Rabu, 29 Juli 2015

Hadits tentang larangan kikir



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hadits dan Terjemahannya
لَا يَسْأَلُ رَجُلٌ مَوْلَاهُ مِنْ فَضْلٍ هُوَ عِنْدَهُ، فَيَمْنَعُهُ إِيَّاهُ، إِلَّا دُعِيَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَضْلُهُ الَّذِيْ مَنَعَهُ شُجَاعًا أَقْرَعَ
“Tidaklah seseorang meminta kelebihan harta yang dimiliki tuannya lalu dia tidak memberinya kecuali akan didatangkan ketika hari kiamat kelebihan harta itu berupa ular gundul.”(HR. Abu Dawud)

إِيَّاكُمْ وَالشُّحَّ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالشُّحِّ أَمَرَهُمْ بِالْبُخْلِ فَبَخِلُوا وَأَمَرَهُمْ بِالْقَطِيعَةِ فَقَطَعُوا وَأَمَرَهُمْ بِالْفُجُورِ فَفَجَرُوا (رواه الامام احمد)
“Hati-hatilah kamu terhadap sifat bakhil, karena bakhil telah merusak orang-orang sebelum kalian. Mereka memutuskan silaturahmi, berbuat bakhil dan berbuat maksiat, semuanya disebabkan oleh penyakit bakhil ini” (Hadits riwayat Imam Ahmad).

2.2 Keterangan Hadits
فَيَمْنَعُهُ                              = Dia tidak memberinya harta
شُجَاعًا                              = Keras, kasar, kejam
هَلَكَ                                 = Merusak
فَقَطَعُوا وَأَمَرَهُمْ                   = Memutuskan silaturahmi

2.3 Kandungan Hadits
1.      Larangan untuk berbuat bakhil, karena hal itu merupakan perbuatan tercela dan sangat tidak dianjurkan dalam islam
2.      Harta hanyalah titipan dari Allah, yang karenanya kita dianjurkan untuk saling berbagi dan belas kasihan terhadap sesama manusia
3.      Perbuatan bakhil atau kikir dapat memutuskan silaturahmi
4.      Balasan bagi seorang yang kikir adalah neraka jahanam dan ditemani oleh ular yang ganas lagi kejam.

2.4 Relevansi Hadits dengan Hadits Lain

 البخيل بعيد من الله، بعيد من الجنة، بعيد من الناس (رواه الترمذى)

“Orang yang bakhil jauh dari Allah; jauh dari surga dan jauh dari manusia (Hadits riwayat Turmudzi)”. 
Nabi SAW juga pernah bersabda sehubungan dengan sifat yang tercela ini:

 لا يدخل الجنة حب ولا بخيل ولا منان (رواه الترمذى)
“Tak akan masuk surga orang yang suka menipu, orang bakhil dan orang yang suka mengharap-harapkan pemberian dari orang lain. (Hadits riwayat Turmudzi)” 
Seorang yang benar-benar beriman, akan menjauhi sifat yang tercela ini. Tugas utama bagi seorang yang beriman ialah ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh orang lain, dan mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri. 
Rasulullah SAW telah bersabda :
 لا يؤمن احدكم حتى يحب لاخيه ما يحب لنفسه (رواه البخارى و مسلم

“Bukanlah termasuk orang yang beriman apabila seseorang di antara kalian tidak mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri” (Hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Rasulullah juga menganggap bahwa bakhil adalah suatu sifat yang amat membahayakan masyarakat.

2.5 Munasabah Hadits dengan Ayat
وَلا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Ali Imran : 180)

فَلَمَّا آتَاهُمْ مِنْ فَضْلِهِ بَخِلُوا بِهِ وَتَوَلَّوْا وَهُمْ مُعْرِضُونَ (٧٦)
 Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-nya, mereka kikir dengan karunia itu dan ia berpaling dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran) (at Taubah : 76)
            Dalam keterangan firman Allah SWT diatas, sudah cukuplah jelas bahwa perbuatan kikir sangatlah tercela dan barang siapa yang memiliki sifat ini, maka dia dibenci oelh orang-orang ketika di dunia dan kelak di akhirat akan di masukkan ke neraka jahannam.

2.6  Asbab Al-Wurud Hadits
Dalam hal ini, kami tidak menemukan secara pasti asbab al-wurud yang berkaitan dengan hadits ini. Akan tetapi sudah jelas bahwa Allah dan Rasulnya tidak menyukai perbuatan tersebut perbuatan kikir hanya akan membawa keburukan terhadap orang yang melakukannya, karena setiap perbuatan dan perkataan akan dicatat oleh malaikat yang telah ditugaskan oleh Allah Swt, dan kita tak bisa menghindari hal tersebut.
Allah telah berfirman dalam surah Muhammad:
‘Jika Dia meminta harta kepadamu lalu mendesak kamu (supaya memberikan semuanya) niscaya kamu akan kikir dan Dia akan menampakkan kedengkianmu. Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada Jalan Allah. Maka diantara kamu ada orang yang kikir dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap diri nya sendiri. Dan Allahlah yang Maha kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan(Nya); dan jika kamu berpaling , niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain dan mereka tidak akan seperti kamu (ini). (muhammad; 37-38)

2.7 Kata Kunci
إِيَّاكُمْ وَالشُّحَّ فَإِنَّمَا هَلَكَ
Artinya: Hati-hatilah kamu terhadap sifat bakhil, karena bakhil telah merusak…
            Seseorang yang memiliki sifat bakhil ini tentulah dia sangat merugikan orang yang dekat dengannya, dia telah merusak, dan juga membuat tali persaudaraan putus. Untuk itu kita harus menjauhinya dari perbuatan tercela ini.

2.8 Pembahasan Hadits
Bakhil atau kikir adalah sifat tercela yang ditimbulkan dari rasa egoisme yang keterlaluan. Orang yang karakternya demikian mempunyai hati yang keras, tidak mempunyai rasa belaskasihan dan tidak berperikemanusiaan.
Penyakit bakhil akan menyebabkan malapetaka yang besar terhadap suatu masyarakat. Penyakit ini bisa menanamkan rasa dengki dan iri hati dalam jiwa orang-orang fakir miskin terhadap orang-orang kaya yang bakhil. Sebagai akibatnya, orang-orang miskin tersebut akan mencari-cari kesempatan yang tepat untuk melampiaskan rasa kedengkiannya terhadap orang-orang kaya yang bakhil, dan berusaha mencari jalan untuk menghancurkan harta kekayaan mereka.
Hal yang sangat penting untuk diketahui setiap muslim ialah bahwa harta yang dimiliki dalam bentuk apapun yang ada di sekitarnya adalah milik Allah subhanahu wa ta’ala. Tidaklah dia mendapatkan harta dan semua yang menjadi miliknya kecuali dengan izin Allah, manusia tidaklah berkuasa sepenuhnya pada harta tersebut. Status harta itu hanya amanah atau titipan dari Allah saja. Sebagaimana dalam hadits:
يَا عِبَادِيْ كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلَّا مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُوْنِيْ أُطْعِمْكُمْ يَا عِبَادِيْ كُلُّكُمْ عَارٍ إِلَّا مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنِيْ أَكْسُكُمْ
“Wahai para hamba-Ku, kalian semua pada asalnya lapar kecuali orang yang Aku beri makan, maka mohonlah makanan pada-Ku. Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya kalian pada asalnya telanjang, kecuali orang yang Kuberi pakaian, maka mohonlah kepada-Ku pakaian.” (HR Muslim)
Gambaran hadits di atas menguatkan bahwa manusia tidaklah memiliki apa-apa semua kebutuhan hidupnya dicukupi oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Dan perlu diingat, manakala lahir di dunia manusia tidaklah membawa apapun walau sehelai benang, lalu Allah berikan rizki kepadanya berupa pakaian dengan berbagai aneka ragam jenis dan jumlahnya.
Lalu dengan hikmah-Nya yang mulia, Allah telah memerintahkan kepada kita selaku penerima nikmat untuk menunaikan hak harta tersebut dengan zakat, infaq dan shadaqah sehingga kita menjadi orang yang dermawan karena kedermawanan adalah salah satu jalan menuju surga. Dan Allah melarang dari sifat bakhil (kikir atau pelit) yang merupakan lawan dari sifat dermawan.
Oleh karena itu, Islam menganggap bakhil sebagai perbuatan dosa besar Hal ini telah dijelaskan oleh Al-Qur’an:
 “Sekali-kali janganlah orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali Imran: 181).




2.9 Makna Pendidikan dalam Hadits
            Dalam hadits ini dapat kami ambil makna pendidikan yaitu:
1.      Dalam proses kegiatan belajar mengajar, antara pendidik dan peserta didik seyogyanya saling ikhlas dan tidak keberatan, ketika salah satunya meminta bantuan yang utamanya menyangkut keilmuan
2.      Seorang pendidikakan lebih baik jika mempraktikkannya secara langsung di hadapan peserta didik, tentang bagaimana cara untuk menghindari sifat tercala ini
3.      Dengan menghindari perbuatan kikir ini, akan menjadikan setiap manusia saling menyayangi dan mengasihi antara yang satu dengan yang lainnya
4.      Dengan menghindari sifat kikir ini, maka kehidupan kita akan tentram dan damai, karena terciptanya rasa kasih sayang antar sesama.
2.10 Cara Mengobati Sifat Bakhil atau Kikir
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya):
إِن تُبْدُواْ الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِن تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاء فَهُوَ خَيْرٌ لُّكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنكُم مِّن سَيِّئَاتِكُمْ وَاللّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah: 271)
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini beliau menyebutkan beberapa pelajaran yang bisa diambil. Di antaranya:
1.      Anjuran dan dorongan untuk bersedekah, baik dengan menampakkannya atau dengan menyembunyikannya.
2.      Bahwasanya menyembunyikan sedekah itu lebih utama daripada menampakkannya karena lebih mendekati keikhlasan dan menyembunyikan orang yang menerima sedekah tersebut.
3.      Bahwasanya pahala sedekah belum dicapai sebelum sedekah itu diterima oleh orang-orang fakir.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
“Bentengilah diri kalian dari siksa api neraka meskipun dengan separuh buah kurma.”Muttafaqun ‘alaih
Hadits ini mengandung anjuran untuk bersedekah karena sedekah dapat membentengi diri orang yang bersedekah dari api neraka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyatakan bahwa harta tidak akan berkurang karena disedekahkan. Sebagaimana sabda dalam beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
“Sedekah itu tidak akan mengurangi harta sedikit pun.” (HR. Muslim dan at-Tirmidzi)
Tentang hadits ini, al-Imam an-Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa tidak berkurangnya harta dengan sedekah ditinjau dari dua sisi:
1.      Hartanya akan diberkahi dan berbagai mudharat (bahaya) akan tercegah dari pelakunya. Maka tertutuplah berkurangnya harta itu dengan berkah yang tersembunyi. Hal ini bisa diketahui dengan indera dan kebiasaan.
2.      Walaupun harta tersebut nampaknya berkurang, akan tetapi tertutupi dengan pahala yang dipersiapkan untuknya, bahkan berlipat ganda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar