BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Kitab Allah ( Al-Quran ) merupakan satu pedoman hidup manusia baik untuk
kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan hidup di akhirat. Agar manusia mampu
meraih kedua hal tersebut maka manusia dituntut untuk mampu memahami, membaca,
dan mengamalkan apa yang terkandung dalam kitab Allah tersebut. Orang Islam
mempunyai kewajiban untuk mampu dan dapat membaca Al-quran dengan baik dan
benar, memahami arti dan maknanya, serta mengamalkan apa yang ada didalamnya.
Hal tersebut sudah dijelaskan didalam tafsir Al-Qur’an surat Al-Fathir ayat 32
yang memberikan penjelasan kepada kita bahwa Al-Qur’an merupakan suatu karunia
yang besar yang hanya diturunkan untuk kita umat Nabi Muhammad SAW akan tetapi
masoh banyak orang yang menyia-nyiakan hal tersebut , banyak orang yang tidak
mau menggunakan Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya. Oleh sebab itu pada
kesempatan kali ini kelompok kami akan membahas tafsir surat Al-Fathir ayat 32
ini sebagai tambahan pengetahuan bagi teman-teman sekalian.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana mufrodhat dari surat Al-Fathir ayat 32?
2. Bagaimana Asbabun Nuzul dari surat Al-Fathir ayat 32 ?
3. Bagaimana munasabah surat Al-Fathir ayat 32 dengan ayat sebelum atau
sesudahnya?
4. Bagaimana Tafsir tekstual surat Al-Fathir ayat 32 ?
5. Bagaimana tafsir kontekstual surat Al-Fathir ayat 32 ?
6. Bagaimana makna pendidikan dari surat Al-fathir ayat 32 ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. memahami mufrodhat dari surat Al-Fathir ayat 32
2. memahami Asbabun Nuzul dari surat Al-Fathir ayat 32
3. memahami munasabah surat Al-Fathir ayat 32 dengan ayat sebelum atau sesudahnya
4. memahami Tafsir tekstual surat Al-Fathir ayat 32
5. memahami tafsir kontekstual surat Al-Fathir ayat 32
6. memahami makna pendidikan dari surat Al-fathir ayat 32 ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ayat dan Mufrodhat
ثم اورثنا الكتاب الذين اصطفين من عبادنا فمنهم ظالم لّنفسه و منهم
مقتصد و منهم
سابق بالخيرات بِاذن الله ذلك هو الفضل الكبير.
Artinya : kemudian kami wariskan kitab itu kepada orang-orang yang
kami pilih diantara hamba-hamba kami lalu diantara mereka ada yang menganiaya
diri mereka sendiri dan diantara mereka ada yang pertengahan dan diantara
mereka ada pula yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah yang
demikian itu adalah karunia yang amat besar. (QS. Al-fathir : 32)
Kemudian
|
ثم
|
Kami
wariskan
|
اورثنا
|
Kitab
(Al-qur’an)
|
الكتاب
|
Orang-orang
yang kami pilih
|
اصطفين
|
Hamba-hamba
kami
|
عبادنا
|
Dzolim
|
ظالم
|
Diri
sendiri
|
لّنفسه
|
Pertengahan
|
مقتصد
|
Lebih
cepat
|
سابق
|
Kebaikan
|
بالخيرات
|
Dengan izin
Allah
|
بِاذن الله
|
Karunia
|
الفضل
|
Yang besar
|
الكبير.
|
1.2 Asbabun Nuzul
Menjelaskan bahwa ummat
muhammad telah dipilih oleh Allah untuk mewarisi kitab suci
Al quran. namun pada ayat yang 32 justru Allah melontarkan kritik terhadap
kondisi mereka dilapangan.
Umat muhammad yang bakal masuk surga dibagi menhajdi 3 golongan :
1. golongan masuk surga tanpa diproses hisab, karena masa hidupnya selalu kompetitif dalam berbakti dan berbuat kebajikan.
Umat muhammad yang bakal masuk surga dibagi menhajdi 3 golongan :
1. golongan masuk surga tanpa diproses hisab, karena masa hidupnya selalu kompetitif dalam berbakti dan berbuat kebajikan.
2. golongan masuk surga
yang melalui proses hisab yang mudah dan cepat, karena pada masa hidupnya
cukup kompetitif, tetapi masih suka meninggalkan yang sunah.
3. golongan masuk surga
susulan. karena pada masa hidupnya tidak berjiwa kompetitif dalam berbakti
dan berbuat kebajikan, di samping banyak melakukan kesalahan Penggolong
Umat muhammad
1.3 Munasabah Ayat
Keterkaitan surat l Al fathir ayat 32 dengan ayat sebelumnya yaitu
ayat 31
Pada ayat 32 terdapat kata-kata kitab, yang di maksud dengan kata
kitab disini adalah wahyu yang di turunkan oleh allah kepada nabi Muhammad yang
mana hal itu menjadi mukjizat beliau. Hal itu telah dijelaskan dalam ayat
sebelumnya yang mana Al-qu’an adalah suatu kitab yang menyempurnakan kitab
kitab sebelumnya yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya seperti kitab
Zabur yang turun kepada nabi Daud , kitab Taurat kepada nabi Musa , kitab Injil
kepada nabi Isa. Dan kitab ini menjadi pedoman bagi seluruh umat manusia dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat. Pada ayat 31 telah di jelaskan bahwasanya
Al-qur’an adalah sesuatu yang benar dan tidak ada kebohongan di dalamnya.
Keterkaitan surat l Al fathir ayat 32 dengan ayat setelahnya yaitu
ayat 33
Pada ayat 32 dijelaskan beberapa orang-orang yang menerima kitab
dan mereka itu dibedakan menjadi 3 golongan. Golongan pertama adalah golongan
yang menzalimi diri sendiri. Mereka adalah golongan yang ketika di dunia itu
lebih banyak melakukan kesalahan dari pada kebaikan. Golongan yang kedua ialah
pertengahan yaitu orang yang kebeikan dan keburukannya seimbang. Golongan yang
tiga aalah orang yang lebih dahulu mendapatkan kebaikan. Golongan ini adalah
orang yang kebeikannya lebih banyak daripada keburukanya. Dan pada akhirnya
mereka itu akan masuk surga semua. Gambaran surga di sini dijelaskan pada ayat
33 yang mana surga yang dimaksud adalah surga ‘Adn. Yang mana surga ‘Adn
digambarkan orang orang didalamnya menggunakan gelang-gelang yang terbuat emas
dan mutiara serta pakaian mereka terbuat dari sutera. Maksud dari ayat itu
adalah banyak kenikmatan kanikmatan yang akan mereka terima di sana.
1.4 Tafsir Tekstual
Tafsir Al-misbah
Menurut tafsir
Al-misbah, ayat ini menguraikan tentang mereka yang diwariskan kepadanya pesan
kitab suci itu. Ayat diatas menyatakan: kemudian setelah Kami wahyukan
kepadamu_wahai Nabi Muhammad pesan-pesan Kami yang kemudian terkumpul dalam
satu kitab, Kami wariskan kitab itu kepadaorang-orang yang sungguh-sungguh
telah Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang
mengaiaya dirinya sendiri, karena kurang atau tidak memberi perhatian yang cukup
terhadap pesan kitab suci itu dan di antara mereka ada yang pertengahan yakni
bersikap moderat,walau tidak mengabaikannya sama sekali tetapi tidak juga
berada pada puncak yang diharapkan dan di antara mereka adapula yang berlomba
lalu bersegera mendahului orang lain dalam berbuat kebajikan.Itu terlaksana
dengan izin Allah.Itulah dia bukan selainnya yakni kesegeraan melakukan
kebaikan atau pewarisan kitab suci merupakan karunia yang amat besar.
Pakar tafsir
al-Qurthubi menilai ayat di atas sulit.Karena disatu sisi dinyatakan bahwa
Allah melakukan pilihan,dan disisi lain,dinyatakan pula bahwa ada diantara
mereka yang menganiaya dirinya sendiri.Tidak mungkin rasanya ada yang di
pilih-Nya itu yang menganiaya diri sendiri apalagi termasuk kelompok yang masuk
neraka.
Ada sekitar 40
pendapat menyangkut perincian ayat ini.Intinya adalah ada yang berpendapat
bahwa ayat ini berbicara menyangkut ketiga kelompok manusia seperti yang
dibicarakan dalam Qs.Al waqiah[56]:7 yaitu Ashhab almaimanah,Ashhab al masy
amah dan Assabiqun.Dua anatara mereka masuk ke surga dan satu ke neraka.
Tetapi jika kata
zhalimun li nafsihi dipersamakan dengan Ashhab al masy amah,maka apakah ada di
antara yang dipilih Allah itu yang masuk ke neraka.Padahal kata istafa berarti
mengambil dari sesuatu.Ia lebih istimewa daripada kata ihktara yang berarti
memilih yang baik karena istafa adalah memilih yang terbaik dari hasil pilihan
yang baik itu.Selanjutnya kata ‘ibadihi biasanya digunakan alquran bermakna
hamba-hamba Allah yang taat atau yang telah menyadari dosa-dosanya,berbeda
dengan kata ‘abid yang digunakannya menunjuk hamba-hamba Allah yang bergelimang
dalam dosa serta enggan dalam bertobat.Selanjutnya penggalan awal ayat
mengesankan bahwa mereka adalah pilihan Allah,maka lanjutan ayat mengesankan
bahwa mereka adalah penghuni surga yang di hiasi dengan aneka hiasan.Itu antara
lain alasan yang berpendapat bahwa ayat ini berbicara tentang peringkat
penghuni surga.
Bagi yang
berpendapat bahwa ayat ini berbicara tentang kelompok yang durhaka yang bakal
menghuni neraka,maka mereka tidak mempertimbangkan penghuni alquran terhadap
kata ‘ibad.Mereka memahaminya dalam arti hamba-hamba Allah,baik yang taat
maupun yang durhaka.Dari hamba-hamba Allah itulah yang Maha Kuasa memilih dua
kelompok yakni yang muqtashit dan yang sabiq bilkhoirot.Sedang yang tidak
dipilih adalah yang dzolim.
Yang dimaksud
dengan kata Al kitab pada ayat ini adalah Alquran.Demikian pendapat mayoritas
ulama’.Kitab itu di wariskan langsung oleh Allah kepada siapa yang
dipilihNya.Albiqhoi,mengajak pembaca untuk membandingkan ayat ini kami wariskan
dengan warisan kitab suci pada umat yang lain.Hal itu oleh Qs,al A’Raf 7:169
dilukiskan dengan kata mawaritsu/mereka mewarisi.Anda dapat memperoleh pesan
tentang perbedaan umat yang lalu dan umat nabi muhammad saw.Dari perbedaan
redaksi itu.Demikian al biqhoi.Maksudnya umat yang lalu mewarisi al kitab
melalui upaya mereka,sedang umat nabi muhammad yang mewariskannya adalah Allah
swt.Secara langsung.Tentu saja yang secara langsung dari Allah keadaannya lebih
mantab daripada upaya manusia.
Kata auratsna
terambil dari kata waritsa yang berarti mewarisi yakni berpindah.Sesuatu yang
tadinya merupakan milik seseorang,lalu ia mati,maka bila milik tersebut
berpindah kepada orang lain,maka berpindah itu dinamai pewarisan.Makna kata ini
berkembang sehingga di gunakan juga dalam arti perolehan sesuatu tanpa upaya
dari yang memperolehnya.
Kata ‘ibadhina
seperti dikemukakan di atas bermakna hamba-hamba Allah.Ada beberapa pendapat
tentang maknanya jika ia dipahami sesuai makna penggunaan alquran terhadap kata
tersebut yakni hamba-hamba Allah yang taat atau yang telah menyadari
dosa-dosanya.Ada yang menyatakan bahwa mereka adalah para nabi,atau kelompok
bani israil yang disinggung oleh firmanNya dalam Qs al Imron3:33 :sesungguhnya
Allah telah memilih adam,nuh,keluarga ibrahim dan keluarga imran atas seluruh
alam.Ada lagi yang berpendapat bahwa mereka adalah umat nabi muhammad saw.Atau
anak cucu beliau dari keturunan Fatimah ra.Karena mereka termasuk juga dalam keluarga
nabi ibrahim as.Pendapat terakhir inilah yang dipilih oleh thabatthabai’.
Ibn Asy’ur
memahami penggalan ayat ini dalam arti Allah menjadikan mereka yang dipilihNya
itu menerima alkitab dari sisi Allah,atau kami perintahkan kaum muslimin
mewarisi alkitab yakni menerimanya dari Rasul saw.Al biqhoi memahami pewarisan
kitab suci itu dalam arti Allah mengambil dari kitab suci-suci yang lalu dan
menyerahkannya kepada umat nabi muhammad saw.sesuai dengan apa yang ridlaiNya
untuk mereka.Pewarisan tersebut tegasnya tidak harus dalam bentuk mewariskan
semua isi dan kandungannya,tetapi sebagian misalnya hanya al fatihah.Ini sudah
cukup untuk dinamai telah mewarisi.Begitu pendapat al biqhoi.
Banyak ulama
memahami kata dzolimun li nafsihi dalam arti yang melakukan dosa dari kaum
muslimin,walaupun bukan berarti mereka itu terjerumus dalam dosa yang tidak di
ampuni oleh Allah swt.Sekian banyak ayat yang berbicara tentang hamba-hamba
yang menilai didinya dzolim.Adam as dan istri beliau misalnya berucap demikian (baca
Qs al A’raf 7:23).Sekian banyak juga ayat yang berbicara tentang orang-orang
yang mendzalimi dirinya lalu bertaubat sehingga di ampuni Allah (baca misalnya
Qs an Nisa’ 4:110).Sekian banyak juga riwayat yang mendukung pendapat yang
menyatakan bahwa kendati seseorang yang dipilih itu dinamai oleh ayat ini
dzalim li nafsihi,tetapi itu tidaklah berarti ia akan terjerumus dalam
neraka.Imam at tirmidzi melalui sahabat nabi saw.Abu said al khudri
meriwayatkan bahwa suatu ketika nabi saw.membaca ayat ini lalu bersabda:Mereka
semua dalam satu kedudukan dan semua didalam surga tetapi riwayat ini dinilai
lemah.Riwayat lain menguraikan bahwa umat ra membacanya lalu berkata:yang
dzalim di antara kita di ampuni Allah.Sahabat –sahabat nabi saw.Yang lain
seperti usman bin affan,ibnu abu ad darda’,ibnu mas’ud,uqbah ibnu amr.serta
istri nabi saw.Aisyah ra.Kesemuanya berpendapat bahwa yang dzalim li nafsihi
juga merupakan penghuni surga.
Kata muqtashit
terambil dari kata al qoshit yakni pertengahan.Almuqtashit adalah seseorang
yang bersungguh-sungguh menempuh jalan pertengahan/moderat.Kata sabiq terambil
dari kata as sabqu yakni berlomba.Kata sabiq adalah seseorang yang mencapai
batas yang dituju mendahului selainnya.
Kata al khoirot
adalah kata bentuk kata dari khoir yakni kebajikan.Kata ini mengisyaratkan
bahwa ketiga kelompok yang disebut disini,kesemuanya mendambakan al
khoirot,hanya saja yang muqtashit dalam kebajikan itu ada yang dzalim li
nafsihi atau menganiaya dirinya dalam hal kebajikan,sehingga tidak melaksanakannya
dengan bersungguh sungguh atau baik.
Ulama banyak
membahas perurutan penyebutan ketiga kelompok di atas.Semua sepakat menyatakn
bahwa di dahulukannya penyebutan sesuatu tidak berarti keutamaannya dibanding
dengan yang disebut sesudahnya(baca misalnya Qs al hasyr 59:20).Dimana penghuni
neraka disebut sebelum penghuni surga.Didahulukannya kata dzalim boleh jadi
karena kelompok inilah yang terbanyak.Atau untuk mendorongnya meraih lebih
banyak lagi harapan,karen yang bersangkutan tidak dapat mengandalkan sesuatu
selain rahmat Allah,berbeda dengan al muqtashit yang berserah diri kepada Allah
dengan harapan amalnya dapat diterima dan berbeda juga dengan yang banyak
ketaatannya sebagai mana halnya yang
sabiq bil khoirot.Ja’far as shadiq berpendapat bahwa di dahulukannya penyebutan
addzalim sebagai isyarat bahwa dia tidak dapat mendekat kepada Allah kecuali
berkat rahmat Allah dan anugerahNya dan bahwa ke dzaliman yang mereka perbuat
tidak berpengaruh pada pemilihanNya selama ada inayah dan pertolongan Allah,setelah
itu baru di sebut yang muqtashit karena mereka berada di antara takut dan
harapan,dan di akhiri dengan sabiq agar jangan ada seseorangpun yang merasa
aman dari ketetapan Allah.Betapapun semua akan masuk ke surga berkat kalimat al
ikhlas la ilaha illa allah muhammadur rasulullah.Demikian dikutip oleh
alkurtubi.Bisa jadi juga kata sabiq ditempatkan terakhir agar penyebutan mereka
dengan uraian masuk ke surga,guna mengisyaratkan bahwa mereka lah yang terdekat
ke surga sedang yang dzalim adalah penghuni surga yang terjauh darinya.Atau
katakanlah mereka berada ditengah surga sedang yang dzalim berada
dipinggirannya.
1.5 Tafsir Kontekstual
ثم اورثنا الكتاب الذين اصطفين من عبادنا فمنهم ظالم لّنفسه و منهم
مقتصد و منهم
سابق بالخيرات بِاذن الله ذلك هو الفضل الكبير.
Artinya : kemudian kami wariskan kitab itu kepada orang-orang yang
kami pilih diantara hamba-hamba kami lalu diantara mereka ada yang menganiaya
diri mereka sendiri dan diantara mereka ada yang pertengahan dan diantara
mereka ada pula yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah yang
demikian itu adalah karunia yang amat besar.
Tafsir kontekstual
Pada dasarnya semua manusia diberikan anugerah berupa
potensi/pengetahuan oleh Allah , akan tetapi tidak semua orang mempergunakannya
dengan baik, ada yang menyia-nyiakan
pengetahuan itu sehingga kadangkala mereka merasa hidupnya tidak
terarah, ada juga yang kadang menyadari adanya pengetahuan adapula yang
terkadang mengabaian, dan yang terakhir mereka yang menyadari adana petunjuk /
pengetahuan sehingga mereka dengan segera memanfatkannya dengan baik. Dan
beruntunglah mereka yang menyegerakan kebaikan dalam hidupnya. Karena tidak
semua orang dianugerahi pemikiraan seperti itu. Adapun tingkatan-tingkatan
orang mukmin yang mengamalkan Al-Qur’an itu akan dijelaskan secara rinci :
1. Zalimun linafsihi ( mereka yang mendzalimi diri sendiri )
Golongan pertama (zalimun linafshihi) adalah orang-orang yang lebih banyakBerbuat kesalahan daripada kebaikannya . mereka lebih sering melakukan perbuatan buruk daripada perbuatan baik . Mereka lebih sering meninggalkan perintah Allah daripada menjalankan perintah Nya. Orang yang termasuk golongan ini menolak Al Qur’an dan memilih jalan hidup yang lain. Mereka tidak mau menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan.2. Muqtasid ( mereka yang pertengahan )
Golongan pertama (zalimun linafshihi) adalah orang-orang yang lebih banyakBerbuat kesalahan daripada kebaikannya . mereka lebih sering melakukan perbuatan buruk daripada perbuatan baik . Mereka lebih sering meninggalkan perintah Allah daripada menjalankan perintah Nya. Orang yang termasuk golongan ini menolak Al Qur’an dan memilih jalan hidup yang lain. Mereka tidak mau menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan.2. Muqtasid ( mereka yang pertengahan )
2. Golongan kedua (muqtasid) adalah
terdiri atas orang-orang yang kebaikannya sama dengan keburukan yang di
lakukannya. Orang-orang yang termasuk golongan ini menjalankan perintah Allah
tetapi juga menjalankan laranganNya.Mereka mau menerima Al Qur’an dan
menjadikannya sebagai pedoman hidup, tetapi mereka masih banyak melakukan
kesalahan.3. Sabiqun bilkhairat ( mereka yang lebih dahulu berbuat kebaikan )
3. Golongan ketiga (sabiqun
bilkhairat) terdiri atas orang-orang yang kebaikannya sangat banyak dan sangat
jarang berbuat kesalahan. Mereka yang termasuk golongan ini adalah orang-orang
yang selalu menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Nya. Mereka menjadikan
Al Qur’an sebagai pedoman hidup. Mereka tidak pernah mengerjakan apa yang di
larang oleh Al Qur’an.Orang-orang yang masuk golongan ini selalu menjalankan
perintah-perintah yang hukumnya wajib dan sunnah. Mereka menin ggalkan segala
sesuatu yang haram hukumnya dan menghindari yang subhat.Allah SWT telah
menyediakan surga dengan segala kenikmatannya bagi golongan ini. Orang-orang
yang termasuk golongan ketiga ini merupakan golongan yang mendapat karunia yang
terbesar,selain itu juga mereka termasuk orang-orang yang beruntung karena
menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup dan menjalankan apa yang di
perintahkannya.Mereka melakukan perbuatannya dengan ikhlas karena Allah.Kelak
Allah akan membalas segala perbuatannya.
Kesimpulan :
·
Allah mewariskan Al-Qur’an kepada manusia sebagai sumber informasi
bagi kehidupan
·
Allah juga menganugerahkan manusia potensi/pengetahuan agar mampu
mempelajari seluk beluk Al-Qur’an
·
Jadilah orang yang mensegerakan hal-hal yang baik seperti
berlomba-lombalah dalam mencari ilmu dan mengamalkan ilmu yang telah didapatkan
tersebut.
·
Jangan menjadi orang yang dholimun linafsih
Menurut Tafsir Jalalain.
Allah menurunkan Al-Qur’an kepada nabi muhammad melalui malaikat
jibril dan dari nabi muhammad hendaknya disampaikan kepada umatnya sebagai
pedoman untuk berlangsungnya kehidupan, akan tetapi ada sebagian orang yang
sembrono dalam mengamalkan Al-Qur’an ada pula yang setengah-setengah dalam
mengamalkannya akan tetapi adapula yang beberapa orang yang yang selain
mengamalkan Al-Qur’an mereka juga mempelajarinya, mengajarkanna dan membimbing
orang lain untuk mengamalkannya . dan turunnya Al-Qur’an ini merupakan suatu
karunia dari Allah yang seharusnya dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh manusia.
1.6 Keterkaitan Ayat dengan Makna Pendidikan.
\1. Hendaklah kita menjadi insan yang
cermat yang selalu berusaha meninggalkan hal yang dilarang agama.
2. Selalu mawas diri dari perbuatan
yang dilarang agama.
3. Hendaklah menjadi insan yang berusaha
mendahului melakukan amal kebaikan.
4. Menjadi seorang pendidik yang mewarisi
suatu ilmu dengan baik pada peserta didiknya.
5. Senantiasa berusaha dengan jalan mengamalkan ajaran yang ada
dalam Al-Qur'an.
6. Berakhlak mulia dengan
ilmu dan akal yang sesuai dengan ketentuan syariat.
7. Banyak beramal saleh dan
menghindari hal-hal yang tidak berguna terlebih maksiat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari tafsir QS. Al-Fathir ayat 32 adalah sebagai berikut
:
1. Dari tafsir ayat tersebut kelompok kami menemukan tema yaitu
“tingkatan-tingkatan orang yang menerima Al-Qur’an”
2. Sedangkan pada asbabun nuzulnya,
masih belum diketahui secara pasti sebab-sebab turunnya ayat ini, Allah pada
firmannya hanya menyebutkan tingkatan-tingkatan orang yang yang telah dipilih
untuk mendapatkan karunianya yakni berupa Al-Qur’an
3. Munasabah
. Hal itu telah dijelaskan dalam ayat sebelumnya yang mana Al-qu’an
adalah suatu kitab yang menyempurnakan kitab kitab sebelumnya yang diturunkan
kepada nabi-nabi sebelumnya seperti kitab Zabur yang turun kepada nabi Daud ,
kitab Taurat kepada nabi Musa , kitab Injil kepada nabi Isa. Dan kitab ini
menjadi pedoman bagi seluruh umat manusia dalam kehidupan di dunia dan di
akhirat. Pada ayat 31 telah di jelaskan bahwasanya Al-qur’an adalah sesuatu
yang benar dan tidak ada kebohongan di dalamnya
4. Tafsir tekstualnya
Ada sekitar 40 pendapat menyangkut perincian ayat ini.Intinya
adalah ada yang berpendapat bahwa ayat ini berbicara menyangkut ketiga kelompok
manusia seperti yang dibicarakan dalam Qs.Al waqiah[56]:7 yaitu Ashhab
almaimanah,Ashhab al masy amah dan Assabiqun.Dua anatara mereka masuk ke surga
dan satu ke neraka.
5.Tafsir kontekstual
Pada dasarnya semua manusia diberikan anugerah berupa potensi/pengetahuan
oleh Allah , akan tetapi tidak semua orang mempergunakannya dengan baik, ada
yang menyia-nyiakan pengetahuan itu
sehingga kadangkala mereka merasa hidupnya tidak terarah, ada juga yang kadang
menyadari adanya pengetahuan adapula yang terkadang mengabaian, dan yang
terakhir mereka yang menyadari adana petunjuk / pengetahuan sehingga mereka
dengan segera memanfatkannya dengan baik. Dan beruntunglah mereka yang
menyegerakan kebaikan dalam hidupnya. Karena tidak semua orang dianugerahi pemikiraan
seperti itu
6. Sedangkan pada relevansi ayat dengan makna pendidikan yakni
ü
Hendaklah kita menjadi insan yang cermat
yang selalu berusaha meninggalkan hal yang dilarang agama.
ü
Selalu mawas diri dari
perbuatan yang dilarang agama.
ü
Hendaklah menjadi insan yang berusaha
mendahului melakukan amal kebaikan.
ü
Menjadi seorang pendidik yang mewarisi
suatu ilmu dengan baik pada peserta didiknya.
ü
Senantiasa berusaha dengan jalan mengamalkan ajaran yang ada dalam
Al-Qur'an.
ü
Berakhlak mulia dengan ilmu dan akal yang sesuai dengan ketentuan
syariat.
ü
Banyak beramal saleh dan menghindari hal-hal yang tidak berguna
terlebih maksiat.
DAFTAR PUSTAKA
Al- Maraghy Mustafa , 1980 , Tafsir Al- Maraghy . Semarang : CV. Toha
Putra
Imam Jalaluddin Al-Mahalli , 2003 , Tafsir Jalalain . jakarta :
Sinar baru Algensindo
Malik Abdul, 1988, Tafsir Al-Azhar . Jakarta : Pustaka Panjimas
Shihab M Quraish, 2002, Tafsir Al-Misbah. Jakarta : Lentera Hati
Universitas Islam Indonesia, 2004, Tafsir dan Al-Qur’an. Jogjakarta
: PT Dhana Bakti Wakaf
http://hbis.wordpress.com/2008/12/16/petunjuk-al-qur’an-tentang-kompetisi-dalam-kebaikan/ diakses pada tanggal 25-11-2014 jam 15.45
Apakah kamu sudah tau prediksi togel mbah jambrong yang jitu? bila belum baca Prediksi jitu mbah jambrong
BalasHapusTerimakasih, penjelasannya sangat membantu mencari informasi terkait materi quran hadits terkait ayat dan hadis yang berhubungan dengan kompetisi dalam kebaikan
BalasHapus