Rabu, 29 Juli 2015

Pendekatan dalam pembelajaran bahasa dan macam-macamnya



BAB I
PENDAHULUAN

I.1  Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan pelajaran yang akan mendidik siswa untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan benar, maka dari itu kita sebagai guru harus mampu mengemas mata pelajaran Bahasa dengan baik supaya anak didik kita lebih tertarik dan menyukai mata pelajaran Bahasa, salah satu cara supaya pembelajaran Bahasa lebih menyenangkan adalah dengan bantuan alat peraga yang tepat dan juga menggunakan pendekatan yang tepat pula.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin global. Peningkatan sumber daya manusia ini juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan yang merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan pendidikan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat menerima pelajaran dengan baik.
Ketika ahli bahasa berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa, mereka sering mengacu pada prinsip dan teori umum tentang bagaimana bahasa dipelajari, bagaimana pengetahuan bahasa direpresentasikan dan diorganisasikan dalam ingatan, atau bagaimana bahasa di dalam strukturnya sendiri. Mengklarifikasi perbedaan pendapat-pendapat ahli bahasa, seorang linguis terapan Edward Anthony pada 1963 mengajukan skema  yang ia konseptualisasi dan organisasi menjadi tiga level, yaitu pendekatan, metode dan teknik.
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, teknik penyajian pelajaran. Berikut ini akan dipaparkan pengertian istilah – istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.

II.   Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penulisan adalah sebagai berikut.
1.         Apa pengertian dari pendekatan dalam pembelajaran bahasa dan apa saja macam-macamnya?
2.         Apa pengertian dari metode dalam dalam pembelajaran bahasa dan apa saja macam-macamnya?
3.         Apa pengertian dari teknik ?
4.         Apa pengertian dari teknik penyajian bahasa dan apa saja pembagiannya?
II.   Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian pendekatan dan macam-macamnya dalam pembelajaran bahasa.
2.      Untuk mengetahui pengertian metode dan macam-macamnya dalam pembelajaran bahasa.
3.      Untuk mengetahui pengertian teknik.
4.      Untuk mengetahui pengertian dari teknik penyajian bahasa serta macam-macamnya.
 BAB II
PEMBAHASAN
2.1  PENGERTIAN PENDEKATAN
Pendekatan ( Madkhal/ approach ) adalah seperangkat asumsi berkenaan dengan hakikat bahasa dan belajar mengajar bahasa.[1] Sifatnya aksiomatik ( filosofis). [2]
2.2  MACAM-MACAM PENDEKATAN
A.    Pendekatan Formal
Pendekatan formal merupakan pendekatan klasik dalam pembelajaran bahasa bahwa pembelajaran bahasa sebagai suatu kegiatan rutin yang konvensional dan proses pembelajarannya hanya berdasarkan pengalaman pengajar dan apa yang dianggap baik oleh umum.
Pembelajaran dimulai dengan rumusan teoritis kemudian diaplikasikan dengan contoh, serta dengan jalan penjabarannya. Pendekatan ini sering disebut pendekatan informatif, karena kecenderungan menyampaikan informasi tentang bahasa tanpa memperdulikan pengetahuan praktis atau kemampuan berbahasa.
Pendekatan formal digunakan dalam dua metode pembelajaran bahasa, yaitu
a)      Metode terjemahan tatabahasa mengutamakan pemberian pola-pola tatabahasa dengan menerjemahkan contoh-contoh pemakaiannya.metode ini berkecenderungan menghasilkan lulusan yang tahu tentang bahasa, tetapi tidak berkemampuan untuk menggunakan dalam berkomunikasi.
b)      Metode membaca. Metode ini mengunakan teks sebagai sarana belajar bahasa sehingga bisa menimbulkan bosan. Metode ini mungkin lebih mudah, tapi akhirnya dapat mengurangi motivasi, serta kosa kata yang diajarkan dalam jumlah banyak tanpa menghiraukan kemampuan mengingat dan menggunakannya.
B.     Pendekatan Fungsional
Pendekatan ini menyarankan apabila mempelajari bahasa sebaiknya melakukan kontak langsung dengan masyarakat atau orang yang menggunakan bahasa tersebut. Dengan demikian, mereka dengan sendirinya merasakan fungsi bahasa tersebut dalam komunikasi langsung.

Pendekatan ini memunculkan berbagai metode mengajar bahasa, yaitu:
a)      Metode langsung
Pengajaran bahasa yang langsung menggunakan bahasa tanpa melakukan terjemahan dan tanpa mempersoalkan kaidah-kaidah tatabahasa.
b)      Metode pembatasan
Pengajaran bahasa dengan menggunakan langsung bahasa yang sedang dipelajari, tetapi dengan seleksi kosakata dan seleksi tatabahasa; yang ditekankan adalah unsur-unsur bahasa yang amat penting.
c)       Metode intensif
Pengajaran untuk jumlah peserta yang terbatas sehingga pengulangan pengucapan kalimat lebih sering, dan perbaikan ucapan dilakukan segera. Metode ini menuntut kemampuan belajar bahasa yang tinggi dengan motivasi yang tinggi pula.
d)     Metode audio-visual
Pengajaran dengan menggunakan alat pandang dengar, seperti video, kartu, tape-recorder, sehingga pengajaran lebih hidup dan menarik. Kecenderungan metode ini adalah peserta didik berkemampuan dalam bahasa lisan.
e)      Metode linguistik
Pengajaran bahasa yang mempertimbangkan segi-segi objektif dan subjektif dengan tahapan belajar yang jelas. Bahan pengajaran yang digunakan disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik dan tujuan yang ditetapkan. Peran linguistik hanya bersifat membantu.
C.     Pendekatan Integral
Pendekatan integral menganut pengertian bahwa pengajaran bahasa harus merupakan sesuatu yang multidimensional, artinya, banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengajaran. Oleh sebab itu pengajaran harus fleksibel dan dengan metodologi yang terbuka. Bantuan ilmu lain bagi kelancaran pengajaran bahasa perlu mendapat tempat,.
D. Pendekatan Sosiolinguistik
Pendekatan sosiolinguistik adalah studi tentang gejala masyarakat dengan gejala bahasa. Sosiolinguistik telah merumuskan konsep tertentu yang berharga bagi pengembangan pengajaran bahasa. Konsep itu antara lain, sebagai berikut
a)         bahasa adalah suatu sistem yang mempunyai variasi dan ragam. Artinya, setiap ragam mempunyai gejala bahasa tertentu, peranan dan fungsi tertentu, serta kawasan pemakaian tertentu pula.
b)         Bahasa sebagai identitas kelompok. Artinya, bahasa yang dikuasainya tidak terlepas dari identitas dan sikap masyarakat pemakainya.
c)         Bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa sebagai alat menyatakan pikiran dan perasaan. Dalam hal ini, seseorang dapat dikatakan dapat berbahasa apabila ia mampu berkomunikasi, bukan hanya mampu menghafalkan kaidah-kaidah tatabahasa.
Faham sosiolinguistik mempunyai implikasi terhadap pengajaran bahasa, yaitu
a)         Pengajaran bahasa harus diarahkan pada penguasaan kompetensi komunikatif oleh peserta dididk.
b)         Salah satu cara menganalisis komunikasi melalui bahasa adalah memeriksa fungsi-fungsi bahasa yang khas dan tujuan pemakaian.
c)         Analisis fungsional kegiatan komunikasi adalah menemukan fungsi bahasa. Hal ini mencakup pengajaran fungsi bahasa.
d)        Analisis linguistik atas kegiatan komunikasi ialah menemukan bentuk linguistik yang diperlukan dalam setiap jenis kegiatan komunikasi. Analisis ini diperlukan untuk melakukan pemilahan bahan pengajaran.
e)         Analisis bahasa yang berkembang dalam masyarakat perlu dipetakan dengan mengarahkan pada kajian bahasa yang hidup untuk melihat dinamika bahasa tersebut.
E.     Pendekatan Psikologi
                                      Pendekatan psikologi bahasa berkaitan dengan ilmu yang menelaah bagaimana peserta didik belajar sebagai individu yang kompleks. Premis dan asumsi dimanfaatkan dalam pendekatan ini, terutama dalam penyusunan strategi mengajar. Asumsi-asumsi itu antara lain.
a)      Teori bahaviorisme
Segala tingkah laku atau kegiatan seseorang merupakan respons terhadap adanya stimulus. Proses belajar tidak lain adalah mekanisme stimulus-respons itu.
·         Proses belajar bergantung pada factor luar sehingga memerlikan stimulus dari pengajar
·         Hasil belajar banyak ditentukan dari proses peniruan, pengulangan, dan penguatan
·         Belajar melalui tahap – tahap tertentu.
b)      Teori gestalt
Teori ini beranggapan bahwa setiap individu mempunyai kajian mendalam yang berfungsi mereka objek yang sedang diamati, sehingga objek diterima secara utuh. Dalam pengajaran bahasa teori ini sering dianjurkan agar bahan ajar tidak diberikan sepotong-potong. Melainkan harus diberikan secara menyeluruh dan dalam struktur yang bermakna.
c)      Teori kognitif
Menurut teori ini segala aktivitas manusia dilakukan dengan sadar bersumber pada otak dan digerakan oleh kognitif yang meliputi segala aspek kegiatan mulai dari menyadari adanya masalah , mengidentifikasi, merumuskan hipotesis, mengumpulkan informasi atau data, mengambil simpulan, menevaluasi simpulan, sampai pada strategi mencapai tujuan.
F.      Pendekatan Psikolinguistik
Pendekatan ini bertumpu pada pemikiran tentang bagaimana proses yang terjadi dalam benak anak ketika mulai belajar bahasa, serta bagaimana pula perkembangannya. Persoalan ini merupakan bidang yang ditekuni studi psikolinguistik, yaitu ilmu yang mempelajari latar belakang psikologis kemampuan berbahasa manusia. [3]
G. Pendekatan Pengelolahan Kelas
a)      Pendekatan otoriter
Merupakan proses belajar untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas, dengan demikian, pengelolaan kelas dipandang sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku peserta didik. Bila timbul masalah, maka perlu pendekatan seperti berikut:
·      Perintah dan larangan
·         Penekanan dan penguasaan
·         Penghukuman dan pengancaman.
Pendekatan ini memerlukan ketegasan dari pengajar. Tidak semua pengajar mudah melakukan pendekatan ini. Terminologi kata ‘ otoriter ’ memberikan nuansa ‘ keras’ pada pendekatan ini.
Tidak sedikit pengajar yang mengaplikasikan pendekatan ini, namun mereka tidak memberikan batasan dan lebih menyukai terminologi pendekatan ‘ tegas ‘.
b)      Pendekatan permisif
Merupakan serangkaian kegiatan pengajar yang mengoptimalkan kebebasan pembelajar untuk melakukan sesuatu. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan akademik, termasuk didalamnya adalah kebebasan mengemukakan pendapat. Dengan demikian fungsi pengajar di kelas adalah menjadi fasilitator di antara para peserta didik.
Pendekatn ini bukan tanpa kelemahan, karena apabila pengelolaan kelas kurang dilakukan dengan baik maka akan menimbulkan kegiatan akademik yang kurang terbimbing.
c)      Pendekatan pengubahan perilaku
Pendekatan ini berdasarkan pada teori  bahwa semua perilaku pembelajar, baik yang disukai atau tidak disukai adalaha hasil belajar. Hasil belajar yang menjadi milik peserta didik dan pengajar.
d)     Pendekatan iklim sosio-emosional
Pendekatan ini berpandangan bahwa pengelolaan kelas yang efektif merupakan fungsi dari hubungan yang baik antara pengajar dengan peserta didik, antara peserta didik dengan peserta didik lainnya. Hubungan ini diharapkan menjadi hubungan kearah hubungan antarpribadi yang dipengaruhi oleh:
·         Sikap keterbukaan di antara pengajar dan peserta didik;
·         Penerimaan dan kepercayaan pengajar kepada peserta didik dan sebaliknya.
Tugas belajar dalam pengelolaan kelas adalah membuka kemungkinan sebesar-besarnya bagi pembelajar untuk bertindak dan menghayati sendiri. Bagi pembelajar merupakan kesempatan untuk memandang dirinya sebagai individu yang berharga. Para pengajar berusaha menghindari kemungkinan-kemungkinan yang mengakibatkan kegagalan dan timbulnya tingkah laku menyimpang.
Kelas yang diliputi oleh hubungan personal yang baik merupakan iklim yang sehat. Menjadikan pembelajar merasa aman dan tentram. Penekatan ini mengutamakan hubungan saling menerima, sikap empati sebagai sesama manusia. Sehingga pembelajar benar-benar merasakan bahwa pengajar penuh pengabdian dalam membina dan membimbing belajarnya. Dan memungkinkan tingkat ketercapaian optimal dari pengajarannya.
e)      Pendekatan proses kelompok.
Anggapan dasar pengolaan kelas ini bertumpu pada dua segi:
1)      Kegiatan pembelajar di sekolah berlangsung dalam suatu kelompok tertentu;
2)      Kelas adalah suatu sistem sosial yang memiliki ciri-ciri sebagaimana dimiliki oleh sistem sosial lainnya.
Pendekatan ini menekankan pentingnya ciri-ciri kelompok yang sehat yang terdapat di kelas, denga adanya saling hubungan antarpembelajar . peran pengajar adalah mengembangkan dan mempertahankan keeratan antar pembelajar. Orientasi tujuan kelompok bukan hanya memikirkan dirinya sendiri dan memikirkan bagaimana memikirkan kelompoknya berhasil.
