Selasa, 28 Juli 2015

Tujuan dan sasaran pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

Tujuan dan sasaran pendidikan berbeda-beda menurut pandangan hidup masing-masing pendidikan atau lembaga pendidikan. Oleh karenanya maka perlu dirumuskan pandangan hidup islam yang mengarahkan tujuan dan sasaran pendidikan islam.
Oleh karena itu, bila manusia berpredikat muslim benar-benar menjadi penganut agama yang baik ia harus mentaati ajaran islam dan menjaga agar rahmat Allah tetap berada pada dirinya. Ia harus mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajarannya yang didorong oleh iman sesuai dengan akidah Islamiah.
Untuk tujuan itulah, manusia harus dididik melalui proses pendidikan islam. Berdasarkan pandangan di atas, maka pendidikan islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.

1.2  RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian tujuan?
B.     Apa tujuan pendidikan?
C.    Apa tujuan pendidikan islam?
1.3  TUJUAN PENULISAN
A.    Untuk mengetahui pengertian tujuan
B.     Untuk mengetahui tujuan pendidikan
C.    Untuk mengetahui tujuan pendidikan islam

BAB II
PEMBAHASAN

2.2 PENGERTIAN TUJUAN                    
Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. maka pendidikan, karena merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya.
Kalau kita melihat kembali pengertian pendidikan islam, akan terlihat dengan jelas sesuatu yang diharapkan terwujud setelah orang mengalami pendidikan islam secara keseluruhan yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi “insan kamil” dengan pola takwa insan kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena taqwanya kepada Allah SWT. Ini mengandung arti bahwa pendidikan islam itu diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang dan gemar mengamalkan dan mngembangkan ajaran islam dalam berhubungan dengan allah dan dengan manusia sesamanya, dapat mengambil manfaatnya yang semakin meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup didunia kini dan di akhirat nanti.[1]

2.3  TUJUAN UMUM PENDIDIKAN
Pendidikan bertujuan mencetak anak didik yang beriman. Wujud tujuan itu adalah akhlak  anak didik yang mengacu pada kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan yang dilaksanakan di berbagai lembaga, baik lembaga pendidikan formal maupun nonformal.
Ahmad Tafsir (2000: 49) menyatakan tiga tujuan pendidikan yaitu:
1.      Tujuan yang berkaitan dengan invidu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan , tingkah laku, jasmani dan rohani , dan kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2.      Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengetahuan masyarakat, tanggung jawab sebagai anggota masyarakat.
3.      Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi dan sebagai kegiatan masyarakat.
Dalam kehidupan sehari-hari, indikator tercapainya tujuan pendidikan adalah pergaulan yang baik dan benar serta mengamalkan nilai-nilai ajaran agama kepada sesama manusia.
Pendidikan juga bertujuan membangun karakter anak didik yang kuat menghadapi berbagai cobaan dalam kehidupan dan telaten, sabar, serta cerdas dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan pendidikan yang dimaksudkan adalah mewujudkan :
1.      Insan akademik yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT
2.      Insan kamil, yang berakhlakul karimah;
3.      Manusia yang berkepribadian;
4.      Manusia yang cerdas dalam mengkaji ilmu pengetahuan;
5.      Anak didik yang bermanfaat bagi kehidupan orang lain;
6.      Anak didik yang sehat jasmani dan rohani;
7.      Karakter anak didik yang menyebarkan ilmunya kepada sesama manusia.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pendidikan harus dilakukan lembaga pendidikan yang berkualitas dengan dilengkapi oleh sumber daya pendidik yang kompeten.
Menurut Munzir Hitami, tujuan pendidikan adalah menghambakan diri kepada Allah. Pendidika merupakan proses memanusiakan manusia dengan mewujudkan pandangan hidupnya sebagai hamba Allah (Munzir Hitami, 2004: 35).
Menurutnya, tujuan umum pendidikan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a.       Tujuan teleologis, yaitu kembali kepada Tuhan;
b.      Tujuan aspiratif, yaitu kebahagiaan dunia-akhirat;
c.       Tujuan direktif, yaitu menjadi hamba Allah yang ikhlas;
Dengan tujuan umum yang dikemukakan oleh para pemikir pendidikan tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan bertujuan mewujudkan manusia yang beriman, bertakwa, cerdas, sehat jasmani dan rohani, manusia memiliki kesadaran yang tinggi dan selalu intropeksi diri, tanggap terhadap persoalan, mampu memcahkan masalah dengan baik dan rasional, dan memiliki masa depan yang cerah, baik di dunia dan di akhirat.
Metode yang digunakan dalam proses pencapaian tujuan adalah metode yang berdasarkan pendekatan keagamaan (religius), kemanusiaan (humanity),dan ilmu pengetahuan(scientific). Pendekatan tersebut dilkukan berlandaskan nilai-nilai moral keagamaan. Ahmad Tafsir (1997: 9) menegsakan bahwa metode adalah cara yang paling tepat dan cepat untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, pendekatan kemanusiaan, keagamaan, dan keilmuan merupakan metode yang paling tepat untuk mencapai tujuan pendidikan.

2.3  TUJUAN KHUSUS PENDIDIKAN
Tujuan khusus pendidikan dapat dilihat dari teritolialitas pendidikan, diantaranya tujuan pendidikan nasional Indonesia yang diwarnai oleh falsafah dan dasar negara Republik Indonesia, yaitu Pancasila. Pancasila terdiri atas lima sila yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Kelima sila dari Pancasila tersebut secara jelas tercermin pada usaha pendidikan yang berusaha meningkatkan ketakwaan warga negara terhadap Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan berbangsa dan bertanah air, meningkatkan budi pekerti luhur dan sifat-sifat terpuji lain yang sangat berfaedah bagi invidu sebagai anak didik. Disamping itu, pendidikan juga meningkatkan kecerdasan peserta didik melalui berbagai ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah, serta meningkatkan ketrampilan dan kemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi  yang menguasai berbagai bidang kehidupan.
Berpijak pada pemahaman tujuan pendidikan nasional, seperti tercantum dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 dalam kaitannya dengan menjadikan sekolah sebagai pusat pembudayaan, pendidikan yang dilaksanakan bermakna sebagai proses pengembangan kemampuan nilai dan sikap yang relevan dengan tuntutan pembangunan negara kebangsaan Indonesia. Baik UU No. 2 tahun 1989 maupun UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, memuat ketentuan bahan kajian dan pelajaran wajib yang dipelajari dari sekolah dasar hingga sekolah lanjutan.
Arah pendidikan nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah ataupun swasta di Indonesia bukan semata-mata membentuk manusia yang memiliki kecerdasan tinggi, keterampilan dan kemampuan sesuai dengan kekuatan jasmaninya, melainkan juga membentuk manusian Indonesia, yang memiliki kemampuan, kecerdasan yang andal, juga mengembangkan potensi keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa pencipta seluruh alam semesta, membentuk akhlak karimah, cinta tanah air, bangsa dan negara, menghormati sesama warga negara dan bangsa lain, berbudi luhur, serta memiliki sikap mental demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan diharapkan dapat menghasilkan manusia yang beriman tinggi serta kecerdasan dan keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam masa pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Dengan demikian, pendidikan Indonesia berusaha mencapai sasaran yang selalu didambakan oleh setiap manusia, yaitu keutuhan, keseimbangan, dan keselarasan dimensi rohani dan jasmani, dimensi akal dan hati, serta dimensi dunia dan akhirat           ( Afifuddin, 2008: 18).
Pendidikan nasional di Indonesia secara esensial mengikuti pendidikan yang berbasis nilai-nilai ketuhanan karena tujuan utamanya adalah terciptanya anak didik yang beriman dan bertakwa.[2]
Tujuan khusus dalam pendidikan diterapkan pada sekolah lamjutan, misalnya SLTP atau Tsnawiyah, SLTA atau Aliyah. Standar kompetensi lulusan menuntut profil lulusan yang mempunyai kualifikasi kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan  kelulusan anak didik dari satuan pendidikan. Adapun kompetensi yang harus dimiliki anak didik sebagai berikut dibawah ini:
1.      Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
2.      Standar kompetensi lulusan untuk mata pelajaran bahas menekankan pada kemampuan membaca dan menulis yang sesuai dengan jenjang pendidikan.
3.      Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan madrasah aliyah bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (LEKDIS, 2005: 25)

2.4  TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Dikatakan oleh Dr. Zakiah Dradjat bahwa tujuan pendidikan Islam secara keseluruhan, yaitu kpribadian seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil dengan pola takwa, insan kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah SWT. Ini mengandung arti bahwa pendidikan Islam itu diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan dengan sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia kini dan di akhirat nanti. Tujuan ini keliatannya terlalu ideal, sehingga sukar dicapai. Tetapi dengan kerja keras yang dilakukan secara berencana dengan kerangka-kerangka kerja yang konsepsional mendasar, pencapaian tujuan itu bukanlah sesuatu yang mustahil.
Ada beberapa tujuan pendidikan islam yang perlu kita ketahui yaitu:
a)      Tujuan umum
Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi seluruh aspek kamnusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan tujuan umum ini berbeda pada setiap tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi dengan kerangka yang sama. Bentuk insan kamil dengan pola taqwa harus dapat tergambar pada pribadi seseorang yang sudah di didik, walaupun dalam ukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan tingkat-tingkat tersebut. 
Cara atau alat yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan ialah pengajaran. karena itu pengajaran sering di identikan dengan pendidikan, meskipun kalau istilah ini sebenarnya tidak sama. Pengajaran ialah poros membuat jadi terpelajar (tahu, mengerti, menguasai, ahli; belum tentu menghayati dan meyakini) sedangkan pendidikan adalah membuat orang terjadi terdidik (mempribadi, menjadi adat kebiasaan) maka pengajaran seharusnya mencapai tujuan pendidikan agama.
Tujuan umum pendidikan islam harus dikaitkan pula dengan tujuan pendidikan nasional Negara tempat pendidikan islam itu  dilaksanakan dan harus dikaitkan pula dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu. Tujuan umum itu tidak dapat dicapai kecuali setelah melalui proses pengajaran, pengalaman, kebiasaan, penghayatan dan keyakinan  akan kebenarannya. Tahap-tahapan dalam mencapai tujuan itu pada pndidikan formal (sekolah, madrasah), dirumuskan dalam bentuk tujuan kurikulum yang selanjutnya dikembangkan dalam tujuan instruksional.

b)      Tujuan akhir
Pendidikan islam itu berlangsungselama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup didunia ini telah berakhir pula. Tujuan umum yang berbentuk insan kamil dengan pola takwa dapat mengalami perubahan naik turun, bertambah dan berkurang dalam perjalanan hidup seseorang . perasaan, lingkungan dan pengalaman dapat mempengaruhinya, karena itulah pendidikan islam mengembangkan, memelihara dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai. Orang yang sudah takwa dalam bentuk insan kamil, masih perlu mendapatkan pendidikan dalam rangka pengembangan dan penyempurnaan. Sekurang-kurangnya pemeliharaan supaya tidak luntur dan berkurang, meskipun pendidikan oleh diri sendiri dan bukan dalam pendidikan formal.

Tujuan akhir pendidikan islam itu dapat dipahami dalam firman Allah:
ياايهالذين امنواالله حقّ تقته ولا تمتنّ الاّ وانتم مسلمون
Artinya: “ wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” (Al-Imron:102).
Mati dalam keadaan terserah diri kepada Allah sebagai muslim yang merupakan ujung dari takwa sebagai akhir dari proses hidup jelas  berisikan kegiatan pendidikan . inilah akhir dari proses pendidikan itu yang dapat dianggap sebagai tuhuan akhirnya. Insan kamil yang mati dan akan menghadap tuhannya merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan Islam.[3]
c)      Tujuan sementara       
Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Tujuan operasional dalam bentuk tujuan instruksional yang dikembangkan mennjadi tujuan instruksional yang umum dan khusus (TIU dan TIK). Dapat dianggap tujuan sementara dengan sifat yang agak berbeda.
Pada tujuan sementara bentuk Insan Kamil dengan pola takwa sudah kelihatan meskipun dalam ukuran sederhana, sekurang-kurangnya beberapa ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak didik, tujuan pendidikan islam seolah-olah merupakan suatu lingkaran yang pada tingkat paling rendah mungkin merupakan suatu lingkaran kecil, semakin tinggi tingkat pendidikannya, lingkaran tersebut semakin besar. Tetapi sejak dari tujuan pendidikan tingkat permulaan, bentuk lingkaranya harus kelihatan. Bentuk lingkaran inilah yang menggambarkan Insan Kamil itu. Disinilah barang kali perbedaan yang mendasar bentuk tujuan pendidikan islam dibandingkan dengan pendidikan yang lainnya.
Sejak tingkat Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, gambaram Insan Kamil itu hendaknya sudah kelihatan. Dengan kata lain, bentuk Insan Kamildengan pola takwa itu harus kelihatan dalam semua tingkatpendidikan islam. Karena itu setiap lembaga pendidikan Islam harus dapat merumuskan tujuan pendidikan Islam sesuai dengan tingkatan jenis pendidikannya. Ini berarti bahwa tujuan pendidikan Islam di Madrasah Tsanawiyah berbeda dengan tujuan di Madrasah ‘Aliyah, dan tentu saja berbeda dengan di SMTP. Meskipun demikian, polanya sama, yaitu takwa dibentuknya sama, yaitu Insan Kamil yang berbeda hanya bobot dan mutunya saja.
d)     Tujuan operasional
Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu disebut tujuan operasional dalam pendidikan formal, tujuan operasional ini   disebut juga tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus (ITU dan TIK). Tujuan instruksional ini merupakan tujuan pengajaran yang yang direncanakan dalam unit-unit kegiatan pengajaran.
Dalam tujuan operasional ini lebih banyak dituntut dari anak didik suatu kemampuan dan keterampilan tertentu. Sifat operasionalnya lebih ditonjolkan dari sifat penghayatan dan kepribadian. Untuk tingkat yang paling rendah, sifat yang berisi kemampuan dan keterampilanlah yang lebih ditonjolkan. Misalnya, ia dapat berbuat, terampil melakukan, lancar mengucapkan. Mengerti, memahami, ,menyakini dan menghayati adalah soal kecil. Dalam pendidikan hal ini terutama berkaitan dengan kegiatan lahiriyah, seperti bacaan dan kaifiyat salat, akhlak dan terampil berbuat, baik perbuatan itu perbuatan lidah (ucapan) ataupun perbuatan anggota badan lainya.Kemampuan dan keterampilan yang dituntut pada anak didik, merupakan sebagian kemampuan dan keterampilan Insan Kamil dalam ukuran anak, yang menuju kepada bentuk Insan Kamil dalam ukuran anak, yang menuju kepada bentuk Insan Kamil yang semakin sempurna (meningkat). Anak harus sudah terampil melakukan ibadah, (sekurang-kurangnya ibadah wajib) meskipun ia masih belum memahami dan menghayati ibadah itu.[4]
BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
Tujuan adalah suatu yang diharapkan tercapai telah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Sedangkan, tujuan pendidikan di bagi menjadi dua yaitu tujuan pendidikan umum dan tujuan pendidikan khusus.
Tujuan pendidikan umum adalah Pendidikan bertujuan mencetak anak didik yang beriman. Wujud tujuan itu adalah akhlak  anak didik yang mengacu pada kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan yang dilaksanakan di berbagai lembaga, baik lembaga pendidikan formal maupun nonformal. Tujuan khusus pendidikan dapat dilihat dari teritolialitas pendidikan, diantaranya tujuan pendidikan nasional Indonesia yang diwarnai oleh falsafah dan dasar negara Republik Indonesia.
Tujuan pendidikan islam dibagi menjadi 4 yaitu:
1.      Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain.
2.      Tujuan akhir ialah Pendidikan islam itu berlangsungselama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup didunia ini telah berakhir pula.
3.      Tujuan sementara tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.
4.      Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Tatang S., Drs., M.Si, Ilmu Pendidikan,CV Pustaka Setia, Bandung,2012.
Uhbiyati  Hj. Nur, Dra., Ilmu Pendidikan Islam, CV Pustaka Setia, Bandung, 1997.
Zakiah Daradjat, prof., Dr.,  Ilmu Pendidikan Islam, PT.Bumi Aksara, Jakarta,2012.



[1] Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2012), 29.
[2] Tatang S,Ilmu Pendidikan,Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm. 76.
[3] Uhbiyati, nur. Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: CV Pustaka Setia. 1997), 41
[4] Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2012), 31-33.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar