Rabu, 29 Juli 2015

Media berbasis audio visual



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Di era sekarang ini perkembangan teknologi sangat maju. Untuk dapat memajukan pendidikan di zaman sekarang ini, kita harus bisa menerapkan cara-cara maupun media-media pembelajaran agar dapat menghasilakan peserta didik yang berkualitas. Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Dalam hal ini guru sangat berperan penting untuk dapat memajukan peserta didik tersebut. Oleh karena itu, seorang guru harus benar-benar pintar memilih strategi maupun media pembelajaran yang digunakan untuk mengajar. Jika seorang guru tidak bisa menerapkan cara tersebut, kemungkinan besar mereka tidak bisa menghasilkan peserta didik yang berkualitas.
Peran media pembelajaran, sebagai penunjang dalam penerapan metode pembelajaran akan meningkatkan kualitas interaksi siswa dengan guru maupun lingkungan belajarnya sehingga mampu meningkatkan kualitas kegiatan proses pembelajaran. Peningkatan kualitas proses pembelajaran akan meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Sekarang ini, banyak sekali media-media pembelajaran untuk mengajar, salah satu diantaranya media Audio visual gerak. Media audio visual gerak ini mempunyai kemampuan untuk memfungsikan indera pendengaran dan indera penglihatan sekaligus. Jika para guru kreatif dalam memilih media, kemungkinan para peserta didik akan lebih menikmati hal tersebut. Dalam media audio visual gerak ini siswa diperkenalkan pembelajaran lewat sebuah media yang ada gambar dan suaranya, bukan dari gurunya. Jadi siswa memperhatikan sesuatu keterangan yang diputar dalam media tersebut. Dengan demikian siswa akan lebih menyukai pelajaran yang mungkin tadinya kurang suka kemudian menjadi suka, dapat menumbuhkan minat belajar siswa. mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran dan akan lebih menarik.
B.       Rumusan Masalah
1.        Apa pengertian dari media berbasis audio visual?
2.        Apa saja jenis-jenis media audio visual gerak?
3.        Bagaimana langkah-langkah pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran?
4.        Apa saja kelebihan dan kekurangan media audio visual?
C.      Tujuan Penulisan
1.        Untuk mengetahui pengertian media audio visual
2.        Untuk mengetahui jenis-jenis media audio visual gerak
3.        Untuk mengetahui langkah-langkah pemanfaatkan media auduo visual dalam pembelajaran
4.        Untuk mengetahui kelebihan dan kekekurangan media audio visual

BAB II
PEMBAHASAN
A.       Pengertian Media Berbasis Audio Visual
            Menurut Wina Sanjaya media audio visual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat. Media audio visual terdiri atas audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slide), film rangkai suara. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette. Dan dilihat dari segi keadaannya, media audio visual dibagi menjadi audio visual murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber seperti film audio cassette. Sedangkan audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.
            Media audio visual yang dimaksudkan dalam proses pembelajaran disini yaitu media audio visual gerak atau audio visual murni. Media audio visual gerak adalah media intruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) karena meliputi penglihatan, pendengaran dan gerakan, serta menampilkan unsur gambar yang bergerak. Jenis media yang termasuk dalam kelompok ini adalah televisi, video, dan film bergerak. Media audio visual gerak merupakan media paling lengkap karena menggunakan kemampuan audio-visual dan gerak.
           .
B.   Jenis-jenis Media Audio Visual Gerak
Jenis media yang termasuk dalam kelompok Media audio visual gerak adalah film gerak bersuara, video dan televisi.

1.        Film Gerak Bersuara
Dilihat dari indera yang terlibat, film adalah alat komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran efektif. Apa yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa yang hanya dapat dibaca saja atau didengar saja. Film juga merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar. Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan melalui film, antara lain tentang proses yang terjadi dalam tubuh kita atau yang terjadi dalam sebuah industri, kejadian-kejadian alam, tatacara kehidupan di negara asing, berbagai industri dan pertambangan, mengajarkan suatu keterampilan, sejarah kehidupan orang-orang besar dan sebagainya.
Film dapat bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinyu. Kemampuan film melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Film dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.
Dalam menilai baik tidaknya sebuah film, Omar Hamalik mengemukakan bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·         Dapat menarik minat siswa
·         Benar dan autentik
·         Up to date dalam setting, pakaian, dan lingkungan
·         Sesuai dengan tingkat kematangan audiens
·         Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar
·         Kesatuan dan sequence-nya cukup teratur
·         Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan.
Ø  Jenis-jenis Film
Film untuk konteks pembelajaran mempunyai banyak jenis yang variatif, di antaranya adalah sebagai berikut:
1.      Film dokumenter (documentaries). Menurut Heinich dkk. (1985:212) film –film dokumenter adalah film-film yang dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi dan bukan pula memfiksikan yang fakta. Atau dengan kata lain, Grierson (Heinich, 1985:212) berpendapat bahwa documentary sebagai “a creative treatment of actuality” yakni perlakuan kreatif terhadap suatu kenyataan. Poin penting dalam film ini, menurutnya, adalah menggambarkan permasalahan kehidupan manusia, meliputi bidang ekonomi, budaya, hubungan antarmanusia, etika dan lain sebagainya. Misalnya, film tentang dampak globalisasi terhadap sosial budaya di suatu daerah atau Negara, kehidupan manusia di daerah pedalaman, kehidupan nelayan di daerah pesisir, sistem pendidikan di pesantren, dan lain-lain. Film dokumenter juga bisa menampilkan rekaman penting dari sejarah manusia.
2.      Docudrama yakni film-film dokomenter yang membutuhkan Pengadegan. Dengan demikian kisah-kisah yang ada dalam docudrama adalah kisah yang diangkat dari kisah nyata dari kehidupan nyata, bisa diambil dari sejarah. Misalnya, kisah teladan para nabidan rasul, walisongo, ulama dan tokoh terkenal, dan kisah tentang orang-orang shaleh lainnya.
3.      Film drama dan semidrama, keduanya melukiskan human relation. Tema-temanya bisa dari kisah nyata dan bisa juga tidak yakni dari nilai-nilai kehidupan yang kemudian diramu menjadi sebuah cerita. Misalnya tentang penyesalan orang khafir,dihukum karena pelit, takut kepada Allah, bersabar, indahnya hidup damai,kejujuran, jangan menghina keimanan orang lain,dan lain-lain.
Ø  Teknik-teknik Pembuatan Film
       Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam pembuatan film. Teknik-teknik tersebut antara lain sebagaimana dirangkum Asnawir (2002:100) sebagai berikut:
1.  Direct photography, yaitu mencatat atau merekam objek sebagaimana terjadi sesungguhnya, seperti yang dilihat sesuai kenyataan. Film-film pengajaran biasanya dilakukan secara direct photography.
2.   Slow motion photography, teknik ini mengubah kecepatan gerak gambar yang terlalu cepat menjadi lambat, sehingga mudah disaksikan dengan ril, misalnya burung yang terbang, tendangan bola oleh pemain dan sebagainya.
3.   Lapse photography, teknik ini berupa gerakan-gerakan gambar yang lamban dan terlalu lama diikuti oleh mata kemudian dipercepat sesuai dengan kebutuhan. Misalnya tumbuhnya tanaman, mekarnya sekuntum bunga, proses erosi, dan lain-lain.
4.   Animated photography, teknik ini dilakukan dengan cara animasi,yaitu sesuatu yang abstrak dapat dikonkritkan. Misalnya, untuk memperjelas aliran listrik, teori pemerintahan dan sebagainya.
5.   Photomicrography, melalui teknik ini objek-objek yang terlalu kecil dapat diperbesar dan diperluas. Teknik ini sangat bermanfaat dalam mempelajari sains dan kesehatan, misalnya reproduksi sel-sel, kehidupan hewan, dan sebagainya.
6.   Telescopic photography, teknik ini mempergunakan lensa yang dapat menangkap objek yang terlalu jauh untuk dilihat dengan mata, misalnya mengamati bintang-bintang di langit, atau burung-burung yang terbang jauh, binatang buas.
7.   Film mography, yaitu teknik yang paling sederhana da murah, dengan jalan memotret gambar-gambar biasa dengan menghadapkan kamera dengan objek satu demi satu secara teratur, sehingga seolah-olah gambar itu sendiri  yang bergerak.
2.        Video
Video sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan dapat bersifat fakta (kejadian atau peristiwa penting, berita), maupun fiktif (seperti misalnya cerita), bisa bersifat informatif, edukatif maupun intruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video, namun tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film.
Pada dasarnya terdapat dua jenis video dalam layar komputer, yaitu video analog dan video digital.
a.         Video Analog merupakan produk dari industri pertelevisian dan oleh sebab itu dijadikan sebagai standar televisi. Video Analog (ukuran/jumlah foto terbatas, menggunakan roll film, kemungkinan rusak/gagalk lebih besar) Contoh video analog : Betamax, Video8, Hi8.
b.         Video Digital adalah produk dari industri komputer dan oleh sebab itu dijadikan standar data digital. video Digital (jumlah fot lebih banyak, tempat penyimpanan lebih banyak dan fleksible) Contoh Video Digital : DV, Mini DV, Memory Card.
3.        Televisi        
Televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur gerakan. Dilihat dari sudut jumlah penerima pesannya, televisi tergolong ke dalam media massa.
Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara kedalam gelombang elektrik dan mengkorversinya kembali kedalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar. Televisi yang dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat dihubungkan melalui satelit. Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik.
Oemar Hamalik mengemukakan: ”Television is an electrinic motion picture with conjoinded or attendent sound both picture and sound reach the eye and ear simultaneously from a remote broadcast point”. Definisi tersebut menjelaskan bahwa televisi sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik, yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Maka televisi sebenarnya sama dengan film, yakni dapat didengar dan dilihat. Media ini berperan sebagai gambar hidup dan juga sebagai radio yang dapat dilihat dan didengar secara bersamaan. Televisi juga dapat memberikan kejadian-kejadian yang sebenarnya pada saat suatu peristiwa terjadi dengan disertai komentar penyiarnya. Kedua aspek tersebut secara simultan dapat didengar dan dilihat oleh para pemirsa.
     Pada awalnya siaran televisi dianggap kurang bermanfaat dalam dunia pendidikan, hal ini mengingat biaya operasionalnya cukup mahal, tetapi kemudian pendapat-pendapat tersebut dibantah dengan pernyatakan bahwa televisi sebagai media massa sangat bermanfaat dalam memajukan suatu bangsa. Dari pendapat itu dalam perkembangannya membuktikan bahwa dengan sifat audiovisual yang dimiliki televisi, menjadikan televisi sangat pragmatis, sehingga mudah memengaruhi penonton dalam hal: sikap, tingkah laku dan pola berfikirnya.

B.       Langkah-langkah Pemanfaatan Media Audio Visual
Dalam penggunaan media audia visual yaitu film dan video sebagai media pembelajaran ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1.  Langkah persiapan guru, pertama-tama guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu, kemudian baru memilih film yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Hubungan film dan video dalam proses penbelajaran menurut Anderson (1987: 104-105), yaitu:
·         Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk hal-hal yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi. Umpanya, pengamatan terhadap kecepatan relatif suatu objek atau benda yang bergerak, penyimpangan dalam gerak interaksi antara objek dan benda. Mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep, seperti konsep jujur, sabar, demokrasi, dan lain-lain. Di samping itu untuk mengajarkan aturan dan prinsip, seperti aturan dan prinsip zakat, waris, dan lain-lain.
·         Pemakai video untuk tujuan psikomotor dapat digunakan untuk memperlihatkan contoh keterampilan gerak, seperti gerakan shalat, adab makan bersama, cara pengurusan mayat-mayat, dan lain-lain. Melalui media ini, siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka mencobakan keterampilan yang menyangkut gerakan tadi.
·         Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, film dan video dapat menjadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi.
Selain itu juga perlu diketahui panjangnya film dan vidio tersebut, tingkat rekomendasi film, tahun produksi serta diskripsi dari film dan vidio tersebut. Setelah itu film atau vidio tersebut diintegrasikan dengan rencana pelajaran. Sebaiknya film atau video tersebut diujicobakan memuat rencana secara eksplisit cara menghubungkan film tersebut dengan kegiatan-kegiatan lainnya.
2.  Mempersiapkan kelas, audien dipersiapkan terlebih dahulu supaya mereka mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikiran mereka sewaktu menyaksikan film atau vidio tersebut. Untuk itu dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut; a) menjelaskan maksud pembuatan film, b) menjelaskan secara singkat isi film, c) menjelaskan bagian-bagian yang harus mendapat perhatian khusus sewaktu menonton film, d) harus dijelaskan mengapa terdapat ketidak cocokan pendapat dengan bagian isi film bila ditemui ketidak sesuaian.
3.  Langkah penyajian, setelah audien dipersiapkan barulah film atau vidio diputar. Dalam penyajian ini harus disiapkan perlengkapan yang diperlukan antara lain: proyektor, layar, pengeras suara, power cord, film, ekstra roll, dan tempat proyektor. Guru harus memperhatikan keadaan ruangan gelap atau tidak, dan juga harus dapat menghubungkannya dengan berbagai alat lainnya.
4.  aktifitas lanjutan, aktifitas lanjutan ini dapat berupa tanya jawab, guna mengetahui sejauh mana pemahaman audien/ siswa terhadap materi yang disajikan. Kalau masih terdapat kekeliruan bisa dilakukan dengan pengulangan pemutaran film tersebut. Pengertian yang diperoleh audian dari melihat film akan lebih banyak manfaatnya bila diikuti dengan aktifitas lanjutan. Aktifitas tersebut dapat berupa ; a) membaca buku tentang masalah yang ditonton jika buku tersebut tersedia, b) membuat karangan tentang apa yang telah ditonton, c) mengunjungi lokasi dimana film tersebut dibuat, d) jika dipandang perlu, adakan tes atau ujian tentang materi yang disajikan lewat film tersebut.
D. Kelebihan dan Kekekurangan Media Audio Visual
Ada banyak keuntungan yang dapat diperoleh dalam penggunaan media audio visual sebagai media untuk menyampaikan pelajaran terhadap anak didik. Di antara keuntungan atau manfaat tersebut antara lain:
1.  Film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan suatu ketrampilan tangan dan sebagainya.
2.  Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.
3.  Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni.
4.  Dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus melihat penampilannya.
5.  Kalau film tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang diperagakan.
6. Dapat menggambarkan teori sains dan animasi.
7. Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang,
8. Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak atau objek yang berbahaya seperti harimau,
9. Gambar proyeksi biasa dibekukan untuk diamati dengan seksama. Guru bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan gambar tersebut, kontrol sepenuhnya di tangan guru,
Sedang kelemahan-kelemhan video sebagai media audio visual gerak dalam proses belajar mengajar adalah:
1) Perhatian penonton sulit dikuasai, parsitipasi mereka jarang dipraktikan.
2) Sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain.
3)  Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna.
4)  Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.
 BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Media audio visual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat. Media audio visual terdiri atas audio visual diam dan audio visual gerak. Dan dilihat dari segi keadaannya, media audio visual dibagi menjadi audio visual murni dan audio visual tidak murni. Media audio visual yang dimaksudkan dalam proses pembelajaran disini yaitu media audio visual gerak atau audio visual murni.
Jenis media yang termasuk dalam kelompok Media audio visual gerak adalah film gerak bersuara, video dan televisi.
1.  Film Gerak Bersuara
Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar. Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan melalui film, antara lain tentang proses yang terjadi dalam tubuh kita atau yang terjadi dalam sebuah industri, kejadian-kejadian alam, tatacara kehidupan di negara asing, berbagai industri dan pertambangan, mengajarkan suatu keterampilan, sejarah kehidupan orang-orang besar dan sebagainya.
Jenis-jenis film untuk konteks pembelajaran, di antaranya adalah:
1.         Film dokumenter (documentaries).
2.         Docudrama
3.         Film drama dan semidrama
Teknik-teknil yang dapat digunakan dalam pembuatan film antara lain sebagai berikut:
1. Direct photography
2. Slow motion photography
3. Lapse photography
4. Animated photography
5. Photomicrography
6. Telescopic photography
7. Film mography

2.  Video
Pada dasarnya terdapat dua jenis video dalam layar komputer, yaitu video analog dan video digital.
3.         Televisi           
Televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur gerakan. Dilihat dari sudut jumlah penerima pesannya, televisi tergolong ke dalam media massa.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penggunaan film dan video sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.                  Langkah persiapan guru
2.         Mempersiapkan kelas
3.         Langkah penyajian
4.         aktifitas lanjutan

Ada banyak keuntungan yang dapat diperoleh dalam penggunaan media audio visual sebagai media untuk menyampaikan pelajaran terhadap anak didik. Di antara keuntungan atau manfaat tersebut antara lain:
1.    Film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan suatu ketrampilan tangan dan sebagainya.
2.    Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.
3.    Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni.
4.    Dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus melihat penampilannya.
5.    Kalau film tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang diperagakan.
6.    Dapat menggambarkan teori sains dan animasi.
7.    Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang,
8.    Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak atau objek yang berbahaya
9.    Gambar proyeksi biasa dibekukan untuk diamati dengan seksama.
Sedang kelemahan-kelemhan video sebagai media audio visual gerak dalam proses belajar mengajar adalah:
1) Perhatian penonton sulit dikuasai, parsitipasi mereka jarang dipraktikan.
2) Sifat komunikasinya bersifat satu arah.
3)  Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna.
4)  Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa
Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran. Jalarta: Referensi (gp press group)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar