BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dewasa
ini, para penggiat pendidikan selalu berusaha untuk mengembangkan metode-metode
dan model-model pembelajaran yang baik dan efektif untuk dapat membantu
guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Pengembangan ini telah dilakukan
sejak dulu hingga sekarang secara kontinyu dan terus menerus, mengikuti
perkembangan teknologi dan juga permasalahan-permasalahan yang timbul dalam
dunia pendidikan.
Salah
satu pendekatan pembelajaran yang dianggap baik dan layak untuk
diterapkan dalam proses pembelajaran salah satunya adalah PAKEM, singkatan dari
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Di era
kontemporer ini, PAKEM sangat dianjurkan mengingat semakin kompleksnya
permasalahan di dunia pendidikan dan juga besarnya tuntutan yang dibebankan
kepada guru dalam mensukseskan pembelajaran di tingkat sekolah ataupun
para dosen di tingkat perguruan tinggi.
B. Rumusan
Masalah
1.
Pengetian konsep pakem ?
2.
Prinsip-prinsip pakem dalam pembelajaran ?
3.
Implementasi strategi pembelajaran pakem ?
4.
Hal-hal yangperlu diperhatikan dalam strategi
pembelajaran pakem ?
C. Tujuan
Masalah
1. Mengetahui konsep
pakem
2. Mengetahui
Prinsip-prinsip pakem dalam pembelajaran
3. Mengetahui Implementasi
strategi pembelajaran pakem
4. Mengetahui
Hal-hal yangperlu diperhatikan dalam strategi pembelajaran pakem
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep
PAKEM
Pendekatan
PAKEM adalah sebuah strategi dan terobosan pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka
mengembangkan ketrampilan dan pemahamannya, dengan penekanan peserta didik
belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat
bantu belajar (termasuk pemanfaatan lingkungan), supaya pembelajaran lebih
menarik, menyenangkan dan efektif.[1]
Pendekatan PAKEM sebagai sebuah strategi pembelajaran,
memiliki 5 (lima) kriteria yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran Aktif
Belajar
aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian
menyimpannya dalam otak. Mengapa demikian? Karena salah satu faktor yang
menyebabkan informasi cepat dilupakan adalah faktor kelemahan otak manusia itu
sendiri.[2]
Pembelajaran
Aktif adalah bahwa dalam pembelajaran peserta didik aktif secara fisik dan
mental dalam hal mengemukakan penalaran (alasan), menemukan kaitan yang satu
dengan yang lain, mengkomunikasikan ide/gagasan,mengemukakan bentuk
representasi yang tepat, dan menggunakan semua itu untuk memecahkan masalah.[3]
Hal yang paling utama yang menjadi keaktifan siswa di
dalam kelas adalah munculnya rasa ingin tahu, ketertarikan dan minat siswa
terhadap hal yang sedang dipelajari. Untuk itu, melalui berbagi teknik dan
metode, guru harus berusaha sebisa mungkin untuk menciptakan suasana sedemikian
rupa guna memicu rasa kepenasaran siswa aktif bertanya, mempertanyakan
mengemukakan gagasan.
Peran
aktif siswa dalam pembelajaran sangatlah penting. Karena pada hakikatnya,
pembelajaran merupakan suatu proses aktif dari pembelajar (siswa) dalam
membangun pemikiran dan pengetahuannya. Peran aktif siswa dalam pembelajaran ini akan
menjadi dasar pembentukan generasi kreatif, yang berkemampuan untuk
menghasilkan sesuatu yang tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, tetapi
juga bagi orang lain.
2. Pembelajaran
Inovatif
Pembelajaran
inovatif dapat dilakukan dengan cara mengadaptasi model-model pembelajaran
menyenangkan yang bisa membuat siswa terbebas dari kejenuhan-kejenuhan
pembelajaran. Melalui model pembelajaran inovatif, peserta didik harus terbebas
dari perasaan bosan, malas, ketakutan akan kegagalan atau perasaan tertekan
dikarenakan tenggang waktu tugas dll.
Banyak
sekali inovasi-inovasi dalam pembelajaran yang dapat diterapkan. Misalnya saat
ini tengah ramai pembelajaran dengan computer atau lebih dikenal dengan
Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK) bermodel Drill, tutorial
atau simulasi. Materi pelajaran yang tadinya disampaikan secara lisan oleh
guru, dapat dibaca sendiri oleh siswa melalui layar komputer maupun ketika
diproyeksikan secara visual di depan kelas. [4]
3. Pembelajaran
Kreatif
Pembelajaran
kreatif menekankan pada pengembangan kreatifitas, baik pengembangan kemampuan
imajinasi dan daya cipta (mengarang, membuat kerajinan tangan, mempraktekkan
kesenian dll) maupun pengembangan kemampuan berpikir kreatif. Pembelajaran di SD/MI pada umumnya masih mengupayakan
pengembangan kemampuan berpikir rasional logis. Dalam hal ini, guru sebagai
fasilitator dituntut untuk senantiasa kreatif dalam merancang pembelajaran,
serta memiliki beragam strategi pembelajaran yang digunakan agar pembelajaran
tersebut memenuhi beragam tingkat kemampuan siswa di kelas. Pengetahuan siswa
yang diperoleh dalam hal ini berdasarkan pengalamannya sendiri, bukan
ditransfer pengetahuan dari guru.[5]
4. Pembelajaran
Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan merupakan pembelajaran yang
didesain sedemikian rupa sehingga memberikan susana penuh keceriaan,
menyenangkan, dan yang paling utama, tidak membosankan peserta didik. Suasana
seperti itu akan membuat peserta didik bisa lebih terfokus dalam proses
pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan perhatian terhadap materi yang
disampaikan oleh guru.
Salah
satu upaya menciptakan pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan menggunakan
permainan edukatif (belajar sambil bermain). Melalui keterlibatan dalam
permainan, mereka dapat mengembangkan dirinya serta mulai memahami status dan
perannya dalam kelompok teman sebayanya, yang akan sanngat bermanfaat untuk
memahami dan menunaikan status dan perannya dalam masyarakat kelak setelah
beranjak dewasa. Terdapat satu prinsip utama dalam pemilihan permainan edukatif
ini dalam pembelajaran, yakni harus terdapat keselarasan dan keseimbangan
antara aspek menyenangkan dengan aspek pencapaian tujuan pembelajaran.
Pembelajaran
menyenangkan juga dapat dilakukan secara terpadu. Misalnya guru
mengkombinasikan antara mata pelajaran pendidikan jasmani dan matematika, sehingga
peserta didik dapat memperoleh lebih dari satu pengetahuan secara sekaligus.[7]
B. Prinsip-prinsip PAIKEM
dalam Pembelajaran
Berikut
ini dikemukakan prinsip-prinsip pembelajaran PAIKEM, yaitu:
1. Mengalami
Peserta
didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional. Melalui
pengalaman langsung pembelajaran akan lebih memberi makna kepada siswa daripada
hanya mendengarkan. Misalnya pada mata pelajaran pendidikan jasmani dan
olahraga, supaya siswa dapat mengetahui tentang bagaimana melakukan serve dalam
permainan bola voli, maka guru memberikan kesempatan kepada siswanya untuk
melakukan serve bola.
2. Komunikasi
Kegiatan
pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan peserta didik.
Proses komunikasi yang baik adalah proses komunikasi dimana antara unsur
komunikator dan komunikan terdapat satu arah yang sama.
3. Interaksi
Kegiatan
pembelajaran memungkinkan terjadinya interaksi multi arah. Interaksi multi arah
yang diharapkan terjadi adalah interaksi transaksional, dimana proses
komunikasi antara guru dengan siswa, siswa antara guru, siswa dengan siswa,
bahkan siswa dengan lingkungan sekitar memiliki kesiapan yang cukup baik.
4. Refleksi
Kegiatan
pembelajaran memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa yang telah
dilakukan. Proses refleksi sangat perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
ketercapaian proses pembelajaran. Kegiatan refleksi ini dilakukan secara
bersama antara guru dengan siswa.[8]
D. Implementasi
Strategi Pembelajaran PAIKEM
1. Landasan
Teoritis Strategi Pembelajaran PAIKEM
Berlangsungnya
proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar. Sesungguhnya
pembelajaran tidak terbatas pada empat dinding kelas. Pembelajaran dengan
pendekatan lingkungan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik yang
cinta lingkungan.
Berdasarkan
teori belajar, melalui pendekatan lingkungan pembelajaran menjadi bermakna.
Sikap verbalisme siswa terhadap penguasaan konsep dapat diminimalkan dan
pemahaman siswa akan membekas dalam ingatannya. Konsep-konsep sains dan
lingkungan sekitar siswa dapat dengan mudah dikuasai siswa melalui pengamatan
pada situasi yang konkret.[9]
Manfaat
keberhasilan pembelajaran akan terasa manakala apa yang diperoleh dari
pembelajaran dapat diaplikasikan dan diimplementasikan dalam realitas
kehidupan. Inilah salah satu sisi positif yang melatarbelakangi pembelajaran
dengan pendekatan lingkungan.
Empat
pilar pendidikan, yakni learning to know (belajar untuk
mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi jati
dirinya), learning to do(belajar untuk mengerjakan sesuatu)
dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama)
dapat diwujudkan melalui proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang dikemas efektif untuk pencapaian kompetensi yang
diharapkan. Untuk itu, menjadi tugas guru untuk merancang pembelajaran
sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan kompetensi siswa secara optimal.
2. Skenario
Pembelajaran PAIKEM
Secara
garis besar, penerapan strategi pembelajaran PAIKEM dapat dilakukan antara lain
sebagai berikut:
a. Guru
berusaha untuk membangkitkan semangat dengan menggunakan berbagai alat bantu. Misalnya, menggunakan
lingkungan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat diolah sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan suasana pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan
sesuai dengan kompetensi siswa yang ingin dicapai;
b. Guru
mengatur kelas sedemikian rupa agar lebih kondusif untuk situasi pembelajaran
dan membuat siswa merasa betah di kelasnya. Misalnya, dengan
memajang buku-buku dan bahan belajar menarik. Juga menyediakan pojok
baca. Guru juga bisa memajang hasil-hasil karya anak didiknya di seluruh
penjuru kelas. Sehingga siswa dapat merasa bangga, karyanya bisa diapresiasi
oleh teman-temannya;
c. Guru
menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif. Contohnyamelalui belajar
kelompok atau memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya;
d. Guru
mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah,
mengemukakan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menata lingkungan
belajarnya.
3. Teknik
Pelaksanaan Strategi PAIKEM
Berikut
ini adalah contoh beberapa kegiatan yan dapat dilakukan oleh guru dalam
pelaksanaan strategi PAIKEM:
Kemampuan Guru
|
Pembelajaran
|
Guru menggunakan alat bantu dan sumber
belajar yang beragam.
|
Sesuai mata pelajarannya, guru dapat
menggunakan beragam alat bantu belajar/media pembelajaran, misalnya:
· Gambar;
· Lingkungan;
· Alat peraga dll.
|
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan.
|
· Guru mengajak
diskusi;
· Guru melontarkan
pertanyaan –pertanyaan yang memancing jawaban siswa;
· Guru memberikan
kepercayaan kepada siswa untuk memaparkan gagasannyakepada teman- teman
kelasnya dll.
|
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar
dengan kemampuan siswa.
|
· Guru mengelompokkan
siswa sesuai dengan kriteria tertentu, kemudian memberikan bahan pelajaran
yang sesuai dengan anggota-anggota kelompok tersebut;
· Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki nilai/kemampuannya melalui tugas tambahan/pengayaan.
|
Guru mengaitkan pembelajaran dengan
pengalaman siswa sehari-hari.
|
· Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menceritakan pengalamannya sehari-hari;
· Guru memberikan
contoh aplikasi nyata dalam kehidupan sehari- hari dari materi pelajaran yang
sedang diterangkan.
|
Guru menilai pembelajaran dan kemajuan
belajar siswa secara terus menerus.
|
· Guru memantau dan
megevaluasi kinerja siswa;
· Guru memberikan bimbingan,
nasihat,motivasi dan saran- saran kepada siswa untuk dapat meningkatkan
prestasinya.
|
E. Hal-hal
yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Strategi PAIKEM
Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru agar strategi PAIKEM dapat
dilaksanakan dengan baik. Hal-hal tersebut adalah :
1. Memahami
sifat yang dimiliki anak
Ada
dua sifat yang mendasar yang pasti dimiliki oleh setiap anak dimanapun, yaitu
kesukaan berimajinasi dan rasa ingin tahu yang besar. Guru bisa menggunakan
berbagai cara yang (tentunya) dapat membuat siswa senang/merasa dihargai, seperti
memuji hasil karyanya, mengajukan pertanyaaan yang menantang, atau mendorong
siswa untuk melakukan percobaan.
2. Mengenal
anak secara perorangan
Setiap
siswa pasti memiliki karakteristik yang berbeda. Ada siswa yang memiliki
kemampuan tinggi dalam menyerap materi pelajaran, ada juga siswa yang agak
lambat dalam menyerap materi pelajaran. Dengan mengenal kekurangan dan
kelebihan dari tiap siswa didiknya, guru bisa merumuskan perlakuan khusus yang
harus diberikan kepada setiap siswa. Misalnya, siswa yang memiliki
kemampuan lebih bisa diarahkan untuk membantu temannya yang memiliki kemampuan
kurang dalam belajarnya.
3. Memanfaatkan
perilaku anak dalam pengorganisaian belajar
Sebagai
makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau
berkelompok. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian
belajar. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila
mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk
berinteraksi dan bertukar pikiran.
4. Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Untuk
memancing siswa agar mengeluarkan daya nalarnya, guru bisa melontarkan
pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban terbuka, semisal “Apa yang terjadi bila
tanaman tidak mendapat sinar matahari ?” atau “Apa yang terjadi di
saat gerhana matahari ?”. Pertanyaan-pertanyaan terbuka semacam itu akan
memicu siswa untuk berpikir kritis dan kreatif demi menemukan pemecahan
masalah.
5. Mengembangkan
ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruangan
kelas sebagai lingkungan utama tempat berlangsungnya pembelajaran, merupakan
salah satu aspek yang harus mendapat perhatian lebih dalam strategi PAIKEM.
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah memajang karya-karya siswa. Selain
hasil-hasil karya siswa, dinding kelas juga bisa ditempeli oleh beragam media
pembelajaran, seperti poster, diagram, peta, alat peraga dll. Benda-benda
tersebut sekaligus dapat dijadikan rujukan saat kegiatan pembelajaran.
6. Memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar
Salah
satu sumber belajar yang sangat kaya bagi kegiatan pembelajaran peserta didik
adalah lingkungan. Contohnya, siswa diajak mengamati pertumbuhan tanaman di
taman atau kebun sekolah. Namun, demi efektifitas waktu dan biaya, tidak
selamanya siswa diajak ke lingkungan untuk belajar. Guru bisa mengambil
salah satu bagian dari lingkungan belajar ke dalam kelas, contohnya
membawa contoh tanaman ke dalam ruang kelas atau membawa foto/gambar dari
lingkungan belajar ke dalam kelas.
7. Memberikan
umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Pemberian
umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara
guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada
kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara
santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Catatan dan komentar yang berkaitan
dengan pekerjaan siswa jauh lebih bermakna daripada sekedar angka-angka.
8. Membedakan
antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak
guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk
bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok
serta duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah cirri yang
sebenarnya dari PAIKEM. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan
mengemukakan merupakan tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental
adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan,
atau takut dimarahi jika salah. Peran guru dalam hal ini guru hendaknya
menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datan dari guru itu
sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan
dengan aspek Menyenangkan dari strategi PAIKEM.[10]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari
uraian materi di atas dapat kami simpulkan bahwa strategi pembelajaran PAIKEM
terbentuk atas unsur berikut.
1. Pembelajaran
Aktif
2. Pembelajaran
Inovatif
3. Pembelajaran
Kreatif
4. Pembelajaran
Efektif
5. Pembelajaran
Menyenangkan
Ada
beberapa prinsip yang harus ditaati dalam melaksanakan strategi pembelajaran
PAIKEM, yaitu antara lain:
· Prinsip
Mengalami
· Prinsip
Komunikasi
· Prinsip
Interaksi
· Prinsip
Refleksi
Dalam
mengimplementasikan strategi pembelajaran PAIKEM, terdapat landasan teoritis
yang mendasarinya. Secara garis besar, pembelajaran PAIKEM dapat dilaksanakan
dengan scenario sebagai berikut.
a. Guru
berusaha untuk membangkitkan semangat dengan menggunakan berbagai alat bantu.
b. Guru
mengatur kelas sedemikian rupa agar lebih kondusif untuk situasipembelajaran
dan membuat siswa merasa betah di kelasnya.
c. Guru
menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif.
d. Guru
mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah,
mengemukakan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menata lingkungan
belajarnya.
Adapun
hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan strategi pembelajaran PAIKEM
antara lain sebagai berikut.
1. Memahami
sifat yang dimiliki anak
2. Mengenal
anak secara perorangan
3. Memanfaatkan
perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
4. Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
5. Mengembangkan
ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
6. Memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar
7. Memberikan
umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
8. Membedakan
antara aktif fisik dan aktif mental
Mohon maaf, ini daftar pustakanya kok tidak dicantumkan ???
BalasHapus