Selasa, 28 Juli 2015

Nuzulul qur’an



BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alqur’an, wahyu, dan nuzulul qur’an adalah merupakan tiga kata yang tidak bias di lepaskan anatara satu sama yang lain sebab alqur’an itu sendiri merupakan wahyu yang di turunkan oleh Allah SWT kepada nabi-Nya Muhammad SAW. Sedangkan wahyu merupakan kalamulloh yang di turunkan kepada nabi-Nya sesuai dengan kebutuhan atau masalah yang di hadapi. Wahyu yang merupakan kalamulloh itu di turunkan secara berangsur angsur kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril.
Dalam mempelajari ilmu alqur’an ada beberapa hal yang penting untuk di pelajari dan salah satunya adalah bagaimana alqur’an di turunkan dan bagaimana alqur’an itu di bukukan pada masa khulafaurrosyidin. Karena,dengan mengetahui proses pengumpulan alqur’an kita dapat mengerti bagaimana usaha-usaha para sahabat untuk tetap memelihara alqur’an.
Secara etimologi alqur’an berarti qira’at berasal dari kata dasar qara’a yang berarti mengumpulkan dan menghimpun, yaitu menghimpun huruf dan kata yang tersusun sehingga menjadi qiro’ah (bacaan) yang bermakna maqru’ (sesuatu yang dapat di baca).
             Al-Qur’an adalah kitab suci kita umat islam dan menjadi sumber ajaran Islamyang pertama dan utama yang harus kita imani dan aplikasikan dalam kehidupan kitaagar kita memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Didalam al-qur’an sendiri banyak sekali pelajaran hidup yang dapat kita kaji. Tetapi sebelum kita mempelajari Al-qur’an lebih dalam lagi, alangkah baiknya kita berkenalan dengan al-qur’an dahulu dahulu yaitu dengan mengetahui tentang turunya al-Qur’an, bagaimana proses tahapan al-Qur’an bisa ada di bumi ini, dan apa saja hikmah yang tekandung didalam turunya al-Qur’an yang bertahap-tahap. Penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana Al-Quran itu bisa ada dimuka bumi ini, agar menambah keteguhan iman kita kepada kitab Allah dan tetap pada ajaran Islam yang benar. Apabila kita tidak mengetahui sejarah turunya al-qur’an, maka kecenderungan mengulangi sejarah seperti masa lalu ketika terjadinya pemalsuan al-Qur’an pada masa-masa Islam akan terjadi lagi. Apalagi mengingat sekarang ini bebas dan maraknya ajaran-ajaran yang bermunculan. Banyak hal yang mesti kita ketahui tentang al-Qur’an. Dari sinilah makalah ini kami susun dengan harapan agar kita semua semakin mengenali al-Qur’an, semakin cinta kepada al-qur’an dan semakin memperkaya ilmu pengetahuan kita khususnya tentang ulumul Qur’an.
B. Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi nuzul al-qur’an?
2.      Bagaimana proses dan tahapan nuzul al-qur’an?
3.      Apakah yang dimaksud dengan periode Makkah dan Madinah?
4.      Apa saja hikmah Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur ?
C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi nuzul al-qur’an
2.      Untuk mengetahui proses dan tahapan nuzul al-qur’an
3.      Untuk mengetahui periode Makkah dan Madinah
4.      Untuk mengetahui hikmah Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur
D. Manfaat
1.      Memberikan pengetahuan tentang definisi nuzul al-qur’an
2.      Memberikanpengetahuan tentang prosesdan tahapan nuzul al-qur’an
3.      Memberikan pengetahuan tentang periode Makkah dan Madinah
4.      Memberikan pengetahuan tentang hikmah Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Nuzulul Qur’an
            Dipandang dari segi bahasa “nuzul” (نزول) barasal dari نزل – ينزل – نزول  artinya turun.  Sedangkan Nuzul Al-qur’an kepada Rasulullah adalah penerimaan Al-qur’an oleh Rasulullah. Diungkapkan turunnya Al-qur’an kepada beliau itu memberikan pengertian turun dari atas kebawah. Demikian itu karena ketinggian kedudukan Al-qur’an dan besarnya ajaran-ajarannya yang dapat mengubah perjalanan hidup manusia mendatang serta menyambung langit dan bumi serta dunia dengan akhirat.
            Pembicaraan tentang turunnya Al-qur’an umumnya berkisar pada masalah ayat yang diturunkan pertama kali dan ayat yang terakhir, yaitu kapan dan dimana turunnya, dan ayat-ayat apa yang diturunkan pada masing-masing peristiwa itu.
            Tentang ayat-ayat yang pertama kali diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Menurut pendapat yang terkuat ialah ayat permulaan surat AL-ALAQ yaitu:
اقراءباسمربكالذيخلقزخلقالانسانمنعلق. اقراءوربكالاكرم. الذيعلمبالقلم. علمالانسانمالميعلمز
Artinya
”Bacalah dengan nama Tuhannu yang telah menciptakan manusian dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhan mu itu maha pemurah. Yang telah mengajarkan dengan pena. Ia telah mengajarkan kepada manusia apa-apa yang dikatahuinya”.
(Q.S.AL-ALAQ – 1-5).
            Ayat-ayat tersebut diturunkan ketika Rasulullah SAW berada di gua hira’. Yaitu sebuah gua dijabal nur, yang terlatak kira-kira tiga mil dari kota Makkah. Ini terjadi pada hari senin, tanggal 17 Ramadhan tahun ke 41dari usia Rasulullah tiga belas tahun sebelum hijriah, bertepatan dengan bulan juli tahun 610 M. Malam turun Al-qur’an pertama kali disebut “Lailatul-Qadr ” atau “Laila Mubarakah”, yaitu suatu malam kemuliaan dan penuh berkah.
Dalam AL-qur’an disebutkan sebagai berikut:
اناانزلناهفيليلةالقدر
Artinya:
”Bahwasanya kami telah menurunkannya (Al-qur’an pertama kali) pada Lailatul-Qadr”.
            Malam tersebut dinamakan Lailatul-Qadr karena ia mempunyai nilai yang tinggi, karena diturunkan pada malam itu kitab suci kepada Nabi dan Rasul Allah yang terakhir,dan akan menjadi pedoman seluruh umat manusia sampai akhir jaman kelak. Juga dinamakan Lailatul Mubarakah karena malam tersebut telah dipenuhi dengan berkah dan nikmat Allah yang tak ternilai, yaitu turunnya Al-qur’anul karim, pembebas manusia dari kesesatan, dan pembimbing mereka ke jalan yang benar, menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Allah berfirman:
شهررمضانالذيانزلفيهالقرانهديللناس
Artinya:
”Bulan Ramadan yang padanya Al-qur’an telah diturunkan (untuk pertama kalinya), menjadi petunjuk bagi seluruh manusia”. (Q.S. Al- Baqarah :185)
            Adapun mengenai tanggalnya, dalam Al-qur’an tidak disebutkan secara jelas, melainkan dikatakan bahwa Al-qur’an itu diturunkan pada “yaumul furqan” yang bertepatan dengan hari “bertemunya dua pasukan” di medan perang.
Allah berfirman :
انكنتمامنتمباللهوماانزلناعليعبدنايومالفرقانيومالتقيالجمعانط
Artinya :
.... jika betul-betul kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba kami Muhammad, pada yaumul furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan”.
(Q.S. Al- anfal:41)
            Saat turunnya Al-qur’an pertama kali itu disebut Yaumul Furqan ialah karena Al-qur’an itu membawa ajaran-ajaran dan hukum-hukum yang jelas, yang memberikan batas yang terang antara yang haq dan yang batal, antara yang salah dan yang benar, antara yang halal dan yang haram.
            Kemudian disebutkan oleh Al-qur’an dalam ayat tersebut bahwa yaumul furqan itu bersamaan jatuhnya dengan hari bertemunya dua golongan atau dua pasukan, yaitu pasukan kaum muslimin dan pasukan musuh pada pada peristiwa perang badar. Penyelidikan para ahli sejarah menunjukkan bahwa peristiwa yang tersebut terakhir ini terjadi pada tanggal 1 Ramadan. oleh karena Al-qur’an menyebutkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada hari atau tanggal yang sama dengan hari turunnya Al-qur’an pertama kali, yaitu yaumul furqan, maka dapatlah disimpulkan bahwa Al-qur’an ditunkan pertama kali adalah pada tanggal 17 dari bulan Ramadhan tersebut. Itulah sebabnya kita sampai sekarang kalu memperingati hari Nuzulul Quran selalu di jatuhkan pada tanggal 17 Ramadan . akan tetapi perlu di tegaskan bahwa kedua peristiwa tadi hanya sama-sama terjadi pada tanggal dan bulan yang sama yaitu tanggal 17 Ramadan, dan bukan pada tahun yang sama, karena perang badar itu terjadi baru pada tahun hijriah kedua. Dan juga tidak pada hari yang sama, sebab perang badar itu baru terjadi pada hari jum’at, sedang turunnya Al-qur’an pertama kali itu terjadi pada malam senin menurut keterangan dari hadits.


2.2 Proses dan Tahapan Nuzulul Qur’an
Proses dan tahapan turunnya alqur’an
Pertama : satu jumlah di turunkan dari lauhul mahfudz ke langit dunia pada malam lailatul qodar.
Kedua : dari langit dunia kebumi secara berangsur angsur selama dua puluh tiga tahun.
            Proses pertama : pada malam lailatul qodar yang penuh barokah al qur’an telah di turunkan dengan sempurna ke “baitul ‘izzah” di langit dunia. Dalil yang menunjukkan akan hal ini cukup banyak :
a)         Firman Alloh ta’ala :
حم.والكتاباللمبين,اناانزلناهفىليلةمباركةاناكنامنذرين.
Artinya : “haa miim. Demi kitab (alqur’an) yang menjelaskan sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang di berkati, sesungguhnya kamilah yang member peringatan”. (ad-dukhan:1-3)
b)         Firman Allah : 
إِنّآ أَنْزَلْنهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَى كَ مَا لَيْلَةُ الْقَدَرِ
Artinya : “sesungguhnya kami telah menurunkan (alqur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu akan kemuliaan itu.” (al qadr : 1-2)
c)         Firman Allah :
شَهْرُرَمَضَانَ الَّذِى أَنْزَلَ فِيْهِ الْقُرْآنَ هُدًى لِلّنَّاسِ وَبَيِّنتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Artinya : “ beberapa hari di tentukan itu ialah bulan romadhon bulan yang di dalamnya di turunkan (permulaan) alqur’an sebagai petunjuk kepada manusia dan penjelsan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang batil.” (al baqoroh : 185)
            Ketiga ayat ini adalah dalil bukti bahwa alqur’an di turunkan dalam satu malam, yang di gambarkan oleh Alloh sebagai malam yang di berkati, yaitu “lailatul qodar” salah satu malam di bulan romadhon. Dus berarti alqur’an hanya diturunkan sekali saja ke baitul izzati di langit,sebab kalau di butuhkan lagi penurunan yang kedua kepada nabi Muhammad SAW tidak benar dan tidak akan terjadi dalam satu malam atau dalam satu bulan yakni bulan romadhon. Sebab alqur’an di turunkan dalam satu era bi’tsah selama 23 tahun, tapi kenyataannya alqur’an diturunkan di lur bulan romadhon. Maka jelaslah bahwa penurunan itu hanya terjadi hanya satu kali saja.
            As sayuthie juga menerangkan, bahwa alqurtubhie telah menukil hikmah ijma’ para sahabat tentang turunnya alqur’an secara collectif dari lauhul mahfudz ke baitul ‘izzah ke langit dunia. Adapun hikmah turunnya alqur’an secara collectif ialah untuk mpada yang mengagungkan alqur’an itu sendiri dan barang siapa yang menerimanya berdasarkan informasi para penghuni langit yang tujuh, bahwa al qur’an adalah penutup segala kitab yang di turunkan kepada seorang nabi yang terakhir pula bagi semua yang paling mulia.
            As sayuthie berkata kalau bukan karena hikmah illahi yang menuntut agar alqur’an itu di sampaikan kepada mereka secara berangsur angsur berbagai peristiwa,niscaya ia akan di turunkan kebumi secara collectif sebagaimana kitab kitab samawie yang lain. Akan tetapi Allah mengistimewakan Alqur’an dari yang lain dengan dua fase penurunan : yaitu penurunan secara collectif , keudian sedikit demi sedikit, sebagai penghormatan kepada yang menerimanya.
Proses kedua : penurunan kedua ialah dari langit dunia ke dalam hati rasululloh SAW  secara berangsurangur selama 23 tahun, sejak awal bi’tsah hinga beliau wafat.
            Dalil yang menerangkan proses penurunan alqur’an secara berangsur angsur ialah firman Allah s.w.t. :
وَقُرْءَانًا فَرَقْنهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيْلاً
Artinya : “dan alqur’an itu telah kami turunkan dengan berangsur angur agar kamu membacakannya secara perlahan lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.” ( al isro’ : 106)
            Az zarqoni berkata : jawaban ini menunjukkan atas dua perkara :
1.Bahwa alqur’an itu diturunkan berangsur-angsur kepada nabi Muhammad SAW.
2.Bahwa kitab-kitab samawi sebelumnya diturunkan secara kolektif dan hal ini  
   telah masyhur di kalangan ulama’ jumhur bahkan hamper keseluruhan.
            Segi yang menunjukkan atas dua perkara ini ialah : bahwa Alloh swt tidak menganggap bohong terhadap apa yang di lakukan mereka, bahwa kitab-kitab samawie itu diturunkan secara collectif. Bahkan mereka menjawab dengan keterangan hikmah penurunan alqur’an secara berangsur angsur.
2.3 Periodesasi Turunnya Al-Qur’an
          Turunnya seluruh ayat Al-Qur’an itu memakan waktu selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari.Masa tersebutdibagi menjadi dua periode, yaitu :
A.    Masa sebelum Hijrah, ketika Rasulullah masih berdiam di Mekkah, yaitu selama 12 tahun, 5 bulan, 13 hari, ialah sejak turunnya ayat-ayat pertama kali tanggal 17 Ramadan tahun ke-41 dari usia Rasulullah, sampai dengan permulaan bulan Rabiul Awwal tahun ke-54 dari usia beliau. Semua surat-surat dan ayat-ayat yang turun dalam periode ini disebut dengan istilah “Surat-surat atau ayat-ayat Makkiyah”. Ayat-ayat yang turun pada waktu peristiwa hijrah itu terjadi, juga termasuk dalam klasifikasi ini.
B.     Masa sesudah Hijrah, yaitu setelah Rasulullah berhijrah dari Mekkah ke Madinah, adalah selama 9 tahun, 9 bulan, 9 hari, yakni semenjak permulaan bulan Rabi’ul Awwal tahun ke-54 dari usia Rasulullah sampai dengan tanggal 9 Zulhijjah tahun ke-10 H atau tahun ke-63 usia beliau. Semua surat-surat dan ayat-ayat yang turun dalam periode ini disebut dengan istilah “Surat-surat atau ayat-ayat Madaniyah”.
2.4 Hikmah Al-Qur’an Diturunkan Secara Berangsur-angsur
Hikmah Turunnya Qur’an Secara Bertahap
            Kita dapat menyimpulkan hikmah turunnya qur’an secara bertahap dari nas-nas yang berkenaan dengan hal itu. Dan kami meringkaskannya sebagai berikut.
1.      Hikmah Pertama: menguatkan atau meneguhkan hati rasulullah S.A.W                                     Rasulullah S.A.W telah menyampaikan dakwahnya kepada manusia,tetapi ia menghadapi sikap mereka yang membangkang dan watak yang begitu keras.padahal dengan hati tulus ia ingin menyampaikan segala yang baik kepada mereka, sehingga dalam hal ini allah mengatakan:
فَلَعَلَّكَباَخِعٌنَفْسَكَعَلَىآثاَرِهِمْإِنْلَّمْيُؤْمِنُوْابِهَذَاالْحَدِيْثِأَسَفًا.-الكهف:6-
"maka barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (qur’an).”(al-kahfi [18]:6)
                 Allah menjelaskan kepada Rosulullah saw akan sunnah-sunnahnya yang berkenaan dengan para nabi terdahulu yang didustakan dan di aniaya oleh kaum mereka ;tetapi mereka tetap bersabar sehingga datang pertolongan dari allah.
كَتَبَللهُلأَغْلِبَنَّأنَاوَرُسُلِيْإِنَّاللهَقَوِيٌّعَزِيْزٌ.- المجادلة:٢١٠
“Allah telah menetapkan: ‘aku dan rasulku pasti menang.’sesungguhnya allah maha kuat dan mahaperkasa.” (al-mujadalah[58]:21)
                 Demikian ayat-ayat Qur’an itu turun kepada Rosulullah secara berkesinambungan sebagai penghibur dan pendukung sehingga ia tidak dirundung kesedihan  dan dihinggapi rasa putus asa.setiap kali ia merasa sedih sesuai dengan fitrahnya sebagai manusia,ayat-ayat penghiburpun datang berulang kali sehingga ia berketetapan hati untuk melanjutkan dakwah dan merasa tenteram dengan pertolongan allah.
                 Abu syam berkata:apabila ditanya:apakah rahasia Qur’an diturunkan secara bertahap dan mengapakah ia tidak diturunkan sekaligus seperti halnya kitab-kitab yang lain ?maka jawabannya,pertanyaan yang demikian sudah di jawab oleh allah dengan firmannya:Demikianlah, (kami menurunkannya secara berangsur) untuk memperkuat hatimu dengannya).sebab apabila wahyu selalu baharu dalam setiap peristiwa,maka pengaruhnya dalam hati menjadi lebih kuat dan orang yang menerimanya mendapat perhatian.hal ini menimbulkan kegembiraan hati rosulullah,itulah sebabnya rosul saw sangat bermurah hati di bulan ramadhan karena dalam bulan ini malaikat jibril sering menemuinya.
2.      Hikmah kedua: Tantangan dan mukjizat
                 Orang-orang musyrik senantiasa berkubang dalam kesesatan dan kesombongan hingga melampaui batas. Mereka sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan maksud melemahkan dan menantang, untuk menguji kenabian Rasulullah, Mereka juga sering menyampaikan kepadanya hal-hal batil yang takmasuk akal, seperti menanyakan tentang hari kiamat: Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat.(al-A’raf  [7]:187), dan minta disegerakannya azab: Dan mereka meminta kepadamu agar azab iyu disegerakan. (al-Hajj [22]:47).maka turunlah Qur’an dengan ayat yang menjelaskan kepada mereka segi kebenaran jawaban yang amat jelas atas pertanyaan mereka, mislnya firman Allah:
وَلاَيَأْتُوْنَكَبِمَثَلٍإِلاَّجِئْنَاكَبِالْحَقِّوَأَحْسَنَتَفْسِيْرًا—الفرقان:٣٣
Dan tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu dengan membawa sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.” (al-Furqan [25]:33).
                 Maksud ayat tersebut ialah “ setiap mereka datang padamu dengan pertanyaan yang aneh-aneh dari sekian pertanyaan yang sia-sia kami datangkan kepadamu jawaban yang benar dan sesuatu yang lebih baik maknanya dari pada pertanyaan yang hanya merupakan contoh kesia-siaan saja , “
                 Quran yang diturunkan secara berangsur akan lebih memperlihatkan kemukjizatannya dan lebih efektif pembuktiannya dari pada kalau Quran diturunkan sekaligus.
3.      Hikmah ketiga : Mempermudah Hafalan dan pemahamannya.
                 Al-Quran nul Karim turun ditengah-tengah umat yang tidak pandai membaca dan menulis. Catatan mereka adalah hafalan dan daya ingat, mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang tata cara penulisan dan pembukuan yang dapat memungkinkan mereka menuliskan dan membukukannya, kemudian mereka menghafal dan memahaminya.
هُوَالَّذِىْبَعَثَفِىاْلأُمِّيِّيْنَرَسُوْلاًمِنْهُمْيَتْلُوْاعَلَيْهِمْاَيَاتِهِوَيُزَكِّيْهِمْوَيُعَلِّمُهُمْالْكِتَابَوَالْحِكْمَةَوَاِنْكَانُوْامِنْقَبْلُلَفِيْضَلَالٍمُبِيْنٍ.—الجمعة:-٢
dialah yang mengutus kaum yang buta huruf seorang rosul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayatnya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hiknah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (al-jumuah[62];2)
              Umat yang buta huruf itu tidaklah mudah untuk menghafal seluruh Quran, memahami maknanya dan memikirkan ayat-ayatnya.seandainya diturunkan sekaligus. Jadi turunnya Al-Quran secara berangsur merupakan bantuan terbaik bagi mereka.Setiap kali turun satu atau beberapa ayat para sahabat segerhukum-hukumnya.Tradisi demikian ini menjadi suatu metode pengajaran dalam kehidupan para tabiin.
Umar berkata:
تَعَلَّمُواالْقُرْاَنَخَمْسَاَيَاتٍخَمْسَاَيَاتٍ,فَإِنَّجِبْرِيْلَكَانَيَنْزِلُبِالْقُرْاَنِعَلَىالنَّبِيِّصلىاللهعليهوسلمخَمْسًاخَمْسًا.

pelajarilah Quran itu lima ayat demi lima ayat, karena  jibril menurunkan Quran kepada nabi SAW lima ayat demi lima ayat.”
4.      Hikmah ke empat: Kesesuaian dengan peristiwa-peristiwa dan pentahapan dalam penetapan hukum.
                 Setiap kali terjadi suatu peristiwa diantara mereka, maka turunlah hukum megenai peristiwa itu yang memberikan kejelasan statusnya dan petunjuk serta meletakkan dasar-dasar perundang-undangan bagi mereka, sesuai dengan situasi dan kondisi, satu demi satu.
                 Quran mengajarkan akhlak mulia yang dapat membersihkan jiwa dan meluruskan kebengkokan-kebengkokan dan mencegah perbuatan keji dan munkar, sehingga dapat terkikis habis akar kejahatan dan keburukan.Ia menjelaskan kaidah halal dan haram yang menjadi dasar agama. Sebagai contoh di Mekah disyariatkan shalat dan prinsip umum mengenai zakat yang dipertimbangkan dengan riba.Kemudian turunlah perincian pokok-pokok hukum perdata (terutama hukum benda) turun di mekah tetapi perincian hukumnya turun di madinah.
                 Seperti ayat tentang utang-piutang dan ayat yang mengharamkan riba.asas hukum kekeluargaan ituturun di mekkah tetapi,penjelasan mengenai hak suami istri dan kewajiban hidup berumahtangga,keputusan dengan perceraian atau dengan kematian,kemudian bagaimana warisannya,maka penjelasan mengenai hai itu semua di terangkan dalam perundangan yang madani.sedang mengenai zina dasarnya sudah diharamkan di mekkah.tetapi hukuman-hukuman yang diakibatkan oleh zina itu turun dimadinah
5.    Hikmah kelima: bukti yang pasti bahwa al-Qur’an diturunkan dari sisi yang mahabijaksana dan maha terpuji.
Qur’an yang turun secara berangsur dalam waktu lebih dua puluh tahun itu ayatnya turun dalam selang waktu tertentu dan selama itu orang membacanya dan mengkajinya surah demi surah.ketika itu ia melihat rangkaiannya begitu padat,tersusun cermat sekali dengan makna yang saling berpaut,dengan gaya yang begitu kuat,serta ayat demi ayat dan surah demi surah saling terjalin bagaikan untaian mutiara yang indah yang belum pernah ada tandingannya dalam perkataan manusia.
Seandainya Qur’an ini perkataan manusia yang disampaikan dalam berbagai situasi,peristiwa dan kejadian,tentulah didalamnya terjadi ketidakserasian dan saling bertentangan satu dengan yang lain,serta sulit terjadi keseimbangan.hadis-hadis rosulullah saw sendiri yang merupakan puncak kefasihan yang paling bersastra setelah al-qur’an,tidaklah tersusun dalam bentuk sebuah buku dengan uangkapan yang lancar serta satu dengan yang lain saling terkait dalam suatu kesatuan dan ikatan seperti halnya al-Qur’anul karim atau dalam bentuk susunan yang serasi dan harmoni yang mendekatinya sekalipun ,apalagi ucapan dan perkataan manusia lainnya.
قُلْلَئِنِاِجْتَمَعَتِالْإِنْسُوَالْجِنُّعَلَىأَنْيَأْتُوْابِمِثْلِهَذَاالْقُرْاَنِلاَيَأْتُوْنَبِمِثْلِهِوَلَوْكَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍظَهِيْرًا.—الإسراء:٨٨
katakanlah: sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Qur’an ini ,niscaya mereka tidak akan dapat membuat  yang serupa dengannya sekalipun sebagian mereka menjadi pebantu bagi sebagian yang lain.”(al-isra’[17]:88).
Faedah turunnya Qur’an secara berangsur dalam pendidikan dan pengajaran
Hikmah turunnya Qur’an secara bertahap itu kita melihat adanya suatu metode yang berfaedah bagi kita dalam mengaplikasikan perhatian terhadap tingkat pemikiran siswa dan pengembangan potensi akal ,jiwa dan jasmaninya dengan apa yang dapat membawanya kearah kebaikan dan kebenaran.turunnya Qur’an itu telah meningkatkan pendidikan umat islam secara bertahap dan bersifat alami untuk memperbaiki jiwa manusia,meluruskan perilakunya ,membentuk kepribadian dan menyempurnakan eksistensinya sehingga jiwa itu tumbuh tegak diatas pilar yang kokoh dan mendatangkan buah yang baik bagi kebaikan umat manusia seluruhnya dengan izin tuhan.
Pentahapan turunnya Qur’an itu merupakan bantuan yang paling baik bagi jiwa manusia dalam upaya menghafal Qur’an, memahami, mempelajari, memikirkan maknanya dan mengamalkan apa yang dikandungnya. petunjuk ilahi tentang hikmah turunnya Qur’an secara bertahap  merupakan contoh yang baik dalam  pendidikan dan pengajaran,entah itu mengenai penyusunan kurikulum pengajaran,sistem belajar-mengajar,maupun penyusunan buku pelajaran.

BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
1.      Nuzulul quran adalah proses turunnya firman dari Allah melalui malaikat jibril kepada Nabi Muhmmad sebagai mu’jizat, pedoman dan petunjuk kepada hambanya.
2.      Proses turunnya Al-Quran :
a.       Pertama : satu jumlah di turunkan dari lauhul mahfudz ke langit dunia pada malam lailatul qodar.
b.      Kedua : dari langit dunia kebumi secara berangsur angsur selama dua puluh tiga tahun.
3.      Periodesasi Turunnya Al-Qur’an : memakan waktu selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari.
4.      Hikmah Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur :
a.       Menguatkan atau meneguhkan hati rasulullah S.A.W
b.      Tantangan dan mukjizat
c.       Mempermudah hafalan dan pemahamannya.
d.      Kesesuaian dengan peristiwa-peristiwa dan pentahapan dalam penetapan hukum.
e.       Bukti yang pasti bahwa al-Qur’an diturunkan dari sisi yang maha bijaksana dan maha terpuji.

B.   REKOMENDASI
Kelompok kami memberikan rekomendasi, bahwa ulumul qur’an hendaknya dipelajari oleh Mahasiswa, agar belajar lebih mendalam karena ulumul qur’an ini sangat penting dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Kami menyadari bahwa tulisan kami ini, masih jauh dari kata sempurna.Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Mudzakir. 2011. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. Bogor : PT. Pustaka Litera AntarNusa




Tidak ada komentar:

Posting Komentar