Senin, 27 Juli 2015

Pengertian Sistem Sosial



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Sistem Sosial
2.      Apa saja Unsur-unsur Sistem Sosial
3.      Kehidupan Masyarakat Sistem Sosial

1.2  Tujuan
1.      Untuk mengetahui Apa Pengertian Sistem Sosial
2.      Untuk mengetahui Apa saja Unsur-unsur Sistem Sosial
3.      Untuk mengetahui Kehidupan Masyarakat Sistem Sosial

1.3  Manfaat
1.      Memberikan pengetahuan tentang pengertian Sistem Sosial
2.      Memberikan pengetahuan tentang Unsur-unsur Sistem Sosial
3.      Memberikan pengetahuan tentang Kehidupan Masyarakat Sistem Sosial


BAB II
SISTEM SOSIAL

A.    Pengertian Sistem Sosial
Istilah sIstem bagi masyarakat umum biasanya diartikan sebagai suatu cara yang menyangkut teknis melakukan sesuatu. Akan ditinjau dari sudut sosiologi istilah ini sesungguhnya mengandung pengertian sebagai unsur (komponen) yang saling bergantungan anatara satu sama lainya dalam satu kesatuan yang utuh.
Dalam buku Pokok-pokok Teori Sistem yang disusun oleh Tatang M. Amiri (1986), dijelaskan bahwa istilah sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu Systema yang mempunyai pengertian sebagai berikut:
1.      Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian (“whole compounded of several parts”-Shrode dan Voich, 1974: 115).
2.      Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen secara teratur (“an organized, functioning, relationship among units or component” – Awad, 1979 : 4)
Secara lengkap Shrode dan Voich mendefinisikan system sebagai berikut:
“A system is a set of interrelated parts, working independently and jointly, in pursuit of common objectives of the whole, whitin a complex environment”. Secara bebas dapat diartikan bahwa Sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berkaitan, masing-masing bagian bekerja sendiri dan bersama-sama saling mendukung; semuanya dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama, dan terjadi pada lingkungan yang kompleks.
            Atas dasar pendapat tersebut kemudian Amirin menyimpulkan bahwa istilah systema itu mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan.
            Seperti dikemukakan diatas bahwa istilah sistem itu mempunyai banyak pengertian,diantaranya:pertama ;mengandung pengertian sebagai himpunan benda-benda yang saling bergantungan satu sama yang lainnya,misalnya hubungan antara platina, karburator, busi dan bensin pada kendaraan bermotor.Kedua; sistem yang menunjuk pada hubungan antar organ tubuh manusia, misalnya sistem saraf.Ketiga; mengandung pengertian sebagai himpunan unsur-unsur kebudayaan, yaitu himpunan gagasan (ide),perasaan dan karsa yang terorganisir.Keempat; mengandung pengertian sebagai cara atau metode tertentu yang biasanya dipergunakan dalam rangka memecahkan masalah tertentu yang berhubungan dengan pembuktian suatu hipotesis.Misalnya metode penelitian dengan sistem wawancara,observasi,angket dan lain-lain.Kelima; Dalam buku Mnajemen Organisasi karangan Abdul Syani (1987) sistem mengandung pengertian struktur atau skematika, pengelompokan, dan sebagainya.Misalnya pengorganisasian (pembagian kerja dalam suatu organisasi).
            Arti penting dalam mempelajari istilah sistem adalah dalam rangka pemecahan masalah yang rumit,luas dan saling bergantungan satu sama lainnya. Sementara kemampuan manusia untuk menelaah dan menyelesaikannya sangat terbatas, yang memerlukan berbagai keahlian. Dengan menggunakan sistem, dimaksudkan dalam pendekatannya dilakukan secara sistematis; penyelesaian didasarkan antar bagian-bagian yang sama, sehingga dapat dilihat secara jelas tentabg keterkaitan antara bagian satu dengan bagian-bagian yang lainnya dalam satu kesatuan yang utuh.
            Mempergunakan pendekatan sistem menurur Amirin, memerlukan pemahaman bahwa setiap benda atau sistem itu berada (menjadi bagian) dari sistem yang lebih besdar atau lebih luas, sehingga semua benda, dengan sesuatu cara, saling berkaitan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa semakin lama orang semakin menghendaki adanya hasil penerapan sistem itu yang lebih obyektif dan tepat. Keinginan ini terwujud dalam bentuk berkembangnya teknik-teknik pemecahan masalah (problem solving) yang tinggi (canggih, sophisticated) seperti penelitian operasi (operation research), analisis statistika, model simulasi dan sistem informasi yang memepergunakan computer. Kemudian dijelaskan bahwa berbagai hasil perkembangan tersebut ditunjukkan pada peningkatan mekanisme control sistem organisasi, yang demikian memungkinkannya untuk merencanakan dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan secara lebih efektif. Dalam telaah tentang hubungan antar manusia dalam kehidupan bermasyarakat, digunakan istilah sistem social. Sistem social merupakan konsep yang paling umum dipakai oleh kalangan ahli sosiologi dalam mempelajari dan mejelaskan hubungan manusia dalam kelompok atau dalam organisasi social. Sama halnya dengan kesatuan komponen dalam pengertian sistem, kelompok masyarakat merupakan kesatuan utuh yang terdiri dari individu-indidu sebagai bagian-bagian yang saling bergantungan.
            Menurut Alvin L. Bertnard (1980), menyatakan bahwa dalam suatu sistem social, paling tidak harus terdapat satu (1) dua orang atau lebih, (2) terjadi interaksi antara mereka, (3) mempunyai tujuan yang sama, dan (4) memiliki struktur, symbol dan harapan-harapan bersama yang dipedomaninya. Dikatakan bahwa hubungan antar orang dalam suatu sistem biasanya berlangsung lama. Unsur-unsur dalam sistem social adalah satuan dari interaksi social yang kemudian membentuk struktur; artinya unsur-unsur itu merupakan bagian-bagian yang salin bergantungan dan menyatu dalan sistem social.
            Sistem social pada dasarnya terbentuk dari interaksi antar individu yang berkembang menurut standar penilain dak kesepakatan bersama, yaitu berpedoman pada norma-norma social. Menurut Robert M.Z. Lawang (1985), bahwa inti dari setiao sistem social adalah selalu ada hubungan timbal balik yang konstan. Konsta artinya apa yang terjadi kemarin merupakan perulangan dari yang sebelumnya, dan beso akan diulangi kembali dengan cara yang sama. Di dalam sistem social terdapat prinsip-prinsip tertentu yang berhubungan debgan keseragaman anggapan tentang kebenaran, sehingga keseimbngan hubungan social kolompok dapat lebih terjamin.

B.     Unsur-unsur Sistem Sosial
       Secara umum unsur-unsur dari sistem sosial adalah terdiri dari satus, peranan dan perbedaan sosial; akan tetapi sesungguhnya secara lebih luas, sesungguhnya banyak sekali komponen yang terkandung dalam pengertian sistem sosial itu. Menurut Alvin L. Bertrand (1980), ada sepuluh unsur yang terkandung dalam sistem sosial, yaitu sabagai berikut:

1.      Keyakinan (pengetahuan)
       Keyakinan merupakan unsur sistem sosial yang dianggap sebagai pedoman dalam melakukan penerimaan suatu pengetahuan dalam kehidupan kelompok sosial dalam masyarakat. Keyakinan ini secara praktis biasanya digunakan dalam kelompok masyarakat yang masih tergolong teerbelakang segi pengetahuannya, sehingga dalam menilai suatu kebenaran dirumuskan melalui keyakinan bersama. Misalnya, dalam menilai berbahaya atau tidak dalam menerima anggota baru pada suatu kelompok atau organisasi sosial, dinilai berdasarkan kekuatan keyakinan.
2.      Perasaan (sentimen)
      Persaan menurut Alvin, menunjuk pada bagaimana perasaaan pada anggota suatu sistem sosial (anggota kelompok) tentang hal-hal, peristiwa-peristiwa serta tempat-tempat tertentu. Unsur perasaan sangat membantu dalam rangka menjelaskan pola-pola tingkah laku yang tidak dapat dijelaskan melalui  cara-cara lain. Suatu keberasilan suatu sistem juga tergantung bagaimana perasaan para anggotanya sacara umum,. Jika di dalam suatu sistem terdapat banyak anggota saling menaruh perasaan dendam, benci dan iri antara satu sama lainnya, maka bisa diketahui bahwa hubungan kerja samanya tidak akan berhasil dengan baik.
3.      Tujuan, sasaran atau cita-cita
    Cita-cita, tujuan, atau sasaran, di dalam suatu sistem sosial merupakan pedoman bertindak agar agar program kerja yang telah ditetapkan dan disepakati bersama dapat tercapai secara efektif.
4.      Norma
   Norma-norma sosial, menurut Alvin, dapat dikatakan sebagai patokan tingkah lakuyang diwajibkan atau dibenarkan didala situasi –situasi tertentu. Unsur norma ini merupakan komponen sistem sosial yang dapat dinggap paling kritis untuk memahami serta meramalkan aksi atau tindakan manusia. Norma-norma menggambarkan tata-tertib atau aturan-aturan permainan yang dapat memberikan petunjuk tentanng standar untuk: bertingkah laku dan di dalam menilai tingkah laku. Contohnya, tentang kejujuran, tata tertib suatu permaina, tata tertib hukum, dan sebagainya. Alvin kemudian menggambarkan bahwa dengan berpegang pada norma, ssebenarnya dimaksudkan sebagai landasan untuk dapat menilai tingkah laku individu-individu dan juga kelompok. Apabila tingkah laku seseorng dianggap wajar dan sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam kelompoknya, maka interaksi dalam kelompok tersebut akan berlangsung dengan wajar sesuai dengan ketetapan-ketetapan bersama.
5.      Status dan peranan
      Dengan status, seseorang dapat menentukan sifat dan tingkatan kewajiban serta tanggung jawab di dalam suatu kelompok masyarakat; di samping juga menentukan hubunngan antara atasan dan bawahan terhadap angggotalain dalam kelompok masyarakat. Menurut Alvin, status merupakan serakaian tanggung jawab, kewajiban serta hak-hak yang sudah ditentukan dalam suatu masyarakat. Sedangkan pola tingkah  laku yang diharapkan dari ornga-orang pemangku suatu status, dinamakan peranan. Paranan-peranan sosialnsaling tunjang menunjanng secara timbal balik di dalam hal yang menyangkut tugas, hak dan kewajiban. Oleh karena itu suatu penampilan peranan status (status-role per-fomance) adalah proses penunjukan atau penampilan dari status dan peranan sebagai unsur strutural di dalam sistem sosial.
6.      Tingkatan atau pangkat  (rank)
Tingkatan atau pangkat merupakan unsur sistem sosial yang berfungsi menilai perilaku perilaku anggota kelompok. Sebaliknya suatu proses penilaian terhadap perilaku perilaku anggota kelompok, dimaksudkan untuk memberikan kepangkatan (status) tertentu yang di anggap sesuai dengan prestasi prestasi yang telah di capai. Orang yang di anggap berhasil dalam melaksanakan tugasnya, bisa dinaikkan pangkatnya (status) ke jenjang  yang lebih tinggi. Begitu seterusnya sehingga berbagai aktivitas nampak saling bergantungan; sehingga dengan demikian dapat di kategorikan sebagai sistem sosial.

7.      Kekuasaan atau pengaruh (power)
Istilah kekuasaan menunjuk pada kapasitas penguasaan seseorang terhadap anggota anggota kelompik atau organisasi . Kekuasaan seseorang dalam mengawasi anggota kelompok biasanya dapat di lihat dari status yang di miliki. Pengaruhnya  sangat besar dalam pengambilan suatu keputusan ; biasanya pemegang kekuasaan mempunyai wewenang dan kemampuan untuk mempengaruhi  para anggota kelompoknya . Dalam analisis sistem sosial suatu kekuasaan merupakan patokan bagi para anggota suatu kelompok atau organisasi dalam menerima berbagai perintah dan tugas.
8.      Sanksi
Sanksi merupakan ancaman hukum yang biasanya ditetapkan pleh masyarakat terhadap anggota anggotanya yang di anggap mslanggar norma-norma sosial kemasyarakatan. Penerapan sanksi oleh masyarakat di tujukan agar pelanggarannya dapat mengubah periakunya ke arah yang lebih baik sesuai dengan norma norma yang berlaku.
9.      Sarana atau Fasilitas
Secara umum sarana di maksudkan sebagai cara yang di gunakan untuk mencapai tujuan dari sistem sosial. Yang paling penting dari unsur sarana ada;ah terletak dari kegunaanya  bagi suatu sistem sosial. Dalam analisis sistem sistem sosial pada prinsipnya mengutamakan fungsi dari suatu sarana agar dapat di manfaatkan semaksimal mungkin,betapapun sederhananya sarana tersebut.
10.  Tekanan Ketegangan (strees-strrain)
Didalam sistem sosial senantiasa menjadi ketegangan, sebab dalam kehidupan masyarakat  tidak ada satupun anggotanya yang mempunyai perasaan dan interpretasi sama terhadap kegiatan dan masalah yang sedang dihadapi bersama. Itulah sebabnya, maka suatu kategangan hubungan antar anggota kelompok masyarakat pada batas waktu tertentu dapat terjadi. Ketegangan erat kaitannya dengan taraf kekangan yang di terima oleh seseorang individu dari individu lain atau kelompok. Ketegangan itu terjadi  oleh karena adanya konflik peranan sebagai akibat dari proses sosial yang tidak merata. Jika dalam suatu sistem sosial dapat tumbuh dan berkembang dengan langgeng, itu karena tingkat toleransi diantara anggotanya relatif tinggi. Atau dengan kata lain bahwa , suatu sistem sosial yang dapat hidup secara terorganisir tergantung pada sedikit banyaknya unsur tekanan kegiatan bagi anggota-anggota kelompok sehubungan dengan usaha pencapaian tujuan-tujuan dari kelompok tersebut.
C.    Kehidupan Masyarakat Merupakan Sistem Sosial
Sebagaimana di ketahui bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup  manusia yang berhubungan antara satu sama lainnya secara terus menerus yang terikat oleh kebiasaan dan identitas bersama
Kehidupan masyarakat dapat dikatakan sebagai sistem social oleh karena didalam masyarakat terdapat unsur-unsur sistem sosial. Secara garis besar, unsur-unsur sistem sosial dalam masyarakat adalah orang-orang yang saling tergantung antara satu sama lainnya dalam suatu keseluruhan. Dalam ketergantungan itu sekumpulan manusia terintregrasi yang bersifat lebih kekal dan stabil. Selama masing-masing individu dalam kelompok masyarakat itu masih saling tergantung dan masih memiliki kesamaan dan keseimbangan prilaku, maka selama itu pula unsur-unsur sistem sosial menjalankan fungsinya. Sedangkan secara khusus dan rinci, unsur sistem sosial dalam masyarakat adalah status, peranan dan perbedaan sosial dari individu-individu yang saling berhubungan dalam suatu struktur sosial.
Status sangat erat hubungannya dengan peranan, peranan seseorang dilakukan sebesar hak dan kewajibannya yang diatur dalam status. Pelaksanaan hak dan kewajiban itu didasarkan pada norma-norma sosial yang dianggap sebagai pengawal perikelakuan individu-individu agar sesuai dengan status-status yang dimiliki. Dalam kehidupan masyarakat terdapat seperangkat hubungan timbal balik antar peranan-peranan sehubungan dengan status sosial masing individu yang terlibat, oleh karena itu masyarakat menyerupai sistem sosial. Ada beberapa ciri-ciri kehidupan masyarakat (kolektif) yang menunjuk pada unsur-unsur sistem sosial yaitu:
  1. Adanya pembagian kerja
  2. Adanya ketergantungan antar individu
  3. Adanya kerja sama
  4. Adanya komunikasi dua arah (kerja sama)
  5. Adanya perbedaan-perbedaan fungsi antar individu
Menurut Merton, mungkin satu peranan tertentu yang agak jelas batas-batasnya dan sesuai dengan tiap-tiap kedudukan sosial, tetatapi hakikat sosial itu jauh lebih kompleks lagi. Merton bermaksud menjelaskan bahwa apabila keanggotaan suatu kelompok masyarakat bertambah luas (besar), maka akan terjadi proses, dimana dapat menimbulkan konflik-konflik peranan. Pada bagian lain dikemukakan bahwa setiap sistem mempunyai beberapa sifat yang sama, terutama bagian-bagiannya yang begitu erat hubungannya satu sama lain dari segi struktur hingga perubahan dalam satu bagian mengakibatkan perubahan dibagian lain. Dalam suatu organisasi sosial seperti keluarga, rukun tetangga dan lain-lain. Perubahan dalam kelakuan seorang anggota keluarga akan berpengaruh lagi anggota-anggota lain. Begitu juga dalam struktur kedudukan-kedudukan sosial dimana peranan dimainkan berdasarkan seperangkat norma yang saling berkaitan, kita menyebut suatu lembaga seperti keluarga mempunyai sifat-sifat sebuah sistem. Menurut analisis sistem sebagaimana dimaksudkan oleh Merton, berlaku juga bagi kehidupan masyarakat yang lebih luas. Jika terjadi perubahan bagi anggota-anggota masyarakat yang satu, dapat berpengaruh pula bagi anggota-anggota masyarakat yang lainnya. Tidak banyak berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Devid Berry (1981), bahwa wawasan sistem sosial ini, kehidupan sosial diatur sedemikian rupa sehingga setiap aspek dari kehidupan sosial secara rumit, walaupun secara tidak langsung berhubungan sesama lain. Perubahan dan perkembangan didalam suatu aspek kegiatan sosial tertentu dapat menghasilkan perubahan dan perkembangan, atau menimbulkan reaksi pada aspek kehidupan lainnya. Hal in berarti, apabila anggota-anggota masyarakat tadi dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan norma-norma sosial yang telah di sepakati bersama, maka fungsi-fungsi itu dapat memelihara dan mengekalkan suatu sistem sosial.
Menurut pendapat Ankie M.M. Hoogvelt (1985), bahwa masyarakat sebagai suatu sistem sosial dapat dianalisis dari empat fungsinya yang diperlukan yakni:
  1. Fungsi pemeliharaan pola
Fungsi ini berkaitan dengan hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub–sistem kultural. Fungsi ini mempertahankan prinsip-prinsip tertinggi dari masyarakat sambil menyediakan dasar dalam berprilaku menuju realitaas tertinggi. Mengutip pendapat person. Disebutkan pula bahwa fungsi ini sebagai fungsi latency, yaitu fungsi suatu sistem untuk memelihara agar para actor atau unit-unit dalam suatu sistem menampilkan kualitas kebutuhan, keahlian dan kualitas yang lainnya yang tepat guna sehingga memungkunkan konflik dan ketegangan internal tidak sampai berkembang ke tingkat yang merusak keutuhan sistem.
  1. Fungsi Integrasi
Fungsi ini mencakup koordinasi yang diperlukan antara unit-unit yang menjadi bagian dari suatu sistem sosial khususnya berkaitan dengan kontribusi unit-unit terhadap keseluruhan sistem.
  1. Fungsi pencapaian tujuan
Fungsi ini mengatur hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub-sistem kepribadian. Fungsi ini tercermin dalam bentuk penyusunan skala prioritas dari segala tujuan yang hendak dicapai dan penentuan bagaimana suatu sistem memobilisasi sumber daya serta tenaga yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut.
  1. Fungsi adaptasi
 Menyangkut hubungan antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub-sistem organisme tindakan dan dengan alam fosikoorganik. Secara umum fungsi ini menyangkut kemampuan masyarakat untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidupnya. Dalam pelaksaan fungsi ini,  teknologi sangat penting peranannya.
Robert M. Z. Lawang, dalam hipotesisnya, mengatakan bahwa sistem sosial  yaitu dapat menjamin kebutuhan orang-orang yang terlibat di dalamnya, apabila sistem sosial itu terbatas pada kelompok kecil. Berarti sistem sosial yang dapat menjamin kebutuhan orang banyak secara  makro, masih cukup sulit dilaksanakan.
       Ada beberapa dugaan sementara yang mungkin dapat direnungkan, yaitu:
Pertama, maysarakat kita adalah masyarakat tolong menolong. Itu berarti kegiatan tolong menolong merupakan nilai yang mempunyai perilaku manusia dalam hubungan sosiol.
Kedua, kegiatan tolong menolong itu terutama berlaku untuk satu kelompok kecil, dimana kegiatan itu dapat di lihat dalam bentuk perilaku nyata yang mudah di kontrol.
Ketiga, kegiatan tolong menolong itu hanya bersifat sesewaktu, dimana pengaturannya sangat tidak formal, dan hampir seluruhnya diserahkan pada individu yang terlibat dalam tindakan itu.
      Dalam analisis fungsional, Duncan Mitchel (1984) mengutip pendapat Emmet, dikatakan bahwa konsep fungsi itu boleh dipakai apabila:
a.       Yang dikaji itu dianggap sebagai satu sistem yang secara keseluruhan merupakan satu unit;
b.      Unit itu mesti tersusun sebagai satu kompleks terdiri dari bagian-bagian yang berbeda sehingga  kita dapat membicarakan hubungan antar satu bagian dengan keseluruhannya;
c.       Dapat di tunjukkan bahwa bagian-bagian ini adalah unsur-unsur yang membantu terwujudnya maksud keseluruhan; ataupun, jika keselurahan itu tidak didirikan untuk memenuhi sesuatu maksud, dapat ditunjukkan bahwa bagian-bagian itu menolong memelihara keselurahannya dalam keadaan berlanjut atau kekal.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Istilah sIstem bagi masyarakat umum biasanya diartikan sebagai suatu cara yang menyangkut teknis melakukan sesuatu. Akan ditinjau dari sudut sosiologi istilah ini sesungguhnya mengandung pengertian sebagai unsur (komponen) yang saling bergantungan anatara satu sama lainya dalam satu kesatuan yang utuh.
Arti penting dalam mempelajari istilah sistem adalah dalam rangka pemecahan masalah yang rumit,luas dan saling bergantungan satu sama lainnya. Sementara kemampuan manusia untuk menelaah dan menyelesaikannya sangat terbatas, yang memerlukan berbagai keahlian. Dengan menggunakan sistem, dimaksudkan dalam pendekatannya dilakukan secara sistematis; penyelesaian didasarkan antar bagian-bagian yang sama, sehingga dapat dilihat secara jelas tentabg keterkaitan antara bagian satu dengan bagian-bagian yang lainnya dalam satu kesatuan yang utuh.
Sebagaimana di ketahui bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup  manusia yang berhubungan antara satu sama lainnya secara terus menerus yang terikat oleh kebiasaan dan identitas bersama
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Syani, 1987; Manajement Organisasi, Penerbit: PT. Bina Aksara, Jakarta.
Alvin L. Bertrand, 1980; Sosiologi, (terjemahan: sanapiah S. F.), Penerbit: PT. Bina Aksara ,Jakarta.
Ankie M.M. Hoogvelt, 1985; Sosiologi Masyarakat sedang berkembang, (disadur oleh: A limandan), Penerbit: CV. Rajawali, Jakarta.
Davit Berry, 1983;  Pokok-pokok Pemikiran dalam SOSIOLOGI, (disunting dan dihantar oleh: Paulus Wirutomo), Penerbit: CV. Rajawali, Jakarta.
Duncan Mitchell, 1984;  SOSIOLOGI Suatu  Analisa Sistem Sosial, (terjemahan: Sahat Simamora), Penerbit: PT. Bina Aksara, Jakarta.
Robert M .Z. Lawng, 1985; Buku Materi Pokok SISTEM SOSIAL INDONESIA, Penerbit Karunika (Universitas Terbuka), Jakarta.
Tatang M. Amirin, 1986; Pokok-pokok TEORI SISTEM, Penerbit: CV. Rajawali, Jakarta.  
 

4 komentar:

  1. boleh bertanya, buku alvin bertrand terjemahan sanapiah bisa di dapatkan dimana mba? saya benar2 butuh buku itu mohon info dan bantuannya mba

    BalasHapus
  2. tolong di balas mba. bukunya di beli dimana mba. tolong kalo tidak keberatan sms ke nomo 081805225452. mohon bantuannya mba

    BalasHapus
  3. saya tunggu mba, tolong bantuan dan informasinya y mba, wassalam..

    BalasHapus