BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alqur’an, wahyu, dan nuzulul qur’an adalah merupakan
tiga kata yang tidak bias di lepaskan anatara satu sama yang lain sebab
alqur’an itu sendiri merupakan wahyu yang di turunkan oleh Allah SWT kepada nabi-Nya Muhammad SAW. Sedangkan wahyu merupakan
kalamulloh yang di turunkan kepada nabi-Nya sesuai dengan kebutuhan atau
masalah yang di hadapi. Wahyu yang merupakan kalamulloh itu di turunkan secara
berangsur angsur kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril.
Dalam mempelajari ilmu alqur’an ada beberapa hal yang
penting untuk di pelajari dan salah satunya adalah bagaimana alqur’an di
turunkan dan bagaimana alqur’an itu di bukukan pada masa khulafaurrosyidin.
Karena,dengan mengetahui proses pengumpulan alqur’an kita dapat mengerti
bagaimana usaha-usaha para sahabat untuk tetap memelihara alqur’an.
Secara etimologi alqur’an berarti qira’at berasal dari
kata dasar qara’a yang berarti mengumpulkan dan menghimpun, yaitu menghimpun
huruf dan kata yang tersusun sehingga menjadi qiro’ah (bacaan) yang bermakna
maqru’ (sesuatu yang dapat di baca).
Al-Qur’an adalah kitab suci kita umat islam dan
menjadi sumber ajaran Islamyang pertama dan utama yang harus kita imani dan
aplikasikan dalam kehidupan kitaagar kita
memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Didalam al-qur’an sendiri banyak
sekali pelajaran hidup yang dapat kita kaji. Tetapi sebelum kita mempelajari Al-qur’an
lebih dalam lagi, alangkah baiknya kita berkenalan dengan al-qur’an dahulu dahulu yaitu dengan mengetahui tentang turunya
al-Qur’an, bagaimana proses tahapan
al-Qur’an bisa ada di bumi ini, dan apa saja hikmah yang tekandung didalam turunya
al-Qur’an yang bertahap-tahap. Penting bagi kita untuk
mengetahui bagaimana Al-Qur’an itu bisa ada dimuka bumi ini,
agar menambah keteguhan iman kita kepada kitab Allah dan tetap pada ajaran Islam yang benar. Apabila kita
tidak mengetahui sejarah turunya al-qur’an,
maka kecenderungan mengulangi sejarah seperti masa lalu ketika terjadinya pemalsuan al-Qur’an pada masa-masa Islam akan terjadi lagi. Apalagi mengingat
sekarang ini bebas dan maraknya ajaran-ajaran yang bermunculan. Banyak hal yang mesti kita ketahui tentang al-Qur’an. Dari sinilah makalah ini kami susun
dengan harapan agar kita semua semakin mengenali al-Qur’an, semakin cinta kepada
al-qur’an dan semakin memperkaya ilmu pengetahuan kita khususnya tentang ulumul
Qur’an.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah definisi nuzul al-qur’an?
2.
Bagaimana proses
dan tahapan nuzul al-qur’an?
3.
Apakah yang dimaksud dengan periode Makkah dan Madinah?
4.
Apa saja hikmah Al-Qur’an diturunkan secara
berangsur-angsur ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui definisi nuzul al-qur’an
2.
Untuk mengetahui proses dan tahapan nuzul al-qur’an
3.
Untuk mengetahui periode Makkah dan Madinah
4.
Untuk mengetahui hikmah Al-Qur’an diturunkan secara
berangsur-angsur
D. Manfaat
1. Memberikan
pengetahuan tentang definisi nuzul al-qur’an
2.
Memberikanpengetahuan tentang prosesdan
tahapan nuzul al-qur’an
3.
Memberikan pengetahuan tentang periode Makkah dan Madinah
4.
Memberikan pengetahuan tentang hikmah Al-Qur’an diturunkan secara
berangsur-angsur
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Nuzulul Qur’an
Dipandang dari segi
bahasa “nuzul” (نزول) barasal dari نزل – ينزل – نزول artinya turun. Sedangkan Nuzul Al-qur’an kepada Rasulullah
adalah penerimaan Al-qur’an oleh Rasulullah. Diungkapkan turunnya Al-qur’an
kepada beliau itu memberikan pengertian turun dari atas kebawah. Demikian itu
karena ketinggian kedudukan Al-qur’an dan besarnya ajaran-ajarannya yang dapat
mengubah perjalanan hidup manusia mendatang serta menyambung langit dan bumi
serta dunia dengan akhirat.
Pembicaraan
tentang turunnya Al-qur’an umumnya berkisar pada masalah ayat yang diturunkan
pertama kali dan ayat yang terakhir, yaitu kapan dan dimana turunnya, dan
ayat-ayat apa yang diturunkan pada masing-masing peristiwa itu.
Tentang
ayat-ayat yang pertama kali diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Menurut
pendapat yang terkuat ialah ayat permulaan surat AL-ALAQ yaitu:
اقراءباسمربكالذيخلقزخلقالانسانمنعلق.
اقراءوربكالاكرم. الذيعلمبالقلم. علمالانسانمالميعلمز
Artinya
”Bacalah dengan nama Tuhannu yang telah
menciptakan manusian dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhan mu itu maha
pemurah. Yang telah mengajarkan dengan pena. Ia telah mengajarkan kepada
manusia apa-apa yang dikatahuinya”.
(Q.S.AL-ALAQ – 1-5).
Ayat-ayat
tersebut diturunkan ketika Rasulullah SAW berada di gua hira’. Yaitu sebuah gua
dijabal nur, yang terlatak kira-kira tiga mil dari kota Makkah. Ini terjadi
pada hari senin, tanggal 17 Ramadhan tahun ke 41dari usia Rasulullah tiga belas
tahun sebelum hijriah, bertepatan dengan bulan juli tahun 610 M. Malam turun
Al-qur’an pertama kali disebut “Lailatul-Qadr ” atau “Laila Mubarakah”, yaitu
suatu malam kemuliaan dan penuh berkah.
Dalam AL-qur’an disebutkan sebagai berikut:
اناانزلناهفيليلةالقدر
Artinya:
”Bahwasanya kami telah menurunkannya (Al-qur’an
pertama kali) pada Lailatul-Qadr”.
Malam
tersebut dinamakan Lailatul-Qadr karena ia mempunyai nilai yang tinggi, karena
diturunkan pada malam itu kitab suci kepada Nabi dan Rasul Allah yang
terakhir,dan akan menjadi pedoman seluruh umat manusia sampai akhir jaman
kelak. Juga dinamakan Lailatul Mubarakah karena malam tersebut telah dipenuhi
dengan berkah dan nikmat Allah yang tak ternilai, yaitu turunnya Al-qur’anul
karim, pembebas manusia dari kesesatan, dan pembimbing mereka ke jalan yang
benar, menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Allah berfirman:
شهررمضانالذيانزلفيهالقرانهديللناس
Artinya:
”Bulan Ramadan yang padanya Al-qur’an telah
diturunkan (untuk pertama kalinya), menjadi petunjuk bagi seluruh manusia”.
(Q.S. Al- Baqarah :185)
Adapun
mengenai tanggalnya, dalam Al-qur’an tidak disebutkan secara jelas, melainkan
dikatakan bahwa Al-qur’an itu diturunkan pada “yaumul furqan” yang bertepatan
dengan hari “bertemunya dua pasukan” di medan perang.
Allah berfirman :
انكنتمامنتمباللهوماانزلناعليعبدنايومالفرقانيومالتقيالجمعانط
Artinya :
“.... jika
betul-betul kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada
hamba kami Muhammad, pada yaumul furqan, yaitu pada hari bertemunya dua
pasukan”.
(Q.S. Al- anfal:41)
Saat
turunnya Al-qur’an pertama kali itu disebut Yaumul Furqan ialah karena
Al-qur’an itu membawa ajaran-ajaran dan hukum-hukum yang jelas, yang memberikan
batas yang terang antara yang haq dan yang batal, antara yang salah dan yang benar,
antara yang halal dan yang haram.
Kemudian
disebutkan oleh Al-qur’an dalam ayat tersebut bahwa yaumul furqan itu bersamaan
jatuhnya dengan hari bertemunya dua golongan atau dua pasukan, yaitu pasukan
kaum muslimin dan pasukan musuh pada pada peristiwa perang badar. Penyelidikan
para ahli sejarah menunjukkan bahwa peristiwa yang tersebut terakhir ini
terjadi pada tanggal 1 Ramadan. oleh karena Al-qur’an menyebutkan bahwa
peristiwa tersebut terjadi pada hari atau tanggal yang sama dengan hari turunnya
Al-qur’an pertama kali, yaitu yaumul furqan, maka dapatlah disimpulkan bahwa
Al-qur’an ditunkan pertama kali adalah pada tanggal 17 dari bulan Ramadhan
tersebut. Itulah sebabnya kita sampai sekarang kalu memperingati hari Nuzulul
Quran selalu di jatuhkan pada tanggal 17 Ramadan . akan tetapi perlu di
tegaskan bahwa kedua peristiwa tadi hanya sama-sama terjadi pada tanggal dan
bulan yang sama yaitu tanggal 17 Ramadan, dan bukan pada tahun yang sama,
karena perang badar itu terjadi baru pada tahun hijriah kedua. Dan juga tidak
pada hari yang sama, sebab perang badar itu baru terjadi pada hari jum’at,
sedang turunnya Al-qur’an pertama kali itu terjadi pada malam senin menurut
keterangan dari hadits.
2.2 Proses dan Tahapan Nuzulul Qur’an
Proses dan tahapan turunnya alqur’an
Pertama : satu jumlah di turunkan dari lauhul
mahfudz ke langit dunia pada malam lailatul qodar.
Kedua : dari langit dunia kebumi secara berangsur
angsur selama dua puluh tiga tahun.
Proses
pertama : pada malam lailatul qodar yang penuh barokah al qur’an telah di
turunkan dengan sempurna ke “baitul ‘izzah” di langit dunia. Dalil yang
menunjukkan akan hal ini cukup banyak :
a) Firman
Alloh ta’ala :
حم.والكتاباللمبين,اناانزلناهفىليلةمباركةاناكنامنذرين.
Artinya : “haa miim. Demi kitab (alqur’an) yang
menjelaskan sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang di berkati,
sesungguhnya kamilah yang member peringatan”. (ad-dukhan:1-3)
b) Firman
Allah :
إِنّآ أَنْزَلْنهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ
وَمَا أَدْرَى كَ مَا لَيْلَةُ الْقَدَرِ
Artinya : “sesungguhnya kami telah menurunkan
(alqur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu akan kemuliaan itu.” (al qadr
: 1-2)
c) Firman
Allah :
شَهْرُرَمَضَانَ الَّذِى أَنْزَلَ فِيْهِ
الْقُرْآنَ هُدًى لِلّنَّاسِ وَبَيِّنتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Artinya : “ beberapa hari di tentukan itu ialah
bulan romadhon bulan yang di dalamnya di turunkan (permulaan) alqur’an sebagai
petunjuk kepada manusia dan penjelsan penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda antara yang hak dan yang batil.” (al baqoroh : 185)
Ketiga
ayat ini adalah dalil bukti bahwa alqur’an di turunkan dalam satu malam, yang
di gambarkan oleh Alloh sebagai malam yang di berkati, yaitu “lailatul qodar”
salah satu malam di bulan romadhon. Dus berarti alqur’an hanya diturunkan
sekali saja ke baitul izzati di langit,sebab kalau di butuhkan lagi penurunan
yang kedua kepada nabi Muhammad SAW tidak benar dan tidak akan terjadi dalam
satu malam atau dalam satu bulan yakni bulan romadhon. Sebab alqur’an di
turunkan dalam satu era bi’tsah selama 23 tahun, tapi kenyataannya alqur’an
diturunkan di lur bulan romadhon. Maka jelaslah bahwa penurunan itu hanya
terjadi hanya satu kali saja.
As
sayuthie juga menerangkan, bahwa alqurtubhie telah menukil hikmah ijma’ para
sahabat tentang turunnya alqur’an secara collectif dari lauhul mahfudz ke
baitul ‘izzah ke langit dunia. Adapun hikmah turunnya alqur’an secara collectif
ialah untuk mpada yang mengagungkan alqur’an itu sendiri dan barang siapa yang
menerimanya berdasarkan informasi para penghuni langit yang tujuh, bahwa al
qur’an adalah penutup segala kitab yang di turunkan kepada seorang nabi yang
terakhir pula bagi semua yang paling mulia.
As
sayuthie berkata kalau bukan karena hikmah illahi yang menuntut agar alqur’an
itu di sampaikan kepada mereka secara berangsur angsur berbagai
peristiwa,niscaya ia akan di turunkan kebumi secara collectif sebagaimana kitab
kitab samawie yang lain. Akan tetapi Allah mengistimewakan Alqur’an dari yang
lain dengan dua fase penurunan : yaitu penurunan secara collectif , keudian
sedikit demi sedikit, sebagai penghormatan kepada yang menerimanya.
Proses kedua : penurunan kedua ialah dari langit
dunia ke dalam hati rasululloh SAW
secara berangsurangur selama 23 tahun, sejak awal bi’tsah hinga beliau
wafat.
Dalil
yang menerangkan proses penurunan alqur’an secara berangsur angsur ialah firman
Allah s.w.t. :
وَقُرْءَانًا فَرَقْنهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى
النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيْلاً
Artinya : “dan alqur’an itu telah kami turunkan
dengan berangsur angur agar kamu membacakannya secara perlahan lahan kepada
manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.” ( al isro’ : 106)
Az
zarqoni berkata : jawaban ini menunjukkan atas dua perkara :
1.Bahwa alqur’an itu diturunkan berangsur-angsur
kepada nabi Muhammad SAW.
2.Bahwa kitab-kitab samawi sebelumnya diturunkan
secara kolektif dan hal ini
telah
masyhur di kalangan ulama’ jumhur bahkan hamper keseluruhan.
Segi
yang menunjukkan atas dua perkara ini ialah : bahwa Alloh swt tidak menganggap
bohong terhadap apa yang di lakukan mereka, bahwa kitab-kitab samawie itu
diturunkan secara collectif. Bahkan mereka menjawab dengan keterangan hikmah
penurunan alqur’an secara berangsur angsur.
2.3 Periodesasi Turunnya Al-Qur’an
Turunnya seluruh
ayat Al-Qur’an itu memakan waktu selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari.Masa
tersebutdibagi menjadi dua periode, yaitu :
A.
Masa sebelum Hijrah,
ketika Rasulullah masih berdiam di Mekkah, yaitu selama 12 tahun, 5 bulan, 13
hari, ialah sejak turunnya ayat-ayat pertama kali tanggal 17 Ramadan tahun
ke-41 dari usia Rasulullah, sampai dengan permulaan bulan Rabiul Awwal tahun
ke-54 dari usia beliau. Semua surat-surat dan ayat-ayat yang turun
dalam periode ini disebut dengan istilah “Surat-surat atau ayat-ayat Makkiyah”.
Ayat-ayat yang turun pada waktu peristiwa hijrah itu terjadi, juga termasuk
dalam klasifikasi ini.
B.
Masa sesudah Hijrah, yaitu
setelah Rasulullah berhijrah dari Mekkah ke Madinah, adalah selama 9 tahun, 9
bulan, 9 hari, yakni semenjak permulaan bulan Rabi’ul Awwal tahun ke-54 dari
usia Rasulullah sampai dengan tanggal 9 Zulhijjah tahun ke-10 H atau tahun
ke-63 usia beliau. Semua surat-surat dan ayat-ayat yang turun dalam periode ini
disebut dengan istilah “Surat-surat atau ayat-ayat Madaniyah”.
2.4 Hikmah Al-Qur’an Diturunkan Secara
Berangsur-angsur
Hikmah Turunnya Qur’an Secara Bertahap
Kita
dapat menyimpulkan hikmah turunnya qur’an secara bertahap dari nas-nas yang
berkenaan dengan hal itu. Dan kami meringkaskannya sebagai berikut.
1.
Hikmah Pertama: menguatkan
atau meneguhkan hati rasulullah S.A.W Rasulullah
S.A.W telah menyampaikan dakwahnya kepada manusia,tetapi ia menghadapi sikap
mereka yang membangkang dan watak yang begitu keras.padahal dengan hati tulus
ia ingin menyampaikan segala yang baik kepada mereka, sehingga dalam hal ini
allah mengatakan:
فَلَعَلَّكَباَخِعٌنَفْسَكَعَلَىآثاَرِهِمْإِنْلَّمْيُؤْمِنُوْابِهَذَاالْحَدِيْثِأَسَفًا.-الكهف:6-
"maka barangkali kamu
akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya
mereka tidak beriman kepada keterangan ini (qur’an).”(al-kahfi [18]:6)
Allah menjelaskan kepada Rosulullah saw akan
sunnah-sunnahnya yang berkenaan dengan para nabi terdahulu yang didustakan dan
di aniaya oleh kaum mereka ;tetapi mereka tetap bersabar sehingga datang
pertolongan dari allah.
كَتَبَللهُلأَغْلِبَنَّأنَاوَرُسُلِيْإِنَّاللهَقَوِيٌّعَزِيْزٌ.-
المجادلة:٢١٠
“Allah telah menetapkan:
‘aku dan rasulku pasti menang.’sesungguhnya allah maha kuat dan mahaperkasa.”
(al-mujadalah[58]:21)
Demikian ayat-ayat Qur’an itu turun kepada
Rosulullah secara berkesinambungan sebagai penghibur dan pendukung sehingga ia
tidak dirundung kesedihan dan dihinggapi
rasa putus asa.setiap kali ia merasa sedih sesuai dengan fitrahnya sebagai
manusia,ayat-ayat penghiburpun datang berulang kali sehingga ia berketetapan
hati untuk melanjutkan dakwah dan merasa tenteram dengan pertolongan allah.
Abu syam
berkata:apabila ditanya:apakah rahasia Qur’an diturunkan secara bertahap dan
mengapakah ia tidak diturunkan sekaligus seperti halnya kitab-kitab yang lain
?maka jawabannya,pertanyaan yang demikian sudah di jawab oleh allah dengan
firmannya:Demikianlah, (kami menurunkannya secara berangsur) untuk memperkuat
hatimu dengannya).sebab apabila wahyu selalu baharu dalam setiap peristiwa,maka
pengaruhnya dalam hati menjadi lebih kuat dan orang yang menerimanya mendapat
perhatian.hal ini menimbulkan kegembiraan hati rosulullah,itulah sebabnya rosul
saw sangat bermurah hati di bulan ramadhan karena dalam bulan ini malaikat
jibril sering menemuinya.
2.
Hikmah kedua: Tantangan dan
mukjizat
Orang-orang musyrik senantiasa
berkubang dalam kesesatan dan kesombongan hingga melampaui batas. Mereka sering
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan maksud melemahkan dan menantang, untuk
menguji kenabian Rasulullah, Mereka juga sering menyampaikan kepadanya hal-hal
batil yang takmasuk akal, seperti menanyakan tentang hari kiamat: Mereka
menanyakan kepadamu tentang kiamat.(al-A’raf
[7]:187), dan minta disegerakannya azab: Dan mereka meminta kepadamu
agar azab iyu disegerakan. (al-Hajj [22]:47).maka turunlah Qur’an dengan ayat
yang menjelaskan kepada mereka segi kebenaran jawaban yang amat jelas atas
pertanyaan mereka, mislnya firman Allah:
وَلاَيَأْتُوْنَكَبِمَثَلٍإِلاَّجِئْنَاكَبِالْحَقِّوَأَحْسَنَتَفْسِيْرًا—الفرقان:٣٣
“Dan tidaklah
orang-orang kafir itu datang kepadamu dengan membawa sesuatu yang ganjil,
melainkan Kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan yang paling baik
penjelasannya.” (al-Furqan [25]:33).
Maksud ayat tersebut ialah “ setiap mereka datang
padamu dengan pertanyaan yang aneh-aneh dari sekian pertanyaan yang sia-sia
kami datangkan kepadamu jawaban yang benar dan sesuatu yang lebih baik maknanya
dari pada pertanyaan yang hanya merupakan contoh kesia-siaan saja , “
Quran yang diturunkan secara berangsur akan lebih
memperlihatkan kemukjizatannya dan lebih efektif pembuktiannya dari pada kalau
Quran diturunkan sekaligus.
3.
Hikmah ketiga : Mempermudah
Hafalan dan pemahamannya.
Al-Quran nul Karim turun
ditengah-tengah umat yang tidak pandai membaca dan menulis. Catatan mereka
adalah hafalan dan daya ingat, mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang tata
cara penulisan dan pembukuan yang dapat memungkinkan mereka menuliskan dan
membukukannya, kemudian mereka menghafal dan memahaminya.
هُوَالَّذِىْبَعَثَفِىاْلأُمِّيِّيْنَرَسُوْلاًمِنْهُمْيَتْلُوْاعَلَيْهِمْاَيَاتِهِوَيُزَكِّيْهِمْوَيُعَلِّمُهُمْالْكِتَابَوَالْحِكْمَةَوَاِنْكَانُوْامِنْقَبْلُلَفِيْضَلَالٍمُبِيْنٍ.—الجمعة:-٢
“dialah yang
mengutus kaum yang buta huruf seorang rosul di antara mereka, yang membacakan
ayat-ayatnya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka
kitab dan hiknah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata.” (al-jumuah[62];2)
Umat yang buta huruf itu tidaklah mudah untuk
menghafal seluruh Quran, memahami maknanya dan memikirkan
ayat-ayatnya.seandainya diturunkan sekaligus. Jadi turunnya Al-Quran secara
berangsur merupakan bantuan terbaik bagi mereka.Setiap kali turun satu atau
beberapa ayat para sahabat segerhukum-hukumnya.Tradisi demikian ini menjadi
suatu metode pengajaran dalam kehidupan para tabiin.
Umar berkata:
تَعَلَّمُواالْقُرْاَنَخَمْسَاَيَاتٍخَمْسَاَيَاتٍ,فَإِنَّجِبْرِيْلَكَانَيَنْزِلُبِالْقُرْاَنِعَلَىالنَّبِيِّصلىاللهعليهوسلمخَمْسًاخَمْسًا.
“pelajarilah Quran
itu lima ayat demi lima ayat, karena
jibril menurunkan Quran kepada nabi SAW lima ayat demi lima ayat.”
4.
Hikmah ke empat: Kesesuaian
dengan peristiwa-peristiwa dan pentahapan dalam penetapan hukum.
Setiap kali terjadi suatu
peristiwa diantara mereka, maka turunlah hukum megenai peristiwa itu yang
memberikan kejelasan statusnya dan petunjuk serta meletakkan dasar-dasar
perundang-undangan bagi mereka, sesuai dengan situasi dan kondisi, satu demi
satu.
Quran
mengajarkan akhlak mulia yang dapat membersihkan jiwa dan meluruskan
kebengkokan-kebengkokan dan mencegah perbuatan keji dan munkar, sehingga dapat
terkikis habis akar kejahatan dan keburukan.Ia menjelaskan kaidah halal dan
haram yang menjadi dasar agama. Sebagai contoh di Mekah disyariatkan shalat dan
prinsip umum mengenai zakat yang dipertimbangkan dengan riba.Kemudian turunlah
perincian pokok-pokok hukum perdata (terutama hukum benda) turun di mekah
tetapi perincian hukumnya turun di madinah.
Seperti ayat tentang utang-piutang dan ayat yang
mengharamkan riba.asas hukum kekeluargaan ituturun di mekkah tetapi,penjelasan
mengenai hak suami istri dan kewajiban hidup berumahtangga,keputusan dengan
perceraian atau dengan kematian,kemudian bagaimana warisannya,maka penjelasan
mengenai hai itu semua di terangkan dalam perundangan yang madani.sedang
mengenai zina dasarnya sudah diharamkan di mekkah.tetapi hukuman-hukuman yang
diakibatkan oleh zina itu turun dimadinah
5.
Hikmah kelima: bukti yang
pasti bahwa al-Qur’an diturunkan dari sisi yang mahabijaksana dan maha terpuji.
Qur’an yang turun secara berangsur dalam waktu
lebih dua puluh tahun itu ayatnya turun dalam selang waktu tertentu dan selama
itu orang membacanya dan mengkajinya surah demi surah.ketika itu ia melihat
rangkaiannya begitu padat,tersusun cermat sekali dengan makna yang saling
berpaut,dengan gaya yang begitu kuat,serta ayat demi ayat dan surah demi surah
saling terjalin bagaikan untaian mutiara yang indah yang belum pernah ada
tandingannya dalam perkataan manusia.
Seandainya Qur’an ini perkataan manusia yang
disampaikan dalam berbagai situasi,peristiwa dan kejadian,tentulah didalamnya
terjadi ketidakserasian dan saling bertentangan satu dengan yang lain,serta
sulit terjadi keseimbangan.hadis-hadis rosulullah saw sendiri yang merupakan puncak
kefasihan yang paling bersastra setelah al-qur’an,tidaklah tersusun dalam
bentuk sebuah buku dengan uangkapan yang lancar serta satu dengan yang lain
saling terkait dalam suatu kesatuan dan ikatan seperti halnya al-Qur’anul karim
atau dalam bentuk susunan yang serasi dan harmoni yang mendekatinya sekalipun
,apalagi ucapan dan perkataan manusia lainnya.
قُلْلَئِنِاِجْتَمَعَتِالْإِنْسُوَالْجِنُّعَلَىأَنْيَأْتُوْابِمِثْلِهَذَاالْقُرْاَنِلاَيَأْتُوْنَبِمِثْلِهِوَلَوْكَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍظَهِيْرًا.—الإسراء:٨٨
“katakanlah:
sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan
Qur’an ini ,niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya sekalipun sebagian
mereka menjadi pebantu bagi sebagian yang lain.”(al-isra’[17]:88).
Faedah turunnya
Qur’an secara berangsur dalam pendidikan dan pengajaran
Hikmah turunnya
Qur’an secara bertahap itu kita melihat adanya suatu metode yang berfaedah bagi
kita dalam mengaplikasikan perhatian terhadap tingkat pemikiran siswa dan
pengembangan potensi akal ,jiwa dan jasmaninya dengan apa yang dapat membawanya
kearah kebaikan dan kebenaran.turunnya Qur’an itu telah meningkatkan pendidikan
umat islam secara bertahap dan bersifat alami untuk memperbaiki jiwa
manusia,meluruskan perilakunya ,membentuk kepribadian dan menyempurnakan
eksistensinya sehingga jiwa itu tumbuh tegak diatas pilar yang kokoh dan
mendatangkan buah yang baik bagi kebaikan umat manusia seluruhnya dengan izin
tuhan.
Pentahapan
turunnya Qur’an itu merupakan bantuan yang paling baik bagi jiwa manusia dalam
upaya menghafal Qur’an, memahami, mempelajari, memikirkan maknanya dan
mengamalkan apa yang dikandungnya. petunjuk ilahi tentang hikmah turunnya
Qur’an secara bertahap merupakan contoh yang
baik dalam pendidikan dan pengajaran,entah
itu mengenai penyusunan kurikulum pengajaran,sistem belajar-mengajar,maupun
penyusunan buku pelajaran.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Nuzulul quran adalah proses turunnya firman dari Allah
melalui malaikat jibril kepada Nabi Muhmmad sebagai mu’jizat, pedoman dan
petunjuk kepada hambanya.
2.
Proses turunnya
Al-Quran :
a.
Pertama : satu
jumlah di turunkan dari lauhul mahfudz ke langit dunia pada malam lailatul
qodar.
b.
Kedua : dari langit
dunia kebumi secara berangsur angsur selama dua puluh tiga tahun.
3.
Periodesasi Turunnya
Al-Qur’an : memakan waktu selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari.
4.
Hikmah Al-Qur’an diturunkan
secara berangsur-angsur :
a.
Menguatkan atau meneguhkan
hati rasulullah S.A.W
b.
Tantangan dan mukjizat
c.
Mempermudah hafalan dan
pemahamannya.
d.
Kesesuaian dengan
peristiwa-peristiwa dan pentahapan dalam penetapan hukum.
e.
Bukti yang pasti bahwa al-Qur’an
diturunkan dari sisi yang maha bijaksana dan maha terpuji.
B. REKOMENDASI
Kelompok kami memberikan rekomendasi, bahwa ulumul qur’an hendaknya dipelajari oleh Mahasiswa, agar belajar lebih mendalam karena ulumul qur’an ini
sangat penting dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Kami menyadari bahwa tulisan kami ini,
masih jauh dari kata sempurna.Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca kami
harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Mudzakir. 2011. Studi
Ilmu-Ilmu Qur’an. Bogor : PT. Pustaka Litera AntarNusa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar