahasa inggris pendidikan diistilahkan to
educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual (Muhajir,2000:20).
Banyak pendapat yang berlainan tentang pendidikan. Walaupun demikian,
pendidikan berjalan terus tanpa menunggu keseragaman arti.
Pendidikan
dalam Arti Luas
Pendidikan
adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembabgan hidup (Mudyahardjo,2006;3). Jika
diamati secara seksama pengertian di atas mengandung beberapa kekhususan
sebagai berikut.
a.
Lingkungan
Pendidikan
Pendidikan berlangsung dalam segala lingkungan
baik yang khusus diciptakan untuk kepentingan pendidikan maupun yang ada dengan
sendirinya.
b.
Masa
pendidikan
Pedidikan berlangsung seumur hidup di setiap
saat selama ada pengaruh lingkungan.
c.
Bentuk
kegiatan
Kegiatan pendidikan terentang dari
bentuk-bentuk yang misterius atau tak disengaja sampai yang terprogram.
Pendidikan berbentuk segala macam pengalaman belajar dalam hidup. Pendidikan
berlangsung dalam berbagai bentuk, pola dan lembaga. Pendidikan dapat terjadi
sembarang , kapan dan dimanapun dalam hidup. Pendididkan lebih berorientasi
pada peserta didik.
d.
Tujuan
Pendidikan
Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap
pengalaman belajar, tidak ditentukan dari luar. Tujuan pendidikan adalah
pertumbuhan. Tujuan pendidikan tidak terbatas. Tujuan pendidikan adalah sama
dengan tujuan hidup.
Pendidikan
dalam Arti Sempit
Pendidikan adalah sekolah.
Pendidikan adalah pengajaran yang di selenggarakan di sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan oleh
sekolah terhadap anak yang bersekolah agar mempunyai kemampuan yang sempurna
dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.
Jika di perinci dari pengertian di atas terdapat beberapa komponen pendidik
antara lain sebagai berikut.
·
Lingkungan
pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam lingkungan pendidikan yang diciptakan
khusus untuk menyelenggarakan pendidikan. Secara teknis pendidikan berlangsung
di kelas.
·
Bentuk kegiatan.
Isi pendidikan tersusun secara terprogram dalam bentuk kurikulum. Kegiatan
pendidikan lebih berorintasi pada kegiatan guru dan siswa-siswi sehingga guru
mempunyai peran yang sentral dan menentukan. Kegiatan pendidikan terjadwal dan
materinya pun tertentu.
·
Masa
pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam waktu terbatas yaitu untuk anak-anak
dan remaja.Tujuan. Tujuan pendidikan ditentukan oleh pihak luar. Tujuan
pendidikan terbatas pada kemampuan tertentu, tujuan pendidikan adalah
mempersiapkan hidup.[1] Secara definitif pendidikan (padagogie)
diartikan oleh para tokoh pendidikan, sebagai berikut:
a)
John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan
kecakapan-kecakapan fondamental secara intelektual dan emosional kearah alam
dan sesama manusia.
b)
Langeveld
Mendidik adalah mempengaruhi anak dalam usaha
membimbingnya supaya menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang
disadari dan dilaksanakan dengan sengaja antara orang dewasa dengan anak/yang
belum dewasa.
c)
Hoogeveld
Mendidik adalah membantu anak supaya ia cukup
cakap menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri.
d)
Ki Hajar
Dewantara
Mendidik adalah menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.[2]
e)
Undang-undang
Nomor 2 tahun 1989, tentang sistem pendidikan Nasional menegaskan pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang.
Dari beberapa batasan di atas meskipun berbeda
secara redaksional, namun secara esensial terdapat beberapa unsur atau faktor
yang sama, diantaranya:
·
Pendidikan
merupakan suatu proses
·
Pendidikan
merupakan kegiatan manusiawi
·
Pendidikan
merupakan hubungan antar pribadi
·
Pendidikan
untuk mencapai tujuan.
2.1.2
Pengertian
Ilmu Pendidikan
Pakar
pendidikan memiliki pandangan yang berbeda tentang pengertian ilmu pendidikan.
Perbedaan pendapat itu disebabkan karena sudut pandang yang berbeda.
·
Carter
(1985:36) berpendapat bahwa ilmu pendidikan adalah suatu bangunan pengetahuan
sistematis yang mencakup aspek-aspek kuantitatif dan objektif dari proses
belajar dan juga mengajukan instrumen secara saksama dalam mengajukan
hipotesis-hipotesis pendidikan untuk diuji berdasarkan pengalaman yang sering
kali dalam bentuk eksperimen.
·
Langeveld,
paedagogi atau ilmu mendidik adalah suatu ilmu yang bukan hanya menelaah
objeknya untuk mengetahui betapa keadaannya atau hakiki objek itu, melainkan
mempelajari pula betapa hendaknya bertindak. Objek ilmu pendidikan ialah proses-proses
situasi pendidikan.
·
Brodjonegoro
menjelaskan bahwa ilmu pendidikan adalah teori pendidikan, perenungan tentang
pendidikan. Dalam arti yang luas paedagogi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari soal-soal yang timbul dalam praktik pendidian.
Dari beberapa pendapat diatas dapat dilihat
adanya penekanan yang sama bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang
membicarakan masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Ilmu
pendidikan membicarakan masalah-masalah yang bersifat ilmu, bersifat teori,
ataupun yang bersifat praktis. Sebagai ilmu pendidikan teoritis, maka ilmu
pendidikan ditujukan pada penyusunan persoalan dan pengetahuan sekitar
pendidikan secara ilmiah, bergerak dari praktek kepenyusunan teori, dan
penyusunan sistem pendidikan. Ilmu pendidikan termasuk ilmu engetahuan empiris.
Rohani, normatif yang di angkat dari pengalaman
pendidikan kemudian disusun secara teoritis untuk di gunakan secara praktis.[3]
2.2
Perbedaan Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan
1)
Ilmu
Pendidikan (paedagogiek)
Ilmu
pendidikan lebih menitik beratkan kepada pemikiran permenungan tentang pendidikan.
Pemikiran bagaimana sebaiknya sistem pendidikan, tujuan pendidikan materi
pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, cara penilian, cara penerimaan
siswa, guru yang bagaimana, jadi di sini lebih menitik beratkan teori.
2)
Pendidikan
(paedagogie)
Hal ini lebih
menekankan dalam hal praktek, yaitu
menyangkut kegiatan belajar mengajar.
Tetapi keduanya ini tidak dapat
dipisahkan secara jelas. Keduanya harus dilaksanakan secara berdampingan,
saling memperkuat peningkatan mutu dan tujuan pendidikan. [4]
2.3
Pentingnya Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan
a.
Pentingnya
Pendidikan
kata pendidika bagi awam atau pembaca umumnya
langsung mengkaitkan dengan masalah sekolah dalam arti pertemuan guru dengan
murid. Sehingga orang tua merasa berkewajiban untuk mendidik anaknya baik
secara langsung maupun tidak langsung lewat persekolahan. Dalam persoalan ini
dapat dilihat dari segi;[5]
1)
Segi anak
Anak adalah makhluk yang sedang tumbuh, oleh
karena itu pendidikan penting sekali karena mulai sejak bayi belum dapat
berbuat sesuatu untuk kepentingan dirinya, baik mempertahankan hidup atuau
merawat diri, semua kebutuhan tergantung ibu atau orag tua.
2)
Segi orang
tua;
Pendidikan adalah karena dorongan orang tua
yaitu hati nuraninya yang terdalam yang mempunyai sifat untuk berkewajiban
mendidik anaknya baik dari segi fisik, sosial, emosi, agar memperoleh
keselamatan, kepandaian, agar mendapat kebahagiaan hidup yang mereka inginkan,
sehingga ada tanggung jawab moral atas hadirnya anak tersebut.
Hal ini harus dilakukan dengan rasa kasih
sayang. Dari kedua persoalan diatas ada langkah-langkah yang mengikutinya agar
sampai kepada tujuan yaitu agar anak dapat berdiri sendiri, dan langkah-langkah
itu ialah;[6]
a.
Adanya
perawatan dan pemeliharaan tubuh bagi anak, yang cukup kesehatan anak,
perlindungan dan pengaruh cuaca maka
anak harus diberi pakaian, pemberian makan dan minum.
b.
Tambah besar
tubuh dan usia anak, maka tambah pula keprluan belajarnya baik untuk
pembentukan sikap pengetahuan dan ketrampilan.
b.
Pentingnya
Ilmu Pendidikan
Pentingnya ilmu pendidikan dalam kehidupan untuk
mempreroleh kebahagiaan dapat dijelaskan sebagai berikut ;
1)
Untuk
pengembangan individu
Seperti kita ketahui manusia sebagai makhluk
berbudaya, dapat mengembangkan dirinya sedemikan rupa sehingga mampu membentuk
norma dan tatanan kehidupan yang didasari oleh nilai-nilai luhur untuk
kesejahteraan hidup, baik perorangan maupun untuk kehidupan bersama.
a.
Adanya
kemampuan atau potensi dasar yang ada pada manusia , seperti intelek,
imajinasi, sikap dan kehendak
b.
Adanya usaha
pengembangan potensi manusia tersebut sehingga berujud kemamouan yang nyata dan
adanya usaha penyerahan nilai atau norma yang sudah dimiliki oelh kehidupan
manusia dari generasi ke generasi berikutnya.
2.4 Tujuan Pendidikan
Setiap kegiatan, apa pun bentuk dan jenisnya,
sadar atau tidak sadar, selalu dihadapkan pada tujuan yang dicapai.
Bagaimanapun, segala usaha yang tigak mempunyai tujuan tidak akan mempunyai
arti apa-apa. Dengan demikian, tujuan merupakan faktor yang sangat penting
dalam setiap kegiatan, termasuk kegiatan pendidikan.[7]
Tentang tujuan ini, didalam UU Nomor 2 Thun 1989, secara jalas disebutkan
Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Secara singkat dikatakan bahwa tujuan
pendidikan nasional ialah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, dengan ciri-ciri sebagai berikut.
a.
Beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b.
Berbudi
pekerti luhur.
c.
Memiliki
pengetahuan dan keterampilan.
d.
Sehat jasmani
dan rohani.
e.
Kepribadian
yang mantap dan mandiri.
f.
Bertanggung
jawab terhadap masyarakat dan bangsa.[8]
Dan diantara
tujuan pendidian ialah;
I. mencari penghidupan.
Sebagian ibu-bapak menyerahkan
anak-anaknya ke sekolah ialah supaya anak-anak mereka kelak dapat mencari
penghidupan sendiri, bahkan dapat pula menolong orang tuannya kemudian hari.
Sejak itu mereka memasukkan anaknya ke sekolah pertukangan dan perusahaan,
supaya mudah mencari penghidupan setelah tamat sekolah itu. Bagi mereka belajar
menjahit dan membatik lebih baik dari belajar ilmu sejarah dan ilmu bumi,
karena dengan ilmu bumi itu tidakkan dapat mencari penghidupan.
Oleh sebab itu setengah ibu-bapak
memesukkan anaknya ke sekolah dokter, pada hal bakat dan kemauan anak itu tidak
ada sedikit juga untuk mempelajari ilmu kedokteran itu.
Kita tidak dapat menolak pendapat
ini secara mutlak, karena ada juga segi
kebenarannya. Apa gunanya anak yang telah belajar di sekolah rendah dan menengah,
kadang-kadang sampai kesekolah tinggi, tetapi setelah tamat sekolah itu ia
hidup menganggur, tak dapat mencari penghidupan sendiri, bahkan menjadi beban
di pundak orang tuanya atau masyarakat. Tetapi kita tidak setuju mencari
penghidupan itu menjadi tujuan pendidikan yang utama, karena kita manusia hidup
didunia ini bukan semata-mata untuk mencari rezeki, makan dan minum, bahkan
juga untuk berbakti kepada agama, bangsa dan tanah air dengan pikiran dan
tenaga. Hal itu tidak dapat dilaksanakan, kalau tidak belajar ilmu pengetahuan
yang perlu untuk diri sendiri dan untuk masyarakat.
II. mendapat ilmu pengetahuan.
Sebagian guru-guru berpendapat,
bahwa tujuan pendidikan ialah mengisi otak anak-anak dengan bermacan ilmu
pengetahuan serta menghafal ilmu-ilmu itu sehafal-hafalnya, supaya maju dalam
ujian penghabisan. Sebab itu mereka pompakan ilmu-ilmu itu sebanyak-banyaknya
ke dalam otak anak-anak dan mereka suruh menghafal malam dan siang,pagi dan
petang.
Selain dari pada itu guru hanya
melatih daya hafalan saja dan mengabaikan daya fikir dan kemauan. Akhirnya
anak-anak hanya pandai menghafal, tetapi tidak pandai berfikir dan tiada
mempunyai kemauan. Padahal untuk menempuh masyarakat kelak, selain berilmu
pengetahuan, orang harus berfikir dan mempunyai keinginan yang keras.
Pendidikan baru dapat dikatakan
sempurna, selain meningkatkan daya hafalan dan ingatan, harus juga meningkatkan
daya fikiran, khayalan, serta membentuk adat kebiasaan yang baik dan mendidik
keperibadian yang kuat. Sebab itu haruslah sekolah melaksanakan segala tersebut
itu dengan sebaik-baiknya.
III. Kehidupan yang sempurna.
Menurut
Herbert Spencer, bahwa tujuan pendidikan ialah menyiapkan manusia untuk
kehidupan yang sempurna. Untuk menyiapkan kehidupan yang sempurna itu haruslah
tabi’at manusia dididik dengan sempurna dari segala sisinya: jasmani, akil,
budipekerti (huluqi), hati, perasaan ,tangan dan lidah. Sebab itu tidak cukup
pendidikan jasmani saja, atau huluqi saja atau perasaan saja atau perbuatan
saja atau berbicara saja.[9]
Tentang tujuan
pendidikan, Langeveld membedakannya menjadi enam tujuan
pendidikan.
1)
Tujuan umum.
Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai
diakhir proses pendidikan, yaitu tercapainya kedewasaan jasmani dan rohani anak
didik. Maksud kedewasaan jasmani adalah jika perbuatan jasmani sudah mencapai
batas pertumbuhan maksimal, maka pertumbukan jasmani tidak akan berlangsung
lagi. Kedewasaan rohani adalah peserta didik sudah mampu menolong dirinya
sendiri, mampu berdiri sendiri, dan mampu bertanggung jawab atas semua
perbuatannya.[10]
2)
Tujuan khusus.
Tujuan ini merupakan pengkhususan dari tujuan
umum diatas dasar beberapa hal, diantaranya:
a)
Terdapatnya
perbedaan individual anak didik, misalnya perbedaan dalam bakat, jenis kelamin,
intelegensi, minat, dan sebagainya.
b)
Perbedaan
lingkungan keluarga atau masyarakat misalnya: tujuan khusus untuk masyarakat
pertanian, perikanan, dan sebagainya.
c)
Perbedaan yang
berhubungan dengan tugas lembaga pendidikan, misalnya : tujuan khusus untuk
pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, dan sebagainya.
d)
Perbedaan yang
berhubungan dengan pandangan atau falsafat hidup suatu bangsa.
3)
Tujuan tak
lengkap.
Tujuan ini adalah tujuan yang hanya mencakup
salah satu dari aspek kepribadian, misalnya : pembentukan khusus pengembangan
kecerdasan saja, tanpa memparhatikan yang lainnya,
4)
Tujuan
sementara.
Perjalanan untuk menuju tujuan umum tidak
dicapai sekaligus, karenanya perlu ditempuh setimgkat demi setingkat. Misalnya:
anak menyelesaikan pendidikan dasar merupakan tujuan sementara untuk meneruskan
ke jenjang yang lebih tinggi seperti SMU dan perguruan tinggi.
5)
Tujuan
insidentil.
Ini merupakan tujuan yang bersifat sesaat
karena adanya situasi yang terjadi secara kebetulan, kendati demikian, tujuan
ini tidak terlepas dari tujuan umum. Misalnya: seorang ayah memanggil anaknya
dengan tujuan anak mencapai kepatuhan.
6)
Tujuan
intermedier.
Disebut juga tujuan peratara, merupaka tujuan
yang dilihat sebagai alat dan harus dicapai lebih dahulu demi kelancaran
pendidikan selanjutnya. Misalnya : anak dapat membaca dan menulis ( tujuan
sementara) demi kelancaran mengikuti pelajaran disekolah.[11]
2.5 Fungsi Pendidikan
Pendidikan sebagai sebuah aktifitas tidak
lepas dari fungsi dan tujuan. Fungsi utama pendidikan mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak, kepribadian serta peradaban yang bermartabat dalam hidup
dan kehidupan atau dengan kata lain pendidikan berfungsi memanusiakan manusia
agar menjadi manusia yang benar sesuai dengan norma yang dijadikan landasannya.[12]
·
Perbedaan
antara mendidik dan mengajar.
Perbedaan antara mendidik dan mengajar besar
sekali. Mendidik meyiapkan anak-anak dengan segala macam jalan, supaya dapat
mempergunakan tenaga dan bakatnya dengan sebaik-baiknya, sehingga mencapai
kehidupan yang sempurna dalam masyarakat tempat tinggalnya.
Adapun mengajar adalah salah satu
segi dari beberapa segi dari pendidikan yang bermacam-macam itu . dalam
mengajar guru memberikan ilmu, pendapat dan fikiran kepada murid-murid menurut
metode yang disukainya. Guru berbicara, murid-murid mendengar, guru berbuat,
murid-murid melihat. Guru aktif, murid-murid pasif.
Tetapi dalam mendidik, murid harus
membahas, menyelidiki dan menghapus serta memikirkan soal-soal yang sulit dan
mencari jalan untuk mengatasi kesulitan itu sendiri. Jadi dalam mendidik,
murid-murid bekerja dan dalam mengajar murid-murid mendengar. Sebab itu
mengajar adalah sebagian dari pendidikan akil. Tujuannya adalah supaya
murid-murid mendapat ilmu pengetahuan atau pandai dalam suatu kesenian atau
cakap mengusahakan suatu perusahaan.
Adapun mendidik menyiapkan
murid-murid supaya hidup dengan berilmu, beramal dan bekerja, serta bertubuh
tegap dan sehat,berakal cerdas, berakhlaq mulia, pandai hidup dan
bermasyarakat.[13]
·
Pendidikan
adalah aktifitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan
jalan membina potensi-potensi pribadianya yaitu rokhani ( pikir, karsa,rasa,
cipta dan budi pekerti)dan jasmani ( panca indra serta ketrampilan ).
·
Pendidikan
berarti juga lembaga yang bertabggungjawab menetapkan cita-cita pendidikan,
isi, sistem dan organisasi pendidikan , isi, sistem dan
organisasi pendidikan, lembaga-lembaga meliputi keluarga , sekolah, masyarat( negara).
oleh perkembangan m
·
Pendidikan
merupakan pula hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan
usaha lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai tujuannya.
Pendidikan
dalam arti ini merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan sebagai
satu kesatuan.[14]
2.6 Pengertian Mendidik
Mendidik
adalah usaha-usaha dengan lebih berencana dengan mempertimbangkan secara sadar
fakto-faktor si pendidik sebagai subjek, anak didik sebagai sasaran yang akan
didik dan tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang akan dididikkan.
Didalam
memehami pengertian usaha itu secara lebih khusus, maka dapat dikatakan
bahwasannya mendidik adalah rangkaian dari; aktivitas, dan reaktivitas, reflektivitas. Aktivitas adalah langkah-langkah sadar seorang
pendidik yang langsung mengenai anak didik seperti berbicara, bertindak, maupun
mengawasi. Reaktivitas
adalah balasan sikap, bicara, dan perasaan seorang pendidik terhadap sikap, bicara,
perasaan dan perbuatan anak didiknya. Reflektivitas
adalah pencerminan dari seorang idabpendidik kepada anak didik. Pada
kepribadian seorang seorang pendidik terkandung nilai-nilai, nilai-nilai yang
telah melekat menjadi sifat dan nilai-nilai yang telah tebinamenjadi ukuran
tingkah laku seorang pendidik.[15]
Sehari-hari
tanpa tersadar cara hidup seorang pendidik adalah refleksi yang akan memantul
kepada anak didik. Dengan kata lain pendidik dengan kepribadian dan prilakunya
adalah merupakan suri auladan yang secara otomatis ada pengaruhnya.dipandang
dari sudut anak didik atau pribadi yang dikenai usaha mendidik, maka sebuah
aktivitas itu harus sesuai dengan pola-pola kepribadian objek yang dikenai
usaha mendidik. Pola-pola kepribadian itulah yang harus menentukan aktivitas.
Ada beberapa
macam aktivitas yang harus diketahui dalam sebua pendidikan dan mendidik. Aktivitas pertama adalah bersifat pembinaan.
Kecerdasan, kemampuan, mengenal dan mengerti serta mengolah persoalan yang ada
dalam kehidupan ini. Aktivitas yang
kedua adalah pembinaan stabilitas dalam emosionalitas kepribadian dalam hidup
bermasyarakat. Dalam aktivitas ini membahas mengenai kehidupan perasaan
manusia, penyesuaian diri untuk hidup bersama orang lain, termasuk rasa
kebebasan manusia dan rasa ketergantungan antara sesama manusia dan kepada Tuhan. Aktivitas ketiga adalah
aktivitas yang menyertai orang lain kerjasama dalam ruang lingkup pendidikan
dan mendidik yang bersifat rasionalisme.
Penyesuaian dengan kebersamaan dalam
masyarakat selanjutnya, maka usaha mendidik itu adalah menyangkut rektivitas.
Prinsip reaaksi tersebut bukanlah tekanan, akan tetapi reaksi yang
mengembangkan otoaktivitas seorang anak didik. karna dalam usaha mendidik
seorang pendidik sangat berpengaruh pada baik buruknya seorang anak didik. maka
reaktivitas yang patut sebagai pendidik akan berlaku dengan baik dengan cara
seorang pendidik itu bisa komunikatif dengan seorang yamg dididik dan reaksi si
pendidik jangan sampai menyebabkan si anak didik takut dan tidak bebas dan
terkadang menjadi kehilangan keberanian dan tanggung jawab. Kemudia reaktivitas
si pendidik adalah pemantulan sperti contoh teladan, pemantulan nilai-nilai di
dalam segi pengetahuan dan kemampuan hidup yang jadi pedoman, kemampuan
memecahkan persoalan, perasaan yang lembut dan cerah, atau sebaliknya kebodohan
dan kekerasan, tidak bijaksana, kejam, tidak adil, serakah, dan tidak berbudi
pekerti yang baik itu merupakan refleksi-refleksi yang membawa
peniruan-peniruan dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai kepribadian
seseorangakan merefleksi secara total dengan hasil-hasil peddagogis maupun yang
non pedagogis. Maka untuk mengurangi effek-effek non pedagogis, pendidik harus
selalu melakukan introspeksi dan retrospeksi.
2.7 Bentuk-Bentuk Mendidik
Ada beberapa
bentuk-bentuk mendidik atau macam-macam mendidik yang bersifat membentuk,
diantaranya;[16]
·
Dressur,
adalah latihan pembinaan tanpa suatu kesadarant entang arti kebiasaan terhadap
sesuatu yang dilatih, misalanya; kucing yang diberi makan pada jam tertentu
akan menyebabkan ia akan datang pada waktu yang sama di stiap harinya. Pada
pembiasaan sudah mungkin dimasukkan pengertian, pembiasaan dapat dibentuk
dengan kata-kata, jadi bentuk pendidikan ini sudah berada pada
tingkatpembentukan pengertian, seperti contoh; tidur pada waktunya, cara
berpakaian, menempatkan sesuatu pada tempatnya semuanya itu sudah termasuk pada
pembiasaan.
·
Menghafal,
adalah pengembangan fungsi mengingat secara sengaja dengan kesadaran. Kesadaan
menghendaki tiap-tiap patokan yang menjadi kunci dari persoalan, perlu
dipelihara, tidak boleh dilupakan.
·
Dan berfikir
memecahkan masalah karna kesulitan adalah persoalan. Sikap hidup yang benar
adalah tidak takut pada kesulitan, kebiasaan hidup di masyarakat justru takut
menghadapi kesulitan, akibatnya timbul pribadi-pribadi yang lemah selalu
bergantung dibawah ketiak orang lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa
Yunani, paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan
pulang sekolah diantar oleh seorang pelayan. Pelayan yang mengantar dan
menjemput dinamakan paeda.-gogos. Dalam bahasa Romawi pendidikan diistilahkan
sebagai educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang ada didalam.
Dalam bahasa inggris pendidikan diistilahkan to educate yang berarti
memperbaiki moral dan melatih intelektual (Muhajir,2000:20). Banyak pendapat
yang berlainan tentang pendidikan. Walaupun demikian, pendidikan berjalan terus
tanpa menunggu keseragaman arti.
Pentingnya
Pendidikan
kata pendidika bagi awam atau pembaca umumnya
langsung mengkaitkan dengan masalah sekolah dalam arti pertemuan guru dengan
murid. Sehingga orang tua merasa berkewajiban untuk mendidik anaknya baik
secara langsung maupun tidak langsung lewat persekolahan. Dalam persoalan ini
dapat dilihat dari segi;
1)
Segi anak
Anak adalah makhluk yang sedang
tumbuh, oleh karena itu pendidikan penting sekali karena mulai sejak bayi belum
dapat berbuat sesuatu untuk kepentingan dirinya, baik mempertahankan hidup
atuau merawat diri, semua kebutuhan tergantung ibu atau orag tua.
2)
Segi orang
tua;
Pendidikan adalah karena dorongan
orang tua yaitu hati nuraninya yang terdalam yang mempunyai sifat untuk
berkewajiban mendidik anaknya baik dari segi fisik, sosial, emosi, agar
memperoleh keselamatan, kepandaian, agar mendapat kebahagiaan hidup yang mereka
inginkan, sehingga ada tanggung jawab moral atas hadirnya anak tersebut.
Hal ini harus dilakukan dengan rasa kasih
sayang. Dari kedua persoalan diatas ada langkah-langkah yang mengikutinya agar
sampai kepada tujuan yaitu agar anak dapat berdiri sendiri, dan langkah-langkah
itu ialah;
3)
Adanya
perawatan dan pemeliharaan tubuh bagi anak, yang cukup kesehatan anak,
perlindungan dan pengaruh cuaca maka
anak harus diberi pakaian, pemberian makan dan minum.
a.
Tambah besar
tubuh dan usia anak, maka tambah pula keprluan belajarnya baik untuk
pembentukan sikap pengetahuan dan ketrampilan.
b.
Pentingnya
Ilmu Pendidikan
Pentingnya ilmu pendidikan dalam kehidupan
untuk mempreroleh kebahagiaan dapat dijelaskan sebagai berikut ;
4)
Untuk
pengembangan individu
Seperti kita ketahui manusia sebagai makhluk
berbudaya, dapat mengembangkan dirinya sedemikan rupa sehingga mampu membentuk
norma dan tatanan kehidupan yang didasari oleh nilai-nilai luhur untuk
kesejahteraan hidup, baik perorangan maupun untuk kehidupan bersama.
a.
Adanya
kemampuan atau potensi dasar yang ada pada manusia , seperti intelek,
imajinasi, sikap dan kehendak
b.
Adanya usaha
pengembangan potensi manusia tersebut sehingga berujud kemamouan yang nyata dan
adanya usaha penyerahan nilai atau norma yang sudah dimiliki oelh kehidupan
manusia dari generasi ke generasi berikutnya.
PerbedaanPendidikan Dan Ilmu
Pendidikan
5)
Ilmu
Pendidikan (paedagogiek)
Ilmu
pendidikan lebih menitik beratkan kepada pemikiran permenungan tentang
pendidikan. Pemikiran bagaimana sebaiknya sistem pendidikan, tujuan pendidikan
materi pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, cara penilian, cara
penerimaan siswa, guru yang bagaimana, jadi di sini lebih menitik beratkan
teori.
6)
Pendidikan
(paedagogie)
Hal ini lebih
menekankan dalam hal praktek, yaitu
menyangkut kegiatan belajar mengajar. Tetapi keduanya ini tidak dapat
dipisahkan secara jelas. Keduanya harus dilaksanakan secara berdampingan,
saling memperkuat peningkatan mutu dan tujuan pendidikan
PerbedaanPendidikan
Dan Ilmu Pendidikan
7)
Ilmu
Pendidikan (paedagogiek)
Ilmu pendidikan
lebih menitik beratkan kepada pemikiran permenungan tentang pendidikan.
Pemikiran bagaimana sebaiknya sistem pendidikan, tujuan pendidikan materi
pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, cara penilian, cara penerimaan
siswa, guru yang bagaimana, jadi di sini lebih menitik beratkan teori.
8)
Pendidikan
(paedagogie)
Hal ini lebih
menekankan dalam hal praktek, yaitu
menyangkut kegiatan belajar mengajar. Tetapi keduanya ini tidak dapat
dipisahkan secara jelas. Keduanya harus dilaksanakan secara berdampingan,
saling memperkuat peningkatan mutu dan tujuan pendidikan
Bentuk-Bentuk Mendidik
Ada beberapa
bentuk-bentuk mendidik atau macam-macam mendidik yang bersifat membentuk,
diantaranya; dressur, menghafal, berfikir memecahkan masalah
DAFTAR PUSTAKA
Kadir.Abdul.dkk.,2012.Dasar-Dasar Ilmu
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Group
Ahmadi.Abu.dkk., 2003. Ilmu Pendidikan.Jakarta:
Rineka Cipta
Ihsan.Fuad.1996. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta:
Rineka Cipta
Achmadi.1984.Ilmu Pendidikan. Salatiga:
CV. Saudara
Ali.Nasir.1979. Dasar-Dasar Ilmu Mendidik.
Jakarta: Mutiara
Hasbullah.2009.Dasar-Dasar ilmu
pendidikan.Jakarta:Rajawali Pers
Yunus.Mahmud.tt.Pokok-Pokok Pendidikan.Jakarta:Hidakarya
Agung
Tim dosen FIP-IKIP Malang.1988.Pengantar
Dasar-Dasar Kependidikan.Malang:Usaha Nasional
[1] Abdul kadir.,dkk.,Dasar-dasar Pendidikan,Kencana Prenada Media
Group,Jakarta, 2012,hlm. 59-60.
[2] Abu ahmadi.,dkk.,Ilmu Pendidikan,Rineka Cipta,Jakarta,2003,hlm.69.
[3] Abdul kadir.,dkk.,Dasar-dasar Pendidikan,Kencana Prenada Media
Group,Jakarta, 2012,hlm.62-63.
[4] Abu Ahmadi.,dkk.,Ilmu Pendidikan, Rineka
Cipta,Jakarta,2003,hlm.68.
[5] Abu Ahmadi,.dkk.,Ilmu pendidikan, Rineka Cipta,2003,hlm.73-75.
[6] Abu Ahmadi.,dkk.,Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta,2003,hlm.76-77.
[7] Abdul Kadir.,dkk.,dasar-dasar
pendidikan,Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2012,hlm. 81.
[8] Hasbullah,dasar-dasar ilmu
pendidikan,Rajawali pers,Jakarta,2009,hlm. 11.
[9] Mahmud Yunus,Pokok-pokok
Pendidikan dan Pangajaran,Hidakarya Agung,Jakarta,hlm. 12-17.
[10] Abdul Kadir.,dkk.,dasar-dasar
pendidikan,Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2012,hlm. 81-82.
[11] Hasbullah,dasar-dasar ilmu
pendidikan,Rajawali pers,Jakarta,2009,hlm. 14-15.
[12] Abdul Kadir.,dkk.,dasar-dasar
pendidikan,Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2012,hlm. 81-82.
[13] Mahmud Yunus,Pokok-pokok
Pendidikan dan Pangajaran,Hidakarya Agung,Jakarta,hlm. 18-19.
[14] Tim Dosen FIP-IKIP Malang,pengantar
dasar-dasar kependidikan,Usaha Nasional,Malang,1988,hlm. 7-8.
[15] Nashir Ali,Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Mutiara,1979,hlm.93.
https://maedunarthur.blogspot.com/2014/12/melanjutkan-pendidikan-ke-perguruan.html?showComment=1577091979818#c5370993002979221699
BalasHapusyuk cek kampus Universitas Medan Area www.uma.ac.id #umabestari #universitasmedanarea #ptssehat #tekniksipil #teknikelektro #teknikmesin #arsitektur #teknikindustri #teknikinformatika #manajemen #akuntansi #psikologi #hukum #ilmukomunikasi #administrasipublik #studikepemerintahan #agroteknologi #agribisnis #biologi #pascasarjana #ptsterbaik #ptsfavorite #ptsmedan #kampusmedan #kampusfavorite #kampusterbaik #medan #umasehat #sumut #kampusbestari
BalasHapusMantap
BalasHapuswww.uma.ac.id
www.uma.ac.id
BalasHapus