Tujuan utama pendekatan ini adalah membantu kelompok bertanggung jawab atas perilakunya dan anggotanya. Kelompok yang berfungsi efektif dapat mengawasi anggotanya dengan mantap.
Dalam melakukan pendekatan ini ada dua upaya yang harus diperhatikan oleh pengajar:
a.       Meningkatkan daya tarik dan ikatan bagi anggota-anggotanya melalui penumbuhan sikap saling menghargai dan komunikasi yang tepat;
b.      Mengembangkan aturan dan norma kelompok yang mengembangkan produktivitas, diterima oleh semua anggota, bersatu dan bertanggung jawab;
c.       Memunculkan kemampuan individual untuk  kepentingan kelompok.
H.    Pendekatan Komunikatif
Pendekatan ini mencul akibat adanya ketidak puasan para praktisi bahasa atas hasil yang dicapai oleh metode tatabahasa-terjemahan yang mengesampingkan kemampuan berkomunikasi.
Menurut Littlewood (1981) pemikiran pendekatan komunikatif didasarkan pada pemikiran bahwa:
(1)Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang lebih luas tentang bahasa. Hal ini terutama menyebabkan orang melihat bahwa bahasa tidak terbatas pada tata bahasa dan kosakata, tetapi juga pada fungsi komunikatif bahasa.
(2)Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang luas dalam pembelajaran bahasa. Hal itu menimbulkan kesadaran bahwa mengajarkan bahasa. tidak cukup dengan memberikan kepada siswa bagaimana bentuk-bentuk bahasa asing, tetapi siswa harus mampu mengembangkan cara-cara menerapkan.[4] bentuk-bentuk itu sesuai dengan fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi dalam situasi dan waktu yang tepat.
Pendekatan komunikatif memiliki ciri sebagai berikut:
1.      Acuan berpijaknya adakah kebutuhan peserta didik dan fungsi bahasa;
2.      Tujuan belajar adalah membimbing peserta didik agar mampu berkomunikasi dalam situasi yang sebenarnya;
3.      Silabus pengajaran harus ditata sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa;
4.      Peranan tatabahasa dalam pengajaran bahasa tetap diakui;
5.      Tujuan utama adalah komunikasi yang bertujuan;
6.      Peran pengajar sebagai pengelola kelas dan pembimbing perserta didik dalam berkomunikasi diperluas;
7.      Kegiatan belajar dibagi dalam kelompok-kelompok kecil.
Dengan pendekatan ini bahasa makin ditegaskan fungsinya sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu pembelajar harus mampu berinteraksi secara lisan maupun tulisan. Pembelajar harus menguasai kaidah kebahasaan dan harus mampu mengunakannya.[5]
2.3 METODE
Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode lebih bersifat prosedural dan sistematik karena tujuannya untuk mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan. Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah peserta didik mencapai kompetensi tertentu. Hal ini berlaku baik bagi guru ( dalam memilih metode mengajar) maupun bagi peserta didik( dalam memilih strategi belajar). Dengan demikian semakin baik metode, akan makin efektif pula pencapaian tujuan belajar.[6]
2.4 MACAM-MACAM METODE
Metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa yaitu sebagai berikut :
A.    Metode Terjemahan Tatabahasa
Metode ini sangat sangat kuat berpegang pada disiplin mental dan pengembangan intelektual. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
a)      Pengahafalan kaidah-kaidah dan fakta-fakta tentang tatabahasa agar dapat dipahami dan diterapkan pada morfologi dan kalimat yang digunakan peserta didik.
b)      Penekanannya pada membaca, menulis, dan terjemahan, sehingga berbicara dan menyimak diabaikan.
c)      Seleksi kosakata berdasarkan teks bacaan yang dipakai.
d)     Unit mendasar adalah kalimat, tatabahasa diajarkan secara deduktif, dan
e)      Bahasa daerah digunakan sebagai pengantar dalam terjemahan, keterangan, perbandingan, dan pengahafalan kaidah bahasa.
Metode ini dapat membantu pembelajar untuk lebih memahami bahasa yang dipelajarinya dengan cara menganalisis tatabahasa dan terjemahan bahasa yang menjadi sasarannya. Hal ini memungkinkan pembelajar mengeksplorasi kedalam bahasa bacaan.
B.     Metode Membaca
Metode ini bertujuan agar peserta didik mempunyai kemampuan memahami teks bacaan yang diperlukan dalam belajar. Mereka harus mampu memahami teks yang mereka baca dan mampumenjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan teks tersebut. dalam kaitannya dengan kemampuan membaca, dikenal enam pertanyaan tradisional pascabacaan, yaitu : Apa? Siapa? Mengapa? Di mana? Kapan? Bagaimana?. Keenam pertanyyan tersebut harus mampu dijawab oleh seorang pembaca ketika selesai membaca sebuah teks.
C.     Metode Audio-Lingual
Metode ini mengutamakan pengulangan. Cara itu dilakukan untuk efisiensi waktu dalam belajar bahasa. Dalam metode ini pembelajaran bahasa difokuskan pada lafal kata, dan pelatihan pola-pola kalimat, berulang-ulang secara intensif.
Metode audio-lingual adalah hasil perpaduan antara linguistic struktural dengan psikologi behavioris yang memandang proses pembelajaran dari sudut conditioning. Metode berkembang sekitar tahun 40-an.
D.    Metode Reseptif dan Produktif
Metode reseptif mengarah pada proses penerimaan isi bacaan, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Metode tersebut sangat cocok dan produktif diterapkan kepada peserta didik yang telah dianggap telah cukup banyak menguasai kosakata, frasa, maupun kalimat. Yang dipentingkan dalam metode reseptif ialah bagaimana isi bacaan dapat diserap dengan baik oleh peserta didik.
Dengan metode ini pembaca dilarang bersuara, mengobrol, bergerak-gerak ketika membaca atau menyimak. Artinya, metode ini membetuhkan konsentrasi tinggi dalam menerima makna bacaan dan ujaran.
E.     Metode Langsung
Metode langsung berasumsi bahwa belajar bahasa yang baik adalah belajar laangsung menggunakan bahasa, secara intensif dalam komunikasi. Orientasi metode ini adalah penggunaan bahasa di masyarakat. Penggunaannya di kelas harus seperti penutur aasli. Peserta didik diberi latihan-latihan untuk mengasosiasikan kalimat dengan artinya melalui demonstrasi, peragaan, gerakan, serta mimic secara langsung.
F.      Metode Komunikatif
Metode komunikatif penuh bercirikan masukan yang minimal. Peserta didik tidak terlalu diperhatikan. Yang diperhatikan adalah proses pembelajarannya. Desain atau rencana pembelajaran hanya bersifat kerangka, yang terpenting adalah komunikasinya.
Metode ini menitikberatkan pada terjadinya komunikasi selama proses belajar berlangsung dan factor pengajar memegang posisi penting selam proses belajar.
G.    Metode Integratif
Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses. Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Misalnya, menyimak diintegrasikan dengan berbicara dan menulis. Materi kebahasaan diintegrasikan dengan keterampilan berbahasa.
H.    Metode Tematik
Dalam metode tematik semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan. Yang perlu dipahami adalah tema bukanlah tujuan, tetapi alat yang digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tema tersebut harus disajikan secara kontekstual, mutakhir, konkrit, dan konseptual.
Tema yang telah ditentukan diolah dengan perkembangan lingkungan peserta didik yang terjadi saat itu. Tema budaya, social, dan keagamaan sering menjad perhatian.
I.       Metode Kuantum
Metode ini mengutamakan percepatan belajar dengan cara keikutsertaan peserta didik dalam melihat potensi diri dalam kondisi penguasaan diri. Berdasarkan metode ini proses pembelajaran merupakan fenomena yang kompleks. Segala sesuatunya dapat berarti setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi dan sampai sejauh mana pengajar mengubah lingkungan, penyajian, dan rancangan pengajaran, maka sejauh itulah proses belajar berlangsung.
J.       Metode Konstruktivistik
Dalam madzhab konstruktivisme peserta didik diberi tugas-tugas yang kompleks, sulit, namun realistis. Kemudian, mereka diberi bantuan atau bimbingan secukupnya untuk menyelesaikan tugas. Tugas kompleks itu misalnya, berupa proyek, simulasi, penyelidikan di masyarakat, menulis untuk disajikan kepada para pendengar sesungguhnya, dan tugas-tugas otentik lainnya.
Makna “konstruktif” berarti pula bahwa para peserta didik diajak menyusun kembali rencana kerja, mensimulasikan sebuah proyek kerja, dan lain-lain.
K.    Metode Partisipatori
Metode Partisipatori menekankan keterlibatan atau keikutsertaan peserta didik secara penuh. Peserta didik dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. Mereka ditempatkan sebagai subjek belajar. Dengan berpartisipasi aktif, maka peserta didik dapat menemukan hasil belajar. Pengajar hanya menjadi pemandu atau fasilitator. Partisipasi peserta didik menjadi kata kunci keberhasilan metode ini. Dalam pengajaran bahasa sikap partisipatif peserta didik menjadi sikap sentral karena berkaitan langsung dengan kemampuan berbahasa.
L.     Metode Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah konsepsi pembelajaran yang membantu pengajar menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata serta pembelajaran yang memotivasi peserta didik agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
M.   Metode Pembelajaran Bahasa Komunitas
Dalam kegiatan pembelajaran dengan metode ini pengajar menyapa peserta didik, memperkenalkan diri, kemudian meminta pembelajar memperkenalkan diri. Prinsip proses pembelajarannya adalah membina hubungan antara pengajar dengan pembelajar, pembelajar dengan pembelajar. Prinsip itu sangat penting dalam pelaksanaan metode ini.
N.    Metode Respon Fisik Total
Dalam menggunakan metode ini, para pengajar harus dapat berperan sebagai pengarah semua tingkah laku peserta didik. Peserta didik tidak boleh dipaksa untuk mengungkapkan sesuatu apabila mereka belum siap. Kemampuan menyimak memegang peranan penting dalam kegiatan berbahasa.
Fase proses pembelajaran dengan metode respon fisik total seperti tertera di bawah ini:
1)      Pengajar memberi perintah kepada beberapa peserta didik kemudian memperagakannya secara bersama-sama.
2)      Peserta didik mendemonstrasikan perintah tanpa pembelajar.
3)      Peserta didik belajar membaca dan menulis perintah.
4)      Peserta didik belajar memberikan perintah.
O.    Metode Cara Diam
Metode ini dilakukan dengan cara pengajar tidak banyak berbicara atau diam. Setelah memberikan beberapa petunjuk yang diperlukan, pengajar lebih banyak diam dan para peserta didik bekerja. Sikap ini memang sulit dilakukan karena selalu ada pertanyaan dari peserta didik. Sikap diam dalam metode ini dianggap sebagai sikap positif agar peserta didik dapat mandiri dan tidak selalu menunggu pengajar.
P.      Metode Sugestopedia
Metode ini menentukan sugesti kepada peserta didik agar mereka memiliki kepercayaan diri. Pengajar menekan perasaan negatif, misalnya perasaan rendah diri, malu, kurang spontan, dan lain-lain.[7]
Q.    Role playing ( sosiodrama)
Adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mendramatisasikan sikap, tingkah laku atau penghayatannya seseorang, seperti yang dilakukannya dalam dalam hubungan sosial dalam masyarakat. Yang penting diingat adalah semua tugas yang diserahkan kepada siswa harus dilaksanakan dengan sewajarnya, jangan berlebihan.[8]model ini bertujuan untuk membantu siswa memnemukan jati diri dalam lingkungan sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok.[9]
2.5  TEKNIK
Teknik adalah cara sistematis mengerjakan sesuatu (KBBI, 1995). Teknik merupakan suatu kiat, siasat, atau penemuan yang digunakan untuk menyelesaikan serta menyempurnakan suatu tujuan langsung. Teknik الأسلوب yaitu apa yang sesungguhnya terjadi di dalam kelas dan merupakan pelaksanaan dari metode, sifatnya implementatif[10]. Teknik harus konsisten dengan metode. Oleh karena itu, teknik harus selaras dan serasi dengan pendekatan.
Kemampuan pengajar sangat menetukan dalam memilih teknik mengajar yang akan keterbatasan pengetahuan dan penguasaan dalam disiplin ilmu maupun tentang cara mengajar yang baik, tentu ia akan berkutat dengan teknik yang sama, atau tidak berkembang, dan tanpa variasi. Dengan demikian, pembelajaran akan terkesan monoton dan membosankan.
Setiap teknik mempunyai kekurangan dan kelebihan. Pengajar perlu mengkaji teknik mengajar yang sesuai dan memilih strategi-strategi yang memberikan peluang paling banyak bagi peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu. .[11]

2.6  TEKNIK PENYAJIAN PELAJARAN
Ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pengajar, di antaranya adalah pemahaman dan penguasaan teknik penyajian mengajar. Agar peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang diharapkan, para pengajar harus memahami dan menetukan strategi pembelajaran dengan tepat. Untuk menguasai strategi itu, seorang pengajar harus menguasai teknik-teknik penyajian mengajar. Roestiyah (2001) mengemukakan:
“teknik penyajian pengajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh pengajar atau instruktur. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian yang dikuasai pengajar untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh peserta didik dengan baik.”
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, teknik penyajian yang digunakan pengajar untuk menyampaikan informasi akan berbeda dengan teknik penyajian yang digunakan untuk mengajarkan ketrampilan dan sikap. Roestiyah (2001) menulis “E perlu dipahami bahwa setiap jenis teknik penyajian hanya sesuai atau tepat untuk mencapai suatu tujuan yang tertentu pula. Jadi untuk tujuan yang berbeda pengajar harus menggunakan teknik penyajian yang berbeda pula.”
2.7 MACAM-MACAM TEKNIK PENYAJIAN
Macam-macam teknik penyajian itu adalah teknik penyajian diskusi, kerja kelompok, penemuan, simulasi, unit teaching, sumbang saran, inquiry, eksperimen, demonstrasi, karya wisata, kerja lapangan, cara kasus, cara system regu, latihan tubian, dan ceramah.
A.Teknik penyajian diskusi
Dalam teknik pembelajaran ini setiap pengajar menciptakan terjadinya kegiatan atau interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar informasi, pengalaman, memecahkan masalah, sehingga terjadi suasana yang aktif diantara peserta didik. Teknik yang hampir sama dengan teknik ini adalah teknik interaksi massa. Dalam teknik interaksi massa bentuk diskusi yang digunakan berupa diskusi panel, symposium, seminar, dan sebagainya. Teknik ini sudah dikenal secara luas oleh pengajar dan peserta didik. Yang perlu diingatkan dalam pelaksanaan teknik adalah bagaimana menjaga lalu lintas diskusi di antara peserta didik. Untuk kalangan peserta didik dari sekolah menengah hal ini perlu dijelaskan dengan baik karena keterbatasan pengalaman mereka
B.     Teknik penyajian kerja kelompok
Dalam pelaksanaan teknik pembelajaran ini pengajar membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok terdiri atas lima atau tujuh orang. Mereka bekerja sama dalam memecahkan masalah atau melaksnakan tugas tertentu dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yag telah ditetapkan.
C. Teknik penyajian penemuan
Teknik pembelajaran ini member kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan sendiri atau mengalami proses mental, seperti mengamati, mencerna mengklasifikasikan, dan lain-lain. Dalam teknik ini engajar hanya membimbing dan memberikan instruksi serta berusaha meningkatkan aktivitas peserta didik dalam proses belajar teknik yang hampir sama adalah teknik nondirektif.
D.    Teknik penyajian simulasi
Teknik pembelajaran ini member kesempatan kepada peserta didik untuk berperan seperti orang-orang yang terlibat atau dalam keadaan yang dikehendaki. Peserta didik berlatih memegang peran sebagai orang lain. Bentuk plaksanaan simulasi ialah peer teaching, sosiodrama, psikodrama, permaian simulasi, dan bermain peran.
E.     Teknik penyajian unit teaching
Teknik pembelajaran ini memberi kesempatankepada peserta didik untuk aktif
dalam pengajaran unit yang terdiri atas tiga tahap, yaitu perencanaan, pengerjaan unit, dan kulminasi sehingga peserta didik dapat belajar secara komprehensif.
F.     Teknik penyajian sumbang saran (brain storming)
Teknik pembelajaran ini melontarkan masalah kepada peserta didik yang harus dijawab atau ditanggapi oleh mereka sehingga masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru.
G.    Teknik penyajian inquiry
Teknik pembelajaran ini bertujuan agar peserta didik terangsang oleh tugas dan mencari sendiri pemecahan masalah itu, mencari sumber sendiri dan belajar bersama dalam kelompoknya.
H.    Teknik penyajian eksperimen
Teknik pembelajaran ini mengaktifkan peserta didik untuk melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya, serta membuat laporannya.
I.       Teknik penyajian demonstrasi
Teknik pembelajaran ini memperlihatkan aktivitas pengajar melakukan suatu kegiatan atau percobaan sehingga percobaan sehingga proses penerimaan pesrta didik terhadap pelajaran lebih mendalam, membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.
J.      Teknik penyajian karya wisata
Teknik pembelajaran ini berlangsug di luar kelas. Peserta didik diajak ke suatu objek tertentu untuk meneliti atau meninjau guna memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dikunjunginya.
K.     Teknik penyajian kerja lapangan
Teknik pembelajaran ini mengajak peserta didik ke suatu tempat di luar sekolah. Tujuannya tidak hanya sekedar untuk megadakan observasi, tetapi terjun langsung aktif, berpartisipasi ke lapangan kerja agar peserta didik dapat menghayati sendiri serta mengadakan penyelidikan sera bekerja sendiri dalam pekerjaan yang ada di masyarakat.
L.      Teknik penyajian secara kasus
Teknik pembelajaran ini menyajikan bahan pelajaran berdasarkan kasus yang ditemui peserta didik. Masalah dibahas bersama untuk mendapat penyelesaian.
M.   Teknik penyajian secara system regu (team teaching)
Teknik pembelajaran ini melibatkan beberapa orang pengajar untuk membahas satu topic pelajaran. Teknik ini dapat dipadukan dengan teknik antardisiplin.
N.    Teknik penyajian latihan tubian (drill)
Teknik pembelajarn ini memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan kegiatatan-kegiatan latihan agar memiliki ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.
O.    Teknik penyajian ceramah
Teknik pembelajaran ini merupakan teknik tradisional, tetapi masih cocok digunakan terutama bila mengajar pada kelas yamg jumlah peserta didiknya banyak. Teknik ini digunakan bila tujuan pembelajaran untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik secara lisan. Teknik ini dapat dipadukan dengan teknik Tanya jawab atau dialog.[13]

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
1.      Pengertian pendekatan adalah seperangkat asumsi mengenai hakekat bahasa dan hakekat belajar-mengajar bahasa. Sifatnya aksiomatik ( filosofis).  Dan macam-macamnya adalah Pendekatan Formal, Pendekatan Fungsional, Pendekatan Integral, Pendekatan Sosiolinguistik, Pendekatan Psikologi, Pendekatan Psikolinguistik, Pendekatan Pengelolahan Kelas, Pendekatan Komunikatif.
2.Pengertian metode adalah rencana menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian materi bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan dengan yang lain dan semua berdasarkan atas pendekatan  yang telah dipilih dalam dalam pembelajaran bahasa dan macam-macamnya adalah Metode Terjemahan Tatabahasa, Metode Membaca, Metode Audio-Lingual, Metode Reseptif dan Produktif, Metode Langsung, Metode Komunikatif, Metode Integratif, Metode Tematik, Metode Kuantum, Metode Konstruktivistik, Metode Partisipatori, Metode Kontekstual, Metode Pembelajaran Bahasa Komunitas, Metode Respon Fisik Total, Metode Cara Diam, Metode Sugestopedia, Role playing ( sosiodrama).
3.         Pengertian teknik adalah  suatu kiat, siasat, atau penemuan yang digunakan untuk menyelesaikan serta menyempurnakan suatu tujuan langsung
4.         Pengertian dari teknik penyajian bahasa adalah  teknik penyajian yang dikuasai pengajar untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh peserta didik dengan baik. Dan Macam-macam teknik penyajian itu adalah teknik penyajian diskusi, kerja kelompok, penemuan, simulasi, unit teaching, sumbang saran, inquiry, eksperimen, demonstrasi, karya wisata, kerja lapangan, cara kasus, cara system regu, latihan tubian, dan ceramah.



DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu. 1997. strategi belajar mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Arsyad, Azhar. 2004. Bahasa dan metode pengajarannya. Yogjakarta: Pustaka Belajar.
Hamzah, 2008, model pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Iskandarwassid, dkk. 2013. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyono. 2011. Strategi pembelajaran. Malang: UIN Maliki Press.
Semi, Atar. 1993. Rancangan pengajaran bahasa & sastra Indonesia. Bandung: Angkasa.




[1]http://blog.iain-tulungagung.ac.id/fatoni/2014/10/06/pendekatan-metode-strategi-dan-teknik-dalam-pembelajaran/
[2] Azhar arsyad, Bahasa dan metode pengajarannya, (Yogjakarta: pustaka pelajar, 2004) ,hal 19.
[3] Atar. Semi, Rancangan pengajaran bahasa & sastra Indonesia. (Bandung: angkasa, 1993).
[4] http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/196606291991031-DENNY_ISKANDAR/MATERI_PENMETTEK_SMP.pdf
[5] Iskandarwassid, dkk. Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013), hal 41.
[6] Mulyono. Strategi pembelajaran ( Malang: Uin maliki press. 2011), Hal 123.
[7] Iskandarwassid, dkk. Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013), hal 56.
[8] Abu ahmad, strategi belajar mengajar ( Bandung: Pustaka setia, 1997).hal 74.
[9] Hamzah, model pembelajaran ( Jakarta: Bumi Aksara,2008). Hal 32.


[10] Azhar arsyad. Bahasa dan metode pengajarannya (Yogjakarta: pustaka pelajar, 2004),hal 19.
[11] Iskandarwassid, dkk. Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013), hal 66.
[12] Iskandarwassid, dkk. Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013), hal 66.
[13] Iskandarwassid, dkk. Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013), hal 67.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar