Senin, 27 Juli 2015

Ilmu pendidikan dan pendidikan



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Manusia diberi kemampuan oleh Allah SWT yaitu daya untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya melalui komunikasi dengan bahasa yang baik, ini merupakan fitrah dibawa sejak lahir setiap manusia, dari segi kehidupan individual kebahagiaan baru tercapai bilamana ia dapat hidup berdasarkan keseimbangan dalam kegiatan fungsional anggota-anggota jasmaniah serta mewujudkan keserasian hidup dalam masyarakat serta lingkungannya secara seimbang suatu keserasian tersebut dapat dicapai dengan proses pendidikan agama uang bisa memandu terbentuknya kepribadian setiap individu sebagai makhluk individu dan sosial.
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Pendidikan diambil dari kata dasar didik, yang ditambah imbuhan menjadi mendidik. Mendidik berarti memlihara atau memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian ini didapat beberapa hal yang berhubungan dengan Pendidikan.
1.2  Rumusan masalah
1.      apa pengertian ilmu pendidikan dan pendidikan?
2.      apa perbedaan ilmu pendidikan dan pendidikan?
3.      apa tujuan ilmu pendidikan dan pendidikan?
4.      apa fungsi ilmu pendidikan dan pendidikan?
5.      faktor-faktor yang meliputi ilmu pendidikan dan pendidikan?
6.      unsur-unsur ilmu pendidikan dan pendidikan?
7.      apa pentingnya ilmu pendidikan dan pendidikan?
1.3  Tujuan
1.      menjelaskan tentang ilmu pendidikan dan pendidikan, baik dari segi pengertian, perbedaan.
2.      Menjelaskan tujuan, fungsi, faktor-faktor ilmu pendidikan.
3.      Menjelaskan unsur-unsur dan hal-hal yang penting dalam ilmu pendidikan dan pendidikan.
1.4  Manfaat
1.      Mengetahui tentang ilmu pendidikan dan pendidikan, baik dari segi pengertian, perbedaan.
2.      Mengetahui tujuan, fungsi, faktor-faktor ilmu pendidikan.
3.      Mengetahui unsur-unsur dan hal-hal yang penting dalam ilmu pendidikan dan pendidikan.
BAB II
HAKIKAT PENDIDIKAN

2.1   Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan
2.1.1        Pengertian Pendidikan
Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh seorang pelayan. Pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan paeda.-gogos. Dalam bahasa Romawi pendidikan diistilahkan sebagai educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang ada didalam. Dalam bahasa inggris pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual (Muhajir,2000:20). Banyak pendapat yang berlainan tentang pendidikan. Walaupun demikian, pendidikan berjalan terus tanpa menunggu keseragaman arti.
Pendidikan dalam Arti Luas
Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembabgan hidup (Mudyahardjo,2006;3). Jika diamati secara seksama pengertian di atas mengandung beberapa kekhususan sebagai berikut.
a.      Lingkungan Pendidikan
Pendidikan berlangsung dalam segala lingkungan baik yang khusus diciptakan untuk kepentingan pendidikan maupun yang ada dengan sendirinya.
b.      Masa pendidikan
Pedidikan berlangsung seumur hidup di setiap saat selama ada pengaruh lingkungan.
c.       Bentuk kegiatan
Kegiatan pendidikan terentang dari bentuk-bentuk yang misterius atau tak disengaja sampai yang terprogram. Pendidikan berbentuk segala macam pengalaman belajar dalam hidup. Pendidikan berlangsung dalam berbagai bentuk, pola dan lembaga. Pendidikan dapat terjadi sembarang , kapan dan dimanapun dalam hidup. Pendididkan lebih berorientasi pada peserta didik.
d.      Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman belajar, tidak ditentukan dari luar. Tujuan pendidikan adalah pertumbuhan. Tujuan pendidikan tidak terbatas. Tujuan pendidikan adalah sama dengan tujuan hidup.
Pendidikan dalam Arti Sempit
            Pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang di selenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan oleh sekolah terhadap anak yang bersekolah agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka. Jika di perinci dari pengertian di atas terdapat beberapa komponen pendidik antara lain sebagai berikut.
·         Lingkungan pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam lingkungan pendidikan yang diciptakan khusus untuk menyelenggarakan pendidikan. Secara teknis pendidikan berlangsung di kelas.
·         Bentuk kegiatan. Isi pendidikan tersusun secara terprogram dalam bentuk kurikulum. Kegiatan pendidikan lebih berorintasi pada kegiatan guru dan siswa-siswi sehingga guru mempunyai peran yang sentral dan menentukan. Kegiatan pendidikan terjadwal dan materinya pun tertentu.
·         Masa pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam waktu terbatas yaitu untuk anak-anak dan remaja.Tujuan. Tujuan pendidikan ditentukan oleh pihak luar. Tujuan pendidikan terbatas pada kemampuan tertentu, tujuan pendidikan adalah mempersiapkan hidup.[1] Secara definitif pendidikan (padagogie) diartikan oleh para tokoh pendidikan, sebagai berikut:
a)      John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fondamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.
b)      Langeveld
Mendidik adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja antara orang dewasa dengan anak/yang belum dewasa.
c)      Hoogeveld
Mendidik adalah membantu anak supaya ia cukup cakap menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri.
d)     Ki Hajar Dewantara
Mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.[2]
e)      Undang-undang Nomor 2 tahun 1989, tentang sistem pendidikan Nasional menegaskan pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang.
Dari beberapa batasan di atas meskipun berbeda secara redaksional, namun secara esensial terdapat beberapa unsur atau faktor yang sama, diantaranya:
·         Pendidikan merupakan suatu proses
·         Pendidikan merupakan kegiatan manusiawi
·         Pendidikan merupakan hubungan antar pribadi
·         Pendidikan untuk mencapai tujuan.
2.1.2        Pengertian Ilmu Pendidikan
Pakar pendidikan memiliki pandangan yang berbeda tentang pengertian ilmu pendidikan. Perbedaan pendapat itu disebabkan karena sudut pandang yang berbeda.
·         Carter (1985:36) berpendapat bahwa ilmu pendidikan adalah suatu bangunan pengetahuan sistematis yang mencakup aspek-aspek kuantitatif dan objektif dari proses belajar dan juga mengajukan instrumen secara saksama dalam mengajukan hipotesis-hipotesis pendidikan untuk diuji berdasarkan pengalaman yang sering kali dalam bentuk eksperimen.
·         Langeveld, paedagogi atau ilmu mendidik adalah suatu ilmu yang bukan hanya menelaah objeknya untuk mengetahui betapa keadaannya atau hakiki objek itu, melainkan mempelajari pula betapa hendaknya bertindak. Objek ilmu pendidikan ialah proses-proses situasi pendidikan.
·         Brodjonegoro menjelaskan bahwa ilmu pendidikan adalah teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan. Dalam arti yang luas paedagogi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul dalam praktik pendidian.
Dari beberapa pendapat diatas dapat dilihat adanya penekanan yang sama bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang membicarakan masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Ilmu pendidikan membicarakan masalah-masalah yang bersifat ilmu, bersifat teori, ataupun yang bersifat praktis. Sebagai ilmu pendidikan teoritis, maka ilmu pendidikan ditujukan pada penyusunan persoalan dan pengetahuan sekitar pendidikan secara ilmiah, bergerak dari praktek kepenyusunan teori, dan penyusunan sistem pendidikan. Ilmu pendidikan termasuk ilmu engetahuan empiris. Rohani, normatif yang di angkat dari pengalaman pendidikan kemudian disusun secara teoritis untuk di gunakan secara praktis.[3]
2.2   Perbedaan Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan
1)      Ilmu Pendidikan (paedagogiek)
Ilmu pendidikan lebih menitik beratkan kepada pemikiran permenungan tentang pendidikan. Pemikiran bagaimana sebaiknya sistem pendidikan, tujuan pendidikan materi pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, cara penilian, cara penerimaan siswa, guru yang bagaimana, jadi di sini lebih menitik beratkan teori.
2)      Pendidikan (paedagogie)
Hal ini lebih menekankan  dalam hal praktek, yaitu menyangkut kegiatan belajar mengajar.
Tetapi keduanya ini tidak dapat dipisahkan secara jelas. Keduanya harus dilaksanakan secara berdampingan, saling memperkuat peningkatan mutu dan tujuan pendidikan. [4]
2.3   Pentingnya Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan
a.       Pentingnya Pendidikan
kata pendidika bagi awam atau pembaca umumnya langsung mengkaitkan dengan masalah sekolah dalam arti pertemuan guru dengan murid. Sehingga orang tua merasa berkewajiban untuk mendidik anaknya baik secara langsung maupun tidak langsung lewat persekolahan. Dalam persoalan ini dapat dilihat dari segi;[5]
1)      Segi anak
Anak adalah makhluk yang sedang tumbuh, oleh karena itu pendidikan penting sekali karena mulai sejak bayi belum dapat berbuat sesuatu untuk kepentingan dirinya, baik mempertahankan hidup atuau merawat diri, semua kebutuhan tergantung ibu atau orag tua.


2)      Segi orang tua;
Pendidikan adalah karena dorongan orang tua yaitu hati nuraninya yang terdalam yang mempunyai sifat untuk berkewajiban mendidik anaknya baik dari segi fisik, sosial, emosi, agar memperoleh keselamatan, kepandaian, agar mendapat kebahagiaan hidup yang mereka inginkan, sehingga ada tanggung jawab moral atas hadirnya anak tersebut.
Hal ini harus dilakukan dengan rasa kasih sayang. Dari kedua persoalan diatas ada langkah-langkah yang mengikutinya agar sampai kepada tujuan yaitu agar anak dapat berdiri sendiri, dan langkah-langkah itu ialah;[6]
a.       Adanya perawatan dan pemeliharaan tubuh bagi anak, yang cukup kesehatan anak, perlindungan dan pengaruh cuaca  maka anak harus diberi pakaian, pemberian makan dan minum.
b.      Tambah besar tubuh dan usia anak, maka tambah pula keprluan belajarnya baik untuk pembentukan sikap pengetahuan dan ketrampilan.
b.      Pentingnya Ilmu Pendidikan
Pentingnya ilmu pendidikan dalam kehidupan untuk mempreroleh kebahagiaan dapat dijelaskan sebagai berikut ;
1)      Untuk pengembangan individu
Seperti kita ketahui manusia sebagai makhluk berbudaya, dapat mengembangkan dirinya sedemikan rupa sehingga mampu membentuk norma dan tatanan kehidupan yang didasari oleh nilai-nilai luhur untuk kesejahteraan hidup, baik perorangan maupun untuk kehidupan bersama.
a.       Adanya kemampuan atau potensi dasar yang ada pada manusia , seperti intelek, imajinasi, sikap dan kehendak
b.      Adanya usaha pengembangan potensi manusia tersebut sehingga berujud kemamouan yang nyata dan adanya usaha penyerahan nilai atau norma yang sudah dimiliki oelh kehidupan manusia dari generasi ke generasi berikutnya.
2.4 Tujuan Pendidikan
Setiap kegiatan, apa pun bentuk dan jenisnya, sadar atau tidak sadar, selalu dihadapkan pada tujuan yang dicapai. Bagaimanapun, segala usaha yang tigak mempunyai tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa. Dengan demikian, tujuan merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap kegiatan, termasuk kegiatan pendidikan.[7] Tentang tujuan ini, didalam UU Nomor 2 Thun 1989, secara jalas disebutkan Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap  Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Secara singkat dikatakan bahwa tujuan pendidikan nasional ialah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, dengan ciri-ciri sebagai berikut.
a.       Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b.      Berbudi pekerti luhur.
c.       Memiliki pengetahuan dan keterampilan.
d.      Sehat jasmani dan rohani.
e.       Kepribadian yang mantap dan mandiri.
f.       Bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa.[8]
Dan diantara tujuan pendidian ialah;
               I.    mencari penghidupan.
            Sebagian ibu-bapak menyerahkan anak-anaknya ke sekolah ialah supaya anak-anak mereka kelak dapat mencari penghidupan sendiri, bahkan dapat pula menolong orang tuannya kemudian hari. Sejak itu mereka memasukkan anaknya ke sekolah pertukangan dan perusahaan, supaya mudah mencari penghidupan setelah tamat sekolah itu. Bagi mereka belajar menjahit dan membatik lebih baik dari belajar ilmu sejarah dan ilmu bumi, karena dengan ilmu bumi itu tidakkan dapat mencari penghidupan.
            Oleh sebab itu setengah ibu-bapak memesukkan anaknya ke sekolah dokter, pada hal bakat dan kemauan anak itu tidak ada sedikit juga untuk mempelajari ilmu kedokteran itu.
            Kita tidak dapat menolak pendapat ini secara mutlak, karena ada  juga segi kebenarannya. Apa gunanya anak yang telah belajar di sekolah rendah dan menengah, kadang-kadang sampai kesekolah tinggi, tetapi setelah tamat sekolah itu ia hidup menganggur, tak dapat mencari penghidupan sendiri, bahkan menjadi beban di pundak orang tuanya atau masyarakat. Tetapi kita tidak setuju mencari penghidupan itu menjadi tujuan pendidikan yang utama, karena kita manusia hidup didunia ini bukan semata-mata untuk mencari rezeki, makan dan minum, bahkan juga untuk berbakti kepada agama, bangsa dan tanah air dengan pikiran dan tenaga. Hal itu tidak dapat dilaksanakan, kalau tidak belajar ilmu pengetahuan yang perlu untuk diri sendiri dan untuk masyarakat.
            II.    mendapat ilmu pengetahuan.
            Sebagian guru-guru berpendapat, bahwa tujuan pendidikan ialah mengisi otak anak-anak dengan bermacan ilmu pengetahuan serta menghafal ilmu-ilmu itu sehafal-hafalnya, supaya maju dalam ujian penghabisan. Sebab itu mereka pompakan ilmu-ilmu itu sebanyak-banyaknya ke dalam otak anak-anak dan mereka suruh menghafal malam dan siang,pagi dan petang.
            Selain dari pada itu guru hanya melatih daya hafalan saja dan mengabaikan daya fikir dan kemauan. Akhirnya anak-anak hanya pandai menghafal, tetapi tidak pandai berfikir dan tiada mempunyai kemauan. Padahal untuk menempuh masyarakat kelak, selain berilmu pengetahuan, orang harus berfikir dan mempunyai keinginan yang keras.
            Pendidikan baru dapat dikatakan sempurna, selain meningkatkan daya hafalan dan ingatan, harus juga meningkatkan daya fikiran, khayalan, serta membentuk adat kebiasaan yang baik dan mendidik keperibadian yang kuat. Sebab itu haruslah sekolah melaksanakan segala tersebut itu dengan sebaik-baiknya.
         III.    Kehidupan yang sempurna.
Menurut Herbert Spencer, bahwa tujuan pendidikan ialah menyiapkan manusia untuk kehidupan yang sempurna. Untuk menyiapkan kehidupan yang sempurna itu haruslah tabi’at manusia dididik dengan sempurna dari segala sisinya: jasmani, akil, budipekerti (huluqi), hati, perasaan ,tangan dan lidah. Sebab itu tidak cukup pendidikan jasmani saja, atau huluqi saja atau perasaan saja atau perbuatan saja atau berbicara saja.[9]
Tentang tujuan pendidikan, Langeveld membedakannya menjadi enam tujuan pendidikan.
1)      Tujuan umum.
Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai diakhir proses pendidikan, yaitu tercapainya kedewasaan jasmani dan rohani anak didik. Maksud kedewasaan jasmani adalah jika perbuatan jasmani sudah mencapai batas pertumbuhan maksimal, maka pertumbukan jasmani tidak akan berlangsung lagi. Kedewasaan rohani adalah peserta didik sudah mampu menolong dirinya sendiri, mampu berdiri sendiri, dan mampu bertanggung jawab atas semua perbuatannya.[10]
2)      Tujuan khusus.
Tujuan ini merupakan pengkhususan dari tujuan umum diatas dasar beberapa hal, diantaranya:
a)      Terdapatnya perbedaan individual anak didik, misalnya perbedaan dalam bakat, jenis kelamin, intelegensi, minat, dan sebagainya.
b)      Perbedaan lingkungan keluarga atau masyarakat misalnya: tujuan khusus untuk masyarakat pertanian, perikanan, dan sebagainya.
c)      Perbedaan yang berhubungan dengan tugas lembaga pendidikan, misalnya : tujuan khusus untuk pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, dan sebagainya.
d)     Perbedaan yang berhubungan dengan pandangan atau falsafat hidup suatu bangsa.
3)      Tujuan tak lengkap.
Tujuan ini adalah tujuan yang hanya mencakup salah satu dari aspek kepribadian, misalnya : pembentukan khusus pengembangan kecerdasan saja, tanpa memparhatikan yang lainnya,
4)      Tujuan sementara.
Perjalanan untuk menuju tujuan umum tidak dicapai sekaligus, karenanya perlu ditempuh setimgkat demi setingkat. Misalnya: anak menyelesaikan pendidikan dasar merupakan tujuan sementara untuk meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi seperti SMU dan perguruan tinggi.
5)      Tujuan insidentil.
Ini merupakan tujuan yang bersifat sesaat karena adanya situasi yang terjadi secara kebetulan, kendati demikian, tujuan ini tidak terlepas dari tujuan umum. Misalnya: seorang ayah memanggil anaknya dengan tujuan anak mencapai kepatuhan.
6)      Tujuan intermedier.
Disebut juga tujuan peratara, merupaka tujuan yang dilihat sebagai alat dan harus dicapai lebih dahulu demi kelancaran pendidikan selanjutnya. Misalnya : anak dapat membaca dan menulis ( tujuan sementara) demi kelancaran mengikuti pelajaran disekolah.[11]
2.5 Fungsi Pendidikan
Pendidikan sebagai sebuah aktifitas tidak lepas dari fungsi dan tujuan. Fungsi utama pendidikan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, kepribadian serta peradaban yang bermartabat dalam hidup dan kehidupan atau dengan kata lain pendidikan berfungsi memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang benar sesuai dengan norma yang dijadikan landasannya.[12]
·         Perbedaan antara mendidik dan mengajar.
Perbedaan antara mendidik dan mengajar besar sekali. Mendidik meyiapkan anak-anak dengan segala macam jalan, supaya dapat mempergunakan tenaga dan bakatnya dengan sebaik-baiknya, sehingga mencapai kehidupan yang sempurna dalam masyarakat tempat tinggalnya.
             Adapun mengajar adalah salah satu segi dari beberapa segi dari pendidikan yang bermacam-macam itu . dalam mengajar guru memberikan ilmu, pendapat dan fikiran kepada murid-murid menurut metode yang disukainya. Guru berbicara, murid-murid mendengar, guru berbuat, murid-murid melihat. Guru aktif, murid-murid pasif.
             Tetapi dalam mendidik, murid harus membahas, menyelidiki dan menghapus serta memikirkan soal-soal yang sulit dan mencari jalan untuk mengatasi kesulitan itu sendiri. Jadi dalam mendidik, murid-murid bekerja dan dalam mengajar murid-murid mendengar. Sebab itu mengajar adalah sebagian dari pendidikan akil. Tujuannya adalah supaya murid-murid mendapat ilmu pengetahuan atau pandai dalam suatu kesenian atau cakap mengusahakan suatu perusahaan.
             Adapun mendidik menyiapkan murid-murid supaya hidup dengan berilmu, beramal dan bekerja, serta bertubuh tegap dan sehat,berakal cerdas, berakhlaq mulia, pandai hidup dan bermasyarakat.[13]
·         Pendidikan adalah aktifitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadianya yaitu rokhani ( pikir, karsa,rasa, cipta dan budi pekerti)dan jasmani ( panca indra serta ketrampilan ).
·         Pendidikan berarti juga lembaga yang bertabggungjawab menetapkan cita-cita pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan , isi, sistem                                      dan organisasi pendidikan, lembaga-lembaga meliputi keluarga , sekolah, masyarat( negara). oleh perkembangan m
·         Pendidikan merupakan pula hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai tujuannya.
Pendidikan dalam arti ini merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan sebagai satu kesatuan.[14]
2.6  Pengertian Mendidik
Mendidik adalah usaha-usaha dengan lebih berencana dengan mempertimbangkan secara sadar fakto-faktor si pendidik sebagai subjek, anak didik sebagai sasaran yang akan didik dan tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang akan dididikkan.
Didalam memehami pengertian usaha itu secara lebih khusus, maka dapat dikatakan bahwasannya mendidik adalah rangkaian dari; aktivitas, dan reaktivitas, reflektivitas. Aktivitas adalah langkah-langkah sadar seorang pendidik yang langsung mengenai anak didik seperti berbicara, bertindak, maupun mengawasi. Reaktivitas adalah balasan sikap, bicara, dan perasaan seorang pendidik terhadap sikap, bicara, perasaan dan perbuatan anak didiknya. Reflektivitas adalah pencerminan dari seorang idabpendidik kepada anak didik. Pada kepribadian seorang seorang pendidik terkandung nilai-nilai, nilai-nilai yang telah melekat menjadi sifat dan nilai-nilai yang telah tebinamenjadi ukuran tingkah laku seorang pendidik.[15]
Sehari-hari tanpa tersadar cara hidup seorang pendidik adalah refleksi yang akan memantul kepada anak didik. Dengan kata lain pendidik dengan kepribadian dan prilakunya adalah merupakan suri auladan yang secara otomatis ada pengaruhnya.dipandang dari sudut anak didik atau pribadi yang dikenai usaha mendidik, maka sebuah aktivitas itu harus sesuai dengan pola-pola kepribadian objek yang dikenai usaha mendidik. Pola-pola kepribadian itulah yang harus menentukan aktivitas.
Ada beberapa macam aktivitas yang harus diketahui dalam sebua pendidikan dan mendidik. Aktivitas pertama adalah bersifat pembinaan. Kecerdasan, kemampuan, mengenal dan mengerti serta mengolah persoalan yang ada dalam kehidupan ini. Aktivitas yang kedua adalah pembinaan stabilitas dalam emosionalitas kepribadian dalam hidup bermasyarakat. Dalam aktivitas ini membahas mengenai kehidupan perasaan manusia, penyesuaian diri untuk hidup bersama orang lain, termasuk rasa kebebasan manusia dan rasa ketergantungan antara sesama manusia dan kepada Tuhan. Aktivitas ketiga adalah aktivitas yang menyertai orang lain kerjasama dalam ruang lingkup pendidikan dan mendidik yang bersifat rasionalisme.
      Penyesuaian dengan kebersamaan dalam masyarakat selanjutnya, maka usaha mendidik itu adalah menyangkut rektivitas. Prinsip reaaksi tersebut bukanlah tekanan, akan tetapi reaksi yang mengembangkan otoaktivitas seorang anak didik. karna dalam usaha mendidik seorang pendidik sangat berpengaruh pada baik buruknya seorang anak didik. maka reaktivitas yang patut sebagai pendidik akan berlaku dengan baik dengan cara seorang pendidik itu bisa komunikatif dengan seorang yamg dididik dan reaksi si pendidik jangan sampai menyebabkan si anak didik takut dan tidak bebas dan terkadang menjadi kehilangan keberanian dan tanggung jawab. Kemudia reaktivitas si pendidik adalah pemantulan sperti contoh teladan, pemantulan nilai-nilai di dalam segi pengetahuan dan kemampuan hidup yang jadi pedoman, kemampuan memecahkan persoalan, perasaan yang lembut dan cerah, atau sebaliknya kebodohan dan kekerasan, tidak bijaksana, kejam, tidak adil, serakah, dan tidak berbudi pekerti yang baik itu merupakan refleksi-refleksi yang membawa peniruan-peniruan dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai kepribadian seseorangakan merefleksi secara total dengan hasil-hasil peddagogis maupun yang non pedagogis. Maka untuk mengurangi effek-effek non pedagogis, pendidik harus selalu melakukan introspeksi dan retrospeksi.
2.7 Bentuk-Bentuk Mendidik
Ada beberapa bentuk-bentuk mendidik atau macam-macam mendidik yang bersifat membentuk, diantaranya;[16]
·         Dressur, adalah latihan pembinaan tanpa suatu kesadarant entang arti kebiasaan terhadap sesuatu yang dilatih, misalanya; kucing yang diberi makan pada jam tertentu akan menyebabkan ia akan datang pada waktu yang sama di stiap harinya. Pada pembiasaan sudah mungkin dimasukkan pengertian, pembiasaan dapat dibentuk dengan kata-kata, jadi bentuk pendidikan ini sudah berada pada tingkatpembentukan pengertian, seperti contoh; tidur pada waktunya, cara berpakaian, menempatkan sesuatu pada tempatnya semuanya itu sudah termasuk pada pembiasaan.
·         Menghafal, adalah pengembangan fungsi mengingat secara sengaja dengan kesadaran. Kesadaan menghendaki tiap-tiap patokan yang menjadi kunci dari persoalan, perlu dipelihara, tidak boleh dilupakan.
·         Dan berfikir memecahkan masalah karna kesulitan adalah persoalan. Sikap hidup yang benar adalah tidak takut pada kesulitan, kebiasaan hidup di masyarakat justru takut menghadapi kesulitan, akibatnya timbul pribadi-pribadi yang lemah selalu bergantung dibawah ketiak orang lain.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh seorang pelayan. Pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan paeda.-gogos. Dalam bahasa Romawi pendidikan diistilahkan sebagai educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang ada didalam. Dalam bahasa inggris pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual (Muhajir,2000:20). Banyak pendapat yang berlainan tentang pendidikan. Walaupun demikian, pendidikan berjalan terus tanpa menunggu keseragaman arti.
Pentingnya Pendidikan
kata pendidika bagi awam atau pembaca umumnya langsung mengkaitkan dengan masalah sekolah dalam arti pertemuan guru dengan murid. Sehingga orang tua merasa berkewajiban untuk mendidik anaknya baik secara langsung maupun tidak langsung lewat persekolahan. Dalam persoalan ini dapat dilihat dari segi;
1)      Segi anak
Anak adalah makhluk yang sedang tumbuh, oleh karena itu pendidikan penting sekali karena mulai sejak bayi belum dapat berbuat sesuatu untuk kepentingan dirinya, baik mempertahankan hidup atuau merawat diri, semua kebutuhan tergantung ibu atau orag tua.
2)      Segi orang tua;
Pendidikan adalah karena dorongan orang tua yaitu hati nuraninya yang terdalam yang mempunyai sifat untuk berkewajiban mendidik anaknya baik dari segi fisik, sosial, emosi, agar memperoleh keselamatan, kepandaian, agar mendapat kebahagiaan hidup yang mereka inginkan, sehingga ada tanggung jawab moral atas hadirnya anak tersebut.
Hal ini harus dilakukan dengan rasa kasih sayang. Dari kedua persoalan diatas ada langkah-langkah yang mengikutinya agar sampai kepada tujuan yaitu agar anak dapat berdiri sendiri, dan langkah-langkah itu ialah;
3)      Adanya perawatan dan pemeliharaan tubuh bagi anak, yang cukup kesehatan anak, perlindungan dan pengaruh cuaca  maka anak harus diberi pakaian, pemberian makan dan minum.
a.       Tambah besar tubuh dan usia anak, maka tambah pula keprluan belajarnya baik untuk pembentukan sikap pengetahuan dan ketrampilan.
b.      Pentingnya Ilmu Pendidikan
Pentingnya ilmu pendidikan dalam kehidupan untuk mempreroleh kebahagiaan dapat dijelaskan sebagai berikut ;
4)      Untuk pengembangan individu
Seperti kita ketahui manusia sebagai makhluk berbudaya, dapat mengembangkan dirinya sedemikan rupa sehingga mampu membentuk norma dan tatanan kehidupan yang didasari oleh nilai-nilai luhur untuk kesejahteraan hidup, baik perorangan maupun untuk kehidupan bersama.
a.       Adanya kemampuan atau potensi dasar yang ada pada manusia , seperti intelek, imajinasi, sikap dan kehendak
b.      Adanya usaha pengembangan potensi manusia tersebut sehingga berujud kemamouan yang nyata dan adanya usaha penyerahan nilai atau norma yang sudah dimiliki oelh kehidupan manusia dari generasi ke generasi berikutnya.
PerbedaanPendidikan Dan Ilmu Pendidikan
5)      Ilmu Pendidikan (paedagogiek)
Ilmu pendidikan lebih menitik beratkan kepada pemikiran permenungan tentang pendidikan. Pemikiran bagaimana sebaiknya sistem pendidikan, tujuan pendidikan materi pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, cara penilian, cara penerimaan siswa, guru yang bagaimana, jadi di sini lebih menitik beratkan teori.


6)      Pendidikan (paedagogie)
Hal ini lebih menekankan  dalam hal praktek, yaitu menyangkut kegiatan belajar mengajar. Tetapi keduanya ini tidak dapat dipisahkan secara jelas. Keduanya harus dilaksanakan secara berdampingan, saling memperkuat peningkatan mutu dan tujuan pendidikan
PerbedaanPendidikan Dan Ilmu Pendidikan
7)      Ilmu Pendidikan (paedagogiek)
Ilmu pendidikan lebih menitik beratkan kepada pemikiran permenungan tentang pendidikan. Pemikiran bagaimana sebaiknya sistem pendidikan, tujuan pendidikan materi pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, cara penilian, cara penerimaan siswa, guru yang bagaimana, jadi di sini lebih menitik beratkan teori.
8)      Pendidikan (paedagogie)
Hal ini lebih menekankan  dalam hal praktek, yaitu menyangkut kegiatan belajar mengajar. Tetapi keduanya ini tidak dapat dipisahkan secara jelas. Keduanya harus dilaksanakan secara berdampingan, saling memperkuat peningkatan mutu dan tujuan pendidikan
Bentuk-Bentuk Mendidik
Ada beberapa bentuk-bentuk mendidik atau macam-macam mendidik yang bersifat membentuk, diantaranya; dressur, menghafal, berfikir memecahkan masalah

DAFTAR PUSTAKA

Kadir.Abdul.dkk.,2012.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Group
Ahmadi.Abu.dkk., 2003. Ilmu Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta
Ihsan.Fuad.1996. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Achmadi.1984.Ilmu Pendidikan. Salatiga: CV. Saudara
Ali.Nasir.1979. Dasar-Dasar Ilmu Mendidik. Jakarta: Mutiara
Hasbullah.2009.Dasar-Dasar ilmu pendidikan.Jakarta:Rajawali Pers
Yunus.Mahmud.tt.Pokok-Pokok Pendidikan.Jakarta:Hidakarya Agung
Tim dosen FIP-IKIP Malang.1988.Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan.Malang:Usaha Nasional




[1] Abdul kadir.,dkk.,Dasar-dasar Pendidikan,Kencana Prenada Media Group,Jakarta, 2012,hlm. 59-60.
[2] Abu ahmadi.,dkk.,Ilmu Pendidikan,Rineka Cipta,Jakarta,2003,hlm.69.
[3] Abdul kadir.,dkk.,Dasar-dasar Pendidikan,Kencana Prenada Media Group,Jakarta, 2012,hlm.62-63.
[4] Abu Ahmadi.,dkk.,Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta,Jakarta,2003,hlm.68.
[5] Abu Ahmadi,.dkk.,Ilmu pendidikan, Rineka Cipta,2003,hlm.73-75.
[6] Abu Ahmadi.,dkk.,Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta,2003,hlm.76-77.
[7] Abdul Kadir.,dkk.,dasar-dasar pendidikan,Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2012,hlm. 81.
[8] Hasbullah,dasar-dasar ilmu pendidikan,Rajawali pers,Jakarta,2009,hlm. 11.
[9] Mahmud Yunus,Pokok-pokok Pendidikan dan Pangajaran,Hidakarya Agung,Jakarta,hlm. 12-17.
[10] Abdul Kadir.,dkk.,dasar-dasar pendidikan,Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2012,hlm. 81-82.
[11] Hasbullah,dasar-dasar ilmu pendidikan,Rajawali pers,Jakarta,2009,hlm. 14-15.
[12] Abdul Kadir.,dkk.,dasar-dasar pendidikan,Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2012,hlm. 81-82.

[13] Mahmud Yunus,Pokok-pokok Pendidikan dan Pangajaran,Hidakarya Agung,Jakarta,hlm. 18-19.
[14] Tim Dosen FIP-IKIP Malang,pengantar dasar-dasar kependidikan,Usaha Nasional,Malang,1988,hlm. 7-8.
[15] Nashir Ali,Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Mutiara,1979,hlm.93.
[16] Nashir Ali,Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Mutiara,1979,hlm.144.

4 komentar:

  1. https://maedunarthur.blogspot.com/2014/12/melanjutkan-pendidikan-ke-perguruan.html?showComment=1577091979818#c5370993002979221699

    BalasHapus
  2. yuk cek kampus Universitas Medan Area www.uma.ac.id #umabestari #universitasmedanarea #ptssehat #tekniksipil #teknikelektro #teknikmesin #arsitektur #teknikindustri #teknikinformatika #manajemen #akuntansi #psikologi #hukum #ilmukomunikasi #administrasipublik #studikepemerintahan #agroteknologi #agribisnis #biologi #pascasarjana #ptsterbaik #ptsfavorite #ptsmedan #kampusmedan #kampusfavorite #kampusterbaik #medan #umasehat #sumut #kampusbestari

    BalasHapus