BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Sistem Sosial
2.
Apa saja Unsur-unsur Sistem Sosial
3.
Kehidupan Masyarakat Sistem Sosial
1.2 Tujuan
1.
Untuk
mengetahui Apa Pengertian Sistem
Sosial
2.
Untuk
mengetahui Apa saja Unsur-unsur Sistem
Sosial
3.
Untuk
mengetahui Kehidupan Masyarakat Sistem
Sosial
1.3 Manfaat
1.
Memberikan
pengetahuan tentang pengertian Sistem Sosial
2.
Memberikan
pengetahuan tentang Unsur-unsur Sistem Sosial
3.
Memberikan
pengetahuan tentang Kehidupan
Masyarakat Sistem Sosial
BAB
II
SISTEM SOSIAL
A. Pengertian Sistem Sosial
Istilah sIstem bagi masyarakat
umum biasanya diartikan sebagai suatu cara yang menyangkut teknis melakukan
sesuatu. Akan ditinjau dari sudut sosiologi istilah ini sesungguhnya mengandung
pengertian sebagai unsur (komponen) yang saling bergantungan anatara satu sama
lainya dalam satu kesatuan yang utuh.
Dalam buku Pokok-pokok Teori
Sistem yang disusun oleh Tatang M. Amiri (1986), dijelaskan bahwa istilah sistem
berasal dari bahasa Yunani, yaitu Systema yang mempunyai pengertian sebagai
berikut:
1. Suatu keseluruhan yang tersusun dari
sekian banyak bagian (“whole compounded of several parts”-Shrode dan Voich,
1974: 115).
2. Hubungan yang berlangsung diantara
satuan-satuan atau komponen secara teratur (“an organized, functioning,
relationship among units or component” – Awad, 1979 : 4)
Secara lengkap
Shrode dan Voich mendefinisikan system sebagai berikut:
“A system is a set of interrelated
parts, working independently and jointly, in pursuit of common objectives of
the whole, whitin a complex environment”. Secara bebas dapat diartikan bahwa
Sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berkaitan, masing-masing
bagian bekerja sendiri dan bersama-sama saling mendukung; semuanya dimaksudkan
untuk mencapai tujuan bersama, dan terjadi pada lingkungan yang kompleks.
Atas
dasar pendapat tersebut kemudian Amirin menyimpulkan bahwa istilah systema itu
mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara
teratur dan merupakan satu keseluruhan.
Seperti
dikemukakan diatas bahwa istilah sistem itu mempunyai banyak
pengertian,diantaranya:pertama ;mengandung pengertian sebagai himpunan
benda-benda yang saling bergantungan satu sama yang lainnya,misalnya hubungan
antara platina, karburator, busi dan bensin pada kendaraan bermotor.Kedua;
sistem yang menunjuk pada hubungan antar organ tubuh manusia, misalnya sistem
saraf.Ketiga; mengandung pengertian sebagai himpunan unsur-unsur
kebudayaan, yaitu himpunan gagasan (ide),perasaan dan karsa yang terorganisir.Keempat;
mengandung pengertian sebagai cara atau metode tertentu yang biasanya
dipergunakan dalam rangka memecahkan masalah tertentu yang berhubungan dengan
pembuktian suatu hipotesis.Misalnya metode penelitian dengan sistem
wawancara,observasi,angket dan lain-lain.Kelima; Dalam buku Mnajemen
Organisasi karangan Abdul Syani (1987) sistem mengandung pengertian
struktur atau skematika, pengelompokan, dan sebagainya.Misalnya
pengorganisasian (pembagian kerja dalam suatu organisasi).
Arti
penting dalam mempelajari istilah sistem adalah dalam rangka pemecahan masalah
yang rumit,luas dan saling bergantungan satu sama lainnya. Sementara kemampuan
manusia untuk menelaah dan menyelesaikannya sangat terbatas, yang memerlukan
berbagai keahlian. Dengan menggunakan sistem, dimaksudkan dalam pendekatannya
dilakukan secara sistematis; penyelesaian didasarkan antar bagian-bagian yang
sama, sehingga dapat dilihat secara jelas tentabg keterkaitan antara bagian
satu dengan bagian-bagian yang lainnya dalam satu kesatuan yang utuh.
Mempergunakan
pendekatan sistem menurur Amirin, memerlukan pemahaman bahwa setiap benda atau
sistem itu berada (menjadi bagian) dari sistem yang lebih besdar atau lebih
luas, sehingga semua benda, dengan sesuatu cara, saling berkaitan. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa semakin lama orang semakin menghendaki adanya hasil penerapan
sistem itu yang lebih obyektif dan tepat. Keinginan ini terwujud dalam bentuk
berkembangnya teknik-teknik pemecahan masalah (problem solving) yang tinggi
(canggih, sophisticated) seperti penelitian operasi (operation research),
analisis statistika, model simulasi dan sistem informasi yang memepergunakan
computer. Kemudian dijelaskan bahwa berbagai hasil perkembangan tersebut
ditunjukkan pada peningkatan mekanisme control sistem organisasi, yang demikian
memungkinkannya untuk merencanakan dan menanggapi perubahan-perubahan yang
terjadi pada lingkungan secara lebih efektif. Dalam telaah tentang hubungan
antar manusia dalam kehidupan bermasyarakat, digunakan istilah sistem social.
Sistem social merupakan konsep yang paling umum dipakai oleh kalangan ahli
sosiologi dalam mempelajari dan mejelaskan hubungan manusia dalam kelompok atau
dalam organisasi social. Sama halnya dengan kesatuan komponen dalam pengertian
sistem, kelompok masyarakat merupakan kesatuan utuh yang terdiri dari
individu-indidu sebagai bagian-bagian yang saling bergantungan.
Menurut
Alvin L. Bertnard (1980), menyatakan bahwa dalam suatu sistem social, paling
tidak harus terdapat satu (1) dua orang atau lebih, (2) terjadi interaksi
antara mereka, (3) mempunyai tujuan yang sama, dan (4) memiliki struktur,
symbol dan harapan-harapan bersama yang dipedomaninya. Dikatakan bahwa hubungan
antar orang dalam suatu sistem biasanya berlangsung lama. Unsur-unsur dalam
sistem social adalah satuan dari interaksi social yang kemudian membentuk
struktur; artinya unsur-unsur itu merupakan bagian-bagian yang salin
bergantungan dan menyatu dalan sistem social.
Sistem
social pada dasarnya terbentuk dari interaksi antar individu yang berkembang
menurut standar penilain dak kesepakatan bersama, yaitu berpedoman pada
norma-norma social. Menurut Robert M.Z. Lawang (1985), bahwa inti dari setiao
sistem social adalah selalu ada hubungan timbal balik yang konstan. Konsta
artinya apa yang terjadi kemarin merupakan perulangan dari yang sebelumnya, dan
beso akan diulangi kembali dengan cara yang sama. Di dalam sistem social
terdapat prinsip-prinsip tertentu yang berhubungan debgan keseragaman anggapan
tentang kebenaran, sehingga keseimbngan hubungan social kolompok dapat lebih
terjamin.
B. Unsur-unsur Sistem Sosial
Secara umum unsur-unsur dari sistem
sosial adalah terdiri dari satus, peranan dan perbedaan sosial; akan tetapi
sesungguhnya secara lebih luas, sesungguhnya banyak sekali komponen yang
terkandung dalam pengertian sistem sosial itu. Menurut Alvin L. Bertrand
(1980), ada sepuluh unsur yang terkandung dalam sistem sosial, yaitu sabagai
berikut:
1.
Keyakinan
(pengetahuan)
Keyakinan merupakan unsur sistem sosial yang
dianggap sebagai pedoman dalam melakukan penerimaan suatu pengetahuan dalam
kehidupan kelompok sosial dalam masyarakat. Keyakinan ini secara praktis
biasanya digunakan dalam kelompok masyarakat yang masih tergolong teerbelakang
segi pengetahuannya, sehingga dalam menilai suatu kebenaran dirumuskan melalui
keyakinan bersama. Misalnya, dalam menilai berbahaya atau tidak dalam menerima
anggota baru pada suatu kelompok atau organisasi sosial, dinilai berdasarkan
kekuatan keyakinan.
2.
Perasaan
(sentimen)
Persaan menurut Alvin, menunjuk pada
bagaimana perasaaan pada anggota suatu sistem sosial (anggota kelompok) tentang
hal-hal, peristiwa-peristiwa serta tempat-tempat tertentu. Unsur perasaan
sangat membantu dalam rangka menjelaskan pola-pola tingkah laku yang tidak
dapat dijelaskan melalui cara-cara lain.
Suatu keberasilan suatu sistem juga tergantung bagaimana perasaan para
anggotanya sacara umum,. Jika di dalam suatu sistem terdapat banyak anggota
saling menaruh perasaan dendam, benci dan iri antara satu sama lainnya, maka
bisa diketahui bahwa hubungan kerja samanya tidak akan berhasil dengan baik.
3. Tujuan, sasaran atau cita-cita
Cita-cita, tujuan, atau sasaran, di
dalam suatu sistem sosial merupakan pedoman bertindak agar agar program kerja
yang telah ditetapkan dan disepakati bersama dapat tercapai secara efektif.
4. Norma
Norma-norma sosial, menurut Alvin, dapat
dikatakan sebagai patokan tingkah lakuyang diwajibkan atau dibenarkan didala
situasi –situasi tertentu. Unsur norma ini merupakan komponen sistem sosial
yang dapat dinggap paling kritis untuk memahami serta meramalkan aksi atau
tindakan manusia. Norma-norma menggambarkan tata-tertib atau aturan-aturan
permainan yang dapat memberikan petunjuk tentanng standar untuk: bertingkah
laku dan di dalam menilai tingkah laku. Contohnya, tentang kejujuran, tata
tertib suatu permaina, tata tertib hukum, dan sebagainya. Alvin kemudian
menggambarkan bahwa dengan berpegang pada norma, ssebenarnya dimaksudkan
sebagai landasan untuk dapat menilai tingkah laku individu-individu dan juga
kelompok. Apabila tingkah laku seseorng dianggap wajar dan sesuai dengan
norma-norma yang berlaku dalam kelompoknya, maka interaksi dalam kelompok
tersebut akan berlangsung dengan wajar sesuai dengan ketetapan-ketetapan
bersama.
5. Status dan peranan
Dengan status, seseorang dapat menentukan
sifat dan tingkatan kewajiban serta tanggung jawab di dalam suatu kelompok
masyarakat; di samping juga menentukan hubunngan antara atasan dan bawahan
terhadap angggotalain dalam kelompok masyarakat. Menurut Alvin, status
merupakan serakaian tanggung jawab, kewajiban serta hak-hak yang sudah
ditentukan dalam suatu masyarakat. Sedangkan pola tingkah laku yang diharapkan dari ornga-orang
pemangku suatu status, dinamakan peranan. Paranan-peranan sosialnsaling tunjang
menunjanng secara timbal balik di dalam hal yang menyangkut tugas, hak dan
kewajiban. Oleh karena itu suatu penampilan peranan status (status-role
per-fomance) adalah proses penunjukan atau penampilan dari status dan peranan
sebagai unsur strutural di dalam sistem sosial.
6. Tingkatan atau pangkat (rank)
Tingkatan atau pangkat merupakan
unsur sistem sosial yang berfungsi menilai perilaku perilaku anggota kelompok.
Sebaliknya suatu proses penilaian terhadap perilaku perilaku anggota kelompok,
dimaksudkan untuk memberikan kepangkatan (status) tertentu yang di anggap
sesuai dengan prestasi prestasi yang telah di capai. Orang yang di anggap
berhasil dalam melaksanakan tugasnya, bisa dinaikkan pangkatnya (status) ke
jenjang yang lebih tinggi. Begitu
seterusnya sehingga berbagai aktivitas nampak saling bergantungan; sehingga dengan
demikian dapat di kategorikan sebagai sistem sosial.
7. Kekuasaan atau pengaruh (power)
Istilah kekuasaan menunjuk pada
kapasitas penguasaan seseorang terhadap anggota anggota kelompik atau
organisasi . Kekuasaan seseorang dalam mengawasi anggota kelompok biasanya
dapat di lihat dari status yang di miliki. Pengaruhnya sangat besar dalam pengambilan suatu
keputusan ; biasanya pemegang kekuasaan mempunyai wewenang dan kemampuan untuk
mempengaruhi para anggota kelompoknya .
Dalam analisis sistem sosial suatu kekuasaan merupakan patokan bagi para
anggota suatu kelompok atau organisasi dalam menerima berbagai perintah dan
tugas.
8. Sanksi
Sanksi merupakan ancaman hukum yang
biasanya ditetapkan pleh masyarakat terhadap anggota anggotanya yang di anggap
mslanggar norma-norma sosial kemasyarakatan. Penerapan sanksi oleh masyarakat
di tujukan agar pelanggarannya dapat mengubah periakunya ke arah yang lebih
baik sesuai dengan norma norma yang berlaku.
9. Sarana atau Fasilitas
Secara umum sarana di maksudkan
sebagai cara yang di gunakan untuk mencapai tujuan dari sistem sosial. Yang
paling penting dari unsur sarana ada;ah terletak dari kegunaanya bagi suatu sistem sosial. Dalam analisis
sistem sistem sosial pada prinsipnya mengutamakan fungsi dari suatu sarana agar
dapat di manfaatkan semaksimal mungkin,betapapun sederhananya sarana tersebut.
10. Tekanan Ketegangan (strees-strrain)
Didalam sistem sosial senantiasa
menjadi ketegangan, sebab dalam kehidupan masyarakat tidak ada satupun anggotanya yang mempunyai
perasaan dan interpretasi sama terhadap kegiatan dan masalah yang sedang
dihadapi bersama. Itulah sebabnya, maka suatu kategangan hubungan antar anggota
kelompok masyarakat pada batas waktu tertentu dapat terjadi. Ketegangan erat
kaitannya dengan taraf kekangan yang di terima oleh seseorang individu dari
individu lain atau kelompok. Ketegangan itu terjadi oleh karena adanya konflik peranan sebagai
akibat dari proses sosial yang tidak merata. Jika dalam suatu sistem sosial
dapat tumbuh dan berkembang dengan langgeng, itu karena tingkat toleransi
diantara anggotanya relatif tinggi. Atau dengan kata lain bahwa , suatu sistem
sosial yang dapat hidup secara terorganisir tergantung pada sedikit banyaknya
unsur tekanan kegiatan bagi anggota-anggota kelompok sehubungan dengan usaha
pencapaian tujuan-tujuan dari kelompok tersebut.
C. Kehidupan Masyarakat Merupakan Sistem
Sosial
Sebagaimana di
ketahui bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berhubungan antara satu sama
lainnya secara terus menerus yang terikat oleh kebiasaan dan identitas bersama
Kehidupan
masyarakat dapat dikatakan sebagai sistem social oleh karena didalam masyarakat
terdapat unsur-unsur sistem sosial. Secara garis besar, unsur-unsur sistem
sosial dalam masyarakat adalah orang-orang yang saling tergantung antara satu
sama lainnya dalam suatu keseluruhan. Dalam ketergantungan itu sekumpulan
manusia terintregrasi yang bersifat lebih kekal dan stabil. Selama
masing-masing individu dalam kelompok masyarakat itu masih saling tergantung
dan masih memiliki kesamaan dan keseimbangan prilaku, maka selama itu pula
unsur-unsur sistem sosial menjalankan fungsinya. Sedangkan secara khusus dan
rinci, unsur sistem sosial dalam masyarakat adalah status, peranan dan
perbedaan sosial dari individu-individu yang saling berhubungan dalam suatu
struktur sosial.
Status sangat
erat hubungannya dengan peranan, peranan seseorang dilakukan sebesar hak dan
kewajibannya yang diatur dalam status. Pelaksanaan hak dan kewajiban itu
didasarkan pada norma-norma sosial yang dianggap sebagai pengawal perikelakuan
individu-individu agar sesuai dengan status-status yang dimiliki. Dalam
kehidupan masyarakat terdapat seperangkat hubungan timbal balik antar
peranan-peranan sehubungan dengan status sosial masing individu yang terlibat,
oleh karena itu masyarakat menyerupai sistem sosial. Ada beberapa ciri-ciri
kehidupan masyarakat (kolektif) yang menunjuk pada unsur-unsur sistem sosial
yaitu:
- Adanya pembagian kerja
- Adanya ketergantungan antar individu
- Adanya kerja sama
- Adanya komunikasi dua arah (kerja sama)
- Adanya perbedaan-perbedaan fungsi antar individu
Menurut Merton,
mungkin satu peranan tertentu yang agak jelas batas-batasnya dan sesuai dengan
tiap-tiap kedudukan sosial, tetatapi hakikat sosial itu jauh lebih kompleks
lagi. Merton bermaksud menjelaskan bahwa apabila keanggotaan suatu kelompok
masyarakat bertambah luas (besar), maka akan terjadi proses, dimana dapat
menimbulkan konflik-konflik peranan. Pada bagian lain dikemukakan bahwa setiap
sistem mempunyai beberapa sifat yang sama, terutama bagian-bagiannya yang
begitu erat hubungannya satu sama lain dari segi struktur hingga perubahan
dalam satu bagian mengakibatkan perubahan dibagian lain. Dalam suatu organisasi
sosial seperti keluarga, rukun tetangga dan lain-lain. Perubahan dalam kelakuan
seorang anggota keluarga akan berpengaruh lagi anggota-anggota lain. Begitu
juga dalam struktur kedudukan-kedudukan sosial dimana peranan dimainkan
berdasarkan seperangkat norma yang saling berkaitan, kita menyebut suatu
lembaga seperti keluarga mempunyai sifat-sifat sebuah sistem. Menurut analisis
sistem sebagaimana dimaksudkan oleh Merton, berlaku juga bagi kehidupan
masyarakat yang lebih luas. Jika terjadi perubahan bagi anggota-anggota
masyarakat yang satu, dapat berpengaruh pula bagi anggota-anggota masyarakat
yang lainnya. Tidak banyak berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Devid Berry
(1981), bahwa wawasan sistem sosial ini, kehidupan sosial diatur sedemikian
rupa sehingga setiap aspek dari kehidupan sosial secara rumit, walaupun secara
tidak langsung berhubungan sesama lain. Perubahan dan perkembangan didalam
suatu aspek kegiatan sosial tertentu dapat menghasilkan perubahan dan
perkembangan, atau menimbulkan reaksi pada aspek kehidupan lainnya. Hal in
berarti, apabila anggota-anggota masyarakat tadi dapat menjalankan fungsinya
sesuai dengan norma-norma sosial yang telah di sepakati bersama, maka
fungsi-fungsi itu dapat memelihara dan mengekalkan suatu sistem sosial.
Menurut pendapat
Ankie M.M. Hoogvelt (1985), bahwa masyarakat sebagai suatu sistem sosial dapat
dianalisis dari empat fungsinya yang diperlukan yakni:
- Fungsi pemeliharaan pola
Fungsi ini berkaitan
dengan hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub–sistem
kultural. Fungsi ini mempertahankan prinsip-prinsip tertinggi dari masyarakat
sambil menyediakan dasar dalam berprilaku menuju realitaas tertinggi. Mengutip
pendapat person. Disebutkan pula bahwa fungsi ini sebagai fungsi latency, yaitu
fungsi suatu sistem untuk memelihara agar para actor atau unit-unit dalam suatu
sistem menampilkan kualitas kebutuhan, keahlian dan kualitas yang lainnya yang
tepat guna sehingga memungkunkan konflik dan ketegangan internal tidak sampai
berkembang ke tingkat yang merusak keutuhan sistem.
- Fungsi Integrasi
Fungsi ini
mencakup koordinasi yang diperlukan antara unit-unit yang menjadi bagian dari
suatu sistem sosial khususnya berkaitan dengan kontribusi unit-unit terhadap
keseluruhan sistem.
- Fungsi pencapaian tujuan
Fungsi ini
mengatur hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub-sistem
kepribadian. Fungsi ini tercermin dalam bentuk penyusunan skala prioritas dari
segala tujuan yang hendak dicapai dan penentuan bagaimana suatu sistem
memobilisasi sumber daya serta tenaga yang tersedia untuk mencapai tujuan
tersebut.
- Fungsi adaptasi
Menyangkut hubungan antara masyarakat sebagai
sistem sosial dengan sub-sistem organisme tindakan dan dengan alam
fosikoorganik. Secara umum fungsi ini menyangkut kemampuan masyarakat untuk
menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidupnya. Dalam pelaksaan fungsi
ini, teknologi sangat penting
peranannya.
Robert M. Z.
Lawang, dalam hipotesisnya, mengatakan bahwa sistem sosial yaitu dapat menjamin kebutuhan orang-orang
yang terlibat di dalamnya, apabila sistem sosial itu terbatas pada kelompok
kecil. Berarti sistem sosial yang dapat menjamin kebutuhan orang banyak
secara makro, masih cukup sulit
dilaksanakan.
Ada beberapa dugaan sementara yang
mungkin dapat direnungkan, yaitu:
Pertama,
maysarakat kita adalah masyarakat tolong menolong. Itu berarti kegiatan tolong
menolong merupakan nilai yang mempunyai perilaku manusia dalam hubungan sosiol.
Kedua,
kegiatan tolong menolong itu terutama berlaku untuk satu kelompok kecil, dimana
kegiatan itu dapat di lihat dalam bentuk perilaku nyata yang mudah di kontrol.
Ketiga,
kegiatan tolong menolong itu hanya bersifat sesewaktu, dimana pengaturannya
sangat tidak formal, dan hampir seluruhnya diserahkan pada individu yang
terlibat dalam tindakan itu.
Dalam analisis fungsional, Duncan Mitchel
(1984) mengutip pendapat Emmet, dikatakan bahwa konsep fungsi itu boleh dipakai
apabila:
a. Yang dikaji itu dianggap sebagai satu
sistem yang secara keseluruhan merupakan satu unit;
b. Unit itu mesti tersusun sebagai satu
kompleks terdiri dari bagian-bagian yang berbeda sehingga kita dapat membicarakan hubungan antar satu
bagian dengan keseluruhannya;
c. Dapat di tunjukkan bahwa bagian-bagian
ini adalah unsur-unsur yang membantu terwujudnya maksud keseluruhan; ataupun,
jika keselurahan itu tidak didirikan untuk memenuhi sesuatu maksud, dapat
ditunjukkan bahwa bagian-bagian itu menolong memelihara keselurahannya dalam
keadaan berlanjut atau kekal.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Istilah sIstem bagi masyarakat
umum biasanya diartikan sebagai suatu cara yang menyangkut teknis melakukan
sesuatu. Akan ditinjau dari sudut sosiologi istilah ini sesungguhnya mengandung
pengertian sebagai unsur (komponen) yang saling bergantungan anatara satu sama
lainya dalam satu kesatuan yang utuh.
Arti penting
dalam mempelajari istilah sistem adalah dalam rangka pemecahan masalah yang
rumit,luas dan saling bergantungan satu sama lainnya. Sementara kemampuan
manusia untuk menelaah dan menyelesaikannya sangat terbatas, yang memerlukan
berbagai keahlian. Dengan menggunakan sistem, dimaksudkan dalam pendekatannya
dilakukan secara sistematis; penyelesaian didasarkan antar bagian-bagian yang
sama, sehingga dapat dilihat secara jelas tentabg keterkaitan antara bagian
satu dengan bagian-bagian yang lainnya dalam satu kesatuan yang utuh.
Sebagaimana di
ketahui bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berhubungan antara satu sama
lainnya secara terus menerus yang terikat oleh kebiasaan dan identitas bersama
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Syani, 1987; Manajement Organisasi, Penerbit: PT. Bina Aksara, Jakarta.
Alvin
L. Bertrand, 1980; Sosiologi, (terjemahan: sanapiah S. F.), Penerbit:
PT. Bina Aksara ,Jakarta.
Ankie
M.M. Hoogvelt, 1985; Sosiologi Masyarakat sedang berkembang, (disadur
oleh: A limandan), Penerbit: CV. Rajawali,
Jakarta.
Davit
Berry, 1983; Pokok-pokok Pemikiran
dalam SOSIOLOGI, (disunting dan dihantar oleh: Paulus Wirutomo), Penerbit:
CV. Rajawali, Jakarta.
Duncan
Mitchell, 1984; SOSIOLOGI Suatu Analisa Sistem Sosial, (terjemahan: Sahat
Simamora), Penerbit: PT. Bina Aksara, Jakarta.
Robert
M .Z. Lawng, 1985; Buku Materi Pokok SISTEM SOSIAL INDONESIA, Penerbit
Karunika (Universitas Terbuka), Jakarta.
Tatang
M. Amirin, 1986; Pokok-pokok TEORI SISTEM, Penerbit: CV. Rajawali,
Jakarta.
boleh bertanya, buku alvin bertrand terjemahan sanapiah bisa di dapatkan dimana mba? saya benar2 butuh buku itu mohon info dan bantuannya mba
BalasHapustolong di balas mba. bukunya di beli dimana mba. tolong kalo tidak keberatan sms ke nomo 081805225452. mohon bantuannya mba
BalasHapussaya tunggu mba, tolong bantuan dan informasinya y mba, wassalam..
BalasHapusMasyarakat dalam Sistem Sosial memang sangat vital.
BalasHapus