BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dari sejak dulu hingga
sekarang, agama telah menyatakan eksistensinya, yang berarti agama telah
memiliki peran dan fungsi dalam masyarakat. Kenyataan ini menimbulkan adanya
minat ilmiah terhadap agama, termasuk Islam. Kemudian muncullah studi Islam,
dan studi Islam ini menjadi penting karena Islam termasuk kategori agama yang
juga memiliki peran dan fungsi dalam masyarakat.
Dalam studi Islam
diperlukan adanya pendekatan agar tujuan studi Islam itu tercapai. Secara umum
studi islam bertujuan untuk menggali kembali dasar- dasar dan pokok- pokok
ajaran islam sebagaimana yang ada dalam sumber dasarnya yang bersifat hakiki,
universal dan dinamis serta abadi untuk dihadapkan dengan budaya dan dunia
modern agar mampu memberikan alternatif pemecahan permasalahan yang dihadapi
oleh umat manusia.
Dengan tujuan tersebut
maka studi islam akan menggunakan cara pendekatan yang sekiranya relevan, yaitu
pendekatan normative, antropologis, sosiologis, teologis, fenomenologis,
historis, filosofis, politis, psikologis dan interdisipliner. Namun pada
makalah ini hanya membahas tentang pendekatan secara filosofis, historis,
semiotika, dan fenomenologis.
B.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengertian pendekatan?
Apa saja macam-macam pendekatan study islam?
Bagaimana pendekatan filosofis dalam studi islam?
Bagaimana pendekatan historis dalam studi islam?
Bagaimana pendekatan semiotika dalam studi islam?
Bagaimana pendekatan fenomenologis dalam studi islam?
Apa saja macam-macam pendekatan study islam?
Bagaimana pendekatan filosofis dalam studi islam?
Bagaimana pendekatan historis dalam studi islam?
Bagaimana pendekatan semiotika dalam studi islam?
Bagaimana pendekatan fenomenologis dalam studi islam?
C. TUJUAN
Dengan adanya
permasalahan diatas maka penulis mengangkat judul ini dengan tujuan agar para
pembaca dapat memahami bagaimana model pendekatan dan model yang ada dalam
studi islam.
D. MANFAAT
- Agar mengetahui dan memahami tentang metodelogi dan pendekatan studi islam.
- Agar ajaran pendidikan islam yang kita kaji tersampaikan dengan baik.
- Terealisasikannya ajaran islam dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Pendekatan
Dalam KBBI pendekatan adalah “1.) proses perbuatan,
cara mendekati,2.) usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan
hubungan dengan orang yang diteliti.
Pendekatan adalah suatu sikap ilmiah (persepsi)
ari seseorang untuk menemukan kebenaran ilmiah.[1] Dengan
kata lain pendekatan berarti cara pandang atau paradigm yang terdapat dalam
suatu bidang Ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Jalaluddin
rahmat mengatakan bahwa agama dapat diteliti dengan menggunakan berbagai
paradigma.
Untuk lebih jelasnya, berbagai pendekatan tersebut
dapat dikemukakan sebagai berikut.
- PENDEKATAN TEOLOGIS
Suatu pendekatan yang normative dan subjektif
terhadap agama adalah pendekatan
Teologis.
Pendekatan ini bisa juga disebut pendekatan atau metode tekstual, atau
pendekatan itadi maka ia selalu menampakkan sifatnya yang apologis dan
deduktif.[2] Secara
harfiah pendekatan teologis normative dalam memahami agama dapat diartikan
sebagai upaya memahami agama dengan menggunkan kerangka ilmu ketuhanan yang
bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empiris dari suatu keagamaan dianggap
sebagai yang paling benar dibandingkan dengan yang lainnya.
Pendekatan teologi dalam pemahaman
keagamaan adalah pendekatan yang menekankan pada bentuk formal atau simbol-simbol
keagamaan tersebut mengklaim dirinya yang paling benar, sedangkan yang lainnya
salah. Aliran teologi yang satu begitu yakin dan fanatic bahwa pahamnyalah yang
benar, sedangkan paham lainnya salah, sehingga memandang bahwa paham orang lain
keliru.
Merupakan tugas mulia bagi para
teolog dari berbagai agama untu memperkecil kecenderungan tersebut dengan cara
mengformulasikan kembali khazanah pemikiran teologi mereka untuk lebih mengacu
pada titik temu antar umat beragama.[3]
Salah satu ciri dari teologi masa
kini adalah sifat kritis ini ditunjukkan pertama-pertama pada agamanya
sendiri(agama sebagai institusi social kemudian pada situasi yang dihadapinya).
Teologi masa kritis yaitu suatu usaha manusia untuk memahami penghayatan
imannya atau penghayatan agamanya, suatu penafsiran atas sumber-sumber aslinya.[4]
- PENDEKATAN ANTROPOLOGIS
Pendekatan
Antropologis dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya
memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat. Melalui pendekatan ini, agama tampak aktab dan
dekat dengan masalah-masalah yang dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan
memberikan jawabannya. Dengan kata lain, cara-cara yang digunakan dalam
disiplin ilmu antropologi alam melihat sutu masalah yang digunakan pula untuk
memahami agama.
Sejalan
dengan pendekatan tersebut, dalam berbagai penelitian antropologi agama dapat
ditemukan adanya hubungan postif antara kepercayaan agama dengan kondisi
ekonomi politik. Golongan masyarakat yang kurang mampu dan golongan miskin pada
umumnya lebih tertrik oada gerakan-gerakan keagamaan yang bersifat messianic
yang menjanjikan perubahan tatanan social kemasyarakatan. Adapun golonga orang
kaya lebih cenderung untuk mempertahankan tatanan masyarakat yang sudah mapan
secara ekonomi lantaran tatanan itu menguntungkan pihaknya. Karl Marx
(1818-1883) sebagai contoh melihat agama sebagai opium atau candu masyarakat tertentu sehingga
mendorongnya untuk memeperkenalakan teori konflik atau yang biasa disebut
dengan teori pertentengan kelas. Menurutnya, agama bisa disalah fungsikan oleh
kalangan tertentu untuk melestarikan status quo peran tokoh-tokoh agama yang
mendukung system kapitalis di eropa yang beragama Kristen.
Selanjutnya,
melalui pendekatan antroplogis ini, kita dapat melihat agama adalah hubungan
dengan mekanisasi pengorganisasian(social organization) juga tidak kalah
menarik untuk diketahui oleh para peneliti
Melalui pendekatan antropologis,
sebagaimana tersebut diatas, terlihat dengan jelas hubungan agama dengan
berbagai masalah kehidupan manusia, dan dengan itu pula, agama terlihat akrab
dan fungsional dengan berbagai fonemena kehiupan manusi Pendekatan antropologis itu diperlukan,sebab
banyak hal yang dibicarakan agama bisa dijelaskan dengan tuntas melalui pendekatan
antropologis
Dengan demikian, penekatan antropologi
sangat dibutukan dalam memahami ajaran agama tersebut dalam uraian an informasi
yang dapat dijelaskan melalui bantuan ilmu antropologi denagan cabang-cabangnya
C. PENDEKATAN SOSIOLOGIS
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dengan masyarakat dan menyelidiki
ikatan-ikatan antara manuasia yang menguasai hiupnya itu. Sosiologi mencoba
mengerti sifat dan maksud hidup bersama,
cara terbentuk dan tumbuh, serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup itu
serta kepercayaan, kayakianan yang memberisifat tersendiri kepada cara hidup
bersama itu dalam tiap persekutuan hidup manusia. Sementara itu, Soejono
soekanto menagartikan sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang membatasi
diri terhadap persoalan penilaian. Sosiologi
tidak menetapkan ke arah mana sesuatau seharusnya berkembang dalam arti memberi
petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijakan kemasyarakatan dari proses
kehidupan bersama tersebut. Di dalam ilmu ini jugadibahas tentang proses
sosial, mengingat bahwa ilmu pengetahuan perihal struktur masyarakat saja belum
cukup untuk memperoleh gambar yang nyata mengenai kehidupan bersama dari
manusia.
Dari segi sosiologi ini, pendekatan
terhaap agama telah melahirkan berbagai teori. Di antara teori-teori itu, yang
sangat terkenal adalah teori tingkatan. Teori ini dikemukakan oleh August Comte
(1798-1857). Dalam mukany, Cours de Philosophie Positive; ia menerangkan
pandangannya tentang paham positivisme yang alamiah dan menjabarkan
tingkatan-tingkatan alam evolusi pemikiran manusia sebagai berikut:
Tingkatan pertama, yaitu tingkatan yang
disebut tingkatan teologi.
Tingkatan keua, yaitu tingkatan yang
mata fisika.
Tingkatan ketiga, yaitu tingkatan
positif.
Pentingnya pendekatan sosiologi dalam
memahami agama dapat dipahami karena banyak sekali ajaran agama yang berkaitan
dengan masalah sosial. Besarnya perhatian agama terhadap sosial ini sebagai
alat untuk memahami agamanya. Alam bukunya yang berjudul Islam Alternatif, Jalaluddin
Rahmat telah menunjukkan betapa besarnya perhatian agama, dalam hal ini islam,
terhaap masalah sosial, dengan mengajukan lima alasan.
pertama, dalam al-qur’an atau kitab-kitab
hais, proporsi terbesar sumberislam itu berkenaan dengan urusan muamalah.
Menurut ayatullah khomaeni dalam bukunya Al-Hukamah Al-Islamiyah yang dikutip
Jalaluddin Rahmat mengemukakan bahwa perbandinagan antara ayat-ayat ibadah dan
ayat-ayat yang menyangkut kehidupan sosial adalah satu banding seratus-untuk
ayat ibadah, dan dan seratus ayat muamalah(masalah sosial).
Kedua, ditekankannya masalah
muamalah (sosial) dalam islam ialah adanya kenyataan bahwa bila urusan ibadah
bersamaan waktunya dengan urusan muamalah yang penting, ibadah boleh
diperpendek atau ditangguhkan (tentu bukan ditinggalkan), tetapi tetap
dikerjakan sebagaimana mestinya.
Ketiga, ibaah yang mengandung
segi kemasyarakatan diberi ganjaran lebih besar dari pada ibadah perorangan.
Keempat,
dalam islam terdapat ketentuan bila urusan ibadah dilakukan tidak sempurna atau
batal, karena melanggar pantangan tertentu, kifaratnya (tebusannya) ialah
melakukan sesuatu yang berhubungan masalah sosial.
Kelima,
dalam islam terdapat ajaran bahwa amal baik dalam bidang kemasyarakatan
mendapat ganjaran yang lebih besar dari ibadah sunah. Dalam hubungan ini, kita
misalnya membaca hadis yang artinya sebagai berikut “ Orang yang bekerja
keras untuk menyantuni janda dan orang miskin, adalah seperti diperjuangan
Allah (atau aku kira beliau berkata) dan seperti orang yang terus-menerussholat
malam dan terus-menerus berpuasa.”
Melalui pendekatan sosiologis,
agama dapat dipahami dengan mudah karena agama itu sendiri diturunan untuk
kepentingan social.
D. PENDEKATAN FILOSOFIS
Filsafat
merupakan ilmu pengetahuan yang mempersoalkan hakikat dari segala yang ada.
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia yang berarti cinta kepada
pengetahuan atau cita epada kebjaksanaan1. Dapat pula berarti mencari hakikat
sesuatu. Dari definisi tersebut, apat diketahui bahwa filsafat pada intinya
berupaya menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang berada di
balik objek formannya. Filsaat mencari sesuatu yag mendasar, asas da inti ,
hakikat,atau hikmah mengeni sesuatu ang berada di balik proyek formanya filsfat
mencari sesuatu yang mendasar,asas dan inti yang terdapat dibalik yang bersifat
lahiriyah.louis o.kattsof mengatakan bahwa kegiatan kefilsafatan ialah merenung
akan tetapi,merenu bukanlah melamun,melainkan melakukan secara
mendalam,radikal,sistematis,dan universal
Berfiir secara
filosofis dapat menggunakan dalam memenuhi ajaran agama,dengan maksud agar
hikmah,hakikat,aau inti dri ajara agama dapat dimengerti da dipahami secara
seksama dengan menggunakan pendekatan filosofis ini,seseorang dapat memberi
makna terhadap sesuatu yang dijumpainya;dan dapat pula menangkap hikmah dan
ajaran yang terkandung didalamnya.karena demikian pentingnya pendekatan
filosofis ini,kita menjumpai bahwa filsafat telah digunakan untuk memahami
berbagai bidang selain islam
Melalui pendekatan filosofis ini,seseorang tidak akan
terjebak pada pengalaman agama formalistik,yakni mengamalkan agama dengan susah
payah ,tetapi tidak memiliki makna apa apa,kosog tanpa arti.
E .PENDEKATAN HISTORIS
Sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang di dalamnya
di bahas berbagai peristiwa dengam memperhatikan unsur tempat, waktu, objek,
latar belakang dan pelaku peristiwa tersebut. Pendekatan historis ini di
gunakan sebagai upaya untuk menelusuri asal-usul serta pertumbuhan pmikiran dan
lembaga keagamaan melalui periode perkembangan sejarah tertentu,serta untuk
memahami peranan kekuatan yang dierlihatkan oleh agama dalam periode periode
tersebut.Penelitian semacam ini harus dimulai dari masa yang paling awal yang
dapat diketahui dalam sejarah manusia.[5]Menurut
Hasan Usman,metodologi sejarah adalah suatu periodisasi atau tahapan-tahapan
yang ditempuh untuk suatu penelitian sehingga dengan kemampuan yang ada dapat
mencapai hakikat sejarah.Melalui pendekatan sejarah seseorang diajak menukik
dari alam idealis yang bersifat empiris dan mendunia. Kuntowijoyo teah
melakukan studi yang mendalam terhadap agama yang dalam hal ini Islam, menurut
pendekatan sejarah. Ketika ia mempelajari al-quran, ia sampai pada suatu
kesimpulan bahwa pada dasarnyakndunga al-quran itu terbagi menjadi dua bagian.
Bagi yang pertama, berisi konsep-konsep dan bagian kedua, brisi kisah-kisah
sejarah an perumpamaan,
Dalam bagian pertama yang berisi konsep-konsep, kita
mendapati banyak sekali istilah alquran yang merujuk pada pengertian-pengertian
normatif yang khusus doktrin-doktrin etik, aturan-aturan legal dan
ajaran-ajaran keagamaan pada umumnya. Pada bagian kedua yang bersi kisah-kisah
dan perumpamaan al-quran ingin mengajak umat islam untuk melakukan perenungan
untk memperoleh hikmah, melalui kontemlasi tehadap kejadian-kejadian atau
peristiwa-peristiwa historis ataupun menyagkut simbol-simbol. Melalui
pendekatan sejarah ini, seseorang diajak untuk memasuki keadaan yang sebenarnya
berkenaan dengan penerapan suatu peristiwa.
F. PENDEKATAN KEBUDAYAAN
Dalam kamus umum ahasa indonesia, kebudayaan diartikan
sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin manusia seperti kepercayaan,
kesenian, adat istiadat dan berarti pula kegiaan (usaha) bati (akal dan
sebagainya) untuk mecipaka sesuatu yang termasuk hasil kebudayaan1. Sutan Takdi
Alihjabana mengatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang
terjadi dari nsur-nsur yang berbda seperti pengetauan, kepercayaan, sen, hukum,
moral, adat istiadat dan segala kecakapan lain yang dperoleh mausa sebagai
anggota masyarakat. Dengan demikian, kebudayaan adalah hasil daya cipta manusia
denga menggunakan dan mengerahka segenap potensi batin yang dilikinya. Di dalam
kebudayaan terdapat pengeahuan, keyakinan, seni, moral, adat istiadat dan lain
sebagainya dengan demikian kebudayaan tampil seperti pranata yang secar terus
menerus dipelihara oleh para pengikutnya dan generasi selanjutnya yang diwarisi
kebudayaan tersebut.[6]
Keudayaan selanjutnya dapat pula digunakan untuk memahami
apa yang terdapat pada dataran empirisnya atau agama yang tampil dalam
bentuk formal yang menggenjala
dimasyarakat.melalui pemahaman tehadap kebudayaan tersebut,sesorang akan
mendapat mengamalkn ajaran agama.
B. Metode
dalam Pendidikan Islam
Metode dalam pendidikan
islam (Umum dan Agama Islam) mempunyai peranan penting dalam mewujudkan
tujuan-tujuan yang diciptakan bersama. Karena itu metode menjadi sebuah sarana
yang bermakna dalam menyajikan pelajaran, sehingga dapat membantu siswa
memahami bahan-bahan pelajaran untuk mereka. Arifin Muzayin mengingatkan,
bahwa tanpa metode suatu materi pelajaran tidak akan dapat memproses secara
efisien dan efektik dalam pendidikan.
Ada tiga pendekatan
dalam kajian pendidikan yaitu pendekatan historis, filosofis, dan sosiologis.
Pendekatan historis adalah pendekatan keilmuan dengan sejarah. Pendidikan ini
di komparasikan dengan fakta yang terjadi dan berkembang dalam waktu dan
tempat-tempat tertentu un tuk mengetahui persamaan dan perbedaan dalam suatu
permasalahan pendekatan filosofis adalah pendekatan yang berhubungan
dengan kehidupan sosial ketiga pendekatan ini sangat berguna untuk
mempelajari data yang relevan dengan permasalahan pendidikan.
Ada beberapa metode
dalam melaksanakan pendidikan islam, setidaknya ada 15 metode, yaitu : ceramah,
tanya jawab, mengambil pelajaran, mengkongkritkan masalah, penugasan, peragaan,
diskusi, mmemberi perumpamaan, kunjungan ilmiah, korespondensi, hafalan,
memberi pemahaman, memberikan pengalaman, mempermudah, dan
mengembirakan. Arifin Muzain, membagi metode-metode pendidikan Islam
menjadi 16 macam, yaitu : berfikir, induktif deduktif, praktik, jihad,
situasional, kelompok, intruksional, cerita, bimbingan, dan penyuluhan,
pemberian contoh dan teladan, diskusi, soal-jawab, imstal, khitbah, targhib dan
tarhieb, dan acquistion selaf education, serta taubat dan ampunan.
Dari dua teori diatas
tampaknya metode-metode pendidikan islam cukup banyak, namun dalam keragaman
metode tersebut antara yang satu dengan yang lainnya memiliki kesamaan. Jika
dikombinasikan berdasarkan dua teori diatas, maka metode-metode pendidikan
Islam dan dibagi kedalam 11 macam, sesuai dengan metode-metode tersebut adalah
:
Metode ceramah adalah
cara penyampaian materi pendidikan melalui komunikasi satu arah yaitu dari
pendidik kepada peserta didik (one way traffic comunication). Metode ini
agak identik dengan tausiyah (memberi nasihat), dan khutbah.
Metode soal jawab adalah
dengan cara, satu pihak memberikan pertanyaan sementara piahak lainnya
memberikan jawaban. Dalam pengajaran, guru dan atau peserta didik dapat
memberikan pertanyaan ataupun jawaban.
Metode I’tibar adalah
pendidikan yang dilakukan dengan cara mengambil pelajaran, hikmah, dan
pengartian dari sebuah peristiwa dan atau kisah yang terjadi. Biasanya metode
ini terkait dengan penyampaian metode Cerita atau Ceramah.
Metode Resitasi adalah
metode pendidikan dengan pemberian tugas. Biasanya metode ini terdiri dari
tugas individu dan kerja kelompok. Metode ini dimaksudkan agar proses
mengetahui dan memahami ilmu pengetahuan lebih efektif.
Metode diskusi adalah
pendidikan yang dilakukan dengan cara bertukar pikiran, pendapat dengan
menetapkan pengertian dan sikap terhadap suatu masalah. Dengan metode ini
peserta didik akan mencapai titik kebenaran.
Metode tamsiliyah adalah
cara memberikan perumpamaan kepada yang lebih faktual. Pendidikan dengan metode
ini dapat memberikan pelajaran-pelajaran berharga dari perumpamaan-perumpamaan
kepada peserta didik.
Metode mukatabah adalah
pendidikan dengan cara korespondensi atau membuat surat-menyurat dalam berbagai
tema (bahan pelajaran). Dengan metode ini hasil pengajaran yang disampaikan
oleh pendidik akan lebih berkesan dan terkumpul dalam tulisan.
Metode tafhim adalah
pen.didikan dengan cara memahami apa-apa yang telah diperoleh dari belajar
sendiri atau dengan guru pendidik. Dengan metode ini peserta didik
dituntut untuk lebih aktif mendapatkan makna secara mendalam terhadap bahan
yang diterimanya.
Metode cerita adalah
pendidikan dengan membacakan sebuah cerita yang mengandung pelajaran baik.
Dengan metode ini peserta didik dapat menyimak kisah-kisah yang diceritakan
oleh guru, kemudian mengambil pelajaran dari cerita tersebut.
Metode pemberitahuan
contoh dan tauladan adalah pendidikan yang dilakukan dengan cara memberikan
contoh-contoh yang baik (uswahtun al-hasanah) berupa prilaku nyata, khususnya
ibadah dan akhlak. Contoh tauladan ini merupakan pendidikan yang mengandung
nilai paradadogis tinggi bagi peserta didik.
Metode aquistion atau
self education adalah metode pendidikan diri sendiri. Pendidikan dengan metode
Self Education dilakukan dengan memberikan dorongan agar peserta didik dapat
belajar dan membina diri mereka sendiri, setelah itu barulah dapat membina
orang lainnya.
Berdasarkan dari
penjelasan diatas jelaslah bahwa pentingnya metode dalam pendidikan. Karena
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar seorang guru menjalankan metode
pembelajaran yang beraneka ragam akan membuat sarana kelas menjadi baik dan
kelangsungan pembelajaran menjadi nyaman. Khususnya dalam pendidikan Islam.
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Jadi,untuk melakukan penyebaran
agama islam dalam kehidupan bermasyarakat kita harus terlebih dahulu mengenal
dan menerapkan pendekatan dan metodelogi yang akan kita gunakan untuk
memperkenalkan dan mengajarkan bagaimana materi dalam agama islam itu sendiri.
1.2. Saran
Dalam
penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, masih
banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya, materi dan
penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan
masukan yang dapat membangun penulisan makalah ini.
DAFTAR
PUSAKA
1.
Prof.DR. MUHAIMIN,M.A ET AL., Studi
Islam Ragam Dimensi Dan Pendekatan,Jakarta:kencana,2012
2.
Prof.DR.Anwar Rosihon,M.Ag:Pengantar
Studi Islam,Jakarta:Pustaka Setia,2012
3.
K.H. Zainal Arifin Djamaris,Islam
Aqidah dan Syariah jilid1 Jakarta :PT
Raja Grafindo persada,1996.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